Anda di halaman 1dari 49

4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

KARBURASI BAJA KARBON RENDAH


Category: Mesin & CNC
Last Updated on Tuesday, 21 April 2015 Published Date
Written by Beta-0004
KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Beta Hartono*

ABSTRAK

Baja karbon rendah adalah material dalam penggunaannya kebanyakan dipakai sebagai bahan
kontruksi umum. Bahan baja karbon rendah mempunyai keuletan yang tinggi dan mudah di kerjakan
dengan mesin, tetapi kekerasannya rendah dan tidak tahan aus. Hal ini dapat diatasi dengan merubah
sifat - sifat material yang disediakan yaitu dengan proses perlakuan panas.

Salah satunya adalah dengan cara menggunakan pengerasan permukaan yaitu dengan proses
Karburasi. Karburasi adalah salah satu proses perlakuan panas untuk mendapatkan permukaan kulit
yang lebih keras dari sebelumnya. Dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa baja karbon rendah
kandungan C-nya 0,25 %, dengan mengalami proses perlakuan panas diharapkan memperoleh sifat –
sifat yang diinginkan seperti kekerasan bertambah dan tahan aus. Proses penelitian perlakuan panas
yang dilakukan dengan material baja karbon rendah, yang mana setelah dilakukan uji spektrometer,
material tersebut mempunyai kadar karbon 0,07 %C.Pada proses perlakukan panas ini suhu
pemanasan adalah 875 0C, bahan bubuk karbon 60 % dan Barium Karbonat 40 % sebagai penghantar
/energizer yang mempercepat proses, waktu penahanan adalah 15 menit, 30 menit, dan 50 menit
dengan media pendinginan adalah oli SAE 20 – 50.Setelah dilakukan proses perlakuan panas dari
material tersebut, maka dilakukan pengujian kekerasan dan pengujian spektrometer. Adapun hasilnya
adalah kekerasan tertinggi adalah material yang mengalami proses perlakuan panas dengan
penahanan waktu paling lama yaitu 50 menit. Dan kadar karbon paling tinggi dari hasil difusi diperoleh
dari material yang mengalami proses penahanan waktu paling lama.

Dari data hasil pengujian mekanik kekerasan dan ilmu bahan logam dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa dengan perlakuan panas didapatkan bahan yang mempunyai kekerasan tinggi pada
permukaannya dan masih lunak pada bagian dalamnya.

Kata kunci : Karburasi, bubuk karbon, Barium Karbonat, waktu penahanan, spektrometer.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 1/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

1.Pendahuluan

Logam mempunyai peranan aktif dalam menunjang teknologi dijaman sekarang, sehingga timbul
usaha manusia untuk memperbaiki sifat dari logam tersebut, yaitu dengan merubah sifat mekanis dan
sifat fisiknya.Adapun sifat mekanis dari logam antara lain : kekerasan, kekuatan, keuletan, kelelahan.
Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu dimensi, konduktivitas listrik, struktur mikro, densitas.

Dengan banyaknya permintaan yang bermacam – macam maka diadakan pemilihan bahan.
Pemilihan bahan tersebut dapat dipersempit sesuai dengan kegunaannya. Seperti misalnya pada baja
karbon rendah. Baja karbon rendah mendapat prioritas utama untuk dipertimbangkan. Karena baja
karbon ini mudah diperoleh, mudah dibentuk atau sifat permesinannya baik dan harganya relatif murah.
Karena baja karbon ini mendapat prioritas utama maka dituntut untuk memodifikasi atau memperbaiki
sifatnya seperti kekerasan, kekerasan pada permukaan, tahan aus akibat gesekan. Sehingga perlu
diadakan proses perlakuan panas guna menambah kekerasan dari bahan tersebut. Dan berdasarkan hal
tersebut diatas, maka penulis mengadakan suatu penelitian dengan judul :“ANALISA PENGARUH
WAKTU PENAHANAN TERHADAP BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE KARBURASI“

Perlakuan panas adalah suatu perlakuan yang diterapkan pada logam agar diperoleh sifat yang
diiginkan. Dengan cara pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan
terhadap logam dalam keadaan fase padat sebagai upaya untuk memperoleh sifat tertentu dari logam
tersebut.Salah satu cara adalah dengan menggunakan proses karburasi yaitu dengan mengeraskan
permukaannya saja. Karburasi adalah salah satu proses perlakuan panas untuk mendapatkan kulit
yang lebih keras dari sebelumnya. Adapun alasan bidang ini disesuaikan dengan kebutuhan pada
bidang industri yang semakin modern, dalam hal ini adalah pengembangan sifat dari logam. Yang mana
mempunyai kekerasan yang baik tapi juga ulet. Dimana aplikasinya digunakan pada alat potong, alat
pahat, roda gigi atau kontruksi mesin yang sering mengalami kontak antara bahan satu dengan bahan
lainnya.

Dengan proses perlakuan panas dengan metode karburasi diharapkan dapat memperpanjang
umur pemakainanya tetapi masih memiliki sifat keuletanpada bagian dalamnya.

Perumusan Masalah

Dalam upaya peningkatan kekerasan baja paduan rendah yang efektif dengan metoda perlakuan panas
dalam hal ini adalah pengkarburasian, yang mana memerlukan banyak informasi teoritis dan praktis saling
berkait baik terhadap pencapaian kekerasan maupun menghindari kegagalan produk. Dalam masalah ini hanya
akan membahas prihal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan bentuk produk dan
pelaksanaan/ proses karburasi (pengkarburasian). Informasi yang disampaikan pada tulisan ini mengacu pada
literatur yang dikumpulkan dari buku-buku teks, media multimedia dan penelitian yang berhubungan dengan
karburasi /perlakuan panas, sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan ini. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka pada penelitian ini akan membahas permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 2/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

v Bagaimana cara melakukan pemilihan bahan untuk karburasi pada baja paduan rendah ?

v Bagaimana cara merencanakan proses karburasi pada baja paduan rendah ?

v Bagaimana caranya mengetahui kekerasan bahan uji /baja paduan rendah setelah dikarburasi ?

Batasan Masalah

Dengan mengingat komplektivitas tentang permasalahan, maka dalam pembahasan ini ditetapkan
batasan dan beberapa anggapan yang diambil antara lain :

· Bagaimana cara menentukan jenis bahan yang akan dikarburasi ?

· Bagaimana cara mengetahui bahan yang akan dikarburasi dalam kondisi tanpa cacat ?

· Bagaimana tahapan karburasi untuk baja paduan rendah dilakukan ?

· Apa media yang dipakai untuk pengkarburasian pada baja paduan rendah ?

Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah memberikan pengetahuan untuk dijadikan pertimbangan dalam
memilih produk baja paduan rendah yang akan dilakukan pengkarburasian , sehingga prosesnya menjadi efektif
dan efisien dengan hasil maksimal. Berdasarkan analisa, uraian menunjukkan bahwa tahapan pengkarburasian
adalah dengan:

· Menjelaskan cara menentukan jenis bahan yang akan dikarburasi !

· Menjelaskan cara mengetahui bahan yang akan dikarburasi dalam kondisi tanpa cacat !

· Menjelaskan tahapan pengkarburasian untuk baja paduan rendah !

· Menjelaskan media yang dipakai untuk pengkarburasian baja paduan rendah !

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 3/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Relevansi

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara
pengkarburasian baja paduan rendah yang baik dan benar.

2. Tinjauan Pustaka / DASAR TEORI

Perlakuan Panas

Perlakuan panas didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan terhadap
logam atau paduan dalam keadaan padat dengan waktu tertentu, yang dimaksud memperolehsifat
tertentu. Langkah pertama pada setiap proses perlakuan panas adalah memanaskan logam bersama
campurannya sampai temperatur tertentu, lalu menahan beberapa saat pada temperatur itu kemudian
didinginkan langsung. Selama proses ini akan terjadi beberapa perubahan struktur mikro, dimana
perubahan ini akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam tersebut.

Pengerasan Permukaan

Pengerasan permukaan disebut juga case hardening, dapat juga dikatakan sebagai suatu
proses perlakuan panas yang diterapkan pada suatu logam agar memperoleh sifat tertentu. Dalam hal
ini hanya pengerasan permukaannya saja. Dengan demikian lapisan permukaan mempunyai kekerasan
yang tinggi, sedangkan bagian yang dalam tetap seperti semula, yaitu dengan kekerasan rendah tetapi
keuletan atau ketangguhannya tinggi.

Dalam pemakaian suatu bagian mesin atau perkakas sering kali diperlukan permukaan yang
keras dan tahan aus dengan bagian inti yang relatif lunak dan ulet atau tangguh. Baja yang dikeraskan
dengan cara konvensional memang dapat menghasilkan permukaan yang keras dan tahan aus, tetapi
kurang ulet. Pengerasan permukaan dimaksudkan untuk mengeraskan bagian permukaannya saja,
sedang bagian inti tetap lunak dan ulet, sehingga secara keseluruhan benda masih cukup ulet tetapi
sekarang permukaan menjadi lebih keras dan tahan aus.Untuk itu pengerasan permukaan atau case
hardening merupakan salah satu jalan keluar yang cukup baik. Dengan pengerasan permukaan akan
diperoleh permukaan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan pengerasan pada permukaan akan
menyebabkan lapisan permukaan menjadi kuat atau keras dan pada lapisan permukaan itu terjadi
tegangan sisa yang berupa tegangan tekan. Karena hal tersebut maka benda kerja menjadi lebih
tahan terhadap kelelahan. Biasanya proses perlakuan panas ini dilakukan terhadap roda gigi, pahat,
cetakan (dies), alatpotong, alat pada kontruksi, dan sebagainya.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 4/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Karburasi (Carburising)

Karburasi atau Carburizing adalah proses perlakuan panas, umumnya diterapkan pada jenis
baja yang mudah dikeraskan. Dengan demikian agar baja tersebut dapat dikeraskan permukaannya,
komposisi karbon pada baja harus berkisar antara 0,3 sampai 0,9 % karbon. Bila lebih dari 0,9 %
harus dihindarkan karena dapat menimbulkan pengelupasan dan bahkan keretakan.Proses karburasi ini
biasanya dilakukan pada baja karbon rendah yang mempunyai sifat lunak dan keuletan tinggi. Tujuan
dari proses karburasi adalah untuk meningkatkan ketahanan aus dengan jalan mempertinggi kekerasan
permukaan baja karbon dan meningkatkan karakteristik fatik dari baja karbon tersebut. Manfaat yang
patut dipertimbangkan dalam penerapan proses karburasi adalah bahwa proses karburasi akan
menghasilkan deformasi yang sangat kecil dibandingkan pada proses pengerasan yang diperoleh
melalui pendinginan.

Mengeraskan permukaan dengan menggunakan cara karburasi adalah cara pengerasan yang
paling tua dan ekonomis. Karena pada proses pengerasan ini hanya merubah komposisi kima dari
baja karbon tersebut. Baja karbon rendah tidak dapat langsung dikeraskan karena kadar karbon dari
baja terlalu rendah. Agar dapat dikeraskan maka kadar karbonnya harus ditambah. Pemambahan kadar
karbon dilakukan dengan mendifusikan karbon melalui permukaan baja sehingga permukaan baja
mengandung cukup karbon untuk dikeraskan dengan pendinginan. Pada proses pengerasan permukaan
dengan metode karburasi dapat dibagi menjadi 2 tahap :

Penambahan Karbon

Penambahan karbon yang disebut karburasi / carburizing , dilakukan dengan cara memanaskan
pada temperatur yang cukup tinggi yaitu pada temperatur austenit dalam lingkungan yang mengandung atom
karbon aktif, sehingga atom karbon aktif tersebut akan berdifusi masuk ke dalam permukaan baja dan
mencapai kedalaman tertentu.Ada 3 cara dalam penambahan karbon atau karburasi (carburizing), yaitu :

a. Menggunakan medium padat atau Pack Carburizing

Benda kerja dimasukkan ke dalam kotak yang berisi bubuk karbon dan ditutup rapat kemudian
dipanaskan pada temperatur austenit, yaitu antara 8250 C – 9250 C selama waktu tertentu. bahan
karburasi terdiri dari bubuk karbon aktif 60 %, ditambah BaCO3 (Barium Carbonat) atau NaCO3 (Natrium
Carbonat) sebanyak 40 % sebagai energizer atau activator yang mempercepat proses karburisasi.
Namun biasanya BaCO3 yang dipakai karena lebih mudah terurai dari pada NaCO3. Sebenarnya tanpa
energizerpun dapat terjadi proses carburising karena temperatur sangat tinggi, maka karbon teroksidasi
oleh oksigen yang terperangkap dalam kotak menjadi CO2, reaksi dengan karbon bereaksi terus hingga
didapat ;

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 5/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Dengan temperatur yang semakin tinggi keseimbangan reaksi makin cenderung ke kanan, makin

banyak CO. Pada permukaan baja CO akan terurai ; .

