Anda di halaman 1dari 7

GANGGUAN ASAM-BASA

ASIDOSIS DAN ALKALOSIS

Koreksi Asidosis oleh Ginjal-Peningkatan Ekskresi Ion Hidrogen dan


Penambahan Ion Bikarbonat ke dalam Cairan Ekstrasel

Merujuk pada persamaan Henderson-Hasselbalch, bahwa asidosis terjadi ketika rasio HCO3-
terhadap CO2 dalam cairan ekstrasel menurun, sehingga menyebabkan penurunan pH. Bila
rasio ini menurun akibat penurunan HCO3- , asidosis yang terjadi disebut asidosis metabolik.
Bila pH turun karena peningkatan PCO2, asidosis yang terjadi disebut asidosis respiratorik.

Asidosis Menurunkan Rasio HCO3-/H+ dalam Cairan Tubulus Ginjal

Asidosis respiratorik dan metabolik menyebabkan penurunan rasio HCO3- terhadap H+ dalam
cairan tubulus ginjal. Akibatnya, terdapat kelebihan H+ di dalam tubulus ginjal, menyebabkan
reabsorpsi HCO3- yang menyeluruh dan masih menyisakan ion H+ tambahan yang tersedia
untuk bergabung dengan dapar urin, NH4+ dan HPO4+ . Jadi, pada asidosis, ginjal
mereabsorpsi semua HCO3- yang difiltrasi dan menyumbangkan HCO3- baru melalui
pembentukan NH4 dan asam yang dapat dititrasi.
Pada asidosis metabolik, kelebihan H+ melebihi HCO3- yang terjadi di dalam cairan
tubulus secara primer disebabkan penurunan filtrasi HCO3-. Penurunan filtrasi HCO3- ini
terutama disebabkan oleh penurunan konsentrasi HCO3- cairan ekstrasel.
Pada asidosis respiratorik, kelebihan H+ di dalam cairan tubulus terutama diakibatkan
oleh peningkatan PCO2 cairan ekstrasel, yang merangsang sekresi H+.
Pada asidosis kronis, tanpa menghiraukan apakah asidosis bersifat respiratorik atau
metabolik, terdapat peningkatan produksi NH4+, yang selanjutnya turut berperan
menyebabkan ekskresi H+ dan penambahan HCO3- baru ke dalam cairan ekstrasel. Pada
asidosis kronis yang berat, sebanyak 500 mEq/hari H+ dapat diekskresikan dalam urin,
terutama dalam bentuk NH4+; hal ini kemudian turut berperan menyebabkan penambahan
HCO3- baru ke dalam darah sampai 500 mEq/hari.

Tabel : Ciri-ciri Gangguan Asam-Basa Primer


pH H+ PCO2 HCO3-
Normal 7,4 40 mEq/L 40 mmHg 24 mEq/L

Asidosis respiratorik

Alkalosis respiratorik

Asidosis metabolik

Alkalosis metabolik
Kejadian primer ditunjukkan oleh panah yang rangkap. Perhatikan bahwa gangguan asam-basa
respiratorik diawali dengan peningkatan atau penurunan PCO2, sedangkan gangguan metabolic
diawali dengan peningkatan atau penurunan HCO3-

Tabel di atas merangkum ciri-ciri asidosis respiratorik dan metabolik, dan juga ciri-
ciri alkalosis respiratorik dan metabolik, yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
Perhatikan bahwa pada asidosis respiratorik, terdapat penurunan pH, peningkatan konsentrasi
H+ cairan ekstrasel, dan peningkatan PCO2, yang merupakan penyebab awal asidosis.
Respons kompensasi adalah peningkatan HCO3- plasma, yang disebabkan oleh penambahan
bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatan HCO3- membantu
mengimbangi peningkatan PCO2 , sehingga mengembalikan pH plasma kembali normal.
Pada asidosis metabolik, juga terdapat penurunan pH dan peningkatan konsentrasi H+
cairan ekstrasel. Akan tetapi, pada keadaan ini, abnormalitas primernya adalah penurunan
HCO3- plasma. Kompensasi primernya meliputi peningkatan kecepatan ventilasi, yang
mengurangi PCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke
cairan ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO3- ekstrasel.

Koreksi Alkalosis oleh Ginjal-Penurunan Sekresi Ion Hidrogen oleh


Tubulus dan Peningkatan Ekskresi Ion Bikarbonat

Respon kompensasi terhadap alkalosis pada dasarnya berlawanan dengan respons yang
terjadi pada asidosis. Pada alkalosis, rasio HCO3- terhadap CO2 di dalam cairan ekstrasel
meningkat, menyebabkan peningkatan pada pH (penurunan konsentrasi H+), seperti yang
terbukti dari persamaan Henderson-Hasselbalch.

