Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

Kesehatan reproduksi dan KIA


“Data Update Kasus KDRT Ranah Publik (Sosial) di Propinsi
Jambi”

Kelompok 3:

1. Rizki Aqsyari D (N1A117163)


2. Rieny Martadila (N1A117167)
3. Umaiyah Senia A (N1A117168)
4. Hanifa Adistia S (N1A117177)
5. Ferri Adinata (N1A117178)
6. Yus Kamarigi (N1A117185)
7. Reski Devita S (N1A117187)
8. Siska Meriza (N1A117200)
Kelas 2E

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Jambi

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

C.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Program Penanganan

Adapun langkah-langkah yang dapat di lakukan apabila istri mengalami


kekerasan dalam rumah tangga adalah sebagai berikut:
a). Memberikan kesadaran kepada para ibu rumah tangga, sebagai
mayoritas korban tentang hak yang dimiliki tentang kesetaraan peran dalam
rumah tangga.
b). Memberikan pengertian dan pemahaman tentang payung hukum serta proses
hukum yang bisa dijalani, apabila mereka menjadi korban kekerasan dalam
rumah tangga.

c). Memberikan keyakinan akan adanya perlindungan dari korban kekerasan


dalam rumah tangga yang melaporkan masalah KDRT pada pihak yang
berwajib, yang dalam hal ini perlindungan akan diberikan UPPA. Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak memberikan pelayanan berupa bimbingan
konseling yang berupa nasehat-nasehat atau petunjuk tentang cara bagaimana
menghadapi masalah atau persoalan rumah tangga yang dialaminya, juga
memberikan masukan apakah kasusnya akan dilanjutkan atau diselesaikan
secara kekeluargaan Jika korban merasa jiwanya terancam atau diintimidasi
dari pihak pelaku, maka wajib diberi perlindungan agar korban merasa aman,
bila perlu menempatkan korban disuatu tempat yang tidak diketahui oleh
pelaku.

d). Menyadarkan pada para korban, bahwa tidak perlu malu untuk
mengekspos atau melaporkan kasus pada pihak yang berwajib, sebab KDRT
bukanlah sebuah aib melainkan sebuah tindakan kriminal yang perlu
mendapatkan penanganan secara hukum.
e). memberikan kesadaran kepada kaum pria tentang adanya batasan wewenang
yang bisa dilakukan terhadap istrinya.
Langkah-langkah tersebut di atas pada dasarnya merupakan upaya bagi seorang
istri untuk mencari kebenaran tentang adanya suatu tindak pidana yang di lakukan
oleh suami terhadap istri guna memperoleh perlindungan dan keadilan.

Untuk itu diperlukan upaya-upaya meminimalisir sejak dini sebagai bentuk


antisipasi terhadap terjadinya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kota
Jambi.
BAB 3

KESIMPULAN

Jumlah kekerasan dalam rumah tangga selama tahun 2010 sampai dengan

2013 yang dilaporkan kepada pihak kepolisian Polresta Jambi menunjukkan


adanya peningkatan kasus. Adapun faktor-faktor yang mendorong terjadinya
tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga di kota Jambi adalah faktor
ekonomi, faktor perselingkuhan, dan faktor perilaku. Hal-hal yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yaitu
lewat jalur ‘penal’ (hukum pidana) dan lewat jalur ‘non penal’ (bukan/diluar
hukum pidana). Upaya penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga di kota
Jambi merupakan tanggung jawab bersama oleh pihak kepolisian, pemerintah dan
masyarakat yaitu upaya yang bersifat preventif dan upaya represif.

Menyikapi pentingnya upaya penanggulangan kekerasan dalam rumah


tangga tersebut, penulis menyarankan kepada semua pihak yang terkait, untuk
dapat memberikan perlindungan terhadap isteri yang menjadi korban kekerasan
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan.
Dalam Rumah Tangga tetap disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga korban
kekerasan dalam rumah tangga akan tahu tentang hak dan kewjibannya.

Anda mungkin juga menyukai