Dimana C yang terbentuk ini berupa atom karbon yang dapat masuk berdifusi ke dalam fase austenit
dari baja.Dengan adanya energizer proses akan lebih mudah berlangsung karena meskipun udara yang
terperangkap sedikit, tetapi energizer menyediakan CO2 yang akan segera mulai mengaktifkan reaksi -
reaksi selanjutnya.

Reaksi dekomposisi

Dengan temperatur tinggi baja mampu melarutkan banyak karbon, maka dalam waktu singkat
permukaan baja dapat menyerap karbon hingga mencapai batas jenuhnya.

Maksudnya bila bajayang


dikeras- kan permukaannya
akan mengala-
mi pemanasanhingga
temperatur tinggi
atautemperaturaustenit maka
difusi karbon dapat menca-
pai batas jenuhnya yang
berdifusi melebihi batas Acm
maka akan terjadi atau tumbuh
fasabaru yaitu
sementit. .

Gambar 2 – 1 : Kotak Sementasi

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 6/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Tebal lapisan permukaan yang mengalami Gambar 2 – 2 : Potongan Diagram Fase Fe-Fe3C
penambah- an karbon(Case Depth) bergantungpada
temperatur pemanasan dan lamanya waktu
penahananpada temperatur pemanasan tersebut.
Semakin tinggi karbon dan semakin lama holding
time maka semakin banyak penyerapan karbon
yang masuk kedalam spesimen.Keuntungan dari
proses ini adalah dapat digunakan pada proses
pengerasan permukaan yang relatif tebal.
Sedangkan kerugiannya adalahjika lapisan terlalu
tebal, pada saat pendinginan akan retak atau
terkelupas, benda
Pendinginan uji tersebut mengalami kejutan /
(Quenching)
shock karena pendinginan yang tiba - tiba.

Setelah lapisan kulit mengandung cukup karbon, proses dilanjutkan dengan pengerasan yaitu
dengan pendinginan untuk mencapai kekerasan yang tinggi.Proses pengerasan (quenching) dapat
dilakukan dengan cara :

Ø Pendinginan langsung (Direct Quenching) adalah


pendinginan secara langsung dari
mediakarburasi.Efek yang timbul adalah
kemungkinan adanya pengelupasan pada benda
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 7/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

kerja. Pada pendinginan langsung ini diperoleh


permukaan benda kerja yang getas.

Grafik 2 – 3 : Proses Pendinginan Langsung


(Dirrect Quenching)

Grafik 2 – 4 : Proses Pendinginan Tunggal


ØPendinginan tunggal (Single Quenching) (Single Quenching)
adalahpemanasan dan pendinginan dari
benda kerja setelah benda kerja tersebut
di karburasi dan
telah didinginkan pada suhu kamar.Tujuan dari
metode ini adalah untuk memperbaiki difusisitas
ØDouble
dari Quenching
atom karbon, dan agar adalah proses
gradien komposisi
pendinginan
lebih halus. atau pengerasan pada benda
kerja yang telah di karburasi dan
didinginkan pada temperatur kamar

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 8/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

kemudian dipanaskan lagi diluar kotak


karbon pada temperatur kamar lalu
dipanas-kan kembali pada temperatur
austenit dan baru didinginkan cepat.Tujuan
dari metode ini untuk mendapatkan butir
struktur yang lebih halus.

Grafik 2 – 7 : Proses Double Quenching

Sifat - sifat yang dimiliki baja karbon setelah Proses Karburasi sebagai berikut :

a. Kekerasaan permukaan tinggi dantahan aus.

b. Tahan temperatur tinggi.

c. Umur lelah lebih tinggi.

Transformasi Fase Pada Saat Pemanasan

Transformasi fase yang terjadi pada saat pemanasan dapat dipelajari dari diagram
keseimbangan (diagram fase) besi karbida – baja. Baja karbon rendah pada diagram fase terletak
dibawah ini, termasuk dalam baja hypoutektoid. Pada temperatur kamar baja karbon rendah terdiri dari
butir – butir kristal ferit dan perlit dengan jumlah butir ferit lebih banyak dari butir perlit. Perbandingan
jumlah buntir ferit dan perlit tersebut sesuai dengan jumlah kadar karbon yang terkandung dalam baja
karbon rendah tersebut. Semakin banyak jumlah kadar karbon semakin sedikit jumlah butir ferit dan
semakin banyak butir perlitnya.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 9/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Pada baja karbon rendah jika dipanaskan hanya sampai temperatur dibawah temperatur krisis
A1, maka belum tampak adanya perubahan struktur mikro. Dalam struktur mikro masih terlihat butir ferit
dan perlit. Tetapi bila pemanasan dilanjutkan hingga tepat pada temperatur kritis A1, maka perlit akan
mengalami reaksi eutektoid. Dimana butir ferit dan sementit dari perlit akan bereaksi menjadi
austenit.Reaksi eutektoid pada saat pemanasan :

austenit

Reaksi autektoid ini berlangsung pada


temperatur konstan dan temperatur tidak akan
naik sebelum reaksi eutektoid selesai atau
seluruh ferit dan sementit didalam perlit habis
menjadi austenit. Setelah perlit habis dan mulai
terjadi kenaikan temperatur, maka ferit –
preutektoid akan mulai mengalami transformasi
allotropik, ferit yang mempunyai bentuk struktur
kristal BCC (body centre cubic) akan berubah
menjadi austenit yang FCC (face centre cubic).
Transformasi ini berlangsung bersamaan dengan
naiknya temperatur. Makin tinggi temperatur
pemanasan makin banyak ferit yang
bertransformasi menjadi austenit. Tranformasi
dari ferit ke austenit selesai ditunjukan pada
garis A3, jadi diatas A3 struktur yang terjadi
adalah austenit dengan bentuk kristal FCC (face
center cubic).

Gambar 2 – 8 : Diagram fasa Fe – Fe3C

Difusi
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 10/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Difusi karbon terjadi karena atom bergerak ke dalam material secara penyisipan (interstisi) di
batas butir. Laju difusi tergantung pada jenis atom yang berdifusi, jenis atom tempatdifusi berlangsung dan
ditentukan oleh koefisien difusi. Dan koefisien difusi tergantung pada temperatur, makin tinggi temperatur
makin besar pula difusi yang berlangsung.Jarak tempuh difusi akan tergantung pada lamanya waktu
yang tersedia untuk berlangsungnya difusi. Pada daerah suhu austenit atom – atom besi menyusun diri
menjadi bentuk kristal FCC. Dan struktur kristal FCC ini mempunyai bentuk kristal FCC. Dan struktur
kristal FCC ini mempunyai kemampuan melarutkan karbon yang lebih besar daripada logam dengan
struktur kristal BCC karena kecuali struktur kristal FCC mempunyai kerapatan atom lebih besar
daripada BCC, juga karena pengaruh temperatur. Bila suhu atau temperatur naik, atom – atom bergerak
dengan energi yang lebih besar sehingga atom mampu untuk pindah dari tempatnya.

Gambar 2 – 9 : Bentuk Struktur Kristal BCC

Gambar 2 – 10 : Bentuk Struktur Kristal FCC

Jadi bila karbon ditambahkan kedalam besi, karena atom karbon sangat kecil dibandingkan atom
besi, maka atom - atom karbon akan terdistribusi pada ruangan disela – sela antara atom – atom besi
atau disebut larutan padat interstisi.Kelarutan karbon pada proses case hardening yaitu pada temperatur
pemanasan 825 0C – 925 0C akan mencapai maksimum ditujukan oleh garis Acm. Bila kadar karbon
yang dilarutkan melebihi batasan maksimum, maka akan terbentuk fasa lain yaitu austenit + sementit
(Fe3C).

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 11/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Grafik 2 - 11 : Grafik hubungan waktu dengan kedalaman difusi

Untuk mengetahui kadar karbon dari hasil difusi pada kedalaman x dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :

dimana Cx = kadar karbon material pada kedalaman x

C0 = kadar karbon spesimen

C1 = kadar karbon permukaan spesimen

x = kedalaman diffusi karbon (cm)

D = koefisien diffusi karbon (cm2/s)

t = waktu (holding time) (s)

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 12/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

erf = fungsi error (error function) (tabel)

harga koefisien diffusi dicari dengan cara :

Dimana : D0 = faktor frekuensi (cm2/s) (tabel)

Q = energi aktivasi (cal/mol/K) (tabel)

T = temperatur pemanasan (0K)

R = konstanta gas (1,987 cal/ mol)

Transformasi Fase Pada Saat Pendinginan

Dalam suatu proses perlakuan panas, setelah pemanasan mencapai temperatur yang ditentukan
dan diberi waktu penahanan panas (Holding time) secukupnya maka dilakukan pendinginan dengan laju
tertentu. Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan.
Karena sifat mekanik dari baja setelah akhir suatu proses perlakuan panas akan ditentukan oleh laju
pendinginan.Transformasi austenit pada pendinginan memegang peranan penting terhadap sifat dari
baja karbon. Austenit dari baja hypoutektoid bila didinginkan secara lambat pada temperatur A3 mulai
membentuk inti kristal austenit. Transformasi ini terjadi karena perubahan allotropik dari besi gamma
(austenit) ke alpha (ferrit). Karena ferit hanya dapat melarutkan karbon dalam jumlah yang sangat kecil
maka kandungan karbon dalam austenit akan semakin besar bila ferit yang tumbuh banyak (dengan
makin turunnya temperatur). Besarnya kandungan karbon dalam temperatur kritis A3, sehingga pada
saat temperatur mencapai temperatur kritis A1, komposisi austenit sama dengan komposisi eutektoid
dan pada waktu itu austenit berdeformasi menjadi perlit.

Tumbuhnya perlit diawali dengan tumbuhnya inti sementit pada batas butir austenit. Untuk
tumbuhnya sementit diperlukan sejumlah besar karbon yang akan diperoleh dari austenit sekitarnya.
Sehingga austenit disekitar sementit miskin karbon dan menjadi ferit. Perpindahan atom ini berlangsung
secara difusi, oleh karena itu memerlukan waktu yang cukup.Pada proses case hardening bila austenit
didinginkan secara cepat, maka transformasi sementit (karbida besi) tidak terjadi dan produk
transformasi austenit akan berubah menjadi fasa baru yang dikenal sebagai bainit dan martensit. Bainit
terbentuk bila austenit didinginkan dengan cepat hingga mencapai temperatur tertentu. Transformasi
bainit ini disebabkan sebagian karena proses difusi dan sebagaian lagi karena proses tanpa difusi.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 13/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 2 – 12 : Kurva Pendinginan

Martensit dapat terjadi bila austenit didinginkan cepat sekali hingga temperatur dibawah
temperatur pembentukan bainit. Martensit terbentuk karena transformasi tanpa difusi. Keadaan ini
menimbulkan distorsi dan kekerasan yang terjadi sangat tergantung pada kadar karbon.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 14/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 2 – 13 : Bentuk Struktur Kristal BCT

Pengujian Kekerasan

Disini penguji memakai pengujian kekerasan berdasarkan deformasi permanen atau deformasi
plastis akibat beban statis Vickers. Pada pengujian vickers ini digunakan indikator intan yang berbentuk
piramid dengan sudut 1360. Angka kekerasan vickers adalah beban dibagi dengan luas indentasi yaitu

dimana : HV = Angka kekerasan Vickers (kg/mm2)

P = Beban sebesar 30 kg

A = Luas Indentasi (mm2)

d = Diagonal rata-rata (mm)

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 15/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 2 – 14 : Pengujian Vickers

Keuntungan dari metode pengujian Vickres :

a. Dengan benda penekan yang sama baik kekerasan bahan yang keras maupun yang lunak dapat

diketahui hasilnya.

b. Penekanan yang kecil (kira – kira 0,5 mm) pada benda kerja yang harus diukur, hanya

menyebabkan kerusakan kecil saja.

c. Penentuan kekerasan pada benda kerja tipis adalah dengan memilih gaya yang kecil.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 16/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Sedangkan kerugian – kerugian dari metode pengujian Vickers adalah :

a. Bahan – bahan tidak homogen (sejenis), seperti besi tuang dan perunggu tidak dapat dipertanggung

jawabkan untuk diukur dengan metode Vickers.

b. Dibandingkan dengan pengukuran kekerasan menurut Rockwell, metode ini cukup memakan waktu

lama karena adanya dua penanganan yang terpisah yaitu pelaksanaan indentasi dan pengukuran.

c. Permukaan benda uji harus benar – benar halus, sehubungan dengan penekanan yang sangat kecil.

3. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan (holding
time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan menggunakan media
padat. Jadi penahanan waktu pemanasan dan media pendinginan dibuat bervariasi dengan tujuan
untuk mengetahui sejauhmana pengaruh terhadap kekerasan yang dihasilkan.

Alur Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan alat–alat antara lain :

a. Material Benda uji.

Material atau spesimen yang digunakan adalah baja karbon rendah perupa plat strip.

Komposisi kimia :

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 17/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

a. Kawat , berfungsi sebagai pengikat benda uji agar memudahkan dalam pengambilan dari kotak

sementasi pada waktu proses pendinginan.

b. Bubuk karbon (arang kayu) dan bubuk barium karbonat.

c. Kotak sementasi (kotak karbon)

gambar 3 – 2 : Kotak Sementasi

Kotak sementasi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Harus rapat sehingga tidak memungkinkan adanya kebocoran dari gas yang terbentuk.

Tahan suhu tinggi untuk waktu yang relatif lama.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 18/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Sesuai untuk bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses.

Memiliki sifat mekanik yang memadai sehingga tidak terjadi perubahan bentuk pada sat mengalami
pemanasan pada waktu yang cukup lama.

Relatif ringan.

Biasanya bahan Sementasi dibuat dari :

· Baja Cr – Ni

· Bahan ini harganya relatif mahal, tetapi bahan ini sangat stabil pada suhu yang tinggi serta

relatif ringan.

· Baja lunak, murah tetapi masa pakainya singkat.

· Besi cor, relatif tebal (rata – rata diatas 10 mm) agar masa pakainya menjadi panjang.

d. Penjepit

Berfungsi untuk pengambilan kotak karbon dari tungku dan benda uji dari kotak karbon.

Gambar 3 – 3 : Penjepit

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 19/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

e. Open listrik, berfungsi untuk memanaskan benda kerja dengan temperatur stabil atau tetap.

f. Alat Pengujian kekerasan, menggunakan alat uji kekerasan vickers.

g. Kertas gosok besi , berfungsi untuk menggosok benda uji supaya halus.

Perencanaan Penelitian

Adapun perencanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

Sebelum proses pemanasan dimulai, pertama – tama yang harus dilakukan adalah memberi
tanda terhadap benda uji. Hal tersebut dilakukan karena proses karburasi untuk satu benda uji dengan
benda uji yang lainnya mempunyai perlakuan yang berbeda.

Tanda yang diberikan adalah :

Tanda Spesimen Waktu Penahanan Media Pendinginan


(Holding Time) (Quenching)

A1 15 Menit Oli
A2 15 Menit Oli
B1 30 Menit Oli
B2 30 Menit Oli
C1 50 Menit Oli
C2 50 Menit Oli

Z Tanpa proses perlakuan panas

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 20/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Kotak sementasi diisi dengan bubuk karbon dan BaCO3 dengan perbandingan 60 % bubuk karbon dan
40 % BaCO3.Spesimen sebelum dimasukkan ke kotak sementasi harus diikat dahulu dengan kawat.

Gambar 3 – 4 : Pengikatan spesimen dengan kawat

b. Pemanasan

Oven dihidupkan, kemudian kotak sementasi dimasukkan dan temperatur diatur 8750 C. Proses
pemanasan dilakukan 3 kali tiap 2 spesimen sesuai dengan penahanan waktu pemanasan yang telah
ditentukan pada benda uji tersebut yaitu :

Proses pemanasan I :Benda uji A1 dan A2, waktu penahanan temperatur 15 menit.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 21/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 3 – 5 : Grafik Proses Pemanasan I

Proses pemanasan II: Benda uji B1 dan B2, waktu penahanan temperatur 30 menit.

Gambar 3 – 6 : Grafik Proses Pemanasan II

Proses pemanasan III : Benda uji C1 dan C2, waktu penahanan temperatur 50 menit

Gambar 3 – 7 : Grafik Proses Pemanasan III

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 22/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

a. Pendinginan

Pendinginan dilakukan setelah waktu penahanan temperatur tercapai dengan cara langsung
dari

media karburasi (Dirrect Quenching). Media pendinginan mengunakan Oli SAE 20 – 50

b. Proses Permesinan

Setelah pendinginan dilakukan dan spesimen telah menjadi dingin dengan suhu kamar, pada
salah satu sisi dari spesimen tersebut dilakukan proses permesinan yaitu dengan menyekrap /
memakan setebal 1 – 2 mm. Pada saat menyekrap suhu benda kerja dijaga agar tidak sampai panas
karena bisa mengakibatkan perubahan kekerasan akibat panas yang ditimbulkan. Sedangkan tujuan
dari penyekrapan adalah untuk mengetahui kekerasan dari bagian pinggir yang telah dikaburasi, bagian
dalam dan untuk mengetahui ketebalan difusi karbon.

c. Proses Penggosokan (Grinding)

Sebelum proses penggosokan, spesimen dimasukkan kedalam pipa yang telah diisi dengan
dempul besi. Tujuan dalam hal ini adalah agar nantinya pada waktu penggosokan spesimen benar –
benar halus, siku dan rata. Jika tidak rata, hasil dari pemotretan pada bagian yang tidak rata akan
kabur atau jelek.

Gambar 3 – 8 : Benda uji dalam pipa yang didempul

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 23/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Penggosokan benda uji pada bagian yang telah disekrap tadi kemudian dilakukan secara bertahap.
Penggosokan dilakukan dengan kertas gosok besi (amplas kertas) dengan dimulai dari grid yang
paling kasar sampai yang paling halus yaitu : 120, 180, 240, 320, 360, 400, 600, 800, 1000, 1200.
Proses pengososkan harus teratur sesuai dengan arah agar dicapai kehalusan yang baik.

d. Proses Pemolesan (Polishing)

Proses polishing dilakukan apabila proses penggosokan telah selesai. Spesimen dicuci dengan
air dan alkohol yang selanjutnya dikeringkan dengan lap kering. Pada proses polishing ini spesimen
digosok pada kain yang halus yang diletakkan pada piringan yang berputar, selama penggosokan kain
ditaburi dengan polishing powder yaitu serbuk alumia (pasta alumia). Proses polishing ini selesai
apabila bekas goresan - goresan akibat penggosokan telah hilang sehingga spesimen menjadi halus dan
mengkilat, lalu spesimen dicuci dengan air dan alkohol kemudian dikeringkan.

e. ETSA

Proses ini dilakukan dengan cara mencelupkan permukaan benda uji pada larutan kimia guna
memperjelas penglihatan struktur mikro pada mikroskop dan waktu pencelupannya juga harus relatif
singkat. Karena komposisi dan struktur permukaan heterogen maka kelarutan pada permukaan
heterogen maka kelarutan pada permukaan spesimen menjadi tidak sama, daerah yang mudah
melarutkan larutan kimia akan tampak lebih dalam sehingga akan tampak lebih gelap.Larutan esta
yang digunakan adalah nikel 2 %, yang terdiri dari 2 % HNO3 dan 98 % alkohol. Pencelupan dilakukan
kurang lebih 3 detik pada temperatur kamar.Proses esta selesai setelah benda uji diletakkan dibawah
mikroskop, terlihat struktur mikro dengan jelas.

f. Pengukuran Tebal Difusi Karbon

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat mikro hardness tester. Benda uji setelah
diesta bila diletakkan dibawah mikroskop pada mikro hadrness tester akan terlihat ketebalan difusi
karbonnya. Sehingga pengukuran ketebalan difusi karbon dapat dilakukan karena didalam lensa okuler
mikroskop terdapat skala pengukuran dalam mikron meter (1/1000 mm).Adapun pembesaran total dari
mikroskop yang dipakai adalah 400 X terdiri dari pembesaran lensa okuler 10 X dan pembesaran lensa
obyektif 40 X.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 24/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 3 – 9 : Skala Pengukuran pada lensa okuler

g. Pengujian Kekerasan

Pengujian yang digunakan adalah dengan metode pengujian kekerasan vickers. Pengujian ini
dilakukan pada 2 bagian yaitu bagian penampang luasan (a) dan salah satu sisi permukaan (b).

Gambar 3 – 10 : Penampang dan Permukaan Benda Uji

Pengujian kekerasan dilakukan pada tahap terakhir dengan maksud agar diperoleh hasil yang akurat,
karena permukaan benda uji sudah rata, halus dan bersih pada bagian penampang luasannya dan sisi
permukaannya.

Sedangkan pada bagian sisi permukaannya dilakukan penggosokan terlebih dahulu untuk
menghilangkan oksidasi yang timbul. Setelah benda uji bersih baru dilakukan pengujian kekerasan :

Spesimen diklem pada penjepit benda kerja dan diusahakan agar didapatkan permukaan yang benar –
benar horizontal. Penjepit benda kerja ini dapat bergerak melingkar 360 0 , sehingga dapat bergerak
dengan kemiringan seperti yang kita inginkan. Setelah didapatkan permukaan yang benar – benar
horizontal baru klem tersebut dikeraskan.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 25/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Spesimen diletakkan pada meja pengujian kemudian Penetrator dipasang berupa prisma intan dengan
sudut 136 0.

Penyetelan beban awal 10 kg sampai beban utama 30 kg.

Meja pengujian dinaikkan hingga spesimen menekan indikator sampai beban 10 kg.

Pengujian kekerasan pada penampang dilakukan dengan jarak yang teratur mulai dari permukaan yaitu
± 0,3 mm, 0,6 mm dan seterusnya hingga permukaan pada bagian bawah, dan penekanan dilakukan
secara berurutan atau diagonal. Sedangkan pada permukaan benda uji dilakukan secara acak.

Setelah pembebanan awal 10 kg, beban utama 30 kg ditekan dengan menggerakkan tuas. Pada skala
pembebanan terlihat jarum bergerak sampai berhenti. setelah berhenti dibiarkan selama 15 detik,
kemudian beban dihilangkan.

Kemudian mengukur diagonal hasil indikator prisma tersebut.

Setelah diketahui diagonal rata - rata, kekerasan vickers didapat dengan rumus :

dimana : P = Gaya penekanan (kg)

d = Diameter tapak tekan (mm)

dimana rumus tersebut didapat :

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 26/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

luas bidang segitiga dari prisma ,

Luas 1 bidang (A),

A = ½ . a . t

Dimana :

sehingga :

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 27/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

karena a2 = ½ d2 maka :

Luas 4 bidang (prisma) :

sehingga :

maka rumus kekerasan Vickers didapat :

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 28/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

ALUR PROSES KARBURASI

DATA DAN PEMBAHASAN

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 29/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Dari pengujian yang dilakukan terhadap baja karbon rendah, dengan adanya proses perlakukan
panas maka didapat hasil yaitu berupa perubahan sifat mekanis dari benda uji.

Hasil Pengujian Kekerasan

Dalam pengujian ini pengambilan data kekerasan dilakukan pada :

a. Permukaan dan penampang benda uji sebelum dilakukan case hardening (perlakuan panas).

b. Pada permukaan dan penampang benda uji setelah mengalami proses perlakuan panas (case
hardening) dengan metode karburasi (pack carburising).Pengujian kekerasan pada permukaan spesimen
dilakukan secara acak pada permukaan. Sedangkan pada pengujian pada penampang dilakukan
indentasi secara diagonal dengan jarak yang teratur dari permukaan.Sebelum dilakukan proses
perlakuan panas benda uji dilakukan pengujian kekerasan terlebih dahulu dengan :

Pengujian kekerasan: HV

Beban : 30 kg

Lama pembebanan : 15 detik

Penetrator : Intan (diamond)

Pengujian dilakukan terhadap salah satu benda uji dan kekerasan antara benda uji satu dengan
lainnya sebelum pengujian dianggap sama.

Tabel 4 – 1

Data Hasil Pengujian Vickers , sebelum Proses Perlakukan Panas

No. Nilai Diagonal (d)


pada Pengujian Vickers

Permukaan 1 0,692
Benda Uji 2 0,667
3 0,770

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 30/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

4 0,645
5 0,723

Penampang 1 0,679
Benda Uji 2 0,766
3 0,710
4 0,751
5 0,709

Tabel 4 – 2

Data Hasil Pengujian Vickers

Setelah Proses Perlakukan Panas Dengan Penahan Waktu 15 menit

No. Nilai Diagonal (d)


pada Pengujian Vickers

A1 A2

Permukaan 1 0,519 0,501


Benda Uji
2 0,501 0,501
3 0,520 0,519
4 0,490 0,504
5 0,501 0,504

Penampang 1 0,607 0,599


Benda Uji
2 0,607 0,614
3 0,619 0,599
4 0,619 0,599
5 0,619 0,599

Tabel 4 – 3

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 31/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Data Hasil Pengujian Vickers Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahan Waktu 30 menit

No. Nilai Diagonal (d)


pada Pengujian Vickers

B1 B2

Permukaan 1 0,491 0,474


Benda Uji
2 0,474 0,474
3 0,474 0,463
4 0,453 0,463
5 0,453 0,491

Penampang 1 0,580 0,574


Benda Uji
2 0,604 0,601
3 0,604 0,601
4 0,604 0,601
5 0,608 0,601

Tabel 4 – 4

Data Hasil Pengujian Vickers Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahan Waktu 50 menit

No. Nilai Diagonal (d)


pada Pengujian Vickers

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 32/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

C1 C2

Permukaan 1 0,465 0,458


Benda Uji
2 0,449 0,436
3 0,427 0,450
4 0,449 0,458
5 0,449 0,458

Penampang 1 0,579 0,573


Benda Uji
2 0,579 0,573
3 0,579 0,573
4 0,574 0,576
5 0,574 0,576

Setelah diketahui diagonal (d) dari pengujian Vickers maka dapat diketahui nilai HV.

