Anda di halaman 1dari 9

Bul. Littro. Vol. 21 No.

2, 2010, 129 - 137

POTENSI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A. & J.H. Schult.


Kurz) SEBAGAI OBAT DI BALI
Wawan Sujarwo, Ida Bagus Ketut Arinasa, dan I Nyoman Peneng
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali - LIPI

(terima tgl. 01/07/2010 – disetujui tgl. 27/10/2010)

ABSTRAK menunjukkan bahwa bambu tali mengan-


dung asam lemak, baik asam lemak jenuh
Publikasi yang mengungkap tentang peng- (palmitic acid, myristic acid, stearic acid,
gunaan bambu dalam dunia pengobatan dan lain-lain) maupun asam lemak tidak
masih sedikit sekali bila dibandingkan jenuh (oleic acid dan lain-lain) serta
dengan jenis tanaman lainnya. Penelitian senyawa lainnya (kurkumin, limonen, dan
ini bertujuan mengangkat kearifan lokal lain-lain). Ditemukan pula senyawa
yang ada di Bali tentang penggunaan aromatik seperti toluene, naphthalene,
bambu tali sebagai obat, mengetahui dan 1,3,5-trimethyl benzene.
komponen kimia dasar penyusun bambu
tali dan mengetahui kandungan senyawa Kata kunci : Bambu tali (Gigantochloa apus J.A &
kimia aktif yang berpotensi sebagai obat. J.H. Schult. Kurz), kearifan lokal, obat
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode wawancara, eksplorasi
ABSTRACT
materi genetik, dan laboratorium (uji The Potential of Tali Bamboo
proksimat dan GCMS). Hasil penelitian (Gigantochloa apus J.A & J.H.
menunjukkan bahwa empat belas respon- Schult. Kurz) As Medicine In Bali
den (51,85%) menyatakan bahwa bambu
tali berpotensi sebagai obat, berdasarkan Publications that revealed about the
lontar usada (kitab pengobatan tradisional utilization of bamboo in the world of
Bali) dan sudah mempraktekannya secara medicine are still very little compared to
langsung terhadap pasien. Akar bambu tali other plants. The objectives of this
dapat mengobati kencing manis, kencing research were to understand indigenous
batu, maag, liver (sakit kuning), hipertensi, knowledge of tali bamboo as medicine,
ginjal, kanker payudara, limpa, kanker basic chemical components, and active
darah, dan batuk. Sedangkan batang chemical compounds which are potential
(buluh) bambu tali dapat digunakan untuk for medicine. The methods used were
meremajakan kulit bekas luka, memper- interview, exploration, and laboratory
lancar persalinan, mengobati luka, dan analysis (proximity and GCMS tests).
mengobati panas dalam. Pengujian prok- Results showed that 51.85% of
simat menunjukkan bahwa bambu tali respondents clarified that tali bamboo is
mengandung protein 2,02% (akar)-4,72% potential as medicine. The respondent’s
(batang), lemak 6,71% (batang)-7,78% statement was based on lontar usada (a
(akar), abu 4,05% (batang)-11,21% manuscript about healing system, the
(akar), air 8,51% (akar)-8,51% (batang), medicinal ingredients, and the method in
karbohidrat 70,49% (akar)-76% (batang), Bali traditional healing) and results from
pati 12,18% (batang)-13,07% (akar), direct practice to the patient. The roots of
serat 59,21% (batang)-62,67% (akar) dan tali bamboo were used to cure cough,
antioksidan 29,91 ppm (batang)-42,88 liver, hypertension, breast cancer,
ppm (akar). Pengujian gas chromato- diabetic etc. While the culms were used
graphy mass spectrometry (GCMS) to cure heartburn, skin rejuvenation etc.
menggunakan pelarut non polar (hexane) Results of proximity test showed that

