Anda di halaman 1dari 16

36

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kausalitas. Menurut Sanusi (2012:14) penelitian kausalitas adalah penelitian yang

disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE),

Deviden per Share (DPS), Price to Earning Ratio (PER) dan variabel dependen

yaitu harga saham.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah perusahaan sektor makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan cara mengakses situs

www.idx.co.id dan waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2018 sampai

dengan selesai.

3. Populasi dan Sampel

Menurut Erlina (2011) populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap

dapat berupa sekelompok orang, kejadian, atau benda yang mempunyai

karakteristik tertentu yang berada dalam satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Perusahaan yang menjadi

populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Makanan dan Minuman yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 18 Perusahaan. Sampel pada


37

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan

sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI selama periode

2011-2016.

2. Peruahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dari tahun 2011-2016.

3. Perusahaan tersebut memperoleh laba positif pada periode tertentu tahun

2011-2016.

Tabel III.1
Populasi dan Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3
1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, √ X X

2 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk, √ √ X

3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk, √ X X

4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia √ √ √ Sampel 1


Tbk,

5 CLEO Sariguna Primatirta Tbk, √ X X

6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk, √ √ √ Sampel 2

7 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk, √ X X

8 ICBP PT Indofood CBP Sukses √ √ √ Sampel 3


Makmur Tbk,

9 INDF PT Indofood Sukses Makmur √ √ √ Sampel 4


Tbk,

10 ML BI PT Multi Bintang Indonesia Tbk, √ √ √ Sampel 5

Sumber: www.idx.co.id
38

Sambungan Tabel III.I

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

11 MYOR PT Mayora Indah Tbk, √ √ √ Sampel 6

12 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk, √ X X

13 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk, √ √ X

14 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo √ √ √ Sampel 7


Tbk,

15 SKBM PT Sekar Bumi Tbk, √ √ √ Sampel 8

16 SKLT PT Sekar Laut Tbk, √ √ √ Sampel 9

17 STTP PT Siantar Top Tbk, √ √ √ Sampel 10

18 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and √ √ √ Sampel 11


Trading Company Tbk,

Sumber : www.idx.co.id

4. Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang

diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu laporan keuangan

historis perusahaan. Data sekunder ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

melalui situs www.idx.co.id.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi, yaitu dengan cara mempelajari data-data berupa data dan informasi

yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.


39

6. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2014:39) variabel independen atau variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat). Penelitian ini menggunakan harga

saham sebagai variabel dependen dan menggunakan earning per share (EPS) ,

return on equity (ROE), deviden per share (DPS), dan price to earning ratio

(PER) sebagai variabel independen.

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah tipe variabel yang djelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga

saham. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:5) saham (stock) dapat

didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan

dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Harga saham dihitung dari

harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir tahun.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai

hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen. Variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per Share (EPS) , return

on equity (ROE), deviden per share (DPS), dan price to earning ratio (PER)

sebagai variabel independen.


40

a. Earning Per Share (EPS) (X1)

Menurut Darmadji & Fakhruddin (2006), earning per share (EPS)

merupakan salah satu rasio pasar yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil

dan perbandingan antara pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham

atau para investor dan pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) terhadap harga

saham setiap lembarnya dalam perusahaan. Investor mempunyai berbagai tujuan

dalam menanamkan modalnya di pasar modal yaitu salah satu tujuannya adalah

untuk memperoleh keuntungan atas investasi sahamnya berupa kenaikan harga

saham atau dividen. EPS dapat dihitung dengan rumus:

EPS

b. Return On Equity (ROE) (X2)

Menurut Kasmir (2014:204) rasio ini digunakan untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin

besar return on equity (ROE), maka semakin baik kinerja perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE dapat dihitung dengan

rumus:

ROE
41

c. Dividen Per Share (DPS) (X3)

Menurut Gibson (2003: 116) salah satu alasan investor membeli saham

adalah untuk mendapatkan dividen. Investor mengharapkan dividen yang

diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami peningkatan setiap periode. DPS

yang tinggi mencerminkan perusahaan memiliki prospek yang baik dan akan

menarik minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi.

Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat investor tertarik

untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli

maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasar modal (Sutrisno 2003:

305) DPS dapat dihitung dengan rumus :

DPS

d. Price To Earning Ratio (PER) (X4)

Menurut Tandelilin (2010:30), dalam pendekatan PER atau sering disebut

dengan pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier)

nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER sering dikaitkan

dengan kecepatan pengembalian investasi . semakin kecil nilai PER semakin cepat

masa pengembalian investasi dan meningkatkan investor untuk membeli saham.


42

PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap

earning perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus :

PER

Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel penelitian dapat dioperasikan sebagai

berikut:

Tabel III.2
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Earning Earning per share


Per Share menggambarkan
(EPS) perbandingan antara
laba yang tersedia bagi
(X1) Rasio
pemegang saham biasa
(laba setelah pajak
dikurangi dividen
saham preferen)
dengan jumlah saham
yang beredar

Return on Rasio untuk


Equity mengukur
kemampuan
(X2)
perusahaan
Rasio
menggunakan total
ekuitas dalam
menghasilkan laba.

Deviden Dividend per share


per Share merupakan rasio yang
mengukur seberapa Rasio
(X4) besar dividen yang
dibagikan
dibandingkan dengan
jumlah saham yang
beredar pada tahun
tertentu.
43

Price to Price to Earning Ratio


Earning merupakan rasio yang
Ratio (X4) mengukur tentang
bagaimana investor
menilai prospek Rasio
pertumbuhan
perusahaan di masa
yang akan datang dan
tercermin pada harga
saham

Harga Harga selembar saham


Saham yang terjadi pada saat
tertentu serta harganya Harga saham penutupan pada setiap Rasio
(Y) ditentukan oleh akhir tahun
pemintaan dan
penawaran di pasar
modal

7. Teknik Analisis Data Penelitian


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi

linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi liner sederhana,

yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua

atau lebih variabel bebas Sanusi (2012). Variabel independen atau bebas

diasumsikan memliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang.

Berikut adalah model analisis regresi berganda:

Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y : Harga Saham
X1 : Earning Per Share
X2 : Return On Equity
X3 : Dividen Per Share
X4 : Price To Earning Ratio
a : Koefisien
44

b1 – b4 : Koefisien Regresi
e : Term Of Error (variabel yang tidak diteliti)

7.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya

asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data

agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi:

7.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing

variabel tetapi pada nilai residunya. Untuk melihat normalitas residual dilakukan

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal p plot, uji

chi square, skewness dan kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria

pengambilan keputusan dengan menggunakan metode One Sample Kolmogrov-

Smirnov Test adalah sebagai berikut:

1) Nilai Sig < 0,05 maka distribusi tidak normal


45

2) Nilai Sig > 0,05 maka distribusi normal

7.1.2. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013), Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan

melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians factor (VIF). Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009)

7.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

Ghozali (2013). Model regresi yang baik adalah yang hemoskesdatisitas atau tidak

terjadi hetetoskedastisitas. Untuk mendekteksi ada tidaknya hetetoskedastisitas

adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit),

maka telah terjadi hetetoskedastisitas.


b. Jika tidak ada pola yang jelas, vserta titik-titik mrnyebar di atas dan di bawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi hetetoskedastisitas.


46

7.1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) Ghozali (2013). Salah satu untuk

menguji autokorelasi adalah dengan percobaan uji Durbin-Watson (uji DW).

Hasil perhitungan dilakukan dengan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria

pengujiannya adalah apabila nilai Durbin-Watson < Ftabel. Maka diantara variabel

bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi. Demikian sebaliknya,

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digambarkan dalam tabel

berikut ini:

TABEL III.3
Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin –Watson

Kriteria Pengujian Kesimpulan Keputusan

0 < d < dl Terjadi autokorelasi positif Tolak

dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan

4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negatif Tolak

4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan

Tidak ada autokorelasi positif


du < d < 4-du Tidak ditolak
atau negatif

Sumber : (Ghozali, 2006 : 96)


47

7.2. Uji Hipotesis

7.2.1. Uji t (Uji Persial)

Uji t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013). Dengan tingkat kepercayaan (confidence interval)

95% atau α = 5%. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

Ho = 0, artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yng signifikan

terhadap variabel dependen.