Tabel 4 – 5

Data Kekerasan Sebelum Proses Perlakuan Panas

No. Nilai Kekerasan Kekerasan Kekerasan


( HV ) Rata – rata ( HV ) Rata-rata ( HRc)

Permukaan 1 114 , 76
Benda Uji
2 125 , 16
3 93 , 80 114 , 67 11,4
4 133 , 45
5 106 , 20

Penampang 1 120 , 56
Benda Uji
2 94 , 80
3 110 , 14 106 , 88 10,6
4 98 , 46
5 110 , 45

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 33/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Setelah proses perlakukan permukaan selesai, maka dilakukan pengujian kekerasan pada benda
uji dengan menggunakan pengujian kekerasan yang sama. Data – data kekerasan benda uji setelah
mengalami perlakukan panas adalah sebagai berukut :

Tabel 4 – 6

Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahan Waktu 15 menit

No. Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan


( HV ) Rata-rata ( HRc)

A1 A2 A1 A2

Permukaan 1 220 , 221 , 22 22


Benda Uji 84 70
2 22 22
221 , 221 ,
3 20 20
70 70
4 23 21
205 , 206 ,
5 53 56 22 21
231 , 218 ,
56 84
221 , 218 ,
70 84

Rata - Rata 220 , 217 , 22 21


27 53

Penampang 1 150 , 154 ,


Benda Uji 73 91
2
150 , 147 ,
3 15 15
73 42

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 34/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

4 145 , 154 , 15 14
20 91
5 14 15
145 , 154 ,
14 15
20 91
14 15
145 , 154 ,
20 91

Rata - Rata 147 , 41 153 ,41 14 15

Tabel 4 – 7

Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahan Waktu 30 menit

No. Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan


( HV ) ( HRc )

B1 B2 B1 B2

Permukaan 1 230 , 53 247 , 37 23 24


Benda Uji
2 247 , 37 247 , 37 24 24
3 247 , 37 258 , 68 24 25
4 270 , 54 258 , 68 27 25
5 270 , 54 230 , 54 27 23

Rata - Rata 253 , 27 248 , 53 25 24

Penampang 1 165 , 26 168 , 65


Benda Uji
2 152 , 30 154 , 26
3 152 , 30 154 , 26 16 16

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 35/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

4 152 , 30 154 , 26 15 15
5 150 , 53 154 , 26 15 15
15 15
15 15

Rata - Rata 154 , 54 157 , 14 15 15

Tabel 4 – 8

Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahan Waktu 50 menit

No. Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan


( HV ) ( HRc )

C1 C2 C1 C2

Permukaan 1 256 , 92 264 , 56 25 26


Benda Uji
2 274 , 79 292 , 53 27 29
3 304 , 52 274 , 45 30 27
4 274 , 79 264 , 56 27 26
5 274 , 79 264 , 56 27 26

Rata - Rata 277 , 16 272 , 13 27 27

Penampang 1 165 , 59 168 , 86


Benda Uji
2 165 , 59 168 , 86
3 165 , 59 168 , 86 16 16
4 168 , 83 167 , 56 16 16

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 36/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

5 165 , 59 168 , 86 16 16
16 16
16 16

Rata - Rata 166 , 19 168 , 60 16 16

Dari data – data tersebut diatas dapat diketahui bahwa pendinginan benda uji satu dengan yang
lainnya berbeda kekerasannya (dalam waktu tahan yang sama). Dan penahanan waktu yang lebih
lama maka didapat difusi karbon yang paling besar nilainya dan juga kekerasannya paling tinggi.
Untuk lebih jelasnya maka data – data tersebut disajikan dalam bentuk grafik.

Grafik 4 – 1

Data Kekerasan Setelah Proses Perlakuan Panas

Dengan Penahanan Waktu 15 menit

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 37/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Grafik 4 – 2

Data kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas

Dengan Penahanan Waktu 30 menit

Grafik 4 – 3

Data Kekerasan Setelah Proses Perlakuan Panas

Dengan Penahanan Waktu 50 menit

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 38/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Difusi Karbon

Hasil Pengukuran Ketebalan Difusi Karbon

Pengukuran ketebalan difusi karbon dilakukan dgn menggunakan mikroskop dari alat uji micro
hardness tester. Dan mikroskop tersebut dilihat seberapa dalam hasil penyebaran atau peresapan
karbon terhadap benda uji. Dan data hasil pengukuran difusi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4 – 9

Ketebalan Difusi Karbon

No Kode Tepi 1 ( μm ) Tepi 2 ( μm ) Rata - rata

1 A1 90 95 92 , 5
2 A2 92 95 93 , 5
3 B1 158 160 159 , 0
4 B2 160 165 162 , 5
5 C1 200 202 201 , 0
6 C2 195 198 196 , 5

Keterangan : 1 μm = 1 / 1000 mm

Dari data difusi karbon tersebut dapat diketahui bahwa waktu penahanan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap difusi karbon terhadap benda uji. Karena dengan semakin lamanya
penahanan waktu maka semakin banyak proses penyerapan karbon yang terjadi.

Hubungan dari difusi karbon dan penahanan waktu dari data – data diatas dapat dilihat dari grafik
dibawah ini.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 39/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Grafik 4 - 4

Hubungan Difusi Karbon Dan Penahanan Waktu

Perhitungan Kadar Karbon Hasil Difusi

Kadar karbon hasil difusi pada batas maksimum difusi karbon dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :

dimana Cx = kadar karbon material pada kedalaman x

C0 = kadar karbon spesimen

C1 = kadar karbon permukaan spesimen

x = kedalaman diffusi karbon (cm)

D = koefisien diffusi karbon (cm2/s)

t = waktu (holding time) (s)

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 40/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

erf = fungsi error (error function) (tabel)

Gambar 4 – 5

Bagian Difusi Karbon

harga koefisien diffusi dicari dengan cara :

Dimana : D0 = faktor frekuensi (cm2/s) (tabel)

Q = energi aktivasi (cal/mol/K) (tabel)

T = temperatur pemanasan (0K)

R = konstanta gas (1,987 cal/ mol)

Karena temperatur pemanasan ketiga proses adalah sama yaitu 8750 C, maka harga koefisien difusi
karbon adalah sama :

D0 = 0 , 21 cm2 / s

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 41/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Q = 33 , 800 cal / mol / K

T = 8750 C + 2730 K = 11480 K

Sehingga ;

D = 0 , 21 cm2 / s . exp [ - 14 , 8 ]

D = 0 , 21 cm2 / s . 3,74 . 107

D = 7 , 85 . 108 cm2 / s

Tabel 4 – 10

Diffusing Element Diffusing Through D0 cm2 / s Q cal / mol

Carbon α - iron 0 , 0079 18 . 100

Carbon γ - iron 0 , 21 33 . 800

Nickel γ - iron 0,5 66 . 000

Manganesse γ - iron 0 , 35 67 . 000

Chromium α - iron 30 . 000 82 . 000

Chromium γ - iron 18 . 000 97 . 000

Sumber : Steel and it’s Heatreatment, Karl – Erik Thelning halaman 25

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 42/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Tabel 4 – 11

y erf (y) y erf (y)

0 0 , 000 0,8 0 , 742

0,1 0 , 112 0,9 0 , 797

0,2 0 , 223 1,0 0 , 843

0,3 0 , 329 1,2 0 , 910

0,4 0 , 428 1,4 0 , 952

0,5 0 , 521 1,6 0 , 976

0,6 0 , 604 2,0 0 , 995

0,7 0 , 678 2,4 0 , 999

Sumber : Steel and it’s Heatreatment, Karl – Erik Thelning halaman 26

a. Benda Uji kode A1 dan A2

Diketahui : x (rata - rata) = 93 μm = 9 , 3 . 10-3 cm

t = 15 menit = 900 detik (s)

Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C

Ditanya : Cx ?

Jawab:

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 43/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 48)

Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 48 , sehingga


didapat erf (y) = 0 , 500

Sehingga :

Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 500 ) ] + 0 , 07

Cx = 0 , 365 + 0 , 07

Cx = 0 , 44 % C

b. Benda Uji kode B1 dan B2

Diketahui : x (rata - rata) = 160 , 75 μm = 1 , 6075 .10-2 cm

t = 30 menit = 1800 detik (s)

Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C

Ditanya : Cx ?

Jawab :

Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 68)

Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 68 , sehingga


didapat erf (y) = 0 , 659

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 44/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Sehingga :

Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 659 ) ] + 0 , 07

Cx = 0 , 249 + 0 , 07

Cx = 0 , 32 % C

c. Benda Uji kode C1 dan C2

Diketahui : x (rata - rata) = 198 , 75 μm = 1 , 9875 . 10-2 cm

t = 50 menit = 3000 detik (s)

Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C

Ditanya : Cx ?

Jawab :

Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 65)

Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 65 , sehingga


didapat erf (y) = 0 , 630

Sehingga :

Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 630 ) ] + 0 , 07

Cx = 0 , 2701 + 0 , 07

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 45/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Cx = 0 , 34 % C

Hubungan difusi karbon terhadap penahanan waktu dan kekerasan adalah dengan lamanya penahanan
waktu (holding time) maka kadar karbon yang masuk kedalam benda uji akan bertambah banyak,
sehingga selain semakin dalam peresapan karbon, kadar karbon pada bagian permukaan hingga batas
difusi berbeda. Jadi spesimen dengan kode C , mempunyai kadar karbon lebih besar terhadap benda
uji dengan kode 1. untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini :

Tabel 4 – 12

Kadar Karbon Pada Benda Uji

Jarak dari Kadar Karbon (%C)


Permukaan
Benda Uji Benda Uji Benda Uji
(μm)
Kode A Kode B Kode C

25 0 , 694 0 , 726 0 , 740


50 0 , 598 0 , 645 0 , 669
75 0 , 503 0 , 576 0 , 606
93 0 , 435 - -
100 - 0 , 494 0 , 545
125 - 0 , 433 0 , 481
150 - 0 , 371 0 , 433
160 , 75 - 0 , 319 -
175 - - 0 , 377
198 , 75 - - 0 , 340

Grafik 4 – 6

Hubungan Ketebalan Difusi Karbon dan Kadar Karbon

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 46/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Kesimpulan

Setelah memperoleh data – data hasil pengujian kekerasan pada proses pengerasan permukaan
maka dapat disimbulkan bahwa :

a. Semakin lama waktu penahan (Holding Time) maka semakin tebal difusi karbon pada benda uji
dan dengan adanya penambahan unsur karbon pada permukaan maka kekerasan permukaan
benda uji bertambah keras. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan kadar
karbon pada benda uji. Kadar karbon yang tinggi membuat permukaan benda uji semakin keras
dan getas.

b. Dengan pendinginan langsung dapat mempengaruhi kekerasan permukaan benda uji, hal tersebut
dapat diketahui dengan melihat hasil hasil kekerasan benda uji. Pada proses pengerasan suatu
material akan diperoleh hasil yang maksimal bila dicapai struktur martensit. Dan struktur martensit
ini hanya dapat dicapai dari fase austenit yang didinginkan dengan cepat. Dengan pendinginan
yang cepat dari temperatur austenit nk diperoleh bentuk kristal BCC yang tergeser menjadi BCT
akibat perbedaan temperatur yang tinggi pada bahan.

Saran

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 47/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

Karena keterbatasn penelitian ini maka diharapkan pada penelitian – penelitian selanjutnya tentang
proses perlakuan panas lainnya secara khusus dan secara umum, karena dalam hal ini sangat
berguna untuk menambah dan memperjelas pengetahuan dibidang Metallurgy.

DAFTAR PUSTAKA

Cherly R Books, 1996, Principles of the Heat Treatment of Plain Carbon and LowAlloy Steels,ASM

International

Karl - Erik Thelning, Steel and its Heat Treatment . , Bofors Handbook, London, Cetakan II.

Myrna Ariati dan Wahyuaji NP, Perlakuan Panas Logam , Departemen Metalurgi and Material Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Smallman, R. E., Metallurgy Fisik Modern ., Edisi IV, Gramedia Jakarta.

Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan . , Edisi V , Erlangga Jakarta.

Wahid Suherman, Perlakuan Panas . , Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Institut 10
November Surabaya.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 48/49
4/10/2018 KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

catatan

-difusi merupakan proses pasif transformasi, didalam proses difusi itu sendiri ada zat tunggal yang mana lebih

cenderung bergerak dengan sendirinya ke daerah konsentrasi yang lebih tinggi ke yang rendah hingga ke

konsentrasi yang sama.

-BCT adalah Body Center Tetragonal

-energizer adalah penyemangat / motivator / penghubung /mediasi

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1442-beta-0004?tmpl=component&print=1&page= 49/49

Anda mungkin juga menyukai