Anda di halaman 1dari 4

Selain cara yang bisa dilakukan seperti diatas yaitu bersujud, Anda juga dapat melakukan proses cara

merubah posisi janin sungsang dari luar. Yang dimaksud dari luar disini adalah tindakan konkrit yang
dilakukan pada perut Anda seperti melakukan pemijatan. Hal ini dilakukan untuk memutar posisi
bayi yang sungsang hingga ke posisi bayi yang seharusnya (posisi anterior).

Namun pemijatan ini tidak boleh dilakukan oleh semua ibu hamil, terdapat beberapa syarat
dan kondisi yang harus dipenuhi dalam melakukan teknik pemijatan ini seperti:

 Tali pusat bayi tidak melilit si bayi.


 Si bayi tidak mengalami hidrosefalus.
 Kondisi placenta previa tidak terjadi.
 Tidak ada kelainan rahim pada sang ibu seperti kanker rahim.
 Ukuran bayi tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan ukuran panggul ibu.

Tindakan pemijatan ini sebaiknya dilakukan setelah kehamilan berusia 34 minggu untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan. Dampak yang dimaksud antara lain dapat membuat
sang ibu merasa sakit dan berbahaya juga bagi kesehatan si bayi.

Semoga ulasan singkat mengenai bagaimana cara mengubah posisi bayi sungsang dengan
pemijatan bisa berguna bagi Anda. Untuk informasi lengkap mengenai panduan selama masa
hamil Anda bisa membacanya di » buku panduan ibu hamil yang ditulis oleh dr. Riyani
Limoa, SpOG yang telah saya ulas sebelumnya.

Multiparitas

Selain dapat terjadi secara fisiologis atau normal, sungsang dapat juga disebabkan oleh
penyebab lain, diantaranya adalah :

1. Kelainan dari rahim, sebut saja terdapat sekat pada rahim, bisa juga karena rahim
bentuknya menyerupai angka 7
2. Ada miom dalam rahim yang mendesak
3. Adanya lilitan tali pusat sehingga bayi tidak bisa memutar
4. Placenta previa, yakni placenta yang menutupi jalan lahir
5. Kepala bayi yang terlampau besar (hidrosefalus)
6. Ukuran bayi lebih besar daripada panggul ibu
7. Kehamilan bayi kembar
8. Multiparitas, seperti kehamilan anak ke-2,3,4, dst.

Kongres Dokter kandungan Amerika dan Ginekologis mengatakan kelahiran bayi sungsang
lebih umum terjadi, bila :

1. Si ibu telah hamil sebelumnya atau ini bukan kelahiran anak pertamanya.
2. Si ibu mengandung lebih dari satu janin.
3. Sang ibu memiliki cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit di dalam rahim.
4. Sang ibu memiliki kelainan pada bentuk rahim atau pertumbuhan yang tidak biasa
seperti fibroid.
5. Plasenta ibu hamil secara keseluruhan atau sebagian menghalangi pembukaan rahim.
Kondisi seperti ini disebut plasenta previa.
6. Bayi prematur.

Jika tidak terdapat faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, maka kondisi sungsang
dianggap sebagai sesuatu yang normal. Artinya, diyakini dapat diupayakan untuk dilakukan
pengoreksian.

Cara sederhana yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan posisi sujud. “Pada
kehamilan 7-8 bulan koreksi dilakukan dengan cara ibu berada dalam posisi sujud atau knee-
chest position. Lakukan antara 5-10 menit sebanyak 2 kali sehari. Diharapkan dengan rutin
melakukannya, bayi akan memutar ke posisi yang seharusnya”.

Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk melakukan posisi
bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Bila posisi ini dilakukan
dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi
normal. “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi
bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk
berputar kembali ke posisi normal

Hanya saja, ia mengingatkan bahwa posisi tersebut dapat membuat ibu merasa tidak nyaman
atau sesak jika dilakukan terlalu lama. Sarannya, berhentilah dulu setiap Anda mulai merasa
tidak nyaman. Jangan dipaksakan. Jika Anda sudah merasa lebih baik, sujud dapat dilakukan
lagi.

Lantas, bagaimana jika setelah rutin melakukan sujud si mungil tetap berada dalam kondisi
sungsang? Dokter dapat melakukan tindakan koreksi dari luar dengan cara memutar janin
hingga pada posisi yang seharusnya. Namun, untuk melakukan tindakan ini ada sejumlah
syarat yang harus dipenuhi, seperti :

1. Tidak ada lilitan tali pusat pada leher bayi


2. Tidak ada kondisi hidrosefalus
3. Tidak ada placenta previa
4. Tidak ada miom
5. Ukuran bayi tidak lebih besar daripada panggul ibu

Bagaimana Cara Mendeteksi Sungsang ?

1. Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia tua.
Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Nah,
bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas.
Karena seperti kita tahu, kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

2. Melakukan perabaan perut bagian luar.


Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang
paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan
bagian terbesar dan terkeras dari janin.

3. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari.


Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak
dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang.
4. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

Tindakan apa yang harus dilakukan?

Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Anda pun bisa mengupayakan sendiri agar janin
kembali ke posisi semula.

1. Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan
posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah.
Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore. Masing-
masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan
besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan kembali
ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena
secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.

2. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang
menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV.
Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara ini dilakukan saat
kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa sakit
bahkan kematian janin, akibat kekurangan suplai oksigen ke otaknya.

Jangan Memaksa dan Tahu Resiko Setiap ibu dipastikan menginginkan persalinan normal,
hanya saja jika sudah tiba saatnya si kecil lahir posisinya masih sungsang, walau persalinan
per vaginal bisa diusahakan tetap terdapat beberapa risiko, seperti :

1. Waktu sangat singkat.


ada persalinan normal (posisi kepala bayi ke luar lebih dulu) waktu yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan kepala hingga seluruh tubuhnya bisa hingga 2 jam. Sementara, pada persalinan
sungsang (posisi bokong bayi ke luar lebih dulu) hingga keseluruhan badannya, waktu yang
tersedia hanya 8 menit. Pasalnya, begitu bokongnya ke luar, tali pusat akan terjepit –tertekan
dengan kepala—karena kepala sudah masuk panggul. “Nah, kapasitas oksigen yang dimiliki
bayi hanya cukup untuk 8 menit. Lebih dari itu, ia akan meninggal”.

2. Dikhawatirkan dapat menyebabkan perdarahan otak karena dalam waktu singkat


terjadi dekompresi.
Pada persalinan normal, kepala bayi akan beradaptasi mengikuti jalan lahir sedangkan pada
persalinan sungsang kepala bayi tidak memiliki waktu untuk beradaptasi.

3. Jika bokong bayi ke luar lebih dulu, proses melahirkan benar-benar mengandalkan
tenaga ibu sepenuhnya, dan bayi bisa terjepit di jalan lahir.
Pada persalinan normal, jika dalam proses melahirkan Anda merasa kelelahan maka dokter
dapat membantu dengan melakukan tindakan vakum atau bayi ditarik dengan forcep.

Dengan sejumlah risiko seperti yang telah dituturkan di atas, itulah mengapa banyak
pasangan yang memilih jalan caesar. Bagaimana dengan Anda?

Apa Yang Terjadi Saat Persalinan ?Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses
persalinan. Proses persalinan yang salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami
pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian
tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah
paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter
menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai
berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi bedah sesar.

Kendati letak bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa dilakukan. Yang jelas,
persalinan sungsang dipengaruhi beberapa faktor.

1. Bila berat bayi di atas 3,5 kg, dokter akan cenderung memilih operasi caesar. Cara ini
dipilih untuk menghindari cedera pada otot leher bayi yang mungkin saja tersangkut
dan tertarik saat persalinan normal.
2. Jika sungsang terjadi pada anak pertama, persalinan disarankan melalui caesar.
Karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk
melahirkan dengan cara normal karena dapat mengakibatkan cedera.
3. Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti menghadap ke
bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin seperti posisi “militer”, yaitu tegak
menghadap ke depan (layaknya prajurit siap siaga). Pada janin sungsang, bila
dipaksakan keluar dapat mematahkan tulang punggung yang paling atas dan dapat
mengakibatkan radang otak. Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan dengan
jalan caesar.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah melahirkan sungsang
:

1. Hilangkan kekhawatiran karena posisi bayi yang sungsang. Membayangkan bayi akan
berputar ke posisi yang benar setiap hari dapat mengirimkan pesan kepada bayi untuk
berputar.
2. Mengikuti senam hamil. Biasanya berupa senam kolam, dan akan membuat otot perut
santai dan memberikan ruang pada bayi untuk bergerak.
3. Melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut seakan-akan
menggantung kebawah. Lakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore selama 10
menit. Kegiatan ini sangat mengurangi kemungkinan melahirkan sungsang, aman dan
member ruang pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal. Kemungkinan
berhasilnya adalah 92 persen.
4. Pijat sekitar perut secara lembut searah jarum jam dengan menggunakan kedua tangan
dapat merangsang bayi ke posisi normal.
5. Gunakan cahaya senter untuk mendapatkan perhatian bayi dalam rahim. Arahkan
cahaya senter pada kepala bayi, kemudian bergerak kearah jalan lahir. Gerakan cepat
bisa mendapatkan perhatian bayi. Music pun dapat gunakan dengan cara yang sama
menggunakan I-pod.
6. Bayi dalam perut tidak menyukai dingin, dengan menempelkan benda dingin pada
bagian kepala bayi akan membuat bayi menjauhi daerah dingin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai