Makalah Zakat Haji Wakaf
Makalah Zakat Haji Wakaf
KELAS :
XC
OLEH KELOMPOK 5 :
SYADILA SYAHRUL
1
Kata Pengantar :
Alhamdulilahi Rabbil Alamin, banyak rizki yang Allah telah berikan, namun hanya
sedikit yang kita ingat. Segala puji atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kami
kenikmatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah agama
Islam ini yang berjudul “Zakat, Haji dan Wakaf”.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada sang mahkota alam Nabi
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliaulah kita bisa mengetahui betapa
pentingnya ilmu pengetahuan sebagai bekal kita hidup di dunia dalam mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan
makalah selanjutnya.
1. Pak Agus Salim, guru yang telah memberikan kami tugas dan juga kepada,
2. Anggota kelompok, yaitu : Diah Annisa, Siti Hutami T.O, Indah Miftahul, Syadila
Syahrul, Axl Mevia, Muh. Chandra S. Dan semua teman-teman yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I : LATAR BELAKANG
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya.
Melalui hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT
menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang
yang mampu melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan
kemulyaan hidup.
Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu :
zakat, haji dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan
ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang
mengatur zakat, haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam
untuk kemaslahatan umat.
BAB II : PEMBAHASAN
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya.
Melalui hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT
menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang
yang mampu melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan
kemulyaan hidup.
Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu :
zakat, haji dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan
ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang
mengatur zakat, haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam
untuk kemaslahatan umat.
A. ZAKAT
Pengertian Zakat
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara syari'ah, zakat merujuk pada
aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-
orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.
4
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan dapat
berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan
oleh seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat
tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya,
maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga menjadi
suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh atau berkembang, maksudnya jika
zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya
bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti keberkatan,maksudnya jika zakat itu
dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki)
maupun orang yang menerima zakat (mustahik).
Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang berari
pajak pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan
terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan.
Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :
a) Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang
membutuhkan untuk membantu meringankan beban.
b) Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih dan
tidak mengharap balasan.
c) Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar mencari
keridhaan Allah swt.
d) Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.
Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
[syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah,
seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban
ialah firman Allah swt:
Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-nya do'a kamu itu
5
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha
Mengetahui". ( At-Taubah : 103).
Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacam-macam
seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya.
Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum yaitu sebagai
dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir batin.Kesejahteraan lahir
batin antara lain didukung oleh tersedianya kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan
hidup untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.
Macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau
sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan. Zakat
fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan sesudah sholat subuh
sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam,
hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram.Yang
wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan
gandum sebesar 3,1 liter.
Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits berikut,
Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan
(mewajibkan) zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba sahaya, orang
merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua dari kalangan kaum
Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum masyarakat pergi ke tempat shalat
‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II: 277 no:279/984 dan
6
986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no: 1595 dan 1596,
Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584 no:1826)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrahsebagai
pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai
makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai)
shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang
mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).”
(Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3
no:1594).
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang sudah
memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya untuk sehari
semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-orang yang
menjadi tanggungannya, seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya, (dan budaknya), bila
mereka itu muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah memerintah
(kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang dewasa, untuk orang merdeka dan
hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu tanggung kebutuhan pokoknya.”
(Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni II:141 no: 12 dan Baihaqi IV: 161).
b. Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau
lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum
(syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti 'harta'.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
· Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.
· Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
· Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai
dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan
untuk berinfaq atau bersedekah.
7
· Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan
minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
· Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta
yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu
yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
· Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun
khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan
rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
8
3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.
4) 301 ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing berumur 2
tahun.
5) Sapi atu kerbau;
6) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.
7) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
8) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
9) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.
10) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.
11) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.
Ø Hasil pertanian;
Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil perkebunan seperti
kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib zakat emas dan perak.
Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang
ditanam dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya
zakatnya 10 %.
Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.
Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta
dan usaha tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang memberi belanja
kepadanya.
9
2) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupan-
nya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.
Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak mendapatkan
upah selain zakat itu.
Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih memerlukan
bimbingan dan pembinaan iman.
Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu nakan
untuk menebus kepada majikannya.
Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk membayar
padahal hutang bukan untuk maksiat.
Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan
agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.
Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan untuk
maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya
· Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang
yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
· Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
· Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
· Orang kafir.
10
Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya,
akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam
ketaatan.
Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"
(QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yangmuttafaq "alaih Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan
ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah
Muhammad SAW.
B. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa
harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan
jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai
tingkat pengorbanannya.
Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
C. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
o Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di
dunia.
o Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat
eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah
satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
o Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang
ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat
mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk
sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan
mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk
11
mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih
antara si kaya dan si miskin.
o Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas
berkahnya akan melimpah.
o Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak
pihak yang mengambil manfaat.
Hikmah Zakat
· QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'".)
· QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
"Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang
(akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")
· QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
12
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah mendirikan
BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu mendorong
profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS yang profesional
akan memberikan beberapa manfaat antara lain :
o Pendistribusian ZIS lebih terorganisir dan benar-benar akan sampai kepada yang berhak.
o Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS dan para penerimanya.
Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah :
BAB I
Pasal 1
2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.
3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban
menunaikan zakat.
13
5) Agama adalah agama Islam.
6) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang agama.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Pasal 3
BAB II
Pasal 5
BAB III
Pasal 6
(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen
agama propinsi;
14
c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor
departemen agama kabupaten atau kota;
d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.
BAB IV
Pasal 11
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
g. tikaz
(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan
hukum agama.
Pasal 13
Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan
kafarat.
BAB V
Pasal 16
(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq
dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.
15
(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
B. HAJI
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
16
tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya. Allah
swt, berfirman :
Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)
1. Syarat Haji
Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur
hidupnya. Adapun syarat wajib haji adalah :
a. Islam
b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.
c. Berakal sehat.
d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).
e. Mampu (istitho'ah)
- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi keluarga
yang ditinggalkan.
- Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang
dapat dipercaya. Rasulullah saw, bersabda :
ْ سافِر
)ُال َم ْرأَةُِإِالَُّ َم َعُذِىُ َمحْ َرمُُ(رواهُالبخاري َ الَت
Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR. Bukhori)
- Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan orang
lain dengan biaya orang tersebut.
2. Rukun Haji.
Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang
apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang wajib haji
adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung kepadanya,
17
dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). Adapun yang termasuk rukun
haji adalah sebagai berikut :
a. Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.
b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai
tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal
10 dzulhijjah.
c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf adalah
sebagai berikut:
6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid.
Macam-macam Thawaf :
q Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai
tahiyatul masjid).
18
Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah
Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah". (HR.
Ibnu Majah)
§ Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan sebaliknya dari
Marwah keShofa juga dihitung sekali.
e. Mencukur/Menggunting rambut.
Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap beberapa hal yang
diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
3. Wajib Haji.
Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan
bila ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang
termasuk wajib haji adalah :
Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot dibagi
menjadi dua macam :
o Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah haji. Miqot
zamani mulai awal bulan syawal sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
o Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan
haji/ umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King Abdul Azis
Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali bagi yang menuju
Madinah lebih dahulu.
b. Bermalam di Musdalifah.
19
Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian sholat
maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70
buah.
c. Bemalam di Mina.
Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan tahallul awal
dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi gugur kecuali menggauli
istri.
Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh melontar pada
tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini dinamakannafar awal. Bagi yang
pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar
tsani.
g. Thawaf Wada'.
4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama ihrom baik
badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.
5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai minyak
rambut.
20
8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
4. Sunat Haji
a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan cukup di
dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah aqobah. Adapun lafal
talbiyah adalah sebagai berikut :
)ُو ْالم ْلكُالَُش َِريْكَ ُلَكَُُ(رواهُالبخارىُوُمسلم َ َُ ِإ َّنُا ْل َح ْمد, َُلَبَّيْكَ ُالَُش َِريْكَ ُلَكَ ُلَبَّيْك, َلَبَّيْكَ ُاللَّه َّمُلَبَّيْك
َ َُوالنِِّ ْع َمةَُلَك
ُِ َّابُالن
ُُُُار َ سنَةا
َ َُوقِنَاُ َعذ َ يُاآلخ َر ِةُ َح
ِ َ سنَةا
ُِوف َ َربَّنَاُآتِنَاُفِيُالدُّ ْن َياُ َح
e. Masuk ke Ka'bah.