129
Wawan Sujarwo et al. : Potensi Bambu Tali (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult. Kurz) ...

root and culms of tali bamboo contained bahan obat nyaris belum banyak yang
2.02 and 4.72% protein; 7.78 and 6.71% mengetahuinya. Tengah et al. (1995)
fat; 11.21 and 4.05% ash; 8.51 and dengan mengacu pada lontar usada
8.51% water; 70.49 and 76% carbo- menyebutkan bahwa ada lima jenis
hydrate; 13.07 and 12.18% starch; 62.67
bambu yang digunakan dalam peng-
and 59.21% fiber; and 42.88 and 29.91
ppm antioxidant. The GCMS test with non- obatan tradisional Bali, salah satunya
polar solvent (hexane) revealed that tali adalah bambu tali. Lontar Usada
bamboo contained saturated fatty acid merupakan manuskrip yang mengan-
(palmitic, myristic, and stearic acids etc.) dung sistem pengobatan, bahan obat,
and unsaturated fatty acid (oleic acid). The dan cara pengobatan tradisional di
other compounds were also found such as Bali (Tengah et al. 1995).
curcumene, limonene etc. Some aromatic Penggunaan bambu tali dalam
compounds were also found such as dunia pengobatan belum sepenuhnya
toluene, naphthalene, and 1,3,5-trimethyl dapat diterima masyarakat luas,
benzene.
karena secara klinis belum diketahui
Keywords : Tali bamboo (Gigantochloa apus J.A & pasti senyawa kimianya. Demikian
J.H. Schult. Kurz), indigenous juga penggunaan dosis belum ada
knowledge, medicine
yang baku dan hanya berdasarkan
PENDAHULUAN pada pengalaman empiris (Sutarjadi
1991). Beberapa penelitian bambu
Bambu tali (Gigantochloa apus) telah menghasilkan informasi tentang
termasuk jenis bambu dengan rumpun
senyawa kimia, tetapi evaluasi secara
simpodial, rapat, dan tegak. Masya-
sistematik belum dilakukan, termasuk
rakat pedesaan, khususnya di pulau senyawa kimia yang mungkin ber-
Jawa dan Bali, telah menanam bambu
fungsi sebagai obat. Dharmananda
tali. Hal ini terbukti dari banyaknya
(2004) menyatakan bahwa bambu
pemberian nama daerah seperti pring umumnya mempunyai tingkat acetyl-
tali, pring apus (Jawa), awi tali choline yang tinggi, khususnya pada
(Sunda), tiing tali (Bali), dan pereng
beberapa bagian tanaman (misalnya
tale (Madura) (Widjaja 2001). Bambu bagian atas rebung). Senyawa acetyl-
tali biasanya ditanam di pinggiran
choline dapat meningkatkan fungsi
sungai, batas desa, dan lereng per- otak. Sedangkan Sujarwo et al.
bukitan dari dataran rendah hingga (2010) menyebutkan bahwa bambu
dataran tinggi (±1.300 m dpl). Tujuan
ampel gading (Bambusa vulgaris)
utama penanaman bambu tali adalah mengandung asam lemak jenuh
pengambilan batangnya yang untuk (palmitic, myristic, lauric, behenic,
berbagai keperluan diantaranya se-
dan arachidic) maupun asam lemak
bagai bahan konstruksi bangunan tidak jenuh (linolenic) serta senyawa
(rumah dan jembatan), peralatan tidak jenuh lainnya (curcumene).
rumah tangga, kerajinan mebel, atap
Selain itu, juga ditemukan senyawa
rumah, dan alat musik tradisional aromatik seperti naphthalene.
(angklung) (Dransfield dan Widjaja Publikasi yang mengungkap
1995). Selain itu, penanaman bambu
tentang penggunaan bambu dalam
tali dapat menjaga kestabilan siklus dunia pengobatan masih sedikit sekali
hidrologi air di daerah sekitarnya. Akan bila dibandingkan dengan jenis
tetapi pemanfaatan bambu sebagai tanaman lainnya. Tulisan ini bertujuan

