Anda di halaman 1dari 20

TUGAS CRITICAL BOOK REPORT

AGAMA KRISTEN PROTESTAN

OLEH :

KELOMPOK 3&4 :

CELLA JUWITA (5163111006)

RASMEMA MANIK (5161111040)

YUDI PAKPAHAN (5163111046)

ERISA SIBURIAN (5163111015)

LEO RIKKI BINARDO HUTAGALUNG (5161111028)

RUHUT M NAPITUPULUH (5163111040)

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat
dan kasih karunia-Nya, kami bisa menyusun critical book report agama Kristen
Protestan ini, adapun kami menyelesaikan tugas laporan critical book ini sebagai
salah satu tugas untuk mata kuliah Agama Kristen Protestan. Semoga laporan
critical book ini bisa memberikan referensi dan pengetahuan umum kepada
pembaca nantinya.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu karena


bimbingan dan pengarahannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktunya. Kami juga berterimakasih kepada orang-orang yang
memberikan pikirannya dalam laporan ini sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini.

Penyusun juga menyadari masih banyak kekurangan dari laporan ini,


termasuk dalam segi penulisan dan struktur isi dari laporan ini. Kiranya penyusun
memohon untuk para pembaca atas kritik dan sarannya agar untuk kedepannya
kami bisa membuat laporan critical book yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga
laporan critical book ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2018

Hormat kami,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Identitas Buku Utama ......................................................................................... 1


B. Identitas Buku Pembanding ................................................................................ 1

BAB II RINGKASAN ................................................................................................ 2

BAB III ANALISA BUKU ...................................................................................... 14

A. Keunggulan Buku ............................................................................................. 14


B. Kelemahan Buku .............................................................................................. 14

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini semakin tingginya perkembangan pengetahuan dan teknologi
membuat manusia menjadi melupakan pentingnya firman Allah dalam kehidupan
kita. Untuk itu kita membutuhkan pentingnya arahan dari suatu pengetahuan
betapa pentingnya pembelajaran agama dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini.
Menurut Calvin, pendidikan Kristen adalah proses pemupukan akal orang-
orang percaya dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui
sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja sehingga di dalam diri
mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang
diaplikasikan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Yesus Kristus,
berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya
Berdasarkan pemahaman Calvin tentang pendidikan Kristen maka
menurut John Calvin, tujuan Pendidikan Kristen adalah mendidik semua warga
gereja agar mereka dilibatkan dalam penelaahan Alkitab secara cerdas
sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil bagian dalam
kebaktian serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara mewujudkan suatu
pengabdian diri kepada Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-
hari, serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah, demi kemuliaan
namaNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus
Kristus.
Untuk itu dibutuhkan referensi yang tepat dalam pendidikan Agama Kristen
ini agar pembaca mendapatkan pengetahuan yang baik tentang ajaran-ajaran
Kristus dalam Firman Tuhan. Di sini kami menyajikan critical book report untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai salah satu buku pendidikan
Agama Kristen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi pendidikan Kristen dalam perkembangan
pengetahuan dan teknologi dewasa ini?

1
2. Apa pentingnya Pendidikan Agama Kristen dipelajari ?
3. Bagaimana isi dari buku Pendidikan Agama Kristen yang direview ini
?
C. Tujuan Penulisan CBR
1. Untuk mengetahuai fungsi dari pendidikan Kristen dalam
perkembangan pengetahuan dan teknologi.
2. Untuk mengetahui pentingnya mempelajari Pendidikan Agama
Kristen.
3. Mengetahui isi dari buku Pendidikan Agama Kristen yang telah
direview.
D. Identitas Buku Utama
Judul Buku : Pendidikan Agama Kristen
Penulis : E.G Homrighaussen
Penerbit : Badan Penerbit Kristen Mulia
Tahun Terbit : 2005
ISBN : 978-979-4158-70-8

E. Identitas Buku Pembanding


Judul Buku : Pengantar ilmu Agama
Penulis : Koentjaraningrat
Penerbit : PT Renaka Cipta
Tahun terbit : 1990
ISBN : 978-602-6470-02-7

