Anda di halaman 1dari 6

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah

serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu

halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap selalu tercurahkan kepada

junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah

menuju zaman islamiah sekarang ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Penerapan Pembelajaran

Berbasis Multiple Intelligences Dalam Pendidikan Islam adalah sebagai pemenuhan tugas

yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan. Oleh karnanya, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Dan semoga

dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penyusun
2

BAB I

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya manusia yang hidup di dunia ini membutuhkan pendidikan.

Pendidikan ialah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan

kebutuhan.1 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaan agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan

spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Dalam pendidikan tidak bisa terlepas dari peroses pembelajaran, yang di dalamnya

terdapat komponen yang saling terkait. Komponen tersebut adalah guru (pendidik), siswa

(peserta didik), materi (bahan), media (alat), dan metode atau pola penyampaian. Dalam

proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan berbagai

macam metode, agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa. Akan tetapi proses

pembelajaran yang berlangsung dalam dunia pendidikan pada umumnya masih berpusat

pada guru (teacher centred), bukan pada siswa (student centred), yang mana siswa

cenderung hanya duduk, mendengarkan mencatat, dan menghapal apa yang disampaikan

oleh guru. Pola seperti itu hanya akan menyebabkan siswa tidak bisa mengaktuallisasikan

dirinya dan pembelajaran menjadi kurang aktif sesuai dengan pelajaran yang disukai

siswa.

1
Muhibin Syah, 1995, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, Hlm. 10.
2
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, 2005, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Surabaya:
Media Centre, Hlm. 4.
3

Dalam proses pembelajaran telah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua

bahwa selain metode pembelajaran faktor inteligensi (kemampuan intelektual),

memerankan peranan yang penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi

seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin

rendah kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh prestasi.3

Oleh karenanya Tujuan belajar mengajar dapat dicapai secara efektif dan efisien

jika seorang guru secara nalar mampu memperkirakan dengan tepat metode apa yang

harus digunakan. Metode mengajar harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar,

karena suatu pelajaran bisa diterima dengan mudah oleh siswa tergantung bagaimana cara

atau metode yang digunakan oleh seorang guru disesuaikan dengan kecerdasan individu

siswa. Yang dimaksud metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.4

Penggunaan dari sebuah metode yang tepat untuk materi yang akan disampaikan,

dapat memberi motivasi pada diri siswa pada saat menerima materi pelajaran. Siswa

dengan sendirinya akan termotivasi jika materi yang disampaikan menarik dan sesuai

kecerdasannya, guru tidak perlu lagi mendorong siswanya untuk belajar, karena mereka

sendiri telah termotivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan.

Namun terdapat indikasi bahwa pembelajaran saat ini sering kali menyimpang

dari esensi pendidikan dengan logika yang tercampur aduk. Hal ini dicontohkan

Hermansyah dalam sebuah jurnal pendidikan yaitu anggapan semakin banyak

pengajaran semakin baik hasilnya, atau menambah materi akan menjamin

3
Ibid, Hlm. 132.
4
Nana Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,
Hlm. 76.
4

keberhasilannya. Peraktek pembelajaran yang keliru ini merupakan pengaruh dari

pembelajaran yang dicirikan oleh Paulo Freire dengan istilah pembelajaran kelasik. 5

Thomas Amstrong dalam bukumya Sekolah Para Juara juga mendeskripsikan model

pembelajaran klasik yang antara lain memunculkan asumsi-asumsi: pertama, para guru

cendrung memisahkan atau memberikan identifikasi kepada para muridnya sebagai

murid yang pandai disatu sisi, dan murid yang bodoh disisi lain. Kedua, suasana kelas

cendrung monoton dan membosankan. Hal ini dikarenakan para guru biasanya hanya

bertumpu pada satu jenis atau dua jenis kecerdasan dalam mengajar, yaitu cerdas dalam

berbahasa dan logika. Ketiga, mungkin seorang guru agak sulit dalam membangkitkan

minat atau gairah murid-muridnya karena proses pembelajaran yang kurang kreatif.6

Proses pembelajaran dengan pemilihan metode mengajar yang tepat sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Karena Setiap kecedasan yang

dimiliki siswa memiliki gaya belajar atau learning stile yang berbeda pula.7oleh

karenanya dalam proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat agar tercapai

tujuan dari pembelajran yang diinginkan.

A. Rumusan Masalah

1. Pengertian Multiple Intelliggences?

2. Apa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran berbasis multiple

intelligences dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

3. Apa faktor pendukung dalam proses pembelajaran berbasis multiple

intelligences dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

B. Tujun Penelitan

5
Hermansyah, 2003, “Pendidikan Yang Humanis”, Junal Kependidikan Islam Fakultas Tarbiah
Iain Sultan Syaarif Kosim Pekan Baru Riau, vol.2,No. 1,Hlm. 18.
6
Thomas Armstrong, 2004, Sekolah Para Juara;Menerapkan Multiple Intllegences (kecerdasasn
majemuk) di Duia Pendidika, Bandung: kaif9t5t589 a, Hlm. 16.
7
R. Khoer. Thomas, 2007, Buku Kerja Multiple Inteligences,(Bandung: Mizan Pustaka), Hlm.
21.
5

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan proses pembelajaran berbasis multiple

intelligences dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran berbasis

multiple intelligences dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam proses pembelajaran berbasis

multiple intelligences dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

C. Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis, yaitu untuk menambah ilmu penegetahuan dalam bidang

pendididkan khususnya terkait penerapan pembelajaran berbasis Multiple

Inteligences bagi penulis dan bagi masyarakat khususnya bagi civitas akademik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

1) Memberi evaluasi terkait penerapan pembelajaran berbasis Multiple

Intelligences di sekolah tersebut

2) Meningkatkan motivasi untuk pihak sekolah agar bersama-sama

menjadikan sekolah SMP Yimi menjadi sekolah yang lebih berhasil

dalam menerapkan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences untuk

peserta didiknya

b. Bagi guru

Menjadikan siswa lebih mengembangkan potensi dan kecerdasan yang

dimilikinya, karena evaluasi yang sudah diberikan untuk guru dan pihak

sekolah (Kepala Sekolah)

D. Penelitian Terdahulu
6

Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah ada

sebelumnya, maka peneliti mengadakan penelusuran terhadap penelitian- penelitian

yang telah ada. Adapun penelitian yang mengambil tema mengenai metode

pembelajaran multiple intelligences adalah : Skripsi yang disusun oleh Moch. Imam

Mawardi, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, INKAFA, Gresik, 2009, yang

berjudul Konsep Multiple intelligences (kecerdasan Ganda) (Studi Telaah teori

kecerdasan perspektif Howard Garner)8

Sekripsi diatas menjelaskan tentang konsep dan pembagian kecerdasan menurut

howard gardner saja tidak dalam bentuk penerapan. Sedangkan Penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya karena peneitian ini mencoba membuktikan efektifitas

pembelajaran yang menerapkan teori-teori multiple inteligences (kecerdasan majemuk)

dalam bentuk metode pembelajaran yang tentunya bersifat praktis bukan teoritis.

8
Imam Mawardi, 2009,” konsep Multiple Intelligences(kecerdasan Ganda) (Studi Telaah Teori
kecerdasan Perspektif Howard Garner)”, Skripi, Fakultas Tarbiyah, INKAFA Gresik.

Anda mungkin juga menyukai