1) (1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari
pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh. Cara ini
yang terbaik dan bebas dari dam (denda).
2) (2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh
dari pada haji. Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk haji.
Cara ini terkena dam (denda).
3) (3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom dalam
waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga terkena dam.
21
Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji
dan umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.
b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut,
memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut,
memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya memilih
salah satu diantara 3 hal yaitu:
- Puasa 3 hari.
c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai berikut:
· Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci dan 7 hari
dikerjakan di tanah air.
d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan
melakukan haji Tamatuk atau Qiron
e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah satu
diantara 3 hal :
8. Hikmah Haji
22
Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab
haji dan umroh memerlukan fisik yang kuat.
Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.
Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas
dan memecahkan permasalahan kaum muslimin.
Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur Zam-
zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.
Pasal 1
Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.
Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah lembaga
mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap
Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah sejumlah
dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah Haji
untuk menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.
23
Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang
diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah
badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji dengan
syarat:
a) berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan
b) mampu membayar BPIH.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 5
Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut:
24
c) memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 6
Pasal 7
a) pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan,
maupun di Arab Saudi;
b) pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;
c) perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;
d) penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
Ibadah Haji; dan
e) pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab
Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.
Pasal 11
(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah
yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.
(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:
25
C. WAKAF
Wakaf merupakan salah satu ibadah kebendaan yang penting yang secara ekplisit
tidak memiliki rujukan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, ulama telah melakukan
identifikasi untuk mencari “induk kata” sebagai sandaran hukum. Hasil identifikasi mereka
juga akhirnya melahirkan ragam nomenklatur wakaf yang dijelaskan pada bagian berikut.
Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang eksplisit dalam al-
Quran dan sunah. Ulama berpendapat bahwa perintah wakaf merupakan bagian dari perintah
untuk melakukan al-khayr (secara harfiah berarti kebaikan). Dasarnya adalah firman Allah
berikut :
وافعلوا الخير لعلكم تفلحون
...dan berbuatlah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan”
Imam Al-Baghawi menafsirkan bahwa peerintah untuk melakukan al-khayr berarti perintah
untuk melakukan silaturahmi, dan berakhlak yangbaik. SementaraTaqiy al-Din Abi Bakr
Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi menafsirkan bahwa perintah untuk melakukan al-
khayr berarti perintah untuk melakukan wakaf. Penafsiran menurut al-Dimasqi tersebut
relevan (munasabah) dengan firman Allah tentang wasiyat.
كتب عليكم ادا حضر احدكم الموت ان ترك خير الوصية للوالدين واالقربين بالمعروف حقا على المتقون
“Kamu diwajibkan berwasiat apabila sudah didatangi (tanda-tanda) kematian dan jika
kamu meninggalkan harta yang banyak untuk ibu bapak dan karib kerabat dengan acara
yang ma’ruf; (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang takwa.”
Dalam ayat tentang wasiat, kata al-khayr diartikan dengan harta benda. Oleh karena itu,
perintah melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan ibadah bendawi. Dengan
demikian, wakaf sebagai konsep ibadah kebendaan berakar pada al-khayr. Allah
memerintahkan manusia untuk mengerjakannya.
Pengertian Wakaf
Menurut bahasa Wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah (terkembalikan), al-tahbis
(tertahan), altasbil (tertawan) dan al-man’u (mencegah).[ disebut pula dengan al-habs (al-
ahbas, jamak). Secara bahasa, al-habs berarti al-sijn (penjara), diam, cegah, rintangan,
halangan, “tahanan,” dan pengamanan. Gabungan kata ahbasa (al-habs) dengan al-mal
(harta) berarti wakaf (ahbasa al-mal).
Penggunaa kata al-habs dengan arti wakaf terdapat dalam beberapa riwayat. Yaitu :
26
Pertama, dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Ibn ‘Umar yang menjelaskan bahwa
Umar Ibn al-Khatab datang kepada Nabi saw. Meminta petunjuk pemanfaatan tanah miliknya
di Khaibar. Nabi saw. Bersabda:
27
“Penahanan harta yang memungkinkan untuk dimanfaatkan desertai dengan kekal zat/benda
dengan memutuskan (memotong) tasharruf (penggolongan) dalam penjagaannya atas
Mushrif (pengelola) yang dibolehkan adanya.
Atas dasar sejumlah riwayat tersebut, nomenklatur wakaf dalam kitab-kitab hadits
dan fikih tidaklah seragam. Al-Syarkhasi dalam kitab al-Mabsut memberikan nomenklatur
wakaf dengan al-Wakaf, Imam al- Syafi’i dalam al-Um memberikan nomenklatur wakaf
dengan al-Ahbas, dn bahkan Imam Bukhari menyertakan hadits-hadits tentang wakaf dengan
nomenklatur Kitab al-Washaya. Oleh karena itu, secara teknis, wakaf disebut dengan al-
ahbas, shadaqah jariyah, dan al-wakaf
Keragaman nomenklatur wakaf terjadi karena tidak ada kata wakaf yang eksplisit dalam
Al-Quran dan hadits. Hal ini menunjukan bahwa wilayah ijtihad dalam bidang wakaf lebih
besar dari pada wilayah tawqifi.
1. Qur’an : al Hajj : 77
( واعبدوا (يايها الدين امنوا اركعوا واسجدوا) (اى ارجعوا من تكبر قيام االنسانية الى توضع الحيوانية ودلة النباتية
ربكم) بسائر ما كلفكم به خالصا لوجهه (وافعلو الخير) واجبا ومندوبا واتوجهوا الى هللا تعالى فى جميع
احوالكم (لعلكم تفلحون) اى لتضفروا بنعيم الجنة اىافعلوا هده كلها وانتم راجعون بها الفالح غير متيقنين
Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu dan
berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.
2. Qur’an : al Baqarah : 261
(مثل الدين ينفقون امولهم فى سبيل هللا كمثل حبت انبتت سبع سنا بل ) اى سفة صدقاة الدين ينفقون اموا لهم فى دين
هللا كصفة حبة اخرجت سبع سنا بل او المعنى مثل الدين ينفقون اموالهم فى وجوه الخيرات من الوجب والنفل كمثل
زراع اخرجث ساقا تشعب منه سبع شعب فى كلى واحدة منها سنبلة (فى كلى سنبلة مائة حبة ) كما يشاهد دلك فى
الدرة والدخن بل فيهما اكثر من دلك (وهللا يضعف ) فوق دلك (لمن يشاء ) على اليضيق عليه ما يتفضل به من
التضعيف (وهللا وا سع ) ائ ال يضيق عليه ما يتفضل به من التضعيف (عليم ) بنية المنفق وبمن يستحق ىالمضاعفة
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-
28
tiap butir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
3. Qur’an Ali Imran : 92
لن تنالوا الير حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فان هللا به عليم
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.
لن تدركو ايها المومنون: قال ابو حعفر يعنى بدلك جل ثناه
, ودلك تفضله عليهم بادخالهم جنة, وهو البر من هللا الدى يطلبونه منه بطاعتهم اياه وعباد تهم له ويرجونه منه: البر
.وصرف عدابه عنهم
. فل ألجنة, لن تنالوا البر: حدثن وكيع عن شريك عن ابى اسحاق عن عمرو بن ميمون في قوله:حدثن ابو كريب قال
جنة ربكم: فتاويل الكالم لن تنالوا ايها المومنون: قال ابو جعفر
حتى تتصدقوا مما تحبون وهوون ان نكون لكم من نفيس اموالكم: حتى تنفقوا مما تحبون يقول
Kutipan Al-Quran surat Ali Imran ayat 92 tersebut benar-benar menyentuh. Ternyata
menafkahkan harta yang kita cintai merupakan salah satu jalan sekaligus syarat untuk
menyempurnakan semua kebajikan lain yang sudah, sedang, dan akan kita lakukan. Bisa jadi
seseorang telah banyak berbuat baik. Tampaknya dengan menafkahkan sebagian hak milik
yang sangat dicintai untuk perjuangan di jalan Allah, barulah akan sampai kepada
kebajikan/keshalehan yang sempurna.
