“INTERAKSI SOSIAL”
SMPN 4 KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi
dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Guru mengajar merupakan contoh interaksi
sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak
sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder.
Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk
contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B
meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor
meniru orang lain. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa
terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau bisa juga
dipengaruhi karena iklan. Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor
adanya individu yang mengindentikkan (menjadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh
menyamakan kebiasaan pemain sepak bola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain. Empati adalah interaksi sosial
yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari
simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan
adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial.
Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi,
asimilasi, akulturasi, kooperasi atau kerjasama (Intinya interaksi sosial yang baik-baik,
kerjasama, rukun, harmonis, serasa, dan lain-lain). Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi,
dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin,
bertengkar, dan lain-lain).
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka
waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,
karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling
mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.teraksi sosial merupakan suatu fondasi dari
hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi
sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada
dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka
proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam
kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan
yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat
berinteraksi ataupun bertukar pikiran.
Tujuan penulisan makalah ini secara langsung menjwab daripada rumusan masalah
dalam materi makalah “Interaksi Sosial” adalah sebagai berikut :
LANDASAN TEORI
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal
yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.
Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin,
usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan
berbusana, dan wacana. Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui
dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas.
Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak
pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan
aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang
dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang
dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
2.2. Faktor-faktor Proses Interaksi
a. Faktor Imitasi
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat
(Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi.
a. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti bersama-sama dan
tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak adalah bersama-sama
menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai
gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat
mengadakan hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara
berbicara dengan orang yang bersangkutan. Dengan berkembangnya teknologi dewasa
ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf,
radio, dan yang lainnya yang tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada orang lain (yang
berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan
perasaan kelompok dapat diketahui olek kelompok lain aatau orang lain. Hal ini
kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap
tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah
tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan
kemenangan. Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerja sama antar perorangan
dan atau antar kelompok. Tetapi disamping itu juga komunikasi bisa menghasilkan
pertikaian yangterjadi karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Marilah kita sebagai anak muda bangsa Indonesia untuk terus saling melakukan
banyak interaksi sosial tanpa melihat dengan pandangan suku, ras, agama ataupun dari segi
sudut pandang manapun.