Alkalosis Meningkatkan Rasio HCO3- /H+ dalam Cairan Tubulus Ginjal

Tanpa memperhatikan penyebab alkalosis, baik akibat gangguan metabolik atau respiratorik,
masih terdapat suatu peningkatan rasio HCO3- terhadap H+ di dalam cairan tubulus ginjal.
Efek akhir dari mekanisme kompensasi ini adalah kelebihan HCO3- yang tidak dapat
direabsorbsi dari tubulus dan, oleh karena itu, diekskresikan dalam urin. Jadi, pada alkalosis,
HCO3- dikeluarkan dari cairan ekstrasel melalui ekskresi ginjal, yang mempunyai efek yang
sama seperti dengan penambahan H+ pada cairan ekstrasel. Ini membantu mengembalikan
konsentrasi H+ dan pH kembali normal.
Pada tabel sebelumnya menunjukkan seluruh ciri-ciri alkalosis respiratorik dan
metabolik. Pada alkalosis respiratorik, terdapat peningkatan pH cairan ekstrasel dan
penurunan konsentrasi H+. Penyebab alkalosis adalah penurunan PCO2 plasma, yang
disebabkan oleh hiperventilasi. Pengurangan PCO2 kemudian menimbulkan penurunan
kecepatan sekresi H+ oleh tubulus ginjal. Penurunan sekresi H+ mengurangi jumlah H+ dalam
cairan tubulus ginjal. Akibatnya, jumlah H+ tidak cukup untuk bereaksi dengan semua HCO3-
yang difiltrasi. Oleh karena itu, HCO3- yang tidak dapat bereaksi dengan H+, tidak
direabsorbsi dan diekskresikan dalam urin. Hal ini menghasilkan penurunan konsentrasi
HCO3- plasma dan koreksi terhadap alkalosis. Oleh karena itu, respons kompensasi terhadap
pengurangan PCO2 primer pada alkalosis respiratorik adalah pengurangan konsentrasi HCO3-
plasma, yang disebabkan oleh peningkatan ekskresi HCO3- oleh ginjal.
Pada alkalosis metabolik, juga terdapat peningkatan pH plasma dan penurunan
konsentrasi H+. Akan tetapi, penyebab alkalosis metabolik adalah peningkatan konsentrasi
HCO3- cairan ekstrasel. Keadaan ini dikompensasi sebagian oleh pengurangan kecepatan
pernapasan, yang meningkatkan PCO2 dan membantu mengembalikan pH cairan ekstrasel ke
normal. Selain itu, peningkatan konsentrasi HCO3- dalam cairan ekstrasel menimbulkan
peningkatan muatan HCO3- yang difiltrasi, yang kemudian menyebabkan kelebihan HCO3-
melebihi H+ yang disekresikan dalam cairan tubulus ginjal. Kelebihan HCO3- di dalam cairan
tubulus gagal direabsorbsi karena tidak ada H+ untuk bereaksi dengan HCO3- , dan oleh
karena itu kelebihan HCO3- diekskresikan dalam urin. Pada alkalosis metabolik, kompensasi
utamanya adalah penurunan ventilasi, yang meningkatkan PCO2 dan peningkatan ekskresi
HCO3- oleh ginjal, yang membantu mengompensasi peningkatan awal konsentrasi HCO3-
cairan ekstrasel.

Penyebab Klinis Gangguan Asam-Basa

Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh Penurunan Ventilasi dan Peningkatan


PCO2
Asidosis respiratorik dapat terjadi akibat kondisi patologis yang merusak pusat pernapasan
atau yang menurunkan kemampuan paru untuk mengeluarkan CO2. Sebagai contoh,
kerusakan pusat pernapasan di medulla oblongata dapat menimbulkan asidosis respiratorik.
Obstruksi jalur traktus respiratorius, pneumonia, emfisema atau penurunan luas permukaan
membran paru, dan setiap faktor yang mengganggu pertukaran gas antara darah dan udara
alveolus, juga dapat menyebabkan asidosis respiratorik.
Pada asidosis respiratorik, respons kompensasi yang tersedia adalah (1) dapar cairan
tubuh dan (2) ginjal, yang membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengompensasi
gangguan.