130
Bul. Littro. Vol. 21 No. 2, 2010, 129 - 137

untuk mengangkat kearifan lokal yang titrimetri. Pengujian proksimat


ada di Bali untuk dilestarikan dan dilakukan di Laboratorium Analisis
dikembangkan menjadi sesuatu yang Pangan, Fakultas Teknologi
lebih bernilai. Kearifan budaya lokal Pertanian, Universitas Udayana.
merupakan warisan leluhur yang harus d. Analisis senyawa kimia spesimen
dilestarikan. Salah satu kearifan lokal bambu yang berpotensi sebagai
yang ada di Bali yaitu penggunaan obat dengan menggunakan Gas
bambu sebagai bahan obat. Selain itu, Chromatography Mass Spectro-
pembahasan tentang komponen kimia metry (GCMS), di Pusat Penelitian
dasar penyusun bambu tali serta Kimia LIPI Bandung.
pembuktian kandungan senyawa kimia
aktif yang terkandung dalam bambu HASIL DAN PEMBAHASAN
tali akan diulas dalam tulisan ini. Penggalian informasi potensi
bambu tali sebagai obat dan
BAHAN DAN METODE
cara-cara pemanfaatannya di Bali
Penelitian dilakukan sejak Juni
Keanekaragaman bambu di
sampai November 2009. Material
Bali cukup tinggi. Bambu ditanam
genetik yang digunakan dalam peneli-
pada tanah tegalan dan pinggiran
tian adalah bambu tali (Gigantochloa
jurang yang sekaligus berfungsi seba-
apus). Metode pengambilan sampel
gai konservasi tanah dan air. Secara
secara purposif dilakukan di beberapa
keseluruhan dari kegiatan penelitian
wilayah yang diperkirakan mempunyai
di Bali yang meliputi Kabupaten
keragaman bambu tali sebagai obat,
Bangli, Karangasem dan Buleleng
yaitu di tiga Kabupaten yaitu Bangli,
diperoleh 27 responden yang berhasil
Karangasem, dan Buleleng. Untuk
diwawancarai, yaitu para balian usada
memperoleh keragaman jenis-jenis
(praktisi pengobatan tradisional),
bambu yang berpotensi sebagai obat
pemuka masyarakat, dan rohaniwan
dilakukan beberapa tahap kegiatan
Hindu (pemangku dan pedanda).
yaitu
Didapatkan 14 responden (51,85%)
a. Wawancara untuk mengetahui
menyatakan bahwa bambu tali berpo-
potensi bambu tali sebagai bahan
tensi sebagai obat. Para responden
obat beserta cara-cara peman-
mendasarkan keterangannya dari
faatannya, dengan para balian
lontar usada (kitab pengobatan tradi-
usada, rohaniwan Hindu (pedanda
sional Bali) dan sudah memprak-
dan pemangku) dan tokoh-tokoh
tekannya secara langsung terhadap
masyarakat lainnya.
pasien yang diobati, bahwa bambu
b. Eksplorasi materi genetik bambu
tali dapat berfungsi sebagai obat.
tali yang berpotensi sebagai bahan
Hasil wawancara didapatkan
obat di tiga Kabupaten di Bali.
informasi mengenai bagian bambu,
c. Pengujian proksimat (kadar air,
kegunaan bambu sebagai obat, dan
kadar abu, kadar protein, kadar
cara penggunaannya. Ada dua bagian
lemak, kadar karbohidrat, kadar
bambu tali yang berpotensi sebagai
pati, kadar serat, dan kapasitas
obat yaitu akar dan batang. Berdasar-
antioksin) menggunakan beberapa
kan hasil wawancara dengan para
metode diantaranya gravimetri dan
responden didapatkan informasi yang

131
Wawan Sujarwo et al. : Potensi Bambu Tali (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult. Kurz) ...

Tabel 1. Penggunaan bambu tali sebagai obat di tiga kabupaten di Bali


Table 1. The utilization of tali bamboo as medicine at three districts in Bali
Bagian Kearifan lokal/
Kegunaan/ Cara penggunaan/
No bambu/Parts Indigenous
Uses to treat Methods of usage
of bamboo knowledge
1. Akar a. Obat kencing Akar dan daun tua direbus lalu Buleleng
batu airnya ditambah dengan soda (±
1 gelas) lalu diminum.
b. Obat maag, Akar ditambah bawang (Allium Buleleng
liver, hipertensi, sepa), adas (Foeniculum vulga-
ginjal dan re), mengkudu (Morinda citrifo-
sakit kuning lia) dan sedikit garam lalu ditam-
bah air kelapa gading (Cocos
nucifera var. genjah). Semua
bahan tersebut dihaluskan lalu
diperas dan air perasannya
diminum.
c. Mengobati kan- Akar (40 gram) direbus dengan Buleleng
ker payudara, dua gelas air sampai sisa ± satu
limpa dan kan- gelas, lalu diminum tiap hari
ker darah (pagi atau sore).
d. Obat kencing Akar (12 gram) direbus dengan Buleleng
manis dua gelas air sampai sisa ± satu
gelas, lalu diminum dua kali
sehari (pagi dan sore).
e. Mengobati Akar bambu ditumbuk kemudian Bangli
batuk diperas hingga keluar airnya.
Hasil perasan diminumkan tiap
pagi dan sore.
a. Meremajakan Batang bambu yang baru dite- Bangli
2. Batang kulit bekas bang kemudian dibakar salah Buleleng
luka satu ujungnya sehingga ujung
yang lain akan keluar air atau
buih. Buih inilah yang digunakan
dengan cara dioleskan pada
bekas luka berkali-kali.
b. Memperlancar Batang bambu yang tertusuk Bangli
persalinan cabangnya sendiri direndam
dalam air selama ± 15 menit.
Kemudian air hasil rendaman
diminumkan pada ibu yang akan
melahirkan.
c. Mengobati Batang yang masih muda diba- Bangli
luka kar salah satu ujungnya sehing-
ga ujung yang lain akan keluar
air. Air inilah yang akan dioles-
kan pada luka.
d. Mengobati Endapan air di dalam batang Karangasem
panas dalam bambu yang telah mengkristal
(manik), dilarutkan dalam air
dan diminum.

132
Bul. Littro. Vol. 21 No. 2, 2010, 129 - 137

sangat beragam tentang kegunaan (karena adanya penyakit). Lemak


bambu tali sebagai obat (Tabel 1). dalam bidang biologi dikenal sebagai
salah satu bahan penyusun dinding
Analisis proksimat
sel dan penyusun bahan-bahan bio-
Pengujian proksimat komponen molekul. Dalam bidang gizi, lemak
kimia dasar, menggunakan sampel merupakan sumber biokalori yang
bambu tali asal Kabupaten Buleleng, cukup tinggi nilai kalorinya yaitu
dilakukan untuk mengetahui kompo- sekitar 9 kilokalori setiap gramnya.
nen kimia penyusun bambu tali. Uji Penentuan kadar abu sangat berguna
proksimat terdiri dari protein, lemak, sebagai parameter nilai gizi bahan
abu, air, dan karbohidrat. Selain uji makanan. Adanya kandungan abu
proksimat juga dilakukan pengujian tidak larut dalam asam yang cukup
terhadap kadar pati, serat, dan tinggi menunjukkan adanya pasir atau
antioksidan (Tabel 2). kotoran yang lain. Air meskipun
Tabel 2. Data pengujian proksimat bukan merupakan sumber nutrisi
bambu tali dari Kabupaten seperti bahan makanan, namun
Buleleng sangat esensial dalam kelangsungan
Table 2. Data on proximity test of tali proses biokimiawi organisme hidup.
bamboo from Buleleng Karbohidrat merupakan sumber kalori
District atau makronutrien utama bagi orga-
nisme. Karbohidrat erat kaitannya
Bagian bambu/ dengan pembentukan kalori dan
Parameter/ Satuan/ Parts of bamboo
Parameter Unit Batang/
pencegahan penyakit (diabetes, karies
Akar/
Roots Culms gigi, kegemukan, dan lain-lain). Serat
Kadar protein % 2,02 4,72 berguna dalam proses pencernaan
Kadar lemak % 7,78 6,71 (dietary fibers) sedangkan pati hampir
Kadar abu % 11,21 4,05
Kadar air % 8,51 8,51 sama fungsinya dengan karbohidrat
Kadar karbo- % 70,49 76 yaitu sebagai sumber kalori. Anti-
hidrat
oksidan berguna untuk mengikat
Kadar pati % 13,07 12,18
Kadar serat % 62,67 59,21 radikal bebas.
Antioksidan ppm 42,88 29,91 Kaitan antara jenis dan bagian
GAEAC
bambu dengan hasil pengujian dan
Keterangan/Note : GAEAC = Garlic acid
korelasinya terhadap jenis penyakit
equivalent antioxidant capacity
yang dapat diobati, memang sangat
Berdasarkan Tabel 2 didapat- luas kajiannya. Belum ada standar
kan bahwa batang dan akar tanaman baku mengenai nilai batas minimal
bambu tali mengandung karbohidrat, parameter-parameter pengujian prok-
serat, pati, abu, lemak, protein dan simat yang memperkuat bahwa nilai
antioksidan, serta air. tersebut dapat berpotensi menyem-
Sudarmadji et al. (1996) buhkan penyakit. Parameter pada
mengemukakan bahwa protein ber- pengujian proksimat sangat subyektif
guna untuk penyusunan senyawa- terhadap jenis penyakit tertentu
senyawa biomolekul yang berperan begitu juga halnya pada pengujian
penting dalam proses biokimia, untuk kadar serat dan pati. Misalnya,
mengganti sel-sel jaringan yang rusak semakin tinggi nilai lemak maka dapat
meningkatkan nilai kalori yang ber-

133
Wawan Sujarwo et al. : Potensi Bambu Tali (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult. Kurz) ...

korelasi positif meningkatkan bahan 1989). Hasil analisis senyawa kimia


penyusun dinding sel dan bahan-bahan menggunakan GCMS secara lengkap
biomolekul. Di lain pihak kelebihan ditampilkan pada Tabel 3.
lemak dapat menyebabkan over koles- Berdasarkan Tabel 3 pengujian
trol yang dapat menyebabkan stroke. senyawa kimia dengan GCMS dan
Sedangkan pengujian antioksidan penggunaan pelarut non polar (hexa-
dapat disimpulkan bahwa semakin ne), ditemukan asam-asam lemak
tinggi nilai inhibition concentration (IC pada bambu tali, baik asam lemak
>50%) maka akan semakin banyak jenuh (palmitic acid, myristic acid,
radikal bebas yang dapat diikat stearic acid, dan lain-lain) maupun
(Tengah 2010), sehingga mempunyai asam lemak tidak jenuh (oleic acid,
korelasi terhadap penyembuhan suatu dan lain-lain) serta senyawa tidak
penyakit. Akan tetapi penyakit yang jenuh lainnya (curcumene, limonene,
bisa disembuhkan masih general dan dan lain-lain). Ditemukan pula senya-
belum spesifik menunjuk pada jenis wa aromatik pada bambu seperti
penyakit tertentu. toluene, naphthalene dan 1,3,5-
Pengujian proksimat hanya trimethyl benzene.
ditujukan untuk mengetahui kandung- Hasil penggalian informasi,
an kimia dasar penyusun bambu. Hal disebutkan bahwa akar bambu tali
ini sangat diperlukan sebagai studi dapat mengobati kencing batu, maag,
pendahuluan dan data pembanding liver (sakit kuning), hipertensi, ginjal,
sebelum dan setelah dilakukan analisis kanker payudara, limpa, kanker
senyawa kimia dengan menggunakan darah, kencing manis, dan batuk.
GCMS atau NMR (nuclear magnetic Sedangkan batang bambu tali dapat
resonance). Hasil pengujian dengan digunakan untuk meremajakan kulit
GCMS atau NMR diharapkan dapat bekas luka, memperlancar persalinan,
diketahui senyawa aktif yang berperan mengobati luka dan panas dalam.
dalam mengobati suatu penyakit. Berbagai macam penyakit yang
berhasil diperoleh informasinya, ada
Analisis senyawa kimia
beberapa penyakit yang kemung-
Analisis senyawa kimia dengan kinan besar dapat diobati dengan akar
menggunakan GCMS ditujukan untuk dan batang bambu tali. Ogunjinmi et
mengetahui senyawa kimia yang ter- al. (2009) menyatakan bahwa banyak
kandung pada akar dan batang bambu nutrisi dan mineral aktif seperti
tali asal Kabupaten Buleleng. Selain vitamin, asam amino, flavine, asam
itu, hasil uji GCMS dapat digunakan fenolik, polisakarida, dan steroid
untuk menjawab hipotesis tentang dapat diekstrak dari akar, batang,
penggunaan bambu tali sebagai obat, daun, dan rebung bambu dan
sebagaimana yang sudah berkembang semuanya mempunyai anti-oxidation,
di masyarakat. Banyak masyarakat anti-aging, anti-bacterial, dan anti-
yang percaya akan khasiat bambu tali viral. Menurut Tengah (2010)
sebagai obat pemali ngancuk (sakit senyawa yang cukup aktif berperan
pada badan seperti tertusuk jarum), sebagai obat, diantaranya adalah kur-
kamatus rambat (reumatik), lumpuh, kumin dan asam lemak tak jenuh
impoten, luka dan keseleo (Suwidja (oleic acid). Hal ini karena senyawa

134
Bul. Littro. Vol. 21 No. 2, 2010, 129 - 137

Tabel 3. Hasil analisis senyawa kimia dengan GCMS pada akar dan batang bambu
tali dari Kabupaten Buleleng
Table 3. The results of chemical compound test using GCMS on roots and culms
of tali bamboo from Buleleng District
% Normalisasi/Percent of
Nama senyawa kimia/Name of
No. normalization
chemical compounds
Akar/Roots Batang/Culms
1 Toluene 6,02 -
2 Isoamyl acetate 30,32 -
3 Hexane, 4-ethyl-2-methyl 3,55 -
4 Limonene 4,52 -
5 1,3,5-Trimethylbenzene 1,39 -
6 Octane, 4-ethyl 0,73 -
7 Endobornyl acetate 0,72 -
8 Curcumene 6,39 6,67
9 Alpha-Cendrene 3,93 4,12
10 Myristic acid 0,56 1,86
11 Palmitic acid 16,15 49,99
12 Stearic acid 2,97 3,07
13 Oleic acid 3,24 6,66
14 9,12-Octadecadienal 5,21 14,12
15 Stearolic acid 0,60 -
16 Naphthalene - 2,04
17 Pentadecylic acid - 1,03
18 Margaric acid - 1,91
19 Oleoamide - 2,49

kurkumin dapat mengikat radikal 49,99%. Hal ini mengindikasikan


bebas, yang merupakan salah satu bahwa kandungan asam lemak jenuh
penyebab penyakit. Hal ini dapat di- pada bambu tali cukup tinggi. Penga-
lihat dari penggunaan kunyit (Curcuma ruh asam lemak jenuh memang sa-
domestica) sebagai obat liver oleh ngat bertolak belakang dengan peng-
sebagian besar masyarakat di pedesa- gunaan bambu sebagai obat. Keba-
an, karena senyawa kurkumin banyak nyakan asam lemak jenuh meng-
terdapat pada kunyit. Selain itu juga akibatkan naiknya tekanan darah.
ditunjang dengan data pengujian anti- Perlu disadari bahwa asam palmitat
oksidan yang menunjukkan bahwa (palmitic acid) memang merupakan
kadar antioksidan pada batang dan asam lemak jenuh, tetapi menurut
akar bambu tali sekitar 29,91 dan Benoit et al. (2009) palmitic acid
42,88 ppm. sangat berguna untuk merangsang
Mengacu pada data hasil pertumbuhan insulin yang berperan
pengujian GCMS, bagian akar dan ba- dalam mengobati diabetes. Hal terse-
tang bambu tali mengandung palmitic but sesuai dengan hasil penelitian ini
acid yang cukup tinggi yaitu 16,15 dan yang menunjukkan bahwa akar bam-

135
Wawan Sujarwo et al. : Potensi Bambu Tali (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult. Kurz) ...

bu tali dapat digunakan untuk mengo- KESIMPULAN


bati kencing manis. Salah satu contoh
Sebanyak empat belas respon-
penggunaan asam lemak jenuh ada
den (51,85%) menyatakan bahwa
pada virgin coconut oil (VCO), yang
bambu tali berpotensi sebagai obat,
dipercaya dapat mengobati berbagai
berdasarkan lontar usada (kitab peng-
macam penyakit.
obatan tradisional Bali) dan sudah
Berdasarkan data hasil penguji-
mempraktekannya secara langsung
an proksimat dan GCMS menunjukkan
terhadap pasien. Akar bambu tali da-
bahwa penggunaan akar dan batang
pat mengobati kencing manis, ken-
bambu tali sebagai obat sangat mung-
cing batu, maag, liver (sakit kuning),
kin. Hal ini karena bambu tali mengan-
hipertensi, ginjal, kanker payudara,
dung antioksidan yang cukup tinggi
limpa, kanker darah, dan batuk.
dan ditemukannya beberapa senyawa
Sedangkan batang (buluh) bambu tali
kimia seperti palmitic acid, curcumene,
dapat digunakan untuk meremajakan
limonene, toluene, naphthalene, dan
kulit bekas luka, memperlancar persa-
1,3,5-trimethyl benzene sehingga ke-
linan, mengobati luka dan mengobati
mungkinan beberapa penyakit dapat
panas dalam.
diobati. Tingginya kadar antioksidan
Bagian akar dan batang dari
dapat digunakan untuk mengikat radi-
bambu tali mengandung protein 2,02
kal bebas yang merupakan salah satu
dan 4,72%; lemak 7,78 dan 6,71%;
penyebab timbulnya penyakit (Tengah
abu 11,21 dan 4,05%; air 8,51 dan
2010).
8,51%; karbohidrat 70,49 dan 76%;
Pengujian dengan GCMS meng-
pati 13,07 dan 12,18%; serat 62,67
gunakan pelarut non polar (hexane)
dan 59,21%; dan antioksidan 29,91
sangat berpengaruh pada hasil pengu-
dan 42,88 ppm. Bambu tali juga
jian. Hal ini terlihat dari banyaknya
mengandung asam lemak, baik asam
senyawa asam lemak yang berhasil
lemak jenuh (palmitic acid, myristic
diidentifikasi. Apabila dikaitkan dengan
acid, stearic acid, dan lain-lain) mau-
kegunaannya sebagai obat, memang
pun asam lemak tidak jenuh (oleic
masih sangat luas. Hal ini dimungkin-
acid, dan lain-lain) serta senyawa
kan adanya senyawa yang mempunyai
lainnya (kurkumin, limonene, dan
kandungan aktif sebagai obat tidak
lain-lain). Ditemukan pula senyawa
bisa diidentifikasi dengan mengguna-
aromatik seperti toluene, naph-
kan pelarut non polar (hexane) saja.
thalene, dan 1,3,5-trimethyl benzene.
Ada kemungkinan senyawa tersebut
bisa diidentifikasi dengan pelarut semi UCAPAN TERIMA KASIH
polar atupun polar. Selain itu, dibutuh-
kan pengujian lebih lanjut tentang Penulis menyampaikan ucapan
senyawa-senyawa kimia yang terkan- terima kasih kepada Dr. I Gusti Putu
Tengah dan Prof. Dr. Elizabeth Anita
dung, karena senyawa seperti toluene,
naphthalene dan 1,3,5-trimethyl ben- Widjaja atas saran dan masukannya,
zene yang berperan sebagai obat ada- serta kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi melalui program
lah senyawa turunannya.
hibah penelitian insentif peneliti dan
perekayasa DIKTI-LIPI 2009 yang
telah membiayai penelitian ini.

136
Bul. Littro. Vol. 21 No. 2, 2010, 129 - 137

DAFTAR PUSTAKA Bambu Ampel Gading (Bambusa


vulgaris Schrad. Ex wendl. Var
Benoit, S.C., C.J. Kemp, C.F. Elias, W.
sticta) sebagai Bahan Baku Obat
Abplanalp, J.P. Herman, S. Migrene,
Liver di Bali. Prosiding Seminar
A.L. Lefevre, C.C. Guglielmacci, C.
Nasional “Pengembangan Teknologi
Maagnan, F. Yu, K. Niswendar, B.G.
Berbasis Bahan Baku Lokal”. BPPTK
Irani, W.L. Holland, and D.j. Clegg.
LIPI. Yogyakarta. hlm. 877-881.
2009. Palmitic Acid Mediates
Hypothalamic Insulin Resistance by Sutarjadi. 1991. Dari Jamu menjadi Obat
Altering PKC-θ Subcellular Tradisional Menuju ke Fitofarmaka.
Localization in Rodents. Journal Laboratorium Botani Farmasi-
Clinical Investigation 119 (9) : 2577- Farmakognosi. Fakultas Farmasi
2589. Universitas Airlangga, Surabaya.
hlm. 18-19.
Dharmananda, S. 2004. Bamboo as
Medicine. Institute of Traditional Suwidja, K. 1989. Berbagai Cara
Medicine Portland. Oregon. pp. 1-7. Pengobatan Menurut Lontar Usada
Pengobatan Tradisional Bali. Indra
Dransfield, S. and E.A. Widjaja. 1995.
Jaya. Singaraja. hlm. 211.
Bamboos Plant Resources of South-
East Asia No. 7. Bogor. Indonesia. Tengah, I.G.P., I.W. Arka, N.M.
pp. 189. Sritamin, I.B.K. Gotama, dan H.
Sihombing. 1995. Studi Tentang :
Ogunjinmi, A.A., H.M. Ijemoah, and A.A.
Inventarisasi, Determinasi, dan Cara
Aiyeloja. 2009. Socio-Economic
Penggunaan Tanaman Obat Pada
importance of Bamboo (Bambusa
“Lontar Usada” di Bali. Puslitbang
vulgaris) in Borgu Local Government
Farmasi, Balitbang Kesehatan,
Area of Niger State, Nigeria. Journal
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
of Sustainable Development in Africa
hlm. 740.
Vol. 10 No. 4. pp. 284-289.
Tengah, I.G.P. 2010. Komunikasi
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi.
Pribadi. Diakses 3 September 2010.
1996. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty Press. Yogyakarta. Widjaja, E.A. 2001. Identikit Jenis-jenis
hlm. 57-158. Bambu di Jawa. Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi LIPI. Cibinong.
Sujarwo, W., I.B.K. Arinasa, dan I N.
hlm. 96.
Peneng. 2010. Potensi Rebung

137

Anda mungkin juga menyukai