Ha ≠ 0, artinya variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika thitung < ttabel dan signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika thitung > ttabel dan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

7.2.2. Uji F (Uji Serempak)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat Ghozali (2013). Didalam variabel ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh earning per share, return on equity,

dividen per share dan price to earning ratio terhadap harga saham. Dalam hal

ini dibanding dengan , dengan syarat sebagai berikut :


48

a. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka regresi dapat digunakan untuk uji hipotesis.
b. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka regresi tidak dapat digunakan untuk uji

hipotesis.

7.2.3. Koefisien Determinasi (R2)

Pada intinya uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur

seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terkait (Ghozali, 2013).

Pengujian Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau

persentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya

variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol dengan satu (0 ≤ R²

≤ 1). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati

1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin

kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA
49

Brealey, Richard 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.


Erlangga: Jakarta
Brigham Eugane, F & J. Houston. 2004 Fundamentals of Financial Management
Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Buku 2 Jakarta : Ssalemba
Empat
Cahyono 2000. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jil 1. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin 2006 Pasar modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: PT Salemba Empat
Djarwanto, P.S (2004) Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,
BPFE, Yogyakarta
Egam, Ilat dan Pangerapan (2017) Pengaruh Return on Asset, Return on Equity,
Net Profit Margin dan Earning per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan
yang Tergabung Dalam Indeks L-Q45 di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2013-2015. Jurnal EMBA Vol. 5 No 1, Maret 2017, Hal. 105-114
Erlina, Sri Mulyani 2007 . Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan
Manajemen : Cetakan Pertama, USU Press Medan

Erlina, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan

Fahmi, Irham. 2012 Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2 Bandung:


Alfabeta

Ghozali, Imam 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS


(Edisi ke 4 ). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 21. Edisi Ketujuh. Semarang: BP-Universitas Diponegoro.
Gibson, James,L. (2003). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5
Cetakan-3. Jakarta: Erlangaa.
Hanum (2009) Pengaruh Return on Asset, Return on Equity dan Eearning per
Share Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Jurnal Manajemen & Bisnis,
ISSN : 1693-7619, Vol 08 N0 02, April 2009.
Halim, Abdul 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat:
Jakarta.
Hanafi, 2004 . Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM
Hanafi, Mamduh M. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
50

Husnan, Suad. (2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. AMP
YPKN. Yogyakarta.
Ikantan Akuntansi Indonesia 2007 “Standar Akuntansi Keuangan” Jakarta:
Salemba Empat.
Imam. (2014). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity,
Total Asset Turn Over Dan Earning Per Share Terhadap Cash Dividend Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomi. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Irwadi Maulan (2014). Pengaruh Dividend per Share dan Earning per Share
Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu. Volume 1, Nomor 1, November 2014,
h. 39-51.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.

Lubis. 2006. Akuntansi Keperilakuan Edisi. 2 Jakarta: Salemba Empat

Mukhtarudin dan Romalo, D.K. (2007). Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan
Book Value per Share Pada Harga Saham Industri Properti Di BEJ. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Nomor 1. Volume 1.

Priyatno, Dwi. (2013). Mandiri Belajar SPSS Untuk Pemula. Cetakan Pertama.
Jakarta: Mediakom
Poernamawatie, Fahmi. 2008. Pengaruh price book value ratio (PBV) dan price
to earning ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5,
No. 2 November 2008. Hlm. 105-118.
Rusdin. (2006). Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.
Bandung: Alfabeta.
Samsul, M. 2006 Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta
Sanusi, Anwar. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Sihombing, Gregorius (2008).“Kaya dan Pintar Jadi Trader & Investasi Saham”.
Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.
Simatupang (2010). Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Dana Reksa.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Subramanyam, Wild, John J. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1 Edisi ke-
10 Salemba Empat: Jakarta.
51

Sunariyah (2006) Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM


YKPN.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi:
Yogyakarta: Kanisius.
Valintiono, Sularto. (2013). Pengaruh Return on Asset, Current Ratio, Return on
Equity, Debt to Equity Ratio dan Earning per Share Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI. Volume. 5
Oktober 2013 ISSN: 1858-2559.
Watung, Ilat (2016) Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin dan Earning per
Share Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal EMBA Vol. 4 No 2, Juni 2016, Hal.
518-529.
Widoatdmojo (2005) Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Jurnalindo
Aksara Grafika.
Wiguna, Robin dan A.S Mendari. 2008. Pengaruh earning per share dan tingkat
bunga SBI terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45
BEI. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 6 No 2, Oktober 2008, Hln. 130-14
www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai