Anda di halaman 1dari 9

PERAWATAN NERACA

Oleh: Endang Sumirat, SSi*)

1. Pendahuluan
Menimbang merupakan kegiatan laboratorium yang
paling sering dilakukan menggunakan neraca mikro,
semimikro, dan analitik berindikator digital maupun
analog dalam rentang daya baca 0.1 g – 0.1 mg.
Perkembangan teknologi dalam ilmu elektronika
menghasilkan penyeder-hanaan dalam pengoperasian
neraca, mempersingkat waktu menimbang, dan
memungkinkan neraca elektronik untuk diintegrasikan
dengan proses produksi.
Namun perkembangan ini mengandung “bahaya”, karena tanpa disertai
pengetahuan menimbang yang memadai pengguna neraca menjadi abai dengan
pengaruh gangguan lingkungan tempat pekerjaan menimbang dilakukan. Banyak
pengaruh fisik yang dapat terukur oleh neraca mikro, semimikro, dan analitik
yang tidak dapat diatasi oleh neraca sendiri hingga menyebabkan perubahan
bobot. Pengaruh dimaksud misalnya penguapan, penyerapan uap, gaya magnet,
gaya elektrostatik, suhu dan lainnya yang dapat terukur oleh neraca.
Makalah ini berisi informasi tentang berbagai hal yang dapat mempengaruhi
pembacaan neraca serta cara menghindarkannya demi penyiapan neraca yang siap
pakai secara metrologis.

2. Definisi
Pemeliharaan dalam makalah ini didefinisikan sebagai tindakan yang ditujukan
untuk menjamin bahwa neraca selalu dalam keadaan normal, siap pakai, dan
memenuhi persyaratan kemetrologian.

3. Meletakkan Neraca
Akurasi dan presisi hasil penimbangan erat hubungannya dengan lokasi tempat
neraca diletakkan. Dalam memilih tempat neraca diletakkan perlu memperhatian
beberapa hal berikut ini:
3.1 Meja timbang
a. Harus sekecil mungkin merambatkan getaran
b. Tidak boleh longgar, sebaiknya meja beton
c. Antimagnetik, jangan terbuat dari plat baja
d. Terhindar dari muatan elektrostatik, jangan terbuat
dari plastik atau gelas
e. Berdiri di lantai atau bersatu dengan dinding, tetapi
tidak kedua-duanya dengan maksud menghindari
rambatan getaran secara bersamaan.

*) Manajer Teknis Balai Kalibrasi Dit. PPMB. Disampaikan pada pelatihan internal di BPMBEI Dit. PPMB 9 Oktober 2006
3.2 Ruang timbang
a. Harus sekuat mungkin tahan benturan dan
getaran
b. Hanya mempunyai satu pintu masuk untuk
menghindari aliran udara;
c. Sesedikit mungkin jendela untuk menghindari
bahaya sinar matahari langsung;
d. Pojok ruangan cocok untuk meja timbang,
karena lokasi ini paling keras dan paling sedikit
merambatkan getaran.
3.3 Suhu ruangan
a. Harus dijaga semantap mungkin untuk menghindari
drift suhu (1-2 ppm/ºC);
b. Jangan pernah menimbang dekat radiator dan alat
lainnya yang memancakan panas;
c. Selalu hidupkan fasilitas ProFACT (Professional
Fully Automatic Condition Technology), jika ada.
d. Penyediaan pintu ganda dapat membantu menjaga
stabilitas suhu.
3.4 Kelembaban ruangan
Kelembaban harus dijaga pada 45 – 60 %RH karena
kelembaban langsung mempengaruhi densitas udara,
sedangkan densitas udara mempengaruhi hasil penim-
bangan. Kelembaban dipantau secara konsisten terutama
untuk neraca mikro. Bila perlu lakukan koreksi terhadap
hasil penimbangan. Lihat butir 5.5 b.
3.5 Cahaya
a. Hindarkan neraca dari terpaan sinar matahari langsung,
misalnya menembus lewat kaca jendela atau karena
jendela terbuka;
b. Sumber cahaya harus dipasang pada jarak yang cukup
dari meja timbang. Untuk itu sebaiknya dipilih lampu TL
daripada lampu pijar.

3.6 Udara
a. Jangan pernah menimbang dekat peralatan berkipas
misalnya AC dan CPU. Aliran udara mengganggu
kestabilan neraca ketika dioperasikan;
b. Hindarkan menimbang ddisamping pintu ruangan,
karena ketika pintu dibuka dan ditutup menimbulkan
aliran udara.
4. Mengoperasikan Neraca
Neraca mikro, semimikro, dan analitik merupakan instrumen pengukur berpresisi
tinggi yang bisa memberikan hasil ukur keliru jika salah mengoperasikannya.
Untuk menghindari kesalahan timbang, tindakan berikut perlu dilaksanakan:
4.1 Kedataran neraca
Kedataran neraca ditandai dengan posisi gelembung udara pada indikator
kedataran neraca. Aturlah posisi
gelem-bung udara supaya berada
di tengah (lihat gambar).
Pengaturan posisi gelembung
udara dilakukan dengan mengatur
tinggi kaki neraca atas dasar sifat
udara yang selalu berada diatas
cairan.
4.2 Pintu penutup neraca
a. Jika pintu penutup neraca dapat
diatur dengan menggeser kesamping,
maka pembukaan pintu diusahakan
sekecil mungkin;
b. Jika pintu penutup dapat diatur
dengan menggeser keatas, maka
pintu dibuka hanya sekedar contoh
dapat masuk kedalam neraca demi
menghindarkan perubahan suhu dan
aliran udara.
4.3 Menghidupkan neraca
a. Neraca harus selalu dibiarkan
terhubung ke sumber tegangan dan
selalu on untuk mencapai keseim-
bangan panas di dalam neraca;
b. Matikan neraca dengan tombol tare
saja, jadi selalu dalam kondisi standby
dengan maksud supaya rangkaian
elektronik neraca tetap bertenaga
namun tidak meningkat-kan panas.
4.4 Penggunaan botol timbang
a. Usahakan menggunakan botol timbang yang
terkecil, karena yang besar akan membuka pintu
neraca lebih lebar;
b. Hindarkan penggunaan botol timbang plastik,
karena plastik berpotensi menimbulkan muatan
elektrostatik terutama bila kelembaban turun
hingga dibawah 40%;
c. Usahakan suhu botol timbang, contoh, dan lingkungan mempunyai suhu
sama dengan cara mendiamkan selama waktu tertentu. Perbedaan suhu di
antara mereka dapat menimbulkan aliran udara;
d. Selalu gunakan sarung tangan atau penjepit pada saat memasukkan botol
timbang ke dalam neraca. Tangan selalu mempunyai kemungkinan
merubah suhu dalam neraca selain itu menyebarkan uap air.
4.5 Piringan neraca
a. Letakkan contoh yang akan
ditimbang di tengah piringan neraca,
sehingga tidak perlu memberikan
koreksi akibat pembebanan tak
sentris;
b. Jika neraca mikro dan semimikro
tidak digunakan lebih dari 30 menit,
berikan pembebanan awal sebelum
digunakan;
c. Angkat contoh dari piringan neraca segera setelah selesai ditimbang untuk
menghindari perubahan suhu dan kelembaban, kelelahan, dan alasan
kebersihan.
4.6 Membaca neraca
a. Pastikan neraca dalam posisi nol mutlak
sebelum menimbang, karena jika tidak
pada posisi itu akan terjadi kesalahan titik
nol;
b. Pastikan hasil penimbangan dibaca pada
saat kesetimbangan tercapai yang ditandai
indikator tertentu.
4.7 Kalibrasi internal
Kalibrasi internal dilakukan pada
neraca yang mempunyai fasilitas
ini. Kalibrasilah neraca pada
penggunaan pertama kali, setelah
dipindahtempatkan, setelah
didatarkan, setelah mengalami
variasi suhu yang besar, setelah mengalami variasi kelembaban yang besar,
dan setelah mengalami variasi tekanan udara yang besar. Kecuali neraca yang
difasilitasi Pro FACT.
4.8 Kebersihan neraca
a. Jagalah kebersihan neraca pada bagian luar,
bagian dalam termasuk piringan neraca;
b. Gunakan botol timbang yang bersih saja;
c. Pasang penutup neraca jika tidak digunakan;
d. Pastikan pintu neraca selalu dalam posisi tertutup.
5. Pengaruh Fisik
Jika tampilan pembacaan neraca tidak stabil, perlahan naik atau perlahan turun,
seringkali disebabkan oleh pengaruh fisik yang masih dapat dihindarkan antara
lain:
 Penanganan contoh yang tidak tepat;
 Letak neraca tidak tepat;
 Contoh mengeluarkan atau mengisap uap air;
 Botol timbang bermuatan elektrostatik;
 Contoh atau wadahnya bersifat magnet.
Berikut beberapa pengaruh fisik dari lingkungan termasuk contoh yang bisa
mempengaruhi kebenaran hasil penimbangan.
5.1 Efek suhu
Jika suhu bahan yang ditimbang berbeda dengan
suhu udara di bagian dalam neraca, maka pembacaan
neraca menam-pilkan nilai yang berubah secara tetap
dalam satu arah yakni terus bertambah atau terus
berkurang. Pembacaan neraca akan terus bertambah
bila suhu bahan yang ditimbang lebih tinggi daripada
suhu udara di bagian dalam neraca, demikian pula
sebaliknya.
Adanya efek suhu dapat dicoba sebagai berikut: Timbang sebuah erlenmeyer
kecil suhunya sama dengan suhu udara di bagian dalam neraca. Catatlah
bobotnya lalu keluarkan erlenmeyer tersebut. Kenakan sarung tangan tipis
pada kedua tangan dan genggamlah erlenmeyer beberapa menit sekedar cukup
terjadi transfer suhu dari tangan ke erlenmeyer. Timbang kembali erlenmeyer
tersebut. Hasil penimbangan akan terlihat berkurang.
Untuk menghindari efek suhu perlu dilakukan tindakan berikut:
a. Jangan menimbang contoh yang diambil langsung dari oven atau dari
kulkas;
b. Sesuaikan suhu contoh dengan suhu ruang timbang sebelum ditimbang;
c. Selalu gunakan penjepit ketika menimbang contoh;
d. Jangan memasukkan tangan ke dalam neraca tanpa sarung tangan yang
memadai;
e. Gunakan botol timbang dengan ukuran sesuai jumlah contoh yang
ditimbang.
5.2 Bahan menguap
Contoh yang bersifat higroskopik akan cenderung
bertambah berat selama penimbangan, sebaliknya con-
toh yang mudah menguap atau mudah mengering akan
cenderung bertambah ringan selama penimbangan.
Untuk menghindari sifat penyerapan dan penguapan tersebut perlu dilakukan
beberapa penggunaan berikut:
a. Gunakan botol timbang yang bersih dan kering.
Pastikan piringan neraca bersih dari kotoran,
kontaminan, dan titik air;
b. Gunakan botol timbang berleher sempit;
c. Gunakan tutup atau penutup botol timbang;
d. Gunakan penyangga segitiga dan jangan gunakan penyangga karton yang
dapat menyerap uap air secara perlahan-lahan.
5.3 Elektrostatik
Bahan yang bermuatan elektostatik akan memberikan daya
ulang rendah, artinya terjadi perbedaan hasil penimbangan
yang besar setiap kali penimbangan diulang. Hal ini bisa
terjadi karena penurunan kelembaban hingga dibawah 40%
sehingga udara menjadi isolator hingga menghambat
penghilangan muatan pada bahan yang ditimbang.
Muatan elektostatik juga bisa timbul akibat gesekan contoh
kering selama transportasi. Sebuah botol plastik yang
digosok kain wol memperlihatkan gejala ini. Cara mengatasi
muatan elektostatik dapat dilakukan beberapa tindakan
pencegahan berikut:
a. Mengatur kelembaban atmosfir pada 45 – 60% biasanya
dengan mengatur pengoperasian dehumidifier dan AC;
b. Isolasi gaya elektrostatikdengan menempatkan botol
timbang dalam wadah logam;
c. Gunakan botol timbang lain. Jangan gunakan botol timbang plastik,
pilihlah dari bahan gelas atau logam;
d. Gunakan pistol antistatik, namun tidak selalu efektif untuk semua bahan;
e. Hubungkan neraca dengan ground.
5.4 Efek magnet
Efek magnet memberikan daya ulang yang
rendah. Pembacaan neraca berubah jika posisi
contoh pada pringan neraca berubah. Hal ini
terjadi jika contoh bersifat magnetis sehingga
terjadi tarik menarik dengan piringan neraca.
Cara menghindarkan efek magnetis antara lain
dengan cara:
a. Menghilangkan sifat magnet contoh;
b. Menggunakan penyangga non magnetis untuk
mengurangi gaya magnetik;
c. Menggunakan gantungan sehingga contoh dijauhkan
dari piringan neraca.
5.5 Gaya lampung udara (air buoyancy)
Hukum Archimides menunjukkan bahwa jika sebuah benda
berada dalam suatu medium tertentu, maka benda
mengalami kehilangan bobot yang sebanding dengan
medium yang dipindahkan. Sebuah kapal laut mengalami
kehilangan bobot sebesar jumlah air laut yang dipindahkan,
kemampuan mengapungnya antara lain disebabkan efek ini.
Karena medium yang mengelilingi contoh adalah
udara, maka contoh sesungguhnya mengalami
kehilangan bobot sebesar volume contoh dikalikan
densitas udara pada saat penimbangan. Densitas
udara sangat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan
kelembaban udara. Cara menghitung densitas udara
seperti dapat dilihat pada butir 5.5 c.
Andai 100 g air suling dalam piala gelas bobotnya sama
dengan 100 g anak timbangan di dala piala gelas, maka
penimbangan menggunakan neraca sama lengan akan
terlihat seperti gambar disamping. Perhatikan bahwa
volume anak timbangan jauh lebih kecil daripada
volume air suling.
Bila neraca berikut isinya disungkup lalu udara
dalam sungkup tersebut dikeluarkan maka air
akan lebih berat daripada anak timbangan. Hal
ini diseabkan karena pada saat ditimbang di
udara, air mengalami gaya lampung lebih besar
daripada anak timbangan. Jadi ketika
divakumkan gaya lampung pada kedua benda
tersebut hilang. Akibatnya bobot keduanya
ditambah dengan gaya lampung masing-
masing, maka air suling menjadi lebih berat. Perhatikan tabel di bawah ini:
Efek buoyancy dalam penimbangan

Karakteristik Anak Timbangan Air Suling

Densitas udara 1.2 mg/ml 1.2 mg/ml


Bobot di udara 100.000 g 100.000 g
Densitas 8 g/ml 1 g/ml
Volume 12.5 ml 100 ml
Buoyancy 15 mg 120 mg
Bobot vakum 100.015 g 100.120 g

Dari fenomena yang telah diuraikan diatas beberapa koreksi perlu dilakukan:
a. Untuk neraca ultramikro diperlukan koreksi buoyancy. Koreksi ini
berdasarkan kenyataan bahwa neraca dikalibrasi dengan anak timbangan
yang mempunyai densitas 8 g/cm³. Sedangkan densitas contoh biasanya
dibawah itu misalnya c.
b. Penimbangan diferensial dan komparatif yang dilakukan pada hari yang
berbeda, memerlukan pengecekan suhu, kelembaban, dan tekanan udara.
Jika koreksi yang ditimbulkan lebih kecil daripada setengah resolusi
neraca, maka koreksi dapat diabaikan. Koreksi dimaksud menggunakan
perhitungan berikut:
    c 
m  R1  u  
 b   c   u 
m = bobot terkoreksi; R = pembacaan neraca, u = densitas udara; b =
densitas anak timbangan standar (8 g/cm³); c = densitas contoh.
c. Densitas udara dihitung berdasarkan persamaan berikut:
0.348444 p  (0.00252t  0.0582) h
u 
273.15  t
u = densitas udara (kg/m³); p = tekanan (mbar); t = suhu udara (ºC); h =
kelembaban (%RH).
5.6 Gravitasi
Pembacaan neraca terhadap benda yang ditimbang
dipengaruhi oleh tinggi lokasi tempat penimbangan.
Semakin jauh dari poros bumi semakin berkurang
pembacaan neraca. Umpama sebuah benda berbobot tepat
200.00000 g di lantai 1, maka jika ditimbang di lantai 4
dengan perbedaan tinggi 10 m misalnya, bobot akan
berkurang sebagai berikut:
2 2
 r bumi   6370000 
m  R   200.00000   199.99937 g
 r bumu  10   6370010 

Pada dasarnya neraca mengukur gaya gravitasi bumi


yakni gaya yang bekerja antara bumi dengan contoh
yang ditimbang. Gaya gravitasi terkecil berada di
khatulistiwa akibat gaya sentrifugal yang berlawanan
dengan gaya gravitasi. Jadi pembacaan neraca atas
contoh yang sama lebih kecil di khatulistiwa
daripada di kutub.
6. Istilah
6.1 Sensitifitas
Perbandingan antara respon neraca dengan masukan yang dapat diukur. Jika
tidak ada informasi pabrik, maka sensitifitas dapat dicoba menggunakan anak
timbangan atau diperkirakan sebesar setengah dari resolusi neraca;
6.2 Neraca analitik
Neraca yang mempunyai daya baca 0.1 mg
6.3 Neraca semimikro
Neraca yang mempunyai daya baca 0.01 mg
6.4 Neraca mikro
Neraca yang mempunyai daya baca 0.001 mg
6.5 Neraca ultramikro
Neraca yang mempunyai daya baca 0.0001 mg
6.6 Linieritas
Gambaran tingkat kemampuan neraca dalam
memetakan hubungan antara beban yang diberikan
yang diketahui dengan pembacaan neraca. Linieritas
diasumsikan bahwa hubungan tersebut merupakan garis
lurus yang dalam kenyataannya tidak selalu terpenuhi.
Tampak pada gambar bahwa kurva hubungan yang
aktual berbeda dengan kurva ideal yang diharapkan.
Istilah ini sering disebut sebagai ketidaklinieran suatu
neraca.
6.7 Resolusi
Atau disebut juga daya baca adalah perbedaan terkecil dua penimbangan yang
masih bica dibaca neraca. Istilah ini pada neraca digital biasa disebut divisi
skala atau determinasi.
6.8 Repeatability
Atau daya ulang adalah ukuran kemampuan neraca
untuk memberikan hasil yang sama dalam penimbangan
berulang sebuah beban di bawah kondisi yang sama.
Pada neraca semimikro kemampuan ulang ini tidak
semata-mata datang dari kemampuan neraca sendiri
melainkan dari lingkungan dan operator.
Daya ulang dalam neraca dilakukan dengan 10 kali ulangan penimbangan atas
beban yang sama separti tampak pada hasil penimbangan di atas.
6.9 Nilai rata-rata
Nilai rata-rata adalah rata-rata aritmatik dari kesepuluh data yang diperoleh
sebesar 27.514667 g
6.10 Standar deviasi
Merupakan ukuran kuantitatif besarnya daya ulang. Semakin kecil standar
deviasi semakin baik daya ulang. Pada data diatas diperoleh standar deviasi ±
0.0095 mg. Daya ulang dikatakan baik jika kesepuluh data berada dalam
interval 27.514667 ± 2 x 0.0000095 g. Cobalah dinilai.

7. Sumber Bacaan
Anonymous (2001) Weighing the right way with METTLER TOLEDO. The
proper way to work with electronic analytical and microbalances. MCG
MarCom Greifensee. Switzerland.

Anda mungkin juga menyukai