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PENDIDIKAN AGAMA DALAM ALKITAB
Pendidikan agama mulai ketika agama sendiri mulai muncul dalam hidup
manusia. Tiap-tiap agama di dunia ini mempunyai sistem pendidikannya sendiri-
sendiri. Untuk menemukan akar-akar dari PAK itu, haruslah kita menggali dalam
Alkitab, tempat Tuhan menyatakan rahasia keselamatanNya kepada bangsa Israel.
Alkitab itu satu-satunya sumber pengetahuan kita mengenai rancangan
keselamatan itu, dan Alkitablah yang melukiskan dengan terang bgaimanakah
wujud dan maksud pendidikan agama itu. Banyak sekali keterangannya yang
menarik hati mengenai isi dan cara melaksanakan pendidikan agama itu.
Perjanjian Lama
Nenek moyang kaum Israel, Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru bagi
seluruh keluarganya. Sebagai bapak-bapak dari bangsanya, mereka bukan saja
menjadi imam yang merupakan pengantara antara Tuhan dengan umat-Nya, tetapi
juga menjadi guru yang mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang
mulia itu dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun-
temurun.
Selain dari mereka itu jangan hendaknya kita lupa akan pendidikan yang
diselenggarakan oleh imam-imam dalam bait suci. Merekalah yang menerangkan
serta memeliharakan undang-undang mengenai kebaktian. Mereka juga yang
mengajarkan hukum-hukum tentang kebersihan dan kesehatan, makanan
pantangan dan perhubungan kelamin, dan banyak hukum lagi, yang harus
diketahui dan dituruti oleh umat suci itu. Tiap-tiap keturunan Israel
menyampaikan pula segala pengajaran dan peraturan itu kepada keturunan yang
berikut. Proses ini berlangsung terus berates-ratus lamanya.
Perjanjian Baru
Apabila kita hendak menyelidiki soal pendidikan agama dalam hubungan
Perjanjian Baru. Tentu saja pertama-tama dan khususnya kita harus mengarahkan

3
pandangan kita kepada Tuhan Yesus sendiri. Disamping jabatan-Nya sebagai
penebus dan pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi seorang Guru yang Agung.
Tugas mengajar itu tentu diserahkan khususnya kepada kaum guru yang
telah mempunyai karunia dan latihan istimewa untuk pekerjaan yang mulia itu,
tetapi seluruh jemaat tetap mendukung dan mendoakan mereka itu. Mulai dari
abad pertama Masehi, Pendidikan Agama kristen menyiapkan orang untuk masuk
ke dalam persekutuan jemaat Kristen, dan setelah disambut dalam jemaat itu
mereka dididik terus supaya semakin lama semkin brakar dalam pengetahuan dan
pengenalan yang mendalam tentang Yesus Kristus.

BAB II
TENAGA PENDORONG
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Sebelum kita dapat membahas soal-soal lain mengenai PAK, terlebih
dahulu kita menanyakan apakah sebabnya kita mau member pendidikan itu. Tentu
saja bukan dengan sendirinya kita hendak melakukan tugas itu. PAK itu bukan
ciptaan pikiran kita sendiri, melainkan yang mendorong kita untuk melaksanakan
pekerjaan itu ialah tenaga pendorong dari luar, yang masuk ke dalam hidup kita
dan kini berkuasa atas kita.
Dengan perkataan lain kita boleh mengatakan bahwa seharusnyalah di
dalam PAK itu terdapat suatu “dinamika”, suatu daya atau tenaga, yang menyuruh
dan mendesak kita, suatu dorongan yang memberi hak dan kemungkinan kepada
kita untuk bekerja dalam tugas yang suci.
DORONGAN-DORONGAN ASASI DALAM PAK
Apakah sebabnya kita terdorong untuk mengajarkan kepercayaan Kristen
kepada jemaat dan orang-orang lainnya itu? Atau dengan perkataan lain, apakah
sebenarnya tenaga pendorong yang suci itu? Untuk menjawab soal itu baiklah kita
tunjuk kepada penyataan Allah Tritunggal itu. Pertama-tama kita memberikan
PAK itu oleh karena Allah sendiri telah menyatakan diriNya. Inilah dasar mutlak
segala pengajaran kita. Alah tidak bersemayam di dalam sorga saja dengan tidak
mengacuhkan nsib dunia dan manusia. Sebliknya, Alkitab menyaksikanbahwa