Sabab Nuzul ayat tersebutadalah, Seperti diterangkan dalam hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Imam Buchori, Muslim, Tarmidzi, dan An-Nasa’i, yang diterima dari Anas
bin Malik, Beliau menrangkan :
Abu Tholhah diantara salah seorang Sahabat Nabi yang paling banyak memiliki kebun
kurmanya di Madinah, salah satunya kebun kurma Bairuha, kebun tersebut berhadapan
dengan Masjid tempat Nabi sembahyang dan Nabi sering keluar masuk memakan kurma
tersebut dan meminum airnya yang harum.
Ketika turun ayat tersebut (Ali Imran : 92) Tholhah langsung mendatangi Rasull lalu ia
berkata, :Ya Rasulullah, sesungguhnya kekayaan yang sangat kucintai yaitu kebun kurma
Bairuha, karena ada perintah dari Allah melalui ayat tadi, kusedekahkan bairuha ini
kepadamu Ya Rasulullah.
Mendengar ucapan Abu Tholhah, Rasulullah berkata, wahai Tholhah sungguh engkau
beruntung, kebun kurma itu membawa keberuntungan, kalau begitu alangkah baiknya
29
disedekahkan kebun kurma itu kepada karib kerabatmu. Timpal Abu Tholhah, ya Rasulullah
akan kusedekahkan harta itu sesuai dengan petunjukmu Ya Rasulullah.
Kemudian dalam Riwayat Abi Hatim dari Muhammad bin Al-Munkodir, beliau berkata,
bahwa ketika turun ayat Ali Imran ke 92, datang sahabat Zaid bin Haritsyah membawa seekor
kuda yang bernama Sibul, Zaid tidak memiliki lagi kekayaan lain selain kuda itu.
Beliau berkata, Ya Rasulullah saya datang akan menyerahkan kuda ini untuk
kepentingan agama, Rasull menjawab “Aku menerima sedekahmu” wahai Zaid.
Selanjutnya oleh Rasulullah ditunggangkan diatas punggung kuda itu Usamah bin Zaid
anaknya Zaid, lantas Rasull melihat muka Zaid agak muram masih merasa berat hati
melepaskan kuda kesayangannya.
Namun Rasulullah melanjutkan perkataannya. Sesungguhnya Allah telah menerima sedekah
engakau Zaid.
Pemahaman konteks atas ajaran wakaf juga diambilkan dari beberapa hadits Nabi yang
menyinggung masalah shadaqah jariyah, yaitu :
ادا مات ابن ادم انقطع عمله اال من ثلث صدقة جارية او علم: عن ابى هريرة ان رسول هللا صلى عليه و سلم قال
) ينتفع به او ولد صالح يدعوله (رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “Apabila anak Adam
(manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara:
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”.
(HR. Muslim)
Penafsiran shadaqah jariyah dalam hadits tersebut dikataakan asuk dalam pemebahasan
wakaf, seperti yang diuangkapkan seorang Imam
دكره باب الوقف النه فسر العلماء الصدقة الجارية بالوقف
Hadit tersebut dikemukakan di dalam bab wakaf, karena para ulama menafsirkan shadaqah
jariyah dengan wakaf.
Hadits Nabi yang secara tegas menyinggung dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi
kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar :
عن ابن عمر رضى هللا عنهما ان عمر بن الخطاب اصاب ارضا بخيبر فئاتى النبي صلى هللا عليه وسلم يستئامره
ان شئت: يا رسول هللا انى اصبت ارضا بخيبر لم اصب ماال قط انفس عندى منه فما تئامرنى به قال: فيها فقال
حبست اصلها فتصدقت بها عمر انه ال يباع وال يوهب وال يرث وتصدق بها فى الفقراء وفى القربى وفى الرقاب وفى
) سبيل هللا وابن السبيل والضيف الجناح على من وليها ان ياكل منها با المعرف ويطعم غير متمول (رواه مسلم
30
Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar Ra. Memperoleh sebidang tanah d
Khaibar kemudian menghadap kepada Rasulullah untukm memohon petunjuk Umar berkata :
Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah
mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah engkau perintahkan kepadaku ? Rasulullah
menjawab: Bila kamu suka, kamu tahan (pokoknya) ntanah itu, dan kamu sedekahkan
(hasilnya). Kemudian Umar menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat,
budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak dilarang
bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang
baik (sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta (HR. Muslim).
