BAB I PENDAHULUAN PKM Kopo OK
BAB I PENDAHULUAN PKM Kopo OK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional maka bangsa
Indonesia melaksanakan pembangunan di berbagai bidang salah satunya adalah
pembangunan di bidang Kesehatan. Secara umum tujuan pembangunan Kesehatan
di jelaskan dalam UU RI No.23 tahun 1992 Bab 2 pasal 3 tentang kesehatan yang
berbunyi :
“Pembangunan Kesehatan Bertujuan Untuk Meningkatkan Kesadaran,
Kemauan, Dan Kemampuan Hidup Sehat Bagi Setiap Orang Agar Terwujud
Kesehatan Yang Optimal”.
Untuk mencapai tujuan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh berjenjang dan terpadu.
Visi pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam upaya tercapainya
pembangunan nasional. Serang sehat adalah suatu kondisi yang merupakan
gambaran masyarakat serang dimasa depan yakni masyarakat yang ditandai oleh
penduduknya yang hipup di lingkungan yang bersih dan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata.
Kabupaten Serang sebagian dari provinsi Banten yang merupakan bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1
Visi dan Misi dapat tercapai jika sistim perencanaan kegiatan atau program
yang dijalankan memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat setempat. Dalam
kaitannya dengan perencanaan program kesehatan, gambaran kondisi kesehatan
masyarakat serta faktor pendukungnya merupakan masukan terpenting dalam
menyusun program-program peningkatan kesehatan.
Puskesmas merupakan unit masyarakat yang dapat mendukung pemerintah
daerah dalam menangani masalah kesahatan masyarakat sesuai kapasitas daerahnya,
maka puskesmas wajib menuangkan hal-hal penting tersebut dalam sebuah profil
tentang kegiatan program yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
khususnya dibidang kesehatan sesuai dengan misinya.
B. TUJUAN
B.1. Tujuan Umum
Menyediakan data dan informasi dibidang kesehatan yang ada diwilayah binaan
Puskesmas Kopo dan jaringan nya.
B.2 Tujauan Khusus
1). Tersedianya data dan informasi tentang upaya penyelenggaraan kesehatan
diwilayah binaan Puskesmas Kopo secara menyeluruh.
2). Tersedianya sarana monitoring dan evaluasi tahunan bagi program-program
Puskesmas
3). Tersedianya sarana intergrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
kordinator sinpus
4). Tersedianya data dan informasi guna penyusunan perencanaaan program
tingkat puskesmas untuk setahun mendatang
2
C. STRATEGI
Strategi Puskesmas Kopo dalam tercapainya visi dan misi yaitu :
1. Meningkatkan kualitan dan kuantitas UKBM terutama di kelas ibu hamil dan
posyandu
2. Melaksanakan pelayanan yang bermutu dan terjangkau
3. Menjalin kemitraaan dengan lintas sektoral
D. MOTO
Dalam melaksanakan pelayanan puskesmas kopo mempunyai MOTO yaitu:
“SEHAT UNTUK SEMUA”
S = Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun menjadi budaya kami
E = EMPATI kepada masyarakat
H = Hati ikhlas
A = Amanah
T = Tanggap terhadap setiap permasalahan
E. NILAI-NILAI
Puskesmas Kopo mempunyai nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua
pegawai untuk mendukung tercapainya visi puskesmas. Adapun nilai-nilai tersebut
adalah:
1. Tanggung jawab
2. Kerjasama
3. Kejujuran
4. Keterbukaan
5. Komitmen
3
R amah : Pelayanan menerapkan sistim 3 S (Senyum, Salam, Sapa)
M udah : Pelayanan yang mudah dimengerti
A dil : Pelayanan yang tidak membeda-bedakan orang
T erjangkau : Pelayanan dengan biaya terjangkau
4
KEC JAWILAN
TANGERANG
KAB. LEBAK
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOPO
Tabel. 1
Situasi Geografis Di Wilayah Binaan Puskesmas Kopo
6
Tahun 2016
Jarak Terjauh Waktu
Nama Jumlah Jumlah
No ke Puskesmas Tempuh ke
Kelurahan RT/RW KK
(Km) Puskesmas
1 Kopo 17/5 3 Km 20 menit 1014
2 Mekar Baru 13/3 3 Km 20 menit 1264
3 Garut 18/3 3 Km 20 menit 1641
4 Ranca sumur 19/5 3 Km 20 menit 1566
5 Nanggung 23/5 3 Km 20 menit 2472
6 Jumlah 90/21 15km 120 menit 7957
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016
Tabel. 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Puskesmas Kopo Tahun 2016
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
No Laki-laki Perempuan Jumlah
(Tahun)
1 2 3 4 5
1 0-4 1839 1.469 3308
2 5-9 1479 1.450 2.929
3 10-14 1743 1.593 3.336
4 15-19 1496 1.335 2.831
5 20-24 1265 1.169 2.434
6 25-29 1100 972 2.072
7 30-34 859 908 1.767
8 35-39 828 796 1.624
9 40-44 793 740 1.533
10 45-49 692 623 1.315
11 50-54 573 652 1.225
12 55-59 432 876 1.233
13 60-64 267 273 540
14 65-69 167 397 564
15 70-74 108 129 237
16 75+ 83 133 216
JUMLAH 13 462 13 212 26 674
Sumber : Data Kantor Statistik Kabupaten/Kota Serang
Tabel. 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Desa
Puskesmas Kopo Tahun 2016
Jumlah Penduduk
No Nama Desa Jumlah
KK L P
1 Kopo 1014 1.801 1.647 3.448
2 Mekar Baru 1.264 2.435 2.362 4797
3 Ranca Sumur 1566 2.810 2.436 5246
4 Nanggung 2472 4.317 3765 8082
5 Garut 1641 3034 2568 5602
JUMLAH 7957 13677 12778 26455
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016
7
Berdasarkan data yang didapat dai BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2016dan
ketehaui bahwa jumlah penduduk kecamatan kopo 26 455 jiwa. Komposisi
penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah Laki-Laki 13 677 jiwa, perempuan 12
778 jiwa.
Mayoritas masyarakat kecamatan kopo menganut agama islam. Hal ini
kemudian melatarbelakangi masyarakat kecamatan kopo yang dikenal memiliki
religiusitas yang tinggi. Berazas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan.
Masyarakat mememiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga
kecamatan kopo relatif mampu membebaskan diri dari berbagai komplik, suasana
kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha.
Tabel. 4
Distribusi Mata Pencarian Pokok Penduduk Di Wilayah Binaan Puskesmas
Kopo Tahun 2016
Kecamatan Kopo
Mata Pencarian
Jumlah %
PNS 194 2,39%
TNI/POLRI 23/14 0,45%
SWASTA/BURUH 186 2,218%
WIRASWASTA/PEDAGANG 1581 19,48%
TANI 2273 28,01%
DOKTER 3 0,036%
JUMLAH PENDUDUK 26674 100%
Pensiunan 70 0.26 %
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016
8
Wiraswata/
no Nama desa Pns Tni/polri Swasta tani Dokter jumlah
pedagang
1 Kopo 32 7/4 34 318 347 3448
2 Mekar 39 7/3 26 527 340 2 4497
Baru
3 Ranca 35 4/0 38 181 406 1 5246
Sumur
4 Garut 16 2/4 34 203 515 0 5602
5 Nanggung 72 3/3 54 352 665 0 8114
Jumlah 194 23/14 186 1581 227 3 26 455
3
Mata penca harian di wilayah Kecamatan Kopo 28,01% sebagai buruh tani ,
swasta 2,218% ,pedagang 19,48% ,ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
masyarakat yang masih banyak lulusan SD /SMP.
Tabel. 5
Sarana Pendidikan Yang Ada Di Wilayah Binaan Puskesmas Kopo Tahun
2016
No Sekolah yang ada Jumlah
1 TK 3
2 Sekolah dasar (SD)/(MI) 17
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9
4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 9
JUMLAH 38
Sumber : Data Badan Pusat Statistik Tahun 2016
Menurut data yang diperoleh BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2016,
persentase penduduk Kecamatan Kopo berumur 10 Tahun ke atas yang tamat SD
sebanyak 1143, tamat SLTP sebanyak 5032(3806), tamat SLTA sebanyak 1437,
menamatkan Diploma/Universitas 218,
9
LSM, dan orang yang berpengaruh di daerah tersebut. Selain dari itu wujud peran
serta masyarakat juga dapat dilihat pengembangan upaya kesehatan yang bersumber
daya masyarakat baik modern maupun tradisional. Peran serta aktif langsung upaya
kesehatan yang bersumber daya masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 6
Peran Serta Masyarakat Diwilayah binaan puskesmas kopo
Tahun 2016
Paraji
Jumlah Kader Jumlah
Kelurahan UKGMD Bermitra Tidak
posyandu aktif posbindu
bermitra
Kopo 5 25 1 1 3 0
Mekar Baru 5 25 1 1 2 0
Garut 6 30 1 1 4 1
Ranca Sumur 5 25 1 0 4 1
Nanggung 6 30 1 0 4 1
Puskesmas 27 135 5 3 17 4
Sumber : Data Puskesmas Kopo tahun 2016
Masyarakat punya andil yang besar. Masyarakat mempunyai kewajiban dan hak
untuk memelihara kesehatannya. Agar tercipta bangsa yang sehat maka perlu
memberdayakan masyarakat itu sendiri. Pola perilau hidup bersih dan sehat hanya
bisa dirubah oleh masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil pemetaan PHBS tatanan
rumah tangga tahun 2016 di kecamtan Kopo, rumahtangga yang dinyatakan tidak
sehat sebanyak 49%. Sedangkan rumah tangga yang sehat sebanyak 51 %, diantara
merokok di dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat
kecamatan Kopo yang mempunyai kebiasaan merokok. Dan tidak makan sayur dan
buah
10
11
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN PUSKESMAS KOPO
A. MORTALITAS
Jumlah kejadian kematian pada periode waktu dan pada kelompok usia tertentu,
dapat memberi gambaran dari waktu ke waktu, dan dapat memberi gambaran
perkembangan derajat kesehatan dan dapat digunakan dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
AKB merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya yang dilakukan dalam menurunkan
AKB. Menurut hasil sdki 2007 terjadi penurunan AKB sejak Tahun 1991. Pata
tahun 1991 AKB diestimasikan sebesar 68/1000 KH, sedangkan SDKI 2007
mengestimasikan AKB sebesar 34/1000 KH dan target MDGs pada tahun 2016
diharapkan menjadi 23/1000 KH. Sedangkan untuk Angka Kematian Ibu (AKI)
SDKI 2007 sebesar 228/100.000 KH diharapkan dapat diturunkan menjadi
102/100.000 KH. Dan Angka Kematian Balita dari 97 menjadi 32/1000 KH pada
tahun 2015.
Berikut ini kondisi jumlah kematian yang tercatat dan terlaporkan di Puskesmas
Kopo pada tahun 2016
12
pertolongan persalinan, sehingga setiap kelainan komplikasi dan kegawatdaruratan
dapat diberikan rujukan yang cepat dan tepat.
Melihat penyebab langsung dan penyebab tidak langsung dalam kasus kematian
ibu, perlu adanya peningkatan baik kompetensi petugas maupun kemitraan bidan
dan dukun paraji ,sarana dan prasarana dimulai dari tingkat desa sampai puskesmas
yang ada di wilayah Kopo. Dan sisi masyarakat perlu adanya peningkatan peran
serta masyarakat dalam kesehatan ibu dan bayi, serta peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan yang khususnya ibu dan bayi perlu di tingkatkan lagi.