Alkalosis Respiratorik yang Disebabkan oleh Peningkatan Ventilasi dan


Penurunan PCO2
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang berlebihan oleh paru. Hal ini jarang
terjadi akibat kondisi patologis fisik. Akan tetapi, seseorang dengan gangguan neurosis
kadang-kadang bernapas secara berlebihan sehingga ia mengalami alkalosis.
Jenis alkalosis respiratorik fisiologis terjadi ketika seseorang mendaki hingga
mencapai tempat yang tinggi. Kandungan oksigen yang rendah dalam udara akan merangsang
pernapasan, yang menyebabkan banyak sekali pelepasan CO2 dan terbentuknya alkalosis
respiratorik ringan. Sekali lagi, alat utama untuk kompensasi adalah dapar kimiawi cairan
tubuh dan kemampuan ginjal untuk meningkatkan ekskresi HCO3-.

Asidosis Metabolik yang Disebabkan oleh Penurunan Konsentrasi Bikarbonat


Cairan Ekstrasel
Istilah asidosis metabolik merujuk pada semua tipe asidosis selain asidosis yang disebabkan
oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab umum: (1) kegagalan ginjal untuk mengekskresikan asam metabolik yang
normalnya dibentuk dalam tubuh, (2) pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam
tubuh, (3) penambahan asam metabolik ke dalam tubuh melalui makanan dan infus asam, dan
(4) kehilangan basa dari cairan tubuh yang memiliki efek yang sama seperti penambahan
asam ke dalam cairan tubuh. Beberapa kondisi khusus yang menyebabkan asidosis metabolik
adalah sebagai berikut.
Asidosis Tubulus Ginjal. Jenis asidosis ini disebabkan oleh gangguan sekresi H+ atau
reabsorbsi HCO3- oleh ginjal, atau keduanya. Beberapa penyebab asidosis tubulus ginjal
termasuk gagal ginjal kronik, insufisiensi sekresi aldosteron (penyakit Addison), dan
beberapa gangguan herediter dan gangguan didapat yang mengganggu fungsi tubulus, seperti
sindrom fanconi.
Diare. Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis metabolik yang paling sering.
Penyebab asidosis ini adalah hilangnya sejumlah besar natrium bikarbonat ke dalam feses.
Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan dapat menyebabkan kematian, terutama
pada anak-anak.
Muntah. Memuntahkan isi lambung sendiri akan menyebabkan hilangnya asam dan
kecenderungan kea rah alkalosis karena sekresi lambung sangat bersifat asam. Akan tetapi,
memuntahkan sejumlah besar isi dari bagian traktus gastrointestinal bagian bawah, yang
kadang-kadang terjadi, menyebabkan hilangnya bikarbonat dan menimbulkan asidosis
metabolik dalam cara yang sama seperti diare menimbulkan asidosis.
Diabetes Melitus. Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh
pancreas (diabetes tipe I) atau oleh insufisiensi sekresi insulin untuk mengompensasi
penurunan sensitivitas efek insulin (diabetes tipe II). Keadaan dengan insulin yang tidak
cukup, menghalangi penggunaan glukosa dalam metabolism secara normal. Sebaliknya,
beberapa lemak dipecah menjadi asam asetoasetat, dan asam ini dimetabolisme oleh jaringan
untuk menghasilkan energi menggantikan glukosa. Pada diabetes mellitus yang berat, kadar
asam asetoasetat darah dapat meningkat sangat tinggi, sehingga menyebabkan asidosis
metabolik yang berat. Dalam usaha untuk mengompensasi asidosis ini, sejumlah besar asam
diekskresikan dalam urin, terkadang sebanyak 500 mmol/hari.
Penyerapan Asam. Asidosi metabolik yang berat kadang-kadang disebabkan oleh
penyerapan racun asam tertentu. Beberapa racun tersebut antara lain asetilsalisilat (aspirin)
dan metil alkohol (yang membentuk asam format saat dimetabolisme).
Gagal Ginjal Kronik. Bila fungsi ginjal sangat menurun, terdapat pembentukan anion dari
asam lemah dalam cairan tubuh yang tidak diekskresikan oleh ginjal. Selain itu, penurunan
laju filtrasi glomelurus mengurangi ekskresi fosfat dan NH4+, yang mengurangi jumlah
bikarbonat yang ditambahkan kembali ke dalam cairan tubuh. Jadi, gagal ginjal kronik dapat
menyebabkan asidosis metabolik berat.

