PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Di dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai manajemen pendidikan
menengah. Pendidikan menengah adalah bagian dari jenjang pendidikan formal.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri
atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
Dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai fungsi dan tujuan dari pendidikan
menengah. Fungsi dari pendidikan menengah adalah menegembangkan nilai-nilai dan
sikap rasa keindahan dan harmoni, pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan sebagai
persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/atau untuk hidup di masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan tujuan pendidikan
menengah adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, hidup sehat, memperluas
pengetahuan dan seni, memiliki keahlian dan ketrampilan, menjadi anggota masyarakat
yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Selain itu penulis juga membahas beberapa sub-materi yang berkaitan dengan
manajemen pendidikan menengah.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan jenjang pendidikan menengah?
4. Apa fungsi dan tujuan dari pendidikan menengah?
5. Bagaimana manajemen pendidikan sekolah?
6. Bagaimana kurikulum pendidikan menengah?
7. Bagaimana pemberdayaan dan pengembangan pendidikan menengah?
Page 1 of 21
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jenjang pendidikan menengah
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari pendidikan menengah
5. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan sekolah
6. Untuk mengetahui kurikulum pendidikan menengah
7. Untuk mengetahui pemberdayaan dan pengembangan pendidikan menengah
Page 2 of 21
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Manajemen
Menurut Ricky W. Griffin : “Manajemen adalah sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien”. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman
SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa : “Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama
yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang
berkesinambungan”.
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan bahwa:“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”.
Page 3 of 21
c. Pengertian Jenjang Pendidikan Menengah
a. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain ya ng sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
b. Madrasah Aliyah, yang selanjutnya disingkat MA, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan
umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar
yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
c. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
d. Madrasah Aliyah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat MAK, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
Page 4 of 21
ketrampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Manajemen Kesiswaan
Page 6 of 21
c. Manajemen personalia
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting
dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para
personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap
personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
d. Manajemen keuangan
Page 7 of 21
yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan
kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana,
mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana,
menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga
sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah
untuk memotivasi warga sekolah.
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan
mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance
management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001) dalam bukunya
Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen kinerja
guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai : sebuah
proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara
seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini
merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus
diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah
bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru terutama berkaitan erat
dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang
berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya.
Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat
membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang fungsi kerja esensial yang
diharapkan dari para guru :
Page 8 of 21
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah
bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang,
menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara
mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Komunikasi yang berkesinambungan merupakan proses di mana kepala sekolah
dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan kerja,
hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan
untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu
guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan
menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang merupakan
proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai untuk
menjawab pertanyaan, “ Seberapa baikkah kinerja seorang guru pada suatu periode
tertentu ?”. Metode apapun yang dipergunakan untuk menilai kinerja, penting sekali
bagi kita untuk menghindari dua perangkap. Pertama, tidak mengasumsikan masalah
kinerja terjadi secara terpisah satu sama lain, atau “selalu salahnya guru”. Kedua,
tiada satu pun taksiran yang dapat memberikan gambaran keseluruhan tentang apa
yang terjadi dan mengapa. Penilaian kinerja hanyalah sebuah titik awal bagi diskusi
serta diagnosis lebih lanjut.
Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan gambaran
tentang proses manajemen kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus
manajemen kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan, dan
evaluasi.
Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung
jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada fase
pembinaan,– di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau
mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan.
Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan
ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus
dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf
administrasi,serta organisasi terus belajar dan tumbuh.
Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya dan menghasilkan
keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase berikutnya lagi. Semua dari
ketiga fase Siklus Manajemen Kinerja sama pentingnya bagi mutu proses dan
ketiganya harus diperlakukan secara berurut. Perencanaan harus dilakukan pertama
kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan akhirnya Evaluasi.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting perencanaan kinerja dan
pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan dipaparkan tentang evaluasi
kinerja guru. Bahwa agar kinerja guru dapat ditingkatkan dan memberikan sumbangan
yang siginifikan terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan maka perlu dilakukan
Page 9 of 21
evaluasi terhadap kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd (2002)
mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan,
yaitu:
Page 10 of 21
dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat,
dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif
tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada
umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas.
Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi pasca-observasi dapat
memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan kelemahannya.
Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator :
a. Penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak;
b. Penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru;
c. Menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-
tujuan evaluasi;
d. Menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik;
e. Memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak
berlebihan.
(UU Sisdiknas Pasal 36)Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
a. Pendidikan Agama;
b. Pendidikan Kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
Page 11 of 21
g. Seni dan Budaya;
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga;
i. Keterampilan kejuruan; dan
j. Muatan lokal
a. Kompetensi Lulusan, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta
didik setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan pendidikan
tertentu.Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:
Page 12 of 21
Kewarganegaraan dan Kepribadian;
Estetika;
Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
Page 13 of 21
keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dankomunikasi, serta muatan lokal
yang relevan
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai
pesertadidik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikandalam kelas p
ada jenjang pendidikan tertentu. Dilihat dari tujuan kurikulum, kompetensi dasar termasuk
tujuan pembelajaran.
Guru / Pendidik
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Pasal
42,menyatakan bahwa :
1. Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.
Page 14 of 21
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan / atau sertifikasikeahliansebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yangdiakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewatiuji kelayakan dan kesetaraan.
Page 15 of 21
a. Pendidik
Page 16 of 21
depan ada masalahyang bersifat epistimologi keilmuan, yakni bagaimana
merancangkan terintegrasinya ilmu-ilmu yang selama ini digolongkan kepada
perennial knowledge dengan acquired knowledge.
Di Indonesia upaya ini telah dilakukan langkah-langkahnya.
Keenam, madrasah sebagai sekolah yang berciri khas agama Islam. Langkah-
langkah yang belum selesai adalahsoal Islamisasi ilmu atau setidaknya ilmu
yang berwawasan Islam.
Page 17 of 21
TES FORMATIF
Page 18 of 21
9. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 dijelaskan
bahwa Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-
kelompok mata pelajaran di bawah ini, kecuali…
a. Agama dan Akhlak Mulia c. Bahasa Indonesia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian d. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
10. Di dalam rangka pemberdayaan pendidikan menengah di Indonesia ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, kecuali…
a. Pendidik c. Kurikulum
b. Struktur dan Kultural d. Sarana dan Prasarana
Kunci Jawaban
1. b
2. d
3. d
4. a
5. d
6. a
7. d
8. d
9. c
10.d
Page 19 of 21
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Menurut Ricky W. Griffin : “Manajemen adalah sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien”. Selanjutnya secara khusus dalam konteks
pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan
dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan
proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia
dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien”.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Saran
Pelajari terus tentang Manajemen Pendidikan Sekolah Menengah. Agar
pengetahuan kita tentang Manajemen Pendidikan di Sekolah Menengah akan semakin
luas lagi. Serta kembangkan kembali segala kekurangan yang masih ditemui pada diri
kita.
Page 20 of 21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-sekolah.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-
manajemen-pendidikan/ (Pengertian Manajemen)
https://www.scribd.com/document/11710036/Makalah-Pendidikan-Menengah-Dalam-
Kebijakan-Pendidikan-Nasional
Page 21 of 21