13
DESA JUMLAH HASIL UJI
YA TIDAK
KOPO 26 100 % -
MEKAR BARU 26 100% -
GARUT 26 61,5% 38,4%
RANCA SUMUR 26 100% -
NANGGUNG 26 96% 3,8%
DESA F1 % Fe %
Kopo 85 95
Mekar Baru 96 90
Garut 90 95
Ranca Sumur 90 70
Nanggung 89 90
B. MORBIDITAS
Angka morbiditas digunakan sebagai indikator status kesehatan. Pada tahun
1959, WHO menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan the expert
committee on health statistics, yaitu :
1. Jumlah orang yang sakit
2. Periode atau lama sakit yang dialami
3. Durasi (waktu : jam, hari, minggu, bulan) penyakit
Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan
prevalensi dan bergagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.
Selama tahun 2015, terdapat data jumlah kesakitan yang diperoleh dari
pelayanan kesahatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan, baik pencatatan dan
pelaporan rutin maupun insidentil. Data tersebut adalah :
B.1 TB Paru
TB Paru dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif (15-50 tahun) dan
anak-anak. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lain misalnya: tulang, kelenjar, kulit dll. Program pengendalian TB.
Paru menerapkan Strategi DOTS (Directly Obseved Treatment Short-course) yang
telah diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar.
Target program pengendalian TB adalah tercapainya penemuan pasien baru TB
BTA (+) paling sedikit 100 % dari perkiraan dan menyembuhkan 100% dari semua
pasien tersebut serta mempertahankannya. Di Kecamatan Kopo Tahun 2016
ditemukan 45 kasus BTA (+) baru dari sasaran 27 kasus BTA (+) baru, dan kasus
yang dinyatakan sembuh sebanyak kasus BTA positif 24 kasus (88%) pada tahun
2016
14
Upaya yang dilakukan dalam pengendalian TB tahun 2016 di Kecamatan Kopo
adalah sebagai berikut:
a). Penyuluhan
Penyuluhan secara individu dan kelompok
Pelaksanaan penyuluhan di setiap sarana pelayanan kesehatan dengan
melibatkan semua lintas program maupun lintas sektor kepada masyarakat
b). Penemuan dan Pengobatan
o Penjaringan suspek TB, dilaksanakan di setiap sarana pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta
o Penemuan kasus TB BTA positif (Case Holding)
o Pembinaan ke Pengawas Menelan Obat (PMO) dan kasus
o Pengiriman dan pemeriksaan specimen kasus suspek Multi Drug Resisten
c). Pemantauan dan Evaluasi
o Validasi data program TB paru setiap 3 bulan satu kali ,oleh UPTD
program tb paru kabupaten.
o Evaluasi dan rencana tindak lanjut Program TB Paru untuk setiap temuan
kasus pada waktu validasi.
d). Peningkatan SDM
o Supervisi Program TB Paru
o Pelatihan Program TB (Provinsi)
o Magang bagi petugas Lab Tb bila terjadi eroret
o OJT untuk petugas TB baru satu tahun 2 kali
o Pelatihan kolaborasi tbHIV
e). Melibatkan peran serta masyarakat
o Pembentukan paguyuban TB di beberapa Desa di Kecamatan Kopo,
diantaranya : Mekar Baru, Garut, kopo, Ranca Sumur, dan Nanggung
o Paguyuban TB ini beranggotakan mantan pasien TB, pasien TB, keluarga
pasien TB, Pengawas Menelan Obat (PMO) dll
o Paguyuban TB berperan dalam pengendalian TB terutama dalam
penyuluhan TB, pencarian suspek TB dan pembinaan anggota TB
15
6 GAGAL/defult 0
7 LAIN-LAIN 0
8 TOTAL PENDERITA 48
16
dan kualitas udara dan lingkungan tempat tinggal si penderita harus dijaga
kebersihannya.
Setengah dari kasus penumonia disebabkan oleh pneumokokos, sehingga
diperlukan intervensi aktif untuk pencegahan dengan vaksinasi selain nutrisi yang
cukup, pemberian ASI eksklusif dan zinc
Tabel.8
Penyakit Ispa Non Pneumonia
Di Puskesmas Kopo Tahun 2016
Bulan L P Jumlah
1 Januari 45 44 89
2 Pebruari 10 10 20
3 Maret 36 35 71
4 April 55 51 106
5 Mei 65 70 135
6 Juni 89 84 173
7 Juli 76 83 159
8 Agustus 87 85 172
9 Septermber 83 78 159
10 Oktober 98 108 206
11 November 90 100 190
12 Desember 87 87 174
Jumlah 821 833 1656
peumoni Balita
Pada Tahun 2016
NO BULAN L
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Data
17
B.4 Diare
Penyakit diare erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan, penyediaan air
bersih dan perilaku kesehatan. Jika ketiga komponen tersebut memenuhi syarat
kesehatan maka penyebaran penyakit ini dapat ditekan. Kasus diare juga merupakan
kasus yang banyak diderita balita, karena kondisi fisik yang masih rentan terhadap
penyakit ini. Di kecamatan Kopo pada tahun 2015 ditemukan kasus sebanyak 425
kasus.menurun dibanding tahun lalu dari kasus 485 kasus.
Walaupun ada peningkatan kasus yang terjadi pada bulan april dan bulan mei
2015,namun kasus tersebut tidaak terjadi klb karena kewaspadaan dini dari semua
petugas di tingkatkan ,untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa.