Alkalosis Metabolik Disebabkan oleh Peningkatan Konsentrasi Bikarbonat


Cairan Ekstrasel
Bila terdapat retensi HCO3- yang berlebihan atau hilangnya H+ dari dalam tubuh, keadaan ini
menyebabkan alkalosis metabolik. Alkalosis metabolik tidak begitu umum seperti asidosis
metabolik, tetapi beberapa penyebab alkalosis metabolik adalah sebagai berikut.
Pemberian Diuretika (Kecuali Penghambat Karbonik Anhidrase). Semua diuretika yang
menyebabkan peningkatan aliran cairan di sepanjang tubulus, biasanya menyebabkan
peningkatan aliran dalam tubulus distal dan tubulus koligentes. Keadaan ini menimbulkan
peningkatan reabsorbsi Na+ dari bagian nefron ini. Karena reabsorbsi natrium di sini
berpasangan dengan sekresi H+, peningkatan reabsorbsi natrium juga menimbulkan
peningkatan sekresi H+ dan peningkatan reabsorbsi bikarbonat. Perubahan ini menyebabkan
terjadinya alkalosis, yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi bikarbonat cairan
ekstrasel.
Kelebihan Aldosteron. Bila sejumlah besar aldosteron disekresikan oleh kelenjar adrenal,
akan terjadi alkalosis metabolik ringan.
Memuntahkan Isi Lambung. Memuntahkan isi lambung saja, tanpa memuntahkan isi
traktus gastrointestinal bagian bawah, menyebabkan hilangnya HCL yang disekresikan oleh
mukosa lambung. Hasil akhirnya adalah hilangnya asam dari cairan ekstrasel dan
terbentuknya alkalosis metabolik.
Konsumsi Obat-obatan Alkali. Salah satu penyebab alkalosis metabolik yang umum adalah
konsumsi obat alkali, seperti natrium bikarbonat, untuk pengobatan gastritis atau ulkus
peptik.

Pengukuran Klinis dan Analisis Gangguan Asam-Basa


Terapi yang sesuai untuk gangguan asam-basa sederhana seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya dapat didiagnosis dengan menganalisis tiga pengukuran dari suatu contoh darah
arteri: pH, konsentrasi bikarbonat plasma, dan PCO2.
Diagnosis gangguan asam-basa sederhana meliputi beberapa langkah, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar berikut.
Dengan memeriksa pH, kita dapat menentukan apakah gangguan bersifat asidosis atau
alkalosis. Nilai pH kurang dari 7,4 menunjukkan asidosis, sedangkan pH lebih besar dari 7,4
menunjukkan alkalosis.
Langkah kedua adalah memeriksa PCO2 plasma dan konsentrasi HCO3-. Nilai normal
untuk PCO2 adalah 40 mm Hg, dan untuk HCO3-, 24 mEq/L. Bila gangguan sudah
digolongkan sebagai asidosis dan PCO2 plasma meningkat, berarti terdapat komponen
respiratorik terhadap asidosis. Setelah kompensasi ginjal, konsentrasi HCO3- plasma pada
asidosis respiratorik akan cenderung meningkat di atas normal. Oleh karena itu, nilai yang
diharapkan untuk asidosis respiratorik sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan
PCO2, dan peningkatan konsentrasi HCO3- plasma setelah kompensasi ginjal sebagian.
Untuk asidosis metabolik, akan terdapat juga penurunan pH plasma. Akan tetapi, pada
asidosis metabolik, gangguan utamanya adalah penurunan konsentrasi HCO3- plasma. Oleh
karena itu, bila pH yang rendah disebabkan oleh konsentrasi HCO3- yang rendah, berarti ada
komponen metabolik terhadap asidosis. Pada asidosis metabolik sederhana, PCO2 berkurang
akibat kompensasi respiratorik sebagian, berlawanan dengan asidosis yang PCO2-nya
meningkat. Oleh karena itu, pada asidosis metabolik sederhana, kita berharap akan
menemukan nilai pH yang rendah, konsentrasi HCO3- plasma yang rendah, dan penurunan
PCO2 setelah kompensasi respiratorik sebagian.
Prosedur untuk mengelompokkan jenis-jenis alkalosis meliputi langkah-langkah
dasar yang sama. Pertama, alkalosis secara tidak langsung menyatakan bahwa terdapat
peningkatan pH plasma. Bila peningkatan pH disebabkan oleh penurunan PCO2, berarti ada
komponen respiratorik terhadap alkalosis. Bila peningkatan pH disebabkan oleh peningkatan
HCO3-, berarti ada komponen metabolik terhadap alkalosis. Oleh karena itu, pada alkalosis
sederhana, kita berharap akan menemukan peningkatan pH, penurunan PCO2, dan penurunan
konsentrasi HCO3- plasma. Pada alkalosis metabolik sederhana, kita berharap akan
menemukan peningkatan pH, peningkatan HCO3- plasma, dan peningkatan PCO2.
Referensi :
Guyton, Hall. Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa. Dalam Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. (alih bahasa, Irawati … [et al.]) Edisi 11. 2007. Jakarta : PT. EGC Penerbit
Buku Kedokteran, hal 414-418.

Anda mungkin juga menyukai