31
dari muamalah yang memiliki jangkauan yang sangat luas, khususnya dalam pengembangan
ekonomi lemah.
Memang, bila ditijau dari kekuatan sandaan hukum yang dimiliki, ajaran wakaf
merupakan ajaran yang bersifrat anjuran (sunnah), namun kekuatan yang dimiliki
sesungguhnya begitu besar sebagai tonggak menjalankan roda kesejahteraan masyarakat
banyak. Sehingga dengan demikian, ajaran wakaf yang masuk dalam wilayah ijtihadi, dengan
sendirinya menjadi pendukung non manajerial yang bisa dikembangkan pengelolaannya
secara optimal.
32
5. Kendaraan
6. Hak atas kekayaan intelektual
7. Hak sewa sesuai ketentuan syariah dan peraturan perunda-undanga yang berlaku.
E. Unsur-Unsur Wakaf
1. Wakif
2. Nadzir
3. Harta Benda Wakaf
4. Peruntukan Wakaf
5. Jangka Waktu Wakaf
6. Sighat Wakaf/Akad
F. WakIf
1. Wakif perseorangan (dewasa, sehat, dan cakap) Organisasi (Pengurus memenuhi syarat
sebagai wakif perseorangan, bergerak dalam bidang
sosial/pendidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
2. Badan Hukum (Pengurus memenuhi syarat sebagai wakif perseorangan, Badan Hukum sah,
bergerak dalam bidang sosial/pendidikan/keagamaan Islam dan kemasyarakatan
3. Pemilik sah harta benda yang akan diwakafkan.
G. N a d z I r
1. Nadzir Perorangan (dewasa, sehata, cakap).
2. Organisasi (Pengurus memenuhi syarat sebagai Nadzir perseorangan, bergerrak dalam
bidang sosial/pemdidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
3. Badan Hukum (Pengurus memenuhi syarat sebagai Nadzir perseorangan, Badan Hukum sah,
bergerak dalam bidang sosial/ pendidikan/kemasyarakatan /keagamaan Islam.
4. Terdaftar di BWI dan Kemenag (Pendaftaran dapat dilaksanakan setelah proses wakaf bagi
nadzir baru.
H. Tugas Nadzir
1. Pengadministrasian
2. Mengelola dan mengembangkan harta wakaf sesuai tujuan
3. Mengawasi proses pengelolaan
4. Melaporkan hasil pengelolaan kepada BW) dan Kemenag.
Nadzir dapat memperoleh imbalan maksimal 10 % dari hasil pengelolaan.
33
1. Calon Wakif menyerahkan bukti kepemilikan tanah yang akan diwakafkan berupa
sertifikat, Keterangan tidak sengketa Pendaftaran tanah, Keterangan Bupati tentang
kesesuaian Master Plan untuk diteliti PPAIW.
2. PPAIW melakukan pemeriksaan terhadap Nazir.
3. Wakif menyatakan Ikrar Wakaf dihadapan PPAIW dengan dihadiri Wakif dan 2 orang
saksi bermaterai cukup
4. PPAIW menuangan Ikrar Wakaf alam bentuk tertulis
5. PPAIW menuangkan membuat AIW ditandatangani Wakif, Nazir, Saksi dan PPAIW.
6. AIW diserahkan kepada Nazir beserta dokumen tanah.
7. PPAIW menerbitkan pendaftaran wakaf dan mendaftarkan kepada BWI dan Menteria
Agama dengan tembusan Kemenag dan Kanwil Kemenag Provinsi.
8. PPAIW memberikan bukti pendaftaran harta wakaf kepada Nazir.
9. Nazir mengurus sertifikat tanah wakaf ke BPN.
10. Terbit Sertifikat Tanah Wakaf.
34
ْ َ)ُا َ ْلق. Menurut istilah haji ialah
Haji menurut bahasa artinya menyengaja (ُصد
menyengaja berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara
lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun
tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya.
Wakaf ialah menyerahkan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya
oleh umum (masyarakat) ataupun oleh perorangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://barzacommunity.blogspot.co.id/2013/04/kelas-x-bab-11-zakat-haji-waqaf.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat
http://suherman111.blogspot.co.id/2011/11/makalah-wakaf.html
35