Tabel. 10
Distribusi Kasus Diare Menurut waktu dan Jenis Kelamin
di Puskesmas Kopo Tahun 2016
No Bulan L P Jumlah
1 Januari 10 12 22 Sumber :
Data 2 Pebruari 11 15 26
3 Maret 22 21 43
4 April 12 16 38
5 Mei 21 23 44
6 Juni 12 14 26
7 Juli 14 13 27
8 Agustus 19 18 37
9 Septermber 36 45 81
10 Oktober 10 14 14
11 November 10 13 23
12 Desember 24 20 44
Jumlah 201 224 425
Puskesmas Kopo Tahun 2015
18
WHO mengungkapkan bahwa 94% dari kasus diare yang terjadi dapat dicegah
melalui modifikasi lingkungan termasuk peningkatan tersedinya air bersih dan juga
perbaikan sanitasi dan hygiene. Besarnya penurunan kasus diare melalui akses air
bersih mencapai 25%, sedangkan melalui sanitasi tercapai 32%. Penerapan prilaku
hygiene seperti cuci tangan juga terbukti dapat menurunkan kasus diare hingga
45%. Penurunan kasus diare juga masih dapat ditempuh dengan penerapan
pengolahan air skala rumah tangga, melalui cara ini penurunan yang terjadi dapat
mencapai 39%.
D. STATUS GIZI
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
umum, karena di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah
penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan individu.
Pemberi layanan pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak diberikan oleh
keluarga ,tenaga kesehatan dan kader terlatih.percepatan penganeka ragaman
19
konsumsi pangan diberikan oleh kader penyuluh pangan dan tim ketahananan
pangan.
20
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
21
A. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Up.aya kesehatan wajib di Puskesmas Kopo yaitu :
1.promosi kesehatan
2.kesehatan lingkungan
3 kesehatan ibu dan anak(kia/kb)
4.perbaikan gizi
5 pemberantasan penyakit menular(p2p)
6 pengobatan dasar dan rujukan
22
Diantara beberapa indikator PHBS yang cukup rendah pencapaiannya yaitu
indikator merokok di dalam rumah, hal ini disebabkan masih kurangnya
pengetahuan tentang bahaya merokok dan faktor kebiasaan.
Melakukan pembinaan kader 3bulan sekali, untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan .ikut jambore tingkat kabupaten
Satu tahun satu kali dengan peserta satu perdesa dan bergantian. Dengan tujuan
menjalin silaturakhmi dan meningkatkan sinergitas dalam meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat dalam rangka menyongsong kecamatan sehat Tahun 2020.
Pembinaan toga tingkat desa dengan tujuan setiap anggota keluarga dapat
memamfaatkan tanaman yang ada di sekitar yang bisa di jadikan pengobatan
Dasar secara tradisional.
23
sedang meneteki, sudah benarkah bayi menetek (apakah sudah melekat
dengan baik).
d. penyuluhan NAPZA
e. Penyuluhan Kesehatan di dalam dan luar gedung
24
Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakaian air
b. Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
Meliputi kegiatan :
Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan seperti Jasa Boga, Industri
Rumah Tangga Pangan, Depot Air Minum Isi Ulang, Rumah Makan/Restoran
Penyuluhan dan pembinaan tempat pengolahan makanan
c. Program Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah
Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah meliputi kegiatan
ispeksi sanitasi SPAL dan JAGA secara kualitas dan kuantitas
d. Program penyehatan pemukiman dan jamban keluarga
Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan meliputi kegiatan
inspeksi sanitasi rumah secara kualitas dan kuantitas, penyuluhan, pembinaan
dan pemerdayaan masyarakat.
e. Program pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum meliputi kegiatan Inspeksi Sanitasi
Tempat-Tempat Umum (tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan lain-lain),
penyuluhan dan pembinaan.
Sanitasi tempat umum memenuhi syarat Tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat pada tahun 2015
f. Program pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
1. Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vektor di permukiman
penduduk dan sekitarnya
Meliputi pemeriksaan jentik berkala melibatkan masyarakat, fogging,
abatisasi dan lain-lain, penyuluhan dan pembinaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ABJ adalah:
Kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk melaksanakan PSN di
rumah masing-masing
Keadaan geografis Kecamatan Kopo yang sebagian wilayah susah air
sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang menyimpan air terlalu
lama dan jarang dikuras sehingga menjadi perindukan vektor penyakit.
Kegiatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan ABJ yaitu :
Memberikan penyuluhan baik perorangan maupun kelompok tentang
pentingnya PSN (3M+).
Membagi leaflet tentang penyakit DBD, PSN (3M+).
Bekerjasama dengan kader jumantik untuk terus melaksanakan PJB 1
minggu sekali.
Bersama-sama dengan semua elemen masyarakat baik dari pihak
kelurahan, RT, RW, untuk menggerakan masyarakat agar PSN (3M+)
menjadi kebiasaan sehari-hari tiap anggota masyarakat.
Rencana yang akan dilaksanakan :
Mengadakan PSN & PJB 1 minggu 1 kali di tiap-tiap RW
Pembagian bubuk abate tiap 3 bulan 1 kali dan setiap ada kasus
g. Pengolahan sampah
25
Telah dilakukan pemisahan sampah medis dan non medis di Puskemas
yang kemudian sampah medis di olah oleh rekanan. Sampah non medis pun
telah dipilah-pilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik
dikelola secara mandiri olah petugas kesling untuk dijadikan kompos
(pengelolaan kompos sederhana), sedangkan sampah anorganik diambil oleh
petugas kebersihan puskesmas (0B) untuk ditampung ditempat sampah
sementara kemudian di musnahkan dengan cara di bakar.
h. Klinik Sanitasi Meliputi, kunjungan rumah sebagai intervensi konseling,
penyuluhan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
A.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Keluarga Berencana (KIA-
KB)
Yang dilaksanakan di Puskesmas Kopo :
a. Kesehatan Ibu
1. Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil
Pada program ANC meliputi kegiatan penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan, pentingnya pemberian imunisasi TT, pentingnya
mengkonsumsi tablet Fe selama hamil, pendataan bumil setiap bulan,
menganjurkan ibu hamil untuk diperiksa oleh tenaga kesehatan,
penyuluhan tentang pentingnya persiapan persalinan dan pencegahan
komplikasi, pentingnya pemeriksaan bumil, rujukan, perawatan payudara,
PHN, sosialisasi buku KIA, praktek perawatan payudara, penyuluhan dan
melaksanakan kelas ibu hamil.