4
Allah tetap bekerja di dalam dunia da bagi dunia itu. Ia tak akan mau
menyembunyikan diri, melainkan telah membukakan rahasia hakikatNya, yakni Ia
mengsihi dunia dan telah mau mengerjakan keselamatanNya.
PEMBARUAN DORONGAN-DORONGAN KITA
Pembaruan dorongan dan semangat kita tentu merupakan soal yang
penting. Segala gerja yang sudah tua, dan segala pekerja gereja yang sudah lama
bekerja dalam PAK itu, selalu harus menjaga agar mereka jangan kehilangan api
dan tenaga semula itu. Bagaimana kita dapat memelihara dan mempertahankan
pendorong itu, supaya pekerjaan kita jangan menjadi suat kebiasaan atau
kewajiban yang membosankan saja? Jawabannya kita harus kembali ke Alkitab.
Perlulah kita membaca ulang Alkitab seperti pertama kalinya membaca Alkitab
sambil berdoa supaya Tuhan membuka mata rohanikita untuk menyelami segala
kekayaanNya. Karena disini terdapat satu-satunya sumber pengetahuan kita
tentang kehidupan baru.

BAB III
HAKIKAT DAN ARTI
Pendidikan Agama Kristen

Pembatasan Istilah PAK


Selaku judul kitab ini telah dipilih Nama “Pendidikan Agama Kristen”.
Sebaiknya kita berpegang pada nama itu, supaya jangan timbul salah paham
tentang maksud kita. PAK ini harus bedakan dari nama-nama lain, seperti
Pendidikan Kristen, atau Pengajaran Kristen, dan Pendidikan Agama atau
Pengajaran Agama, yang memang tidak sama artinya.
Pendidikan Kristen biasanya diperguanakan untuk pengajaran disekolah-
sekolah Kristen, baik di sekolah-sekolah rakyat, maupun sekolah lanjutan, yang
masih dijalankan oleh gereja atau organisasi Kristen. Jadi nama ini menunjukaan
pada pengajaran biasa, tetapai yang diberikan dalam suasana Kristen.

Pak Sebagai Tugas Gereja

5
PAK adalah salah satu dari tugas-tugas gereja yang banyak itu bukan
hanya satu-satunya gereja, melainkan satu di antara yang lain. Sudah tentu kita
menganggap PAK itu sebagai salah satu tugas gereja yang sangat penting. Gereja
mempunyai tugas mengadakan kebaktian umum, dan di dalam kebktian gereja
juga wajib membritakan Firman Tuhan dengan Khotbah. Gereja wajib pula
menunjukan kasih Kristus kepada sekalian orang. Dan disamping itu gereja juga
tak lupa tugasnya di lapangan pengajaran dan pendidikan, bahkan PAK tu kini
makin lama makin diutamakan dan dipentingkan. Misalnya: Sekolah Minggu dan
mengajar.
Oleh sebab itu tak boleh kita memandang PAK itu sebagai sesuatu
Sembilan saja. Pekerjaan ini selayaknya dan sewajarnyalah terhisab dalam tugas
gereja yang sah, sehingga harus dilaksanakan bersama oleh seluruh anggota
jemaat.

Lapangan Kerja PAK


Kita mengerti bahwa lapangan krja PAK itu sebenarnya sangat luas. PAK
di dalam masyarakat kita dapatlah kita bagikan misalnya seperti berikut: PAK
dalam jemaat, PAK di segala lembaga persekolahan, dan PAK diperguruan-
perguruan teologi. Bagian yang akan diuraikan dalam kitab ini khususnya
mengenai PAK di dalam lingkungan Jemaat, meskipun nanti kita memakai satu
bab tersendiri untuk membahas soal PAK di sekolah-sekolah negeri.

