Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional maka bangsa
Indonesia melaksanakan pembangunan di berbagai bidang salah satunya adalah
pembangunan di bidang Kesehatan. Secara umum tujuan pembangunan Kesehatan
di jelaskan dalam UU RI No.23 tahun 1992 Bab 2 pasal 3 tentang kesehatan yang
berbunyi :
“Pembangunan Kesehatan Bertujuan Untuk Meningkatkan Kesadaran,
Kemauan, Dan Kemampuan Hidup Sehat Bagi Setiap Orang Agar Terwujud
Kesehatan Yang Optimal”.
Untuk mencapai tujuan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh berjenjang dan terpadu.
Visi pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam upaya tercapainya
pembangunan nasional. Serang sehat adalah suatu kondisi yang merupakan
gambaran masyarakat serang dimasa depan yakni masyarakat yang ditandai oleh
penduduknya yang hipup di lingkungan yang bersih dan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata.
Kabupaten Serang sebagian dari provinsi Banten yang merupakan bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

A.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG


VISI
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT
MENUJU KABUPATEN SERANG YANG AGAMIS BERKEADILAN DAN
SEJAHTERA”
MISI
 Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
 Mewujudkan Pelayanan Masyarakat Dibidang Kesehatan Yang Merarata
Bermutu Dan Terjangkau
 Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
 Memelihara Dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Beserta Lingkunganya
 Membebaskan Masyarakat Dari Masalah Penyakit Dan Memberi Perlindungan
Kesehatan Kepada Kelompok Atau Golongan Masyarakat Yang Berisiko.

1
Visi dan Misi dapat tercapai jika sistim perencanaan kegiatan atau program
yang dijalankan memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat setempat. Dalam
kaitannya dengan perencanaan program kesehatan, gambaran kondisi kesehatan
masyarakat serta faktor pendukungnya merupakan masukan terpenting dalam
menyusun program-program peningkatan kesehatan.
Puskesmas merupakan unit masyarakat yang dapat mendukung pemerintah
daerah dalam menangani masalah kesahatan masyarakat sesuai kapasitas daerahnya,
maka puskesmas wajib menuangkan hal-hal penting tersebut dalam sebuah profil
tentang kegiatan program yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
khususnya dibidang kesehatan sesuai dengan misinya.

A.2 VISI DAN MISI PUSKESMAS KOPO


VISI
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOPO YANG MANDIRI UNTUK HIDUP
SEHAT”
MISI
 Mendorong Kemandirian Masyarakat Kopo Untuk Hidup Sehat
 Memelihara Dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga, Masyarakat
Serta Lingkungannya.
 Memberikan pelayanan kesehatan yang merata ,bermutu dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat kopo
 Memberikan pekayanan kesehatan pada kelompok yng beresiko/ kelompok
rawan.

B. TUJUAN
B.1. Tujuan Umum
Menyediakan data dan informasi dibidang kesehatan yang ada diwilayah binaan
Puskesmas Kopo dan jaringan nya.
B.2 Tujauan Khusus
1). Tersedianya data dan informasi tentang upaya penyelenggaraan kesehatan
diwilayah binaan Puskesmas Kopo secara menyeluruh.
2). Tersedianya sarana monitoring dan evaluasi tahunan bagi program-program
Puskesmas
3). Tersedianya sarana intergrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
kordinator sinpus
4). Tersedianya data dan informasi guna penyusunan perencanaaan program
tingkat puskesmas untuk setahun mendatang

2
C. STRATEGI
Strategi Puskesmas Kopo dalam tercapainya visi dan misi yaitu :
1. Meningkatkan kualitan dan kuantitas UKBM terutama di kelas ibu hamil dan
posyandu
2. Melaksanakan pelayanan yang bermutu dan terjangkau
3. Menjalin kemitraaan dengan lintas sektoral

D. MOTO
Dalam melaksanakan pelayanan puskesmas kopo mempunyai MOTO yaitu:
“SEHAT UNTUK SEMUA”
S = Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun menjadi budaya kami
E = EMPATI kepada masyarakat
H = Hati ikhlas
A = Amanah
T = Tanggap terhadap setiap permasalahan

E. NILAI-NILAI
Puskesmas Kopo mempunyai nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua
pegawai untuk mendukung tercapainya visi puskesmas. Adapun nilai-nilai tersebut
adalah:
1. Tanggung jawab
2. Kerjasama
3. Kejujuran
4. Keterbukaan
5. Komitmen

F. KOMITMEN KERJA PUSKESMAS


Sebagai pegawai saya akan selalu menempati komitmen kerja sebagai berikut :
1. Selalu bersikap ramah terhadap pelanggan
2. Menjaga dan menjalin kehidupan kerja yang harmonis
3. Selalu menepati jam kerja dinas
4. Saling bantu membantu dalam kehidupan kerja
5. Selalu memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur
6. Tidak saling menyalahkan dalam tugas
7. Mawas diri, terbuka dalam tugas

G. JANJI PELAYANAN PUSKESMAS


Janji pelayanan puskesmas sasi denan sandi : CERMAT :
C ekatan : Pelayanan yang segera dan cepat tanggap
E mpati : Pememberi pelayana bisa merasakan apa yang dirasakan
pasien

3
R amah : Pelayanan menerapkan sistim 3 S (Senyum, Salam, Sapa)
M udah : Pelayanan yang mudah dimengerti
A dil : Pelayanan yang tidak membeda-bedakan orang
T erjangkau : Pelayanan dengan biaya terjangkau

4
KEC JAWILAN

TANGERANG

KAB. LEBAK

5
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KOPO

A. SITUASI DAN KEADAAN UMUM


A.1 Letak dan Geografis Wilayah
Puskesmas terletak di jalan Kopo – Maja, Desa KoPo, Kecamatan Kopo.
Berdasarkan tata wilayah, tampak bahwa wilayah kerja puskesmas kopo
memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Cikande
Sebelah selatan : Kecamatan Maja Kabupaten Lebak
Sebelah barat : Kecematan Jawilan
Sebelah timur : Kecamatan Solear
Wilayah kerja puskesmas kopo mempunyai hal yang sangat sepesifik yaitu,
memiliki wilayah yang sebagian besar wilayahnya sebagai pesawahan dan
penduduknya berprofesi sebagai petani.
A. Kondisi daerah
Kecamatan Kopo mempunyai permukaan tanah landai dengan ketinggian ±
35 meter diatas permukaan air laut, sebagian besar wilayah terdiri dari
pemukiman penduduk. Sumber air umumnya diperoleh dari air tanah (sumur gali
dan sumur pompa). Keadaan temperatur rata-rata 24o-28oC dengan curah hujan
rata-rata ± 600-1500 mm.
B. Daerah rawan
Kecamatan Kopo berada di lintas batas dengan Kabupaten Lebak dan
Kabupaten Tangerang, kondisi ini memungkinkan penyebaran penyakit yang
berasal dari luar masuk kedalam wilayah Kecamatan Kopo ataupu sebaliknya,
sehingga dalam penangannya memerlukan kordinasi lintas daerah, selain itu juga
Kecamatan Kopo diapit dua aliran besar (Ciberem dan Cidurian) dan memiliki
lebar masing-masing 30 m - 50 m. Jika musim hujan yang berkepanjangan terjadi
luapan sungai yang mengakibatkan banjir tahunan sedangkan paling rawan
terkena banjir adalah Desa Nanggung.
A.2 Demografi Puskesmas Kopo
Memiliki wilayah kerja seluas 2072 Km2 yang terdiri dari 5 (lima) Desa :
a. Desa Kopo : 283 Km2
b. Desa Mekar Baru : 280 Km2
c. Desa Garut : 459 Km2
d. Desa Ranca sumur : 352 Km2
e. Desa Nangggung : 616.8 Km2

Tabel. 1
Situasi Geografis Di Wilayah Binaan Puskesmas Kopo

6
Tahun 2016
Jarak Terjauh Waktu
Nama Jumlah Jumlah
No ke Puskesmas Tempuh ke
Kelurahan RT/RW KK
(Km) Puskesmas
1 Kopo 17/5 3 Km 20 menit 1014
2 Mekar Baru 13/3 3 Km 20 menit 1264
3 Garut 18/3 3 Km 20 menit 1641
4 Ranca sumur 19/5 3 Km 20 menit 1566
5 Nanggung 23/5 3 Km 20 menit 2472
6 Jumlah 90/21 15km 120 menit 7957
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016
Tabel. 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Puskesmas Kopo Tahun 2016
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
No Laki-laki Perempuan Jumlah
(Tahun)
1 2 3 4 5
1 0-4 1839 1.469 3308
2 5-9 1479 1.450 2.929
3 10-14 1743 1.593 3.336
4 15-19 1496 1.335 2.831
5 20-24 1265 1.169 2.434
6 25-29 1100 972 2.072
7 30-34 859 908 1.767
8 35-39 828 796 1.624
9 40-44 793 740 1.533
10 45-49 692 623 1.315
11 50-54 573 652 1.225
12 55-59 432 876 1.233
13 60-64 267 273 540
14 65-69 167 397 564
15 70-74 108 129 237
16 75+ 83 133 216
JUMLAH 13 462 13 212 26 674
Sumber : Data Kantor Statistik Kabupaten/Kota Serang

Tabel. 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Desa
Puskesmas Kopo Tahun 2016
Jumlah Penduduk
No Nama Desa Jumlah
KK L P
1 Kopo 1014 1.801 1.647 3.448
2 Mekar Baru 1.264 2.435 2.362 4797
3 Ranca Sumur 1566 2.810 2.436 5246
4 Nanggung 2472 4.317 3765 8082
5 Garut 1641 3034 2568 5602
JUMLAH 7957 13677 12778 26455
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016

7
Berdasarkan data yang didapat dai BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2016dan
ketehaui bahwa jumlah penduduk kecamatan kopo 26 455 jiwa. Komposisi
penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah Laki-Laki 13 677 jiwa, perempuan 12
778 jiwa.
Mayoritas masyarakat kecamatan kopo menganut agama islam. Hal ini
kemudian melatarbelakangi masyarakat kecamatan kopo yang dikenal memiliki
religiusitas yang tinggi. Berazas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan.
Masyarakat mememiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga
kecamatan kopo relatif mampu membebaskan diri dari berbagai komplik, suasana
kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha.

A.3 Sosial Ekonomi


Presentasi mata pencarian masyarakat kecamatan kopo adalah petani, buruh
pabrik, wiraswasta/pedagang, dan PNS.

Tabel. 4
Distribusi Mata Pencarian Pokok Penduduk Di Wilayah Binaan Puskesmas
Kopo Tahun 2016
Kecamatan Kopo
Mata Pencarian
Jumlah %
PNS 194 2,39%
TNI/POLRI 23/14 0,45%
SWASTA/BURUH 186 2,218%
WIRASWASTA/PEDAGANG 1581 19,48%
TANI 2273 28,01%
DOKTER 3 0,036%
JUMLAH PENDUDUK 26674 100%
Pensiunan 70 0.26 %
Sumber : Data Kecamatan Kopo Tahun 2016

DATA PENDUDUK BERDSARKAN MATA PENCAHARIAN


PERDESA TAHUN 2016

8
Wiraswata/
no Nama desa Pns Tni/polri Swasta tani Dokter jumlah
pedagang
1 Kopo 32 7/4 34 318 347 3448
2 Mekar 39 7/3 26 527 340 2 4497
Baru
3 Ranca 35 4/0 38 181 406 1 5246
Sumur
4 Garut 16 2/4 34 203 515 0 5602
5 Nanggung 72 3/3 54 352 665 0 8114
Jumlah 194 23/14 186 1581 227 3 26 455
3

Mata penca harian di wilayah Kecamatan Kopo 28,01% sebagai buruh tani ,
swasta 2,218% ,pedagang 19,48% ,ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
masyarakat yang masih banyak lulusan SD /SMP.

A.4 Tingkat Pendidikan


Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kopo dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel. 5
Sarana Pendidikan Yang Ada Di Wilayah Binaan Puskesmas Kopo Tahun
2016
No Sekolah yang ada Jumlah
1 TK 3
2 Sekolah dasar (SD)/(MI) 17
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9
4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 9
JUMLAH 38
Sumber : Data Badan Pusat Statistik Tahun 2016
Menurut data yang diperoleh BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2016,
persentase penduduk Kecamatan Kopo berumur 10 Tahun ke atas yang tamat SD
sebanyak 1143, tamat SLTP sebanyak 5032(3806), tamat SLTA sebanyak 1437,
menamatkan Diploma/Universitas 218,

A.5 Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan adalah
merupakan upaya kemandirian masyarakat dalam menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Wujud peran serta masyarakat tersebut dapat dilihat dari peran serta aktif
langsung dari kader, tokoh masyarakat meliputi aparat RT & RW, Karang Taruna,

9
LSM, dan orang yang berpengaruh di daerah tersebut. Selain dari itu wujud peran
serta masyarakat juga dapat dilihat pengembangan upaya kesehatan yang bersumber
daya masyarakat baik modern maupun tradisional. Peran serta aktif langsung upaya
kesehatan yang bersumber daya masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 6
Peran Serta Masyarakat Diwilayah binaan puskesmas kopo
Tahun 2016
Paraji
Jumlah Kader Jumlah
Kelurahan UKGMD Bermitra Tidak
posyandu aktif posbindu
bermitra
Kopo 5 25 1 1 3 0
Mekar Baru 5 25 1 1 2 0
Garut 6 30 1 1 4 1
Ranca Sumur 5 25 1 0 4 1
Nanggung 6 30 1 0 4 1
Puskesmas 27 135 5 3 17 4
Sumber : Data Puskesmas Kopo tahun 2016

A.6 Perilaku Masyarakat


Perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor yang cukup besar dalam

mempengaruhi derajat kesehatan di suatu wilayah. Sosial budaya, tingkat

pendidikan, informasi, sangat mempengaruhi cara pandang/kebiasaan dan perilaku

masyarakat terhadap kesehatan. Dalam terwujudnya Indonesia Sehat 2016,

Masyarakat punya andil yang besar. Masyarakat mempunyai kewajiban dan hak

untuk memelihara kesehatannya. Agar tercipta bangsa yang sehat maka perlu

memberdayakan masyarakat itu sendiri. Pola perilau hidup bersih dan sehat hanya

bisa dirubah oleh masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil pemetaan PHBS tatanan

rumah tangga tahun 2016 di kecamtan Kopo, rumahtangga yang dinyatakan tidak

sehat sebanyak 49%. Sedangkan rumah tangga yang sehat sebanyak 51 %, diantara

beberapa indikator PHBS yang cukup rendah pencapaiannya yaitu indikator

merokok di dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat

kecamatan Kopo yang mempunyai kebiasaan merokok. Dan tidak makan sayur dan

buah

10
11
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN PUSKESMAS KOPO

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari unsur


dari kualitas hidup dan mortalitas, umur harapan hidup (UHH) dan yang
memperngaruhinya morbiditas dan status gizi masyarakat. Disamping itu kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian dalam
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya. Berikut
gambaran situasi derajat kesehatan di kecamatan Kopo.

A. MORTALITAS
Jumlah kejadian kematian pada periode waktu dan pada kelompok usia tertentu,
dapat memberi gambaran dari waktu ke waktu, dan dapat memberi gambaran
perkembangan derajat kesehatan dan dapat digunakan dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
AKB merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya yang dilakukan dalam menurunkan
AKB. Menurut hasil sdki 2007 terjadi penurunan AKB sejak Tahun 1991. Pata
tahun 1991 AKB diestimasikan sebesar 68/1000 KH, sedangkan SDKI 2007
mengestimasikan AKB sebesar 34/1000 KH dan target MDGs pada tahun 2016
diharapkan menjadi 23/1000 KH. Sedangkan untuk Angka Kematian Ibu (AKI)
SDKI 2007 sebesar 228/100.000 KH diharapkan dapat diturunkan menjadi
102/100.000 KH. Dan Angka Kematian Balita dari 97 menjadi 32/1000 KH pada
tahun 2015.
Berikut ini kondisi jumlah kematian yang tercatat dan terlaporkan di Puskesmas
Kopo pada tahun 2016

A.1 Angka Kematian Bayi


Kasus kematian neonatus selama tahun 2016 adalah 3 bayi penyebabnya yaitu
bayi dan Asfiksia 3. 1 .bblr :2.cacat bawain (anenchephalus) 3.
2 ditolong bidan , bblr .1 letak kepala).1ditolong drspog di rsu ajidarmo.
A.2 Angka Kematian Ibu
Kasus kematian ibu selama tahun 2016 adalah 0 .. , Ini memperlihatkan bahwa
ibu hamil resiko tinggi dirujuk ke poli kandungan , sehingga deteksi resiko tinggi
kehamilan dan persalinan dapat terdeteksi optimal. Dimana kelainan pada
kehamilan seharusnya dapat dideteksi pada saat ibu hamil melakukan ANC serta
kelainan pada saat postpartus (nifas) dapat terdeteksi pada saat petugas melakukan

12
pertolongan persalinan, sehingga setiap kelainan komplikasi dan kegawatdaruratan
dapat diberikan rujukan yang cepat dan tepat.
Melihat penyebab langsung dan penyebab tidak langsung dalam kasus kematian
ibu, perlu adanya peningkatan baik kompetensi petugas maupun kemitraan bidan
dan dukun paraji ,sarana dan prasarana dimulai dari tingkat desa sampai puskesmas
yang ada di wilayah Kopo. Dan sisi masyarakat perlu adanya peningkatan peran
serta masyarakat dalam kesehatan ibu dan bayi, serta peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan yang khususnya ibu dan bayi perlu di tingkatkan lagi.

A.3 Status Gizi Balita


Diwilayah binaan puskesmas kopo
Tabel. 7
Status Gizi Balita
Di Wilayah Binaan Puskesmas Kopo Tahun 2012-2016
2013 2014 2015 2015
Status Gizi
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Gizi Lebih 25 87 88 -
Gizi Baik 1.960 3.000 2807 4943
Gizi Kurang 20 120 84 51
Gizi Buruk 2 4 3 3
Jumlah 2.007 3.211 2.982 4.997
Sumber : Data Puskesmas Kopo tahun 2012-2016

Keberhasilan intervensi terhadap gizi buruk100,karena 3 penderita gizi


buruk semua dapat pmt, sehingga 2penderita sudah beralih ke gizi kurang, jadi
pada akhir tahun 2016, masih ada satu kasus yang masih berstatus gizi
buruk.untuk dilanjutkan pmt pada tahun 2017,bantuan menjelang akhir tahun
untuk gizi buruk dapt uang tunai masing rp 2ooo,ooo dari bazda yang di
berikan langsung pada keluarga gizi buruk dengan pendampingan oleh petugas
gizi dan ketua kader posyandu.
Tabel. 8
Tabel Hasil Kegiatan Penimbangan
Cakupan Target S Proyekai % S Riil %
K/S 91,06% 82,70%
D/K 94,97 94%
D/S 86,50% 78%
N/K 83,67% 83%
N/S 76,23% 70%
N/D 86,22% 91,40%
Tabel Pemberian Vit A
VITAMIN A TARGET FEBRUARI AGUSTUS BUFAS
(%) 2016 ( % ) (%)
2016 ( % )
Biru 100 100 100 -
Merah 100 100 100 70

Tabel Hasil Pemantauan Garam Yodium

13
DESA JUMLAH HASIL UJI
YA TIDAK
KOPO 26 100 % -
MEKAR BARU 26 100% -
GARUT 26 61,5% 38,4%
RANCA SUMUR 26 100% -
NANGGUNG 26 96% 3,8%

Tabel Pemberian Tablet FE

DESA F1 % Fe %
Kopo 85 95
Mekar Baru 96 90
Garut 90 95
Ranca Sumur 90 70
Nanggung 89 90

B. MORBIDITAS
Angka morbiditas digunakan sebagai indikator status kesehatan. Pada tahun
1959, WHO menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan the expert
committee on health statistics, yaitu :
1. Jumlah orang yang sakit
2. Periode atau lama sakit yang dialami
3. Durasi (waktu : jam, hari, minggu, bulan) penyakit
Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan
prevalensi dan bergagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.
Selama tahun 2015, terdapat data jumlah kesakitan yang diperoleh dari
pelayanan kesahatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan, baik pencatatan dan
pelaporan rutin maupun insidentil. Data tersebut adalah :

B.1 TB Paru
TB Paru dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif (15-50 tahun) dan
anak-anak. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lain misalnya: tulang, kelenjar, kulit dll. Program pengendalian TB.
Paru menerapkan Strategi DOTS (Directly Obseved Treatment Short-course) yang
telah diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar.
Target program pengendalian TB adalah tercapainya penemuan pasien baru TB
BTA (+) paling sedikit 100 % dari perkiraan dan menyembuhkan 100% dari semua
pasien tersebut serta mempertahankannya. Di Kecamatan Kopo Tahun 2016
ditemukan 45 kasus BTA (+) baru dari sasaran 27 kasus BTA (+) baru, dan kasus
yang dinyatakan sembuh sebanyak kasus BTA positif 24 kasus (88%) pada tahun
2016

14
Upaya yang dilakukan dalam pengendalian TB tahun 2016 di Kecamatan Kopo
adalah sebagai berikut:
a). Penyuluhan
 Penyuluhan secara individu dan kelompok
 Pelaksanaan penyuluhan di setiap sarana pelayanan kesehatan dengan
melibatkan semua lintas program maupun lintas sektor kepada masyarakat
b). Penemuan dan Pengobatan
o Penjaringan suspek TB, dilaksanakan di setiap sarana pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta
o Penemuan kasus TB BTA positif (Case Holding)
o Pembinaan ke Pengawas Menelan Obat (PMO) dan kasus
o Pengiriman dan pemeriksaan specimen kasus suspek Multi Drug Resisten
c). Pemantauan dan Evaluasi
o Validasi data program TB paru setiap 3 bulan satu kali ,oleh UPTD
program tb paru kabupaten.
o Evaluasi dan rencana tindak lanjut Program TB Paru untuk setiap temuan
kasus pada waktu validasi.
d). Peningkatan SDM
o Supervisi Program TB Paru
o Pelatihan Program TB (Provinsi)
o Magang bagi petugas Lab Tb bila terjadi eroret
o OJT untuk petugas TB baru satu tahun 2 kali
o Pelatihan kolaborasi tbHIV
e). Melibatkan peran serta masyarakat
o Pembentukan paguyuban TB di beberapa Desa di Kecamatan Kopo,
diantaranya : Mekar Baru, Garut, kopo, Ranca Sumur, dan Nanggung
o Paguyuban TB ini beranggotakan mantan pasien TB, pasien TB, keluarga
pasien TB, Pengawas Menelan Obat (PMO) dll
o Paguyuban TB berperan dalam pengendalian TB terutama dalam
penyuluhan TB, pencarian suspek TB dan pembinaan anggota TB

Seseorang yang terdiagnosa TB dengan status TB BTA positif dapat


menularkan sekurang-sekurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahunnya
sehingga sampai saat ini penyakit tuberculosis masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Kopo, selain itu pengendalian
TB mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat
dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi.

PENEMUAN KASUS TB JANUARI S/D DESEMBER THN 2016


NO DIAGNOSA JUMLAH
1 BTA + 27
2 BTA_RO + 12
3 EPUSION PLEURA 0
4 TB ANAK 6
5 KAMBUH 3

15
6 GAGAL/defult 0
7 LAIN-LAIN 0
8 TOTAL PENDERITA 48

B.2 Acute Flaccid Paralysis (AFP)


Dalam upaya membebaskan Indonesia dari Penyakit polio, langkah-langkah
yang dilakukan dalam menunjang program ini seperti pemberian Imunisasi p0lio
pada bayi dan balita secara lengkap dan tepat waktu.
Dan tahun 2016 tidak diketemukanya kasus lumpuh layuh mendadak
terjadi pada anak dan terjadi sebelum 14 hari.ini bukan berarti tidak ada
kasus,melainkan masih belum optimalnya petugas survailan, belum optimal juga
pelaporan dari masyarakat akan kasus lumpuh layuh,
B.3 Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis
mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Pada usia anak-anak ,
Pneumonia merupakann penyebab kematian terbesar terutama di negara
berkembang termasuk Indonesia. Angka kematian Pneumonia pada balita di
Indonesia diperkirakan mencapai 21% (Unicef, 2006). Adapun angka kesakitan
diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya.
Banyak vaksin yang tersedia telah menurunkan jumlah penyakit pneumonia
secara drastis di negara-negara industri sepanjang abad ini. Tetapi jumlah penyakit
ini di negara berkembang tetap tinggi.
Sebagai penyebab kematian utama pada anak dari seluruh dunia , pneumonia
telah merenggut nyawa lebih dari dua juta anak di bawah usia lima tahun setiap
tahun. Di Indonesia, ini berarti dijumpai 25 ribu kematian setiap tahun dari
penduduk kita yang terancam serangan pneumonia.
Tanda-tanda pneumonia adalah diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak,
nyeri tenggorokan. Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin hebat, pernapasan
cepat (takipneu), tarikan otot rusuk (retraksi), sesak napas dan penderita menjadi
kebiruan (sianosis). Adakalanya disertai tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri perut
dan muntah (pada anak di atas 5 tahun). Pada bayi (usia di bawah 1 tahun) tanda-
tanda pneumonia tidak spesifik, tidak selalu ditemukan demam dan batuk. Menurut
WHO tahun 2006 Indonesia menempati urutan ke enam kasus Pneumonia yang
menyerang balita. Kasus ini sudah mendapatkan penanganan dengan tingkat
ketepatan 100% di tingkat puskesmas.
Untuk kasus pneumonia selama tahun 2016 di Kecamatan Kopo 44%. hasil
cakupan pneumonia Kecamatan Kopo masih rendah, ini dikarenakan pendeteksian
awal masih kurang dan SDM yang ada di puskesmas sudah terlatih.
Tata laksana telah ditetapkan di tingkat peskesmas untuk menangani balita
dengan kasus pneumonia yaitu dengan pemberian antibiotik, selain itu asupan gizi

16
dan kualitas udara dan lingkungan tempat tinggal si penderita harus dijaga
kebersihannya.
Setengah dari kasus penumonia disebabkan oleh pneumokokos, sehingga
diperlukan intervensi aktif untuk pencegahan dengan vaksinasi selain nutrisi yang
cukup, pemberian ASI eksklusif dan zinc

Tabel.8
Penyakit Ispa Non Pneumonia
Di Puskesmas Kopo Tahun 2016
Bulan L P Jumlah
1 Januari 45 44 89
2 Pebruari 10 10 20
3 Maret 36 35 71
4 April 55 51 106
5 Mei 65 70 135
6 Juni 89 84 173
7 Juli 76 83 159
8 Agustus 87 85 172
9 Septermber 83 78 159
10 Oktober 98 108 206
11 November 90 100 190
12 Desember 87 87 174
Jumlah 821 833 1656

peumoni Balita
Pada Tahun 2016

NO BULAN L
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Data

17
B.4 Diare
Penyakit diare erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan, penyediaan air
bersih dan perilaku kesehatan. Jika ketiga komponen tersebut memenuhi syarat
kesehatan maka penyebaran penyakit ini dapat ditekan. Kasus diare juga merupakan
kasus yang banyak diderita balita, karena kondisi fisik yang masih rentan terhadap
penyakit ini. Di kecamatan Kopo pada tahun 2015 ditemukan kasus sebanyak 425
kasus.menurun dibanding tahun lalu dari kasus 485 kasus.
Walaupun ada peningkatan kasus yang terjadi pada bulan april dan bulan mei
2015,namun kasus tersebut tidaak terjadi klb karena kewaspadaan dini dari semua
petugas di tingkatkan ,untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa.

Tabel. 10
Distribusi Kasus Diare Menurut waktu dan Jenis Kelamin
di Puskesmas Kopo Tahun 2016

No Bulan L P Jumlah
1 Januari 10 12 22 Sumber :
Data 2 Pebruari 11 15 26
3 Maret 22 21 43
4 April 12 16 38
5 Mei 21 23 44
6 Juni 12 14 26
7 Juli 14 13 27
8 Agustus 19 18 37
9 Septermber 36 45 81
10 Oktober 10 14 14
11 November 10 13 23
12 Desember 24 20 44
Jumlah 201 224 425
Puskesmas Kopo Tahun 2015

18
WHO mengungkapkan bahwa 94% dari kasus diare yang terjadi dapat dicegah
melalui modifikasi lingkungan termasuk peningkatan tersedinya air bersih dan juga
perbaikan sanitasi dan hygiene. Besarnya penurunan kasus diare melalui akses air
bersih mencapai 25%, sedangkan melalui sanitasi tercapai 32%. Penerapan prilaku
hygiene seperti cuci tangan juga terbukti dapat menurunkan kasus diare hingga
45%. Penurunan kasus diare juga masih dapat ditempuh dengan penerapan
pengolahan air skala rumah tangga, melalui cara ini penurunan yang terjadi dapat
mencapai 39%.

C. UMUR HARAPAN HIDUP


Umur Harapan Hidup (UHH) adalah salah satu indikator yang mencerminkan
berapa lama seorang bayi lahir diharapkan hidup. Tinggi rendahnya umur harapan
hidup menunjukkan taraf hidup dan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu
daerah. Apabila suatu daerah dapat menekan angka kesakitan dan kematian akan
tercermin dari tingginya umur harapan di daerah tersebut.
UHH Kecamatan Kopo pada tahun 2015 adalah 63 tahun sedangkan UHH
nasional berkisar antara 66 – 70 tahun. Ini merupakan kerja lintas sektor untuk
meningkatkan kesehteraan yang berdampak pada meningkatnya UHH.

D. STATUS GIZI
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
umum, karena di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah
penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan individu.
Pemberi layanan pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak diberikan oleh
keluarga ,tenaga kesehatan dan kader terlatih.percepatan penganeka ragaman

19
konsumsi pangan diberikan oleh kader penyuluh pangan dan tim ketahananan
pangan.

20
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,


diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.
Dengan pemberian pelayanan Kesehatan Dasar secara cepat dan tepat, diharapkan
sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berikut gambaran cakupan pelayanan
kesehatan dasar menurut penggunaan jaminan kesehatan TAHUN 2016 ;

10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN


1.ISPA
2.

21
A. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Up.aya kesehatan wajib di Puskesmas Kopo yaitu :
1.promosi kesehatan
2.kesehatan lingkungan
3 kesehatan ibu dan anak(kia/kb)
4.perbaikan gizi
5 pemberantasan penyakit menular(p2p)
6 pengobatan dasar dan rujukan

A.1 Promosi Kesahatan


a. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada :
 Rumah tangga
 Institusi Pendidikan (Sekolah)
 Institusi Sarana Kesehatan
 Institusi Tempat-Tempat Umum
 Institusi Tempat Kerja
Meliputi penyuluan, penyuluhan PHBS oleh kader asuh , pemetaan PHBS
tatanan rumah tangga, sekolah dan TTU (Masjid) dan pembinaan.
Berikut pencapaian program promkes untuk tatanan rumah tangga sehat dapat
dilihat dalam tabel dan grafik berikut :
Tabel.11
Data PHBS Kecamatan Kopo
Tahun 2012-2016

Kategori Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016


Rumah Tangga 35,34 49 51 49,9%
Sehat
Rumah Tangga 64,66 51 49 50,1%
Tidak Sehat
Jumlah 100% 100% 100% 100%
Sumber data : data Puskesmas Kopo tahun 2013-2016

22
Diantara beberapa indikator PHBS yang cukup rendah pencapaiannya yaitu
indikator merokok di dalam rumah, hal ini disebabkan masih kurangnya
pengetahuan tentang bahaya merokok dan faktor kebiasaan.
Melakukan pembinaan kader 3bulan sekali, untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan .ikut jambore tingkat kabupaten
Satu tahun satu kali dengan peserta satu perdesa dan bergantian. Dengan tujuan
menjalin silaturakhmi dan meningkatkan sinergitas dalam meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat dalam rangka menyongsong kecamatan sehat Tahun 2020.
Pembinaan toga tingkat desa dengan tujuan setiap anggota keluarga dapat
memamfaatkan tanaman yang ada di sekitar yang bisa di jadikan pengobatan
Dasar secara tradisional.

b. Program Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


Pencapaian ASI Eksklusif pada tahun 2013 mencapai 59,1 %, tahun 2014
mencapai 59,8%, tahun 2015 mencapai 68% dan tahun 2016 mencapai 65%.
.Dalam upaya meningkatan cakupan program ASI Eksklusif, kegiatan yang
dilaksanakan antara lain :
 Pelaksanaan Program IMD
 Digalakkannya klinik laktasi ibuteki. Dengan adanya poli klinik gizi
yangbersatu dengan klinik laktasi,maka pelaksanaan klinik laktasi belum
maksimal dilaksanakan karena terbatas sarana (ruangan) dan tenaga ,namun
walau demikian , diharapkan pengetauan ibu akan meningkat salah satunya
ibuteki dapat mengetahui cara meneteki bayinya, langkah-langkah apa saja
yang harus dilakukan meneteki bayinya, bagaimana posisi bayi dan ibu ketika

23
sedang meneteki, sudah benarkah bayi menetek (apakah sudah melekat
dengan baik).

 Penyuluhan tentang manfaat ASI Eksklusif.


Dengan kegiatan ini diharapkan seluruh ibuteki memberikan ASInya secara
Eksklusif dan target bisa tercapai.

c. Mendorong Terbentuknya UKBM


1. Membina kemandirian posyandu
Jumlah Posyandu pada tahun 2016 yang mencapai strata Madya 8(30%)
posyandu, strata Purnama 18(46%) posyandu, dan strata Mandiri 1 (7.4%)
posyandu.
Jenis layanan pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak meliputi ;
A. suplementasi gizi mikro
B. penyuluhan gizi seimbang,konseling makanan bayi dan balita
C. pelayanan gizi meliputi pemantauan pertumbuhan ,pemberian vitamin
pemberian makanan tambahan ,penyuluhan komunikasi informasi dan
edukasi gizi.
D. pemeriksaan tinggi badan dan berat badan ,ukur lingkar lengan
atas,tekanan darah,tinggi fundus uteri,pemberian tablet tambah
darah,bila diperlukan imunisasi toxoid,. Tetanus ,konseling pemeriksaan
kehamilan bagi ibu hamil,
E. layanan keluarga berencana berupa suntik ,pil dan kondom.
F. sosialisasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
G. pemberian imunisasi dasar 0-9 bulan
H. pemantauan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang pada
usia 3,6,9,dan 12 bulan dan anak kurang satu tahun.minimal 2 kali dalam
setahun dan
I. konseling dan penyuluhan mengenai perawatan bayi baru lahir, tanda
bahaya pada balita .

d. penyuluhan NAPZA
e. Penyuluhan Kesehatan di dalam dan luar gedung

A.2 Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan yang sudah dilaksanakan meliputi :
a. Penyehatan Air
Meliputi kegiatan :
 Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih secara kualitas dan kuantitas.

24
 Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakaian air
b. Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
Meliputi kegiatan :
 Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan seperti Jasa Boga, Industri
Rumah Tangga Pangan, Depot Air Minum Isi Ulang, Rumah Makan/Restoran
 Penyuluhan dan pembinaan tempat pengolahan makanan
c. Program Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah
 Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah meliputi kegiatan
ispeksi sanitasi SPAL dan JAGA secara kualitas dan kuantitas
d. Program penyehatan pemukiman dan jamban keluarga
 Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan meliputi kegiatan
inspeksi sanitasi rumah secara kualitas dan kuantitas, penyuluhan, pembinaan
dan pemerdayaan masyarakat.
e. Program pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
 Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum meliputi kegiatan Inspeksi Sanitasi
Tempat-Tempat Umum (tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan lain-lain),
penyuluhan dan pembinaan.
 Sanitasi tempat umum memenuhi syarat Tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat pada tahun 2015
f. Program pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
1. Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vektor di permukiman
penduduk dan sekitarnya
Meliputi pemeriksaan jentik berkala melibatkan masyarakat, fogging,
abatisasi dan lain-lain, penyuluhan dan pembinaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ABJ adalah:
 Kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk melaksanakan PSN di
rumah masing-masing
 Keadaan geografis Kecamatan Kopo yang sebagian wilayah susah air
sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang menyimpan air terlalu
lama dan jarang dikuras sehingga menjadi perindukan vektor penyakit.
Kegiatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan ABJ yaitu :
 Memberikan penyuluhan baik perorangan maupun kelompok tentang
pentingnya PSN (3M+).
 Membagi leaflet tentang penyakit DBD, PSN (3M+).
 Bekerjasama dengan kader jumantik untuk terus melaksanakan PJB 1
minggu sekali.
 Bersama-sama dengan semua elemen masyarakat baik dari pihak
kelurahan, RT, RW, untuk menggerakan masyarakat agar PSN (3M+)
menjadi kebiasaan sehari-hari tiap anggota masyarakat.
Rencana yang akan dilaksanakan :
 Mengadakan PSN & PJB 1 minggu 1 kali di tiap-tiap RW
 Pembagian bubuk abate tiap 3 bulan 1 kali dan setiap ada kasus
g. Pengolahan sampah

25
Telah dilakukan pemisahan sampah medis dan non medis di Puskemas
yang kemudian sampah medis di olah oleh rekanan. Sampah non medis pun
telah dipilah-pilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik
dikelola secara mandiri olah petugas kesling untuk dijadikan kompos
(pengelolaan kompos sederhana), sedangkan sampah anorganik diambil oleh
petugas kebersihan puskesmas (0B) untuk ditampung ditempat sampah
sementara kemudian di musnahkan dengan cara di bakar.
h. Klinik Sanitasi Meliputi, kunjungan rumah sebagai intervensi konseling,
penyuluhan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.

A.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Keluarga Berencana (KIA-
KB)
Yang dilaksanakan di Puskesmas Kopo :
a. Kesehatan Ibu
1. Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil
Pada program ANC meliputi kegiatan penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan, pentingnya pemberian imunisasi TT, pentingnya
mengkonsumsi tablet Fe selama hamil, pendataan bumil setiap bulan,
menganjurkan ibu hamil untuk diperiksa oleh tenaga kesehatan,
penyuluhan tentang pentingnya persiapan persalinan dan pencegahan
komplikasi, pentingnya pemeriksaan bumil, rujukan, perawatan payudara,
PHN, sosialisasi buku KIA, praktek perawatan payudara, penyuluhan dan
melaksanakan kelas ibu hamil.
Untuk cakupan K1, K4, Linakes dan N2 dapat dilihat dari tabel di bawah
ini.

Tabel. 12
Cakupan KIA/Neonatus Sesuai Pemantauan Wilayah Setempat Di
Puskesmas Kopo
TAHUN 2013-2016

Tahun
NO Cakupan
2013 2014 2015 2016
1 K1 92 102 99 84
2 K4 77 94 91 82
3 DRT O/nakes 88 85 69 14,4
4 DRT O/masyarakat 12 75 38 13,5
5 Pesalinan oleh Nakes 114 101 97 98,5
6 Kunjungan nifas 76 99 98 94,4
7 Penanganan 25 25 17 90
Komplikasi Obstetri
8 N1 73 108 120 100
9 Neonatus Lengkap 77 112 120 127
10 PKN 12 21 45 90
11 Bayi Lengkap 65 28 167 123

26
Sumber : Data Puskesmas Kopo tahun 2013-2016

KUNJUNGAN BUMIL BARU (K1) PKM KOPO


JANUARI-DESEMBER 2016

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
2. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan
Adapun upaya yang dilaksanakan dalam mengatasi masalah linakes yaitu :
 Mengadakan kemitraan dengan dukun paraji, dimana paraji tidak boleh
menolong persalinan, tetapi yang menolong adalah bidan dan paraji
sebagai pendamping bidan, dengan imbalan sistem persentase dari yang
dibayarkan pasien, sedangkan perawatan nifasnya diteruskan oleh paraji
dipantau oleh bidan pada saat nifas 6jam ,6hari,21 h1ri,dan 6 minggu..
 Pasien tidak lupa dianjurkan untuk kontrol dan pada waktu kontrol tidak
lupa penyuluhan mengenai ASI Eksklusif, imunisasi, KB.
 Sudah diadakan perslinan 24 jam dengan Inisiasi Menyusui Dini.
3. Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus)
4. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil ,ibu bersalin dan ibu nifas resiko

tinggi/komplikasi
5. Program kelas ibu

b. Kesehatan Bayi
1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi
2. Penanganan BBLR
c. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah
1. Pelayanan Deteksi Dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang (DIDTK)
Balita
Untuk kegiatan MTBS meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan umum,
pemantauan gizi balita dan status Gizi balita, penilaian status imunisasi
balita, penilaian Tumbang balita. (untuk cakupan program
di BAB IV).
Tabel.13
Data Kunjungan MTBS Tahun 2016
UPTD PUSKESMAS KOPO
NO BULAN PENCAPAIAN

40
1 JANUARI 100
2 FEBUARI 100,7
3 MARET 99,4
4 APRIL 98,1
5 MEI 98,8
6 JUNI 98,8
7 JULI 90,3
8 AGUSTUS 98,8
9 SEPTEMBER 98,7
10 OKTOBER 92,6
11 NOVEMBER 100
12 DESEMBER 107,1

Tabel.15
Data Kematian MTBS Tahun 2016
UPTD PUSKESMAS KOPO

NO BULAN PENCAPAIAN
1 JANUARI 0
2 FEBUARI 0
3 MARET 0
4 APRIL 0
5 MEI 0
6 JUNI 0
7 JULI 1
8 AGUSTUS 0
9 SEPTEMBER 0
10 OKTOBER 1
11 NOVEMBER 1
12 DESEMBER 0

41
2. Pelayanan Deteksi Dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang (DIDTK) Anak
Pra Sekolah
d. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih/ guru UKS/ dokter kecil
2. Pelayanan kesehatan remaja
e. Pelayanan Keluarga Berencana
1. Pelayanan KB aktif
Meliputi kegiatan safari KB, pelayanan akseptor, perkumpulan sub.
PPKBD, penyuluhan, pembinaan dan kerja sama lintas sektor. Untuk
cakupan akseptor baru di Puskesmas Kopo dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel.16
Cakupan Akseptor Baru Puskesmas Kopo
Tahun 2012-2016

Tahun
No Jenis KB
2012 2013 2014 2015
1 IUD 4 12 6 20
2 MOP 4 4 4 2
3 MOW 4 4 4 4
4 Implan 15 32 9
5
5 Suntik 45 55 38 39
6 Pil 20 45 23 21
7 Kondom 25 2 1 5
Sumber : Data Puskesmas Kopo 2016

42
1. Pelayanan akseptor aktif MKET
2. Pelayanan akseptor MKET dengan komplikasi
3. Pelanan akseptor MKET dengan kegagalan

RUANG MTBS

43
RUANG DEKONTAMINASI

RUANG KIA

44
POJOK URO

45
46
RUANG BERSALIN
RUANG NIFAS

47
RUANG KB

48
A.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2 kali/tahun dan pada bayi dan balita
b. Distribusi tablet Fe untuk Ibu hamil dan ibu nifas
c. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada gakin
d. Penanganan gizi buruk dan gizi kurang : pelacakan gizi buruk, lomba balita pasca
gizi buruk, punyuluhan gizi.
e. Memantau balita yang naik berat badannya di posyandu
f. Memantau dan menangani balita bawah garis merah
g. Konseling gizi
h. Pelaksanaan PMT penyuluhan
i. Pemberian pmt pada gizi buruk dan gizi kurang
j. Revitalisasi posyandu
A.5 Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P)
a. Program P2 Kusta
Penemuan tersangka kusta 1 orang
b. Program Pelayanan Imunisasi
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi
2. Pendataan Drop Out DPT 3 – Campak
3. Imunisasi HB 1 < 7 hari
4. Imunisasi campak pada bayi
5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
Meliputi kegiatan pelayanan imunisasi (HB 0, BCG, DPT & HB 1-3,
Polio 1-4, Campak, TT 1 &2, pendataan status imunisasi yang tidak terlaporkan
ke puskesmas, Bulan imunisasi anak Sekolah, sosialisasi imunisasi dan
pengelolaan vaksin kepada BPS, pemantauan kasus DO, imunisasi di posyandu
dan HB0 untuk neonatal di klinik swasta.

Tabel.17
Pelayanan Imunisasi Tahun 2012 – 2016
UPTD Puskesmas Kopo
TAHUN
PELAYANAN IMUNISASI
2013 2014 2015 2016
HB 0 98 113 111,6 112
BCG 98 113 109,9 102
DPT HB-HIB 1 98 103 112,8 118
DPT HB-HIB 3 - 39,5 114,8 120
POLIO 1 98,7 109 111,2 108
POLIO 4 98,7 107 107,3 108
CAMPAK 87 102 104,1 107
TT1 87 106 85,7 16
TT2 87 100,4 102,3 16,3

Grafik Pelayanan Imunisasi Tahun 2012 – 2016


UPTD Puskesmas Kopo

49
 Program BIAS
Kendala di program BIAS : . masih adanya orang tua siswa yang menolak
anaknya untuk diimunisasi, namun untuk mengantisipasi masalah tersebut,
sebelum pelaksanaan BIAS terlebih dahulu dibagikan surat pernyataan
kepada orang tua siswa.
Kegiatan rutin program imunisasi yang sudah dilaksanakan
 Pengolahan rantai vaksin (penyetokan vaksin, penyimpanan vaksin, dan
pendistribusian vaksin ke lapangan, puskesmas dan Bidan Praktek Swasta.
Pemantuan dan pencatatan suhu 2 x sehari yaitu pada pagi hari dan sing hari
setalah jam kerja selesai.
 Pencatatan stock vaksin keluar dan masuk dan pemantauan kualitas vaksin
dengan melihat V V M.
 Pencatatan hasil pencapaian imunisasi di lapangan (posyandu), puskesmas
dan BPS atau pelayanan kesehatan yang melayani imunisasi di wilayah kerja
puskesmas.
 Pemantauan status imunisasi dari buku kuning dan buku merah.
 Pembuatan PWS setiap bulan sebagai alat untuk memantau hasil pencapaian
imunisasi tiap wilayah.
 Sosialisasi program dan penyuluhan tentang imunisasi (posyandu,
puskesmas, lokmin, dll).
 Pelaporan.
Rencana Kegiatan Program Imunisasi :
 Membuat rencana kontak/kunjungan pada bayi yang tidak kontak untuk
imunisasi sesuai jadual dengan tujuan agar bayi dapat di imunisasi dengan
lengkap.
 Pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan
 Mengadakan pertemuan rutin Bidan Praktek Swasta yang membahas
mengenai program imunisasi terutama Hb 0.

50
 Mengadakan pertemuan lintas sektor untuk membahas hasil cakupan
imunisasi dengan membahas hasil perdesa.
c. Program P2 DBD
Meliputi kegiatan pemeriksaan, pengobatan, rujukan, pengamatan kasus DBD,
penyelidikan epidemiologi, Gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk, abatisasi
dan fogging.
1. Pemantauan Jentik Berkala
2. Penyelidikan epidemiologi
Kendala pelaksanaan PE :
 Jumlah tenaga surveilans yang masih kurang
 Penderita DBD lain yang masuk dalam radius 200 m dihitung 1x PE
 Laporan dari Masyarakat sudah cepat tapi tidak di lengkapi hasil pemeriksaan

laboratorium yang mengarah pada kasus DBD ,ter kadang pasen yang

dirawat di rumah sakit ,tidak langsung lapor.


 Alamat yang diberikan tidak lengkap/salah sehingga waktu dilakukan PE

alamat penderita tidak diketemukan.

Untuk mencapai target 100℅ pencapaian PE Kegiatan yang dilakukan adalah :

 Menginformasikan kepada kader, ketua RW/RT untuk segera melaporkan

warganya yang terkena DBD.


 Berkordinasi/melakukan jejaring dengan pihak RS & Dinkes Kabupaten

Serang apabila ada penderita DBD warga kecamatan Kopo


 Memberikan penyuluhan tentang PE kepada perorangan /kelompok rencana

kegiatan yang akan dilakukan :


 Melatih/memberikan penyuluhan kepada kader jumantik apabila ada

warganya yang menderita DBD untuk melaksanakan PE di 20 rumah di

sekitar penderita
 Menambah tenaga .kader jumantik
d. Program P2 Flu Burung
TIDAK ADA KASUS

A.6 Upaya Pengobatan

Dalam upaya pengobatan di Puskesmas Kopo terdapat 10 besar penyakit yang

sering didiagnosa pada Pasien yang datang ke Puskesmas Kopo dapat dilihat di

grafik sebagai berikut :

Tabel.18
Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan Januari –Desember

51
Tahun 2016
NO BULAN UMUM JKN GRATIS
1 JANUARI 1142 459 50
2 FABUARI 1123 614 36
3 MARET 1310 739 30
4 APRIL 1027 478 26
5 MEI 943 491 16
6 JUNI 893 491 13
7 JULI 872 397 12
8 AGUSTUS 1077 537 38
9 SEPTEMBER 1104 476 22
10 OKTOBER 957 516 47
11 NOVEMBER 942 503 50
12 DESEMBER
13 Jumlah 11.390 6217 436

Tabel.19
10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN

NO DIAGNOSA ABSOLUT PERSEN


1 ISPA 2760 17%
2 GASTRITIS 1592 10%
3 HIPERTENSI 1097 7%
4 DERMATITIS 589 3%
5 MIYALGIA 503 3%
6 GINGIPITIS 271 2%
7 GASTRO ENTERITIS 360 2%
8 THYPOID 336 2%
9 ARTRITIS 487 8%
10 DM 196 1%
11 LAIN-LAIN 3285 20%

52
Grafik 10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN

Yang dilaksanakan di
Puskesmas Kopo :
a. Pengobatan
1. Klinik rawat jalan umum, terbagi menjadi :
a) UGD (Unit Gawat Darurat), untuk pasien gawat darurat &
penganggulangan kecederaan
Puskesmas Kopo memberikan pelayanan UGD SELAMA 24 JAM

.adapun kelengkapan yang dimiliki ruangan UGD antara lain tempat

tidur2buah, UGD set, Nebulizer, tabung O2, kursi roda alat electro

cardio grap dan lain-lain.meja periksa ,2kursi ,dispenser +galon sama

meja arsip dan 2buah buku sop,dan 2 lemari alked.lemari bahan Habis

pakai ( bhp) .1 buah alat sterilisator.


b) Klinik MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), untuk pasien usia 0-5
tahun
c) Klinik TB paru
d) Klinik rawat jalan gigi
e) Puskesmas keliling (Pusling)

b. Pemeriksaan Laboratorium

53
Laboratorium merupaan kegiatan penunjang di dalam suatu instansi atau
lembaga kesehatan akan tetapi merupakan juga ujung tombak dalam penegakan
suatu diagnosa.
Adapun kegiatan laboratorium di Puskesmas Kopo yang dilakukan sehari-
hari di dalam gedung yaitu membantu dokter dalam menegakkan diagnosa
terhadap pasien yang berobat ke
puskesmas, memeriksa Hb pada Ibu hamil ,pemeriksaan vct dan vict untuk
penjaringa hiv pada ibu hamil.Dan membantu Program TB untuk memeriksa
dahak.darah rutin,widal ,proten urin,secret.
Adapun kegiatan yang dilakukan di luar gedung yaitu membantu kegiatan
program UKS yaitu memeriksa kadar Hemoglobin darah pada anak-anak sekolah
TK dan SD yang sudah dilakukan penjaringan penyakit anemia di sekolah oleh
petugas puskesmas.
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting, dalam
hal menunjang menentukan diagnosa ,sehingga pasen dapat pelayanan dan
pengobatan yang tepat ,sehingga pelayanan berjalan efektif dan efesien. Dalam
hal kendali mutu dan kendali biaya.

Tabel.20
Jenis Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Kopo
Tahun 2012-2016
Tahun
NO Jenis Pemeriksaan
2012 2013 2014 2015
1 Hb 54 72 66 95
2 Gol. Darah 64 72 56 61
3 PP. Test 46 55 76 20
4 Gula Darah 3 2 48 172
5 Asam Urat 4 0 48 35
6 Urin Rutin/proteinuria 0 0 2 31
7 Sputum 171 201 225 463
8 Cholesterol 24 14
9 Widal 6 34
10 Secret 4 19
11 HCT - - - 40
12 WBC 47
13 PLT 29
14 RBC 26
15 LED 20
16 NS 1 10
17 HIV 197

54
Jumlah 342 402 561 1295
Sumber : Laporan Laboratorium Puskesmas Kopo tahun 2012-2015

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan ditemukan di masyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas Kopo yaitu :
B.1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut (LANSIA)
a Pembinaan kelompok usia lanjut (Posbindu)
b Membina kemandirian posbindu
c Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lanjut yang dibina
d Pelatihan & membina kader posbindu
e Melakukan senam prolanis rutin di puskesmas 1minggu 1kali
Kegiatan Puskesmas dalam Upaya Kesehatna Usia Lanjut antara lain :
Melakukan pemeriksaan rutin pada lansia(pap smear dan pemeriksaan payudara)
 Pemeriksaan, pengobatan, rujukan dan penyuluhan
 Upacara peringatan HUT Lansia
 Pelatihan Kader lansia

B.2 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan


a. Penemuan kasus di masyarakat dan puskesmas, melalui pemeriksaan visus /
refraksi
b. Penemuan kasus penyakit mata di puskesmas
c. Penemuan kasus buta katarak pada usia >45 tahun
d. Pelayanan rujukan operasi katarak gratis
Puskesmas Kopo telah melaksanakan upaya kesehatan mata meliputi :

55
 Deteksi dini kasus katarak dan rujukan.
 Pemeriksaan visus anak sekolah.
 Penyuluhan tentang kesehatan mata.
Untuk meningkatkan cakupan upaya kesehatan mata, kegiatan yang dilakukan
yaitu :
 Meningkatkan jumlah penemuan kasus katarak dengan cara membuat SOP
deteksi dini kasus katarak yang diberlakukan bagi semua pasien di Poli Lansia
dan pasien dengan keluhanan gangguan penglihatan di Poli Umum.
 Meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang kesehatan mata baik dalam
gedung maupun luar gedung.

B.3 Kesehatan Jiwa Masyarakat


a. Pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam upaya penemuan dini dan
rujukan kasus gangguan jiwa
b. Penemuan (deteksi dini) dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan
jiwa, masalah Napza, dll, dari rujukan kader dan masyarakat
c. Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS / spesialis
d. Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa,
gangguan psikosomatik, masalah napza, dll) yang datang berobat di puskesmas
e. Konseling
f. Penyuluhan di dalam dan di luar gedung
g. Sosialisasi program kesehatan jiwa ke masyarakat
h. Kerjasama lintas program dan lintas sektor
Cakupan penemuan kasus jiwa pada tahun 2012-2016 masih dibawah target
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan cakupan antara lain :
 Sosialisasi pemeriksaan deteksi dini penyakit jiwa.
 Meningkatkan frekuensi penyuluhan kesehatan jiwa baik di dalam maupun di
luar gedung.
Table.21
No Kegiatan 2013 2014 2015
1 Kunjungan kesehatan - - 31
jiwa
2 Kasus ODGJ yang di - - 31
obati
3 Kasus ODGJ perdasa - - 28

56
Table.22
Kasus ODGJ Perdesa

NO DESA JUMLAH
PENDERITA
1 KOPO 6
2 K1 4
3 GARUT 6
4 RANCA SUMUR 3
5 NANGGUNG 9
JUMLAH 39

57
B.4 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Gigi Dan Mulut
a. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
 Pembinaan kesehatan gigi pada TK
 Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD / MI
 Perawatan kesehatan gigi pada SD / MI
Table.23
Data Kunjungan Pasien Poli Gigi
NO KATAGORI KUNJUNGAN JUMLAH
1 PRA SEKOLAH 20
2 SEKOLAH 90
3 BUMIL 6
4 UMUM 185
JUMLAH 301

Tabel.24
Jumlah SD dengan UKGS Tahun 2012 – 2016

58
Jumlah SD dg UKGS SD dg UKGS Tahap 3
Tahun
SD
Cakupan % Cakupan % Target
2012 13 5 38,46 5 38, 75
2013 - - - - - -

2014 17 7 50% 7 50 75

2015 7 41 7 41 100

Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2012-2016

Tabel.25
Hasil Kegiatan UKGS Tahun 2012 – 2015

Tahun Ajaran 2012 2013 2014 2015

59
Jml murid kelas 637
651 651 664
selektif
Jml murid 620
651 651 649
penjaringan
Jml murid yg karies 61 61 613 490
Jumlah ukgs% 9,4 9,4 50 41
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2012-2015

Tabel.26
Data Kunjungan Berdasarkan Pembiayaan BP Gigi

NO JENIS KUNJUGAN JUMLAH


1 UMUM 242

60
2 JKN 59
JUMLAH 301

b. Pembinaan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)


Kegiatan kader UKGM di Posyandu meliputi :
1. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
2. Pengobatan sederhana
3. Rujukan ke Puskesmas

Tabel. 27
Jumlah Posyandu dengan UKGM Tahun 2012-2015

2012 2013 2014 2015


Jml Posyandu/DESA 3
3 3
UKGM
Jml Posyandu dg UKGM 2 1 1

61
33
Persentase 40 33
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2013-2015

Keterangan:

Untuk Kegiatan UKGM dan UKGS pada Tahun 2016 TIDAK dapat
terlaksana, dengan baik,mengingat tenaga drg hanya satu,di puskesmas kopo tidak
ada perawat gigi. .ini dikarenakan dokter gigi yang ada memegang dua Puskesmas
yaitu Puskesmas Kopo dan Puskesmas Nyompok. Pelayanan perawatan gigi
dijadwalkan hanya satu hari yaitu hari Rabu, walau demikian kunjungan bp gigi jauh
lebih baik dibanding tahun 2014.hal ini di dukung oleh semakin lengkapnya alat dan
bahan yg tersedia dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan giginya
ke tenaga kesehatan juga makin meningkat,
c. Pencabutan dan penambalan permanen gigi tetap
d. Pelayanan dalam gedung
 Pelayanan pengobatan gigi pada penduduk umum.
 Pelayanan pengobatan gigi pada ibu hamil.
 Pelayanan pengobatan gigi pada anak prasekolah.
 Pelayanan pengobatan gigi pada anak sekolah.
 Pelayanan rujukan (mengirim/menerima)

Tabel.28
Rasio Pencabutan dan Penambalan Tahun 2012- 2016
Keterangan 2012 2013 2014 2015
Pencabutan 35 37 68 12
Penambalan 6 6 93 67
Jumlah 41 43 162 79
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2012-2015

62
Dari kesimpulan-kesimpulan di atas