Untuk cakupan K1, K4, Linakes dan N2 dapat dilihat dari tabel di bawah
ini.
Tabel. 12
Cakupan KIA/Neonatus Sesuai Pemantauan Wilayah Setempat Di
Puskesmas Kopo
TAHUN 2013-2016
Tahun
NO Cakupan
2013 2014 2015 2016
1 K1 92 102 99 84
2 K4 77 94 91 82
3 DRT O/nakes 88 85 69 14,4
4 DRT O/masyarakat 12 75 38 13,5
5 Pesalinan oleh Nakes 114 101 97 98,5
6 Kunjungan nifas 76 99 98 94,4
7 Penanganan 25 25 17 90
Komplikasi Obstetri
8 N1 73 108 120 100
9 Neonatus Lengkap 77 112 120 127
10 PKN 12 21 45 90
11 Bayi Lengkap 65 28 167 123
26
Sumber : Data Puskesmas Kopo tahun 2013-2016
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
2. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan
Adapun upaya yang dilaksanakan dalam mengatasi masalah linakes yaitu :
Mengadakan kemitraan dengan dukun paraji, dimana paraji tidak boleh
menolong persalinan, tetapi yang menolong adalah bidan dan paraji
sebagai pendamping bidan, dengan imbalan sistem persentase dari yang
dibayarkan pasien, sedangkan perawatan nifasnya diteruskan oleh paraji
dipantau oleh bidan pada saat nifas 6jam ,6hari,21 h1ri,dan 6 minggu..
Pasien tidak lupa dianjurkan untuk kontrol dan pada waktu kontrol tidak
lupa penyuluhan mengenai ASI Eksklusif, imunisasi, KB.
Sudah diadakan perslinan 24 jam dengan Inisiasi Menyusui Dini.
3. Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus)
4. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil ,ibu bersalin dan ibu nifas resiko
tinggi/komplikasi
5. Program kelas ibu
b. Kesehatan Bayi
1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi
2. Penanganan BBLR
c. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah
1. Pelayanan Deteksi Dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang (DIDTK)
Balita
Untuk kegiatan MTBS meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan umum,
pemantauan gizi balita dan status Gizi balita, penilaian status imunisasi
balita, penilaian Tumbang balita. (untuk cakupan program
di BAB IV).
Tabel.13
Data Kunjungan MTBS Tahun 2016
UPTD PUSKESMAS KOPO
NO BULAN PENCAPAIAN
40
1 JANUARI 100
2 FEBUARI 100,7
3 MARET 99,4
4 APRIL 98,1
5 MEI 98,8
6 JUNI 98,8
7 JULI 90,3
8 AGUSTUS 98,8
9 SEPTEMBER 98,7
10 OKTOBER 92,6
11 NOVEMBER 100
12 DESEMBER 107,1
Tabel.15
Data Kematian MTBS Tahun 2016
UPTD PUSKESMAS KOPO
NO BULAN PENCAPAIAN
1 JANUARI 0
2 FEBUARI 0
3 MARET 0
4 APRIL 0
5 MEI 0
6 JUNI 0
7 JULI 1
8 AGUSTUS 0
9 SEPTEMBER 0
10 OKTOBER 1
11 NOVEMBER 1
12 DESEMBER 0
41
2. Pelayanan Deteksi Dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang (DIDTK) Anak
Pra Sekolah
d. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih/ guru UKS/ dokter kecil
2. Pelayanan kesehatan remaja
e. Pelayanan Keluarga Berencana
1. Pelayanan KB aktif
Meliputi kegiatan safari KB, pelayanan akseptor, perkumpulan sub.
PPKBD, penyuluhan, pembinaan dan kerja sama lintas sektor. Untuk
cakupan akseptor baru di Puskesmas Kopo dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel.16
Cakupan Akseptor Baru Puskesmas Kopo
Tahun 2012-2016
Tahun
No Jenis KB
2012 2013 2014 2015
1 IUD 4 12 6 20
2 MOP 4 4 4 2
3 MOW 4 4 4 4
4 Implan 15 32 9
5
5 Suntik 45 55 38 39
6 Pil 20 45 23 21
7 Kondom 25 2 1 5
Sumber : Data Puskesmas Kopo 2016
42
1. Pelayanan akseptor aktif MKET
2. Pelayanan akseptor MKET dengan komplikasi
3. Pelanan akseptor MKET dengan kegagalan
RUANG MTBS
43
RUANG DEKONTAMINASI
RUANG KIA
44
POJOK URO
45
46
RUANG BERSALIN
RUANG NIFAS
47
RUANG KB
48
A.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2 kali/tahun dan pada bayi dan balita
b. Distribusi tablet Fe untuk Ibu hamil dan ibu nifas
c. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada gakin
d. Penanganan gizi buruk dan gizi kurang : pelacakan gizi buruk, lomba balita pasca
gizi buruk, punyuluhan gizi.
e. Memantau balita yang naik berat badannya di posyandu
f. Memantau dan menangani balita bawah garis merah
g. Konseling gizi
h. Pelaksanaan PMT penyuluhan
i. Pemberian pmt pada gizi buruk dan gizi kurang
j. Revitalisasi posyandu
A.5 Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P)
a. Program P2 Kusta
Penemuan tersangka kusta 1 orang
b. Program Pelayanan Imunisasi
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi
2. Pendataan Drop Out DPT 3 – Campak
3. Imunisasi HB 1 < 7 hari
4. Imunisasi campak pada bayi
5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
Meliputi kegiatan pelayanan imunisasi (HB 0, BCG, DPT & HB 1-3,
Polio 1-4, Campak, TT 1 &2, pendataan status imunisasi yang tidak terlaporkan
ke puskesmas, Bulan imunisasi anak Sekolah, sosialisasi imunisasi dan
pengelolaan vaksin kepada BPS, pemantauan kasus DO, imunisasi di posyandu
dan HB0 untuk neonatal di klinik swasta.
Tabel.17
Pelayanan Imunisasi Tahun 2012 – 2016
UPTD Puskesmas Kopo
TAHUN
PELAYANAN IMUNISASI
2013 2014 2015 2016
HB 0 98 113 111,6 112
BCG 98 113 109,9 102
DPT HB-HIB 1 98 103 112,8 118
DPT HB-HIB 3 - 39,5 114,8 120
POLIO 1 98,7 109 111,2 108
POLIO 4 98,7 107 107,3 108
CAMPAK 87 102 104,1 107
TT1 87 106 85,7 16
TT2 87 100,4 102,3 16,3
49
Program BIAS
Kendala di program BIAS : . masih adanya orang tua siswa yang menolak
anaknya untuk diimunisasi, namun untuk mengantisipasi masalah tersebut,
sebelum pelaksanaan BIAS terlebih dahulu dibagikan surat pernyataan
kepada orang tua siswa.
Kegiatan rutin program imunisasi yang sudah dilaksanakan
Pengolahan rantai vaksin (penyetokan vaksin, penyimpanan vaksin, dan
pendistribusian vaksin ke lapangan, puskesmas dan Bidan Praktek Swasta.
Pemantuan dan pencatatan suhu 2 x sehari yaitu pada pagi hari dan sing hari
setalah jam kerja selesai.
Pencatatan stock vaksin keluar dan masuk dan pemantauan kualitas vaksin
dengan melihat V V M.
Pencatatan hasil pencapaian imunisasi di lapangan (posyandu), puskesmas
dan BPS atau pelayanan kesehatan yang melayani imunisasi di wilayah kerja
puskesmas.
Pemantauan status imunisasi dari buku kuning dan buku merah.
Pembuatan PWS setiap bulan sebagai alat untuk memantau hasil pencapaian
imunisasi tiap wilayah.
Sosialisasi program dan penyuluhan tentang imunisasi (posyandu,
puskesmas, lokmin, dll).
Pelaporan.
Rencana Kegiatan Program Imunisasi :
Membuat rencana kontak/kunjungan pada bayi yang tidak kontak untuk
imunisasi sesuai jadual dengan tujuan agar bayi dapat di imunisasi dengan
lengkap.
Pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan
Mengadakan pertemuan rutin Bidan Praktek Swasta yang membahas
mengenai program imunisasi terutama Hb 0.
50
Mengadakan pertemuan lintas sektor untuk membahas hasil cakupan
imunisasi dengan membahas hasil perdesa.
c. Program P2 DBD
Meliputi kegiatan pemeriksaan, pengobatan, rujukan, pengamatan kasus DBD,
penyelidikan epidemiologi, Gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk, abatisasi
dan fogging.
1. Pemantauan Jentik Berkala
2. Penyelidikan epidemiologi
Kendala pelaksanaan PE :
Jumlah tenaga surveilans yang masih kurang
Penderita DBD lain yang masuk dalam radius 200 m dihitung 1x PE
Laporan dari Masyarakat sudah cepat tapi tidak di lengkapi hasil pemeriksaan
laboratorium yang mengarah pada kasus DBD ,ter kadang pasen yang
sekitar penderita
Menambah tenaga .kader jumantik
d. Program P2 Flu Burung
TIDAK ADA KASUS
sering didiagnosa pada Pasien yang datang ke Puskesmas Kopo dapat dilihat di
Tabel.18
Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan Januari –Desember
51
Tahun 2016
NO BULAN UMUM JKN GRATIS
1 JANUARI 1142 459 50
2 FABUARI 1123 614 36
3 MARET 1310 739 30
4 APRIL 1027 478 26
5 MEI 943 491 16
6 JUNI 893 491 13
7 JULI 872 397 12
8 AGUSTUS 1077 537 38
9 SEPTEMBER 1104 476 22
10 OKTOBER 957 516 47
11 NOVEMBER 942 503 50
12 DESEMBER
13 Jumlah 11.390 6217 436
Tabel.19
10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN
52
Grafik 10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN
Yang dilaksanakan di
Puskesmas Kopo :
a. Pengobatan
1. Klinik rawat jalan umum, terbagi menjadi :
a) UGD (Unit Gawat Darurat), untuk pasien gawat darurat &
penganggulangan kecederaan
Puskesmas Kopo memberikan pelayanan UGD SELAMA 24 JAM
tidur2buah, UGD set, Nebulizer, tabung O2, kursi roda alat electro
meja arsip dan 2buah buku sop,dan 2 lemari alked.lemari bahan Habis
b. Pemeriksaan Laboratorium
53
Laboratorium merupaan kegiatan penunjang di dalam suatu instansi atau
lembaga kesehatan akan tetapi merupakan juga ujung tombak dalam penegakan
suatu diagnosa.
Adapun kegiatan laboratorium di Puskesmas Kopo yang dilakukan sehari-
hari di dalam gedung yaitu membantu dokter dalam menegakkan diagnosa
terhadap pasien yang berobat ke
puskesmas, memeriksa Hb pada Ibu hamil ,pemeriksaan vct dan vict untuk
penjaringa hiv pada ibu hamil.Dan membantu Program TB untuk memeriksa
dahak.darah rutin,widal ,proten urin,secret.
Adapun kegiatan yang dilakukan di luar gedung yaitu membantu kegiatan
program UKS yaitu memeriksa kadar Hemoglobin darah pada anak-anak sekolah
TK dan SD yang sudah dilakukan penjaringan penyakit anemia di sekolah oleh
petugas puskesmas.
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting, dalam
hal menunjang menentukan diagnosa ,sehingga pasen dapat pelayanan dan
pengobatan yang tepat ,sehingga pelayanan berjalan efektif dan efesien. Dalam
hal kendali mutu dan kendali biaya.
Tabel.20
Jenis Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Kopo
Tahun 2012-2016
Tahun
NO Jenis Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015
1 Hb 54 72 66 95
2 Gol. Darah 64 72 56 61
3 PP. Test 46 55 76 20
4 Gula Darah 3 2 48 172
5 Asam Urat 4 0 48 35
6 Urin Rutin/proteinuria 0 0 2 31
7 Sputum 171 201 225 463
8 Cholesterol 24 14
9 Widal 6 34
10 Secret 4 19
11 HCT - - - 40
12 WBC 47
13 PLT 29
14 RBC 26
15 LED 20
16 NS 1 10
17 HIV 197
54
Jumlah 342 402 561 1295
Sumber : Laporan Laboratorium Puskesmas Kopo tahun 2012-2015
55
Deteksi dini kasus katarak dan rujukan.
Pemeriksaan visus anak sekolah.
Penyuluhan tentang kesehatan mata.
Untuk meningkatkan cakupan upaya kesehatan mata, kegiatan yang dilakukan
yaitu :
Meningkatkan jumlah penemuan kasus katarak dengan cara membuat SOP
deteksi dini kasus katarak yang diberlakukan bagi semua pasien di Poli Lansia
dan pasien dengan keluhanan gangguan penglihatan di Poli Umum.
Meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang kesehatan mata baik dalam
gedung maupun luar gedung.
56
Table.22
Kasus ODGJ Perdesa
NO DESA JUMLAH
PENDERITA
1 KOPO 6
2 K1 4
3 GARUT 6
4 RANCA SUMUR 3
5 NANGGUNG 9
JUMLAH 39
57
B.4 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Gigi Dan Mulut
a. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Pembinaan kesehatan gigi pada TK
Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD / MI
Perawatan kesehatan gigi pada SD / MI
Table.23
Data Kunjungan Pasien Poli Gigi
NO KATAGORI KUNJUNGAN JUMLAH
1 PRA SEKOLAH 20
2 SEKOLAH 90
3 BUMIL 6
4 UMUM 185
JUMLAH 301
Tabel.24
Jumlah SD dengan UKGS Tahun 2012 – 2016
58
Jumlah SD dg UKGS SD dg UKGS Tahap 3
Tahun
SD
Cakupan % Cakupan % Target
2012 13 5 38,46 5 38, 75
2013 - - - - - -
2014 17 7 50% 7 50 75
2015 7 41 7 41 100
Tabel.25
Hasil Kegiatan UKGS Tahun 2012 – 2015
59
Jml murid kelas 637
651 651 664
selektif
Jml murid 620
651 651 649
penjaringan
Jml murid yg karies 61 61 613 490
Jumlah ukgs% 9,4 9,4 50 41
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2012-2015
Tabel.26
Data Kunjungan Berdasarkan Pembiayaan BP Gigi
60
2 JKN 59
JUMLAH 301
Tabel. 27
Jumlah Posyandu dengan UKGM Tahun 2012-2015
61
33
Persentase 40 33
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2013-2015
Keterangan:
Untuk Kegiatan UKGM dan UKGS pada Tahun 2016 TIDAK dapat
terlaksana, dengan baik,mengingat tenaga drg hanya satu,di puskesmas kopo tidak
ada perawat gigi. .ini dikarenakan dokter gigi yang ada memegang dua Puskesmas
yaitu Puskesmas Kopo dan Puskesmas Nyompok. Pelayanan perawatan gigi
dijadwalkan hanya satu hari yaitu hari Rabu, walau demikian kunjungan bp gigi jauh
lebih baik dibanding tahun 2014.hal ini di dukung oleh semakin lengkapnya alat dan
bahan yg tersedia dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan giginya
ke tenaga kesehatan juga makin meningkat,
c. Pencabutan dan penambalan permanen gigi tetap
d. Pelayanan dalam gedung
Pelayanan pengobatan gigi pada penduduk umum.
Pelayanan pengobatan gigi pada ibu hamil.
Pelayanan pengobatan gigi pada anak prasekolah.
Pelayanan pengobatan gigi pada anak sekolah.
Pelayanan rujukan (mengirim/menerima)
Tabel.28
Rasio Pencabutan dan Penambalan Tahun 2012- 2016
Keterangan 2012 2013 2014 2015
Pencabutan 35 37 68 12
Penambalan 6 6 93 67
Jumlah 41 43 162 79
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2012-2015
62
Dari kesimpulan-kesimpulan di atas walau kegiatan pelayanan bp gigi sudah
meningkat .namun tetap harus ditingkatkan lagi ,maka diperlukan beberapa inovasi
agar cakupan di bidang kesehatan gigi naik atau lebih meningkat di masa yang akan
datang. Adapun inovasi yang akan dilakukan adalah :
Melakukan lebih banyak penyuluhan baik di dalam gedung maupun di luar
gedung pskesmas yang dapat berupa konseling perorangan maupun
penyuluhan kelompok.
Untuk lebih meningkatkan lagi kesehatan gigi bagi anak sekolah (TK dan
SD) maka dilakukan pembinaan kesehatan gigi dan sikat gigi masal yang
lebih dari 1 kali/tahun.
Dalam rangka meningkatkan preventif di bidang kesehatan gigi maka perlu
digalakan sikat gigi masal di sekolah-sekolah baik tingkat TK maupun SD
dengan menjadwalkan acara sikat gigi masal perkelas/minggu sekolah-
sekolah baik tingkat TK maupun SD dengan menjadwalkan acara sikat gigi
masal perkelas/minggu. Kesehatan gigi
Di Posyandu yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
keterampilan dalam penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi masyarakat yang
memadai di wilayahnya maka dilakukan Pelatihan kader UKGM.
63
B.6 Bina Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
a. Merintis Pos UKK
Cakupan siswa yang diperiksa dari tahun 2012 s/d 2016 mencapai 97%, hal. ini
dikarenakan berbagai upaya yang telah dilakukan meliputi kegiatan:
Penjaringan kesehatan anak sekolah yang lebih optimal.
Adanya sekolah-sekolah binaan.
Pemberdayaan dokcil dan kader kesehatan remaja yang telah dilatih dan
Pelatihan guru UKS
64
Validasi data masyarakat miskin bekerja sama dengan Desa.
Pelayanan kesehatan pasien masyarakat miskin yang memiliki kartu jkn
Pelayanan rujukan.
Persalinan
Pelayanan kb pasca salin.
Kunjungan rumah dan Penyuluhan.
65
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Saranan Kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Sarana kesehatan
juga dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetauan dan teknologi di bidang kesehatan.
Tabel.31
Sarana Kesehatan di Kecamatan Kopo Pada Tahun 2016
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan
maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangn dalam melakukan
upaya kesehatan. Dalam PP No. 32 tahun 1996 dinyatakan bahwa pengadaan dan
penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan yang merata bagi masyarakat.
66
Tabel.32
Sumber Daya Kesehatan
di Puskesmas Kopo Tahun 2016
9 Sanitarian (petugas 0 1
kesehatan lingkungan)
B Non Medis
Kepala Puskesmas 1
Administrasi (TU) 1 3 -2
Rekam Medis 0 1 Admin2,tks
Tenaga Kebersihan 2 2
Penjaga Malam 0 2 Merangkap
supir-1
Supir 2 2
promkes 1 1
IT 1
Total 28 29
67
mencukupi sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan memudahkan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
68
C.1 Fasilitas
Puskesmas mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan baik
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat di Kecamatan Kopo.
Untuk menjalankan tugasnya Puskesmas Kopo dilengkapi dengan fasilitas :
Tabel.33
Fasilitas Puskesmas Kopo Tahun 2016
Jumlah Gedung 4
-
2 Gedung Luas Tanah : 9060 M2 4
Daya Listrik : 900 watt
Yamaha th. : 2006,1 buah Motor dinas
1Honda glp th.2006 : 1 buah 8,hilang satu
Suzuki 4,2007,2,2006,1,2008
th. : 2 buah
3 Motor Dinas Suzuki mobil pusling,&mobil
ambulanc th2012&2014 : 2
buah
C.2 Peralatan
Pelaratan adalah sarana dan perasarana yang diperlukan untuk mendukung
agar dapt berjalan lancar, sehingga pelaksanaan pelayanan puskesmaas berjalan
sesuai dengan harapan. Peralatan Puskesmas Kopo Meliputi :
1. Peralatan medis :
Umum
K.I.A Set
Poliklinik Set
Public Health Nursing Kit
Diagnostic and Surgical Equipmen
Laboratory Equipment
Alat Imunisasi
Emergensi Kit
IUD Kit
Bidan Kit
UKS Kit
69
Dental Unit
DLL
2. Peralatan Meubeuler
3. Peralatan Elektronik
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
mayarakat setinggi-tingginya.
Tabel.34
Anggaran Dana JamKesMas APBN Perbulan Puskesmas Kopo
Tahun 2016
Tabel.35
Anggaran Dana BOP Perbulan Puskesmas Kopo
Tahun 2016
70
4 April Rp.30,394,520
5 Mei Rp.48,968,000
6 Juni RP.32,817,560
7 Juli Rp.24,565,000
8 Agustus Rp.5,720,460
9 September Rp.4,054,804
10 Oktober Rp23,031.929
11 November Rp.20754,400
12 Desember Rp.8,344,000
Jumlah Rp 278,226.000
Sumber data : data Puskesmas Kopo Tahun 2016
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah
71
2. Posyandu kepanjangan dari pos pelayanan terpadu adalah salah satu bentuk
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan
oleh masyarakat,dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ,guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,untuk mempercepat penurunan
angka kematian IBU dan AKB.Dan juga merupakan suatu wadah komunikasi
alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga Berencana,
dari masyarakt oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan kelurga berencana
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan datang, dan akibat
dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 initervensi yaitu :
a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai
usia balita.
b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud unuk membina
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangs dan negara
d. Pengintegrasian layananan sosial dasar di posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yangdibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan keseahatandan gizi pendidikan dan perkembangan
anak,peningkatan ekonomi keluarga,ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial.
72
Untuk mengetahui kualitas posyandu maka dilakukan telah kemandirian
posyandu yaitu suatu cara penilaian starata posyandu menjadi 4 tingkatan
perkembangan (stratifikasi posyandu) yaitu kategori : Pratama, Madya, Purnama
dan Mandiri. Jumlah posyandu yang ada di Kecamatan Kopo pada tahun 2015
sebanyak 27 posyandu, berikut gambaran Strata Posyandu di Kecamatan Kopo :
73
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Kopo pada tahun 2014 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu : 0 0RANG
2. Angka Kematian Bayi : 30RANG
3. Angka Kematian Balita : 3 KH
4. Umur Harapan Hidup : 60
5. Balita Gizi Buruk :3 0RANG
6. UCI :100%
7. Rumah Sehat :51%
8. Desa Siaga Aktif : 40%
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan Masyarakat di Kecamatan Kopo,
Puskesmas Kopo melakukan upaya-upaya kesehatan dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Cakupan Imunisasi
74
4. Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A : 100 %
5. Cakupan Ibu nifas Mendapat Vitamin A : 88 %
6. Cakupan Penjaringan Siswa SD Sederajat : 97,7 %
7. Cakupan pelayanan Usila (60 Tahun +): 67.6 %
8. Cakupan Penemuan Penyakit Menular : 80 %
9. Cakupan Rawat Jalan : 63,21%%
75
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Tampak Depan
GEDUNG KE DUA
1. Ruang Bersalin
2. Ruang KIA KB
3. Riang Imunisasi
4. Ruang MTBS
GEDUNG AULA
76