BAB IV
OBJEK-OBJEK
Pendidikan Agama Kriste
Wujud Dan Perlunya Objek-Objek Itu
Dengan demikian kita sudah mulai mengerti apakah wujud dari objek
PAK itu. Wujud itu dapat kita ibaratkan dengan suatu sasaran bila
kita menembak dengan sanapan. Segala pekerjaan yang ehndak kita lakukan
berhubungan dengan PAK ialah melaksanakan panggilan Allah di dlaam dunia
ini. Itulah tujuan yang pasti, meskipun kita akan menghadapi kesukaran-kesukaran

6
yang kompleks. Kita kurang menghormati Tuhan, apabila kita bekerja degan tjuan
yang kabur-kabur saja, malahan kita tidak berhak memakai waktu Tuhantanpa
tujuanyang tepat. Kebenaran ini khususnya mengenai segala usaha kita dilapangan
PAK. Tambahan pula kita membutuhkan objek-objek itu untuk menentukan
derajat pengajaran kita.
Objek-objek PAK
1. Memberikan murid-murid perasaan penghargaan terhadap dirinya sendiri.
2. Membuat mereka menadi warga yang bertanggung jawab.
3. Supaya mereka belaar menghargai dunia ini.
4. Supaya mereka dapat membedakan nilai-nilai yang baik dan yang ahat.
5. Supaya mereka dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka sendiri
dengan filsafat hidup mereka.

BAB V
ILMU JIWA
dan Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen mempertemukan manusia dengan Allah.


Sekarang marilah kita mengarahkan perhatian kita kepada pihak manusia, karena
jikalau kita hendak membimbing manusia kepada TuhanNya, perlu kita
mengetahui siapakah manusia itu. Dalam pendidikan selalu kita harus mengenal
objek pendidik itu. Seorang guru besar mengenal mahasiswanya, dan seorang
guru sekolah perlu mengetahui jiwa murid-muridnya. Seorang gembala Jemaat
tidak sanggup memimpin dan memelihara kawan dombanya, kecuali jikalau ia
mengetahui segala jiwa dan tingkah laku domba-domba besar-kecil itu.

Sumbangan Ilmu Jiwa Mengenai Pelajaran


Ilmu jiwa tak boleh kita kacaukan dengan ilmu teologi. Ilmu jiwa tidak
bermaksud dan tidak sanggup memberikan suatu pandangan hidup yang tertentu,
misalnya pandangan hidup Kristen, karena ilmu jiwa itu suatu ilmu pengetahuan
umum. Seorang guru di Lapangan Pendidikan Agama perlu mengetahui dan

7
mempergunakan hukum-hukum ilmu jiwa menenai pelajaran. Hukum-hukum
yang terpentng untuk maksud kita adalah seperti berikut:
1. Pelajaran menuntut minat yang sungguh
2. Belajar menuntut latihan praktis.
3. Perlu diperhatikan beda watak dengan umur orang-orang didikan kita.
4. Pelajaran sangat dipengaruhi oleh perasaan (emosi).
5. Pelajaran ada segntut daya pendorong sosialnya.
6. Pelajaran menuntut daya pendorong yang lebih baik.
7. Pelajaran harus dilakukan dengan berbagai-bagai jalan.
8. Belajar lebih penting dari mengajar.

BAB VI
PENDETA
dan Pendidikan Agama Kristen

Kedudukan Dan Pentingnya Pendeta


Jabatan Pendeta dapat kita tinjau dari 3 jurusan. Pertama, sebagai suatu
karunia Tuhan, seperti diiuraikan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di efesus.
Disamping itu pendeta jugs merupakan sutu pangkat dalam hubungan dengan
organisasi gereja, suatu kedudukan resmi. Dan akhirnya pekerjaan pendeta adalah
suatu fungsi atau suatu tugas yang tertentu. Pada hakikatnya ketika aspek ini
mengenai gereja pula: gereja adalah pemberian Allah: gereja adalah suatu
organisasi di tengah-tengah masyarakat.
Pendeta DanPendidikan Agama Kristen
Pendeta memimpin segala pekerjaan dalam jemaat: dialah yang diangkat
dan dikhususkan untuk mengemudikan dan menggiatkan segala keaktifan jemaat.
Oleh sebab itu sangat penting pendirian pendeta terhadap soal pendidikan agama.
Bagimanakah Tugas pendeta yang khusus terhadap PAK?
Pertama, Pendeta menjadi penilik umum bagi segala cabang pendidikan
agama itu. Tak perlu ia sendiri yang melakukan segenap pekerjaan itu, tetapi
memang perlu ia mengetahui pendidikan macam apakah yang dipakai. Harus ada

8
hubungan yang erat antara pendeta dengan Sekolah Minggu, katekisasi dan
kursus. Pendeta juga membela dan memprogramkan PAK. Dalam khotbahnya
haruslah ia menunjukan kepada pentingnya pendidikan itu bagi seluruh Jemaat.
Disamping itu Pendeta juga harus mempelajari segala soal tentang PAK, baik
mengenai isi dan rencananya, maupun cara-cra yang perlu dipakai. Harus ada
hubungan yang erat antara pendeta dengan segala sekolah minggu, katekisasi dan
kursus.

Pendeta Sebagai Guru


Seharusnya Pendeta harus menjadi guru yang cakap. Pendeta harus
sanggup mnguraikan suat pokok dengan jelas dan menarik hati. Tidak
cukupuraian itu bagi dirinya sendiri tetapi perlu menjadi jelas pula bagi setiap
pendengarnya. Bahkan bagi yang paling sederhana sekalipun. Seluruh
pendengarnya harus dapat mengerti dan mempelajari apa yang akan diajarkan
pendeta kepada mereka.

BAB VII
ALKITAB
dalam Pendidikan Agama Kristen

banyak orang menyerupai sida-sida Habsyi yang ingin mengetahui tentang


isi dan arti Kitab suci, tetapi belum ada orang yang menunjukkan jalan kepadanya.
Penjelasan isi Alkitab adalah dasar dan pusat dan maksud yang terutama dalam
pengajaran agama itu. Untuk menguraikan hal ini labih jauh marilah kita
membahas dengan mengarahkan perhatian kita pada tiga tahap soal.
Apakah sebabnya Alkitab mempunyai kepentingan mutlak?
Alkitab adalah sebuah kitab yang mutlak, oleh sebab hanya kitab ini saja
yang menyampaikan Injil Tuhan Yesus Kristus, ialah kabar baik tentang
Juruselamat yang masuk ke dunia ini menebus segala dosanya, supaya manusia
diperdamaikan pula dengan Allah. Segenap rancangan dan pekerjaan keselamatan

9
yang diwujudkan Tuhan di antara bangsa manusia dibentangkan dan
diberitahukan kepada kita hanya dalam Alkitab saja. Kesaksian Alkitab tentang
perbuatan-perbuatan Tuhan yang agung itu merangkumi cerita mengenai
penciptaan dunia, sejarah perkembangan umat pilahan Tuhan, yakni bangsa
Ibrani, pengalaman jiwa orang-orang saleh, berita-berita nabi-nabi besar, hukum-
hukum Tuhan yang diletakkan Tuhan dalam Taurat bagi bangsa Israel dan seluruh
umat manusia, penyataan Diri-Nya dalam Anak-Nya Yesus Kristus, segenap
riwayat hidup, kerja, sengsara, kematian dan kemenangan juruselamat itu, dan
segala hasilnya dalam hidup baru yang telah terbit dalam dunia ini, hidup mana
mulai tampak dalam jemaat Kristen.
Apakah yang hendak diajarkan tentang Alkitab?
Hendaknya kita memberi kepada jemaat kita pandangan yang jujur
mengenai Alkitab. Barulah kita mulai mengerti bahwa isi Alkitab adalah Firman
Tuhan kepada kita sendiri, yang menghiburkan dan menegakan kita kembali.
Sebab dalam perkataan Alkitab itu sunguh-sungguh bertemu dengan Allah.
Wajah Alkitab adalah Yesus Kristus. Segala bagian lain dalam alkitab
tentu masing-masing ada pentingnya, tetapi yang paling penting ialah kesaksian
tentang Yesus Kristus.

Bagimana Alkitab itu harus diajarkkan?


1. Pengajaran tentang Alkitab harus disesuaikan dengan umur murid.
Orang dewasa menaruh minat terhadap soal-soal mengenai soal-soal mengenai
perhubungan, dan pergaulan perseorangan, mengenai masyarakat, nikah dan
rumah tangga dan sebgainya. Tentu saja tiap-tiap golongan umur itu perlu belajar
tentang inti sari dan maksud yang etrutama dari seluruh Alkitab, tetapi sebaiknya
melalui jalan yang sesuai dengan pengertian, minat dan sifat tiap-tiap golongan
itu.
2. Pengajaran Alkitab harus diberitakan dengan memakai cara-cara yang efektif.
Untuk menguraikan metode-metode itu sejelas-jelasnya perlu waktu yang lama,
uraian semacam itu sebenarnya menuntut suatu kursus atau rentetan pelajaran
tersendiri.

10
BAB VIII
METODE-METODE
dalam Pendidikan Agama Kristen

6.1 Arti metode


Kita mencapai sesuatu dengan memakai metode. Seorang petani memakai
metode yang tertentu untuk pertanianya, dan seorang ibu rumah tangga memakai
metode untuk memasak. Dalam tiap-tiap usaha ada metode-metode yang baik
yang kurang berguna.
Dalam PAK metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan yang aktif,
yang kita lakukan bagi firman Tuhan dan bagi sesame mannusia, supaya kedua
pihak itu bertemu satu sama lain. Metode senantiasa hanya jalan dan alat saja,
bukan tujuan.
6.2 Penilaian terhadap beberapa metode
Marilah kita membahas dengan singkat beberapa motode yang sudah biasa
kita pakai atau yang sudah umum dipakai ditempat lain.
1. Metode kuliah atau ceramah.
Ialah cara mengajar sebagai pembentangan sesuatu pokok oleh guru. Gurulah
yang berbicara, murid-murid tinggal diam, mendengar saja. Mereka berusaha
memperhatikan apa yang diperhadapkan kepadanya sambil membuat catatan.
2. Metode Bercerita
3. Metode percakapan atu diskusi
4. Metode lakon atau sandiwara
5. Metode penyelidikan
Cara ini umpamanya dapat dipakai berhubung dengan katekisasi, atau dalam suatu
kelompok yang memeriksa berbagai-bagai pokok dalam Alkitab. Kita memberi
beberapa pokok kepada murid-murid untuk diselidiki dan dipelajari sendiri.
6. Metode Audio-visual

11
Metode ini menggunakan gambar-gambar terang, film bersuara, papan flannel,
piringan-piringan hitam dan sebagainya.
7. Metode mengahafal
8. Metode bertanya
Ini semua mengenai metode, kita boleh memilih segala jalan dan cara, asal
sesuai dengan tuntutan pelajaran kita dan dapat menjadi penolong untuk
mempertemukan Firman Tuhan dengan didikan kita.

BAB IX
RENCANA PELAJARAN
dalam Pendidikan Agama Kristen
Gereja kita membutuhkan pemimpin-pemimpin, karena faktor
kepemimpinan itu merupakan bagian yang mutlak dari seluru hidup, pekerjaan
dan organisasi gereja. Dewasa ini biasanya gereja memandang para pendeta
sebagai pemimpinnya. Memang golongan Pendeta itu sangat penting bagi
pembangunan jemaat, tetapi gereja bukan saja memerlukan tenaga yang dilatih
dalam sekolah teologi dan ditahbiskan dalam jabatan pendeta, tetapi uga banyaka
peabat dan pekera yang lain seperti panatua, guru sekolah minggu, pengurus
pemuda, dll. Oleh sebab itu Pendeta yang bijaksana, bersama denga majelis
gerejanya, selekas meungkin mengarahkan kaum awam, anggot-anggota biasa,
supaya turut melayani emaaat dalam rupa-rupa pangkat dan tugas. Kalau tidak,
lama-lama pendeta akan rusak kesehatannya dan tenggelam dalam lautan
pekeraan yang terlalu banyak itu.

BAB X
PENGINJILAN
dan Pendidikan Agama Kristen
Arti Penginjilan
Penginjilan adalah pemberitaan kabar kesukaan, yang memanggil manusia
untuk mempercayai segala anji Allah dalam Yesus Kristus, sehingga manusia
menyesali dosa-dosanya dan hidup berserah kepada Kristus.

12
Penginjilan dalam PAK
Bagaimanakah tempat penginjilan itu didalam rangka PAK. Ada separuh
orang berpendapat bahwa kedua hal itu harus dibedakan, malah diceraikan satu
dari yang lain. bPAK itu bukan hanya menyampaikan beberapa teori saja, atau
menguraikan ajarn dan kesusilaan Kristen secara ilmu pengetahuan yang abstrak,
melainkan PAK itu seharusnya bukan saa menu otak dan akal para murid, tetapi
uga seluruh perasaan dan kehendak mereka. hendaknya PAK penuh semangat
penginjilan yang berapi-api, sehingga dapat diperalat oleh Tuhan untuk
menobatkan dan memperbaharui hati sanubari, bahkan segenap hidup orang yang
menerimanya.
Sudah tentu kita memakai dua kata Yunani yang berbeda, ialah “kerugma”
dan “didache” kerugma itu berita yang diumumkan oleh bentara yang diutus oleh
raja, seperti Yohanes Pembaptis menjadi bentara bagi Kristus di dalam
memberitakan kepada seluruh rakyat tentang kerajaan Allah yang sudah dekat itu.
"LAUBALE"

13
BAB III

ANALISIS BUKU

A. Keunggulan Buku

Dari kedua buku ini review penulis menemuka keunggulan dari setiap buku,
adapun keunggulan bukunya adalah sebagai berikut:

Buku utama: Cover untuk buku utama, sudah baik dimana


menggunakan gambar bejana yang artinya pembentukan
manusia. Dari segi isi pada buku utama pembahasannya
sangat luas dan mencakup aspek-aspek spiritualitas
keagamaan, tata bahasa dan penulisan buku juga
termasuk baik dan mudah dipahami, sehingga pembaca
menjadi mudah memahami dan mendapatkan
pengetahuan dalam isi buku ini. Dan untuk segi
orisinalitas buku ini sudah memiliki teori yang asli dan
dapat dipertanggungjawabkan dimana referensi-referensi
sudah sesuai dengan daftar pustaka yang tertulis dalam
buku ini.

Buku pembanding: Pada buku pembanding terdapat kesamaan dalam


keunggulannya yaitu penggunaan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti. Dari segi orisinalitas buku
pembanding ini juga dapat dipertanggungjawabkan
isinya, dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tertulis
dalam alkitab.

B. Kelemahan Buku

Buku utama: Dari segi penulisan isi buku ini masih ada juga sedikit
kesalahan dalam penulisannya. Dan buku ini isinya

14
adalah tentang cara mengajarkan alkitab. Buku ini
kurang begitu menekankan manfaat dari pendidikan
Agama Kristen dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

Buku pembanding: Dari segi penulisan dalam buku pembanding masih


banyak kesalahan dalam penulisannya, dan juga buku ini
sudah terlalu lama terbitnya dan bias dikatakan buku ini
sudah tidak terlalu mutakhir isinya untuk dijadikan
sumber referensi.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada buku utama, kita dapat mempelajari tentang pendidikan agama Kristen
dalam meningkatkan spiritualitas kita. Sehingga buku ini dapat memberikan
pengetahuan kita tentang konsep Kristen di dalam peribadatannya. Buku ini juga
membuat kita mudah mengenal konsep-konsep ibadah yang baik. Sehingga kita
tidak melupakan ibadah yang baik itu dalam menghadapi perkembangan
pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang pesat saat ini.

Pada buku pembanding kita dapat mempelajari tentang pendidikan agama


Kristen dalam meningkatkan kebudayaan kultur Kristen, buku ini dapat dikatakan
baik dalam penulisan dan pemahamannya. Hanya saja dalam perbedaannya
dengan buku utama dapat dilihat dari segi isi aspek yang dijadikan pembahasan.

B. Saran

Saran saya pada buku utama dan pembanding adalah penulisan dalam kedua
buku ini hendaknya diperbaiki sehingga pembaca tidak bingung dalam memahami
kata-kata dalam setiap penulisannya, penggunaan tanda baca dan penulisan
paragraf juga tidak boleh salah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Horighaussen, E.G. 2005. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta : Badan Penerbit


Kristen Gunung Mulia

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Agama. Jakarta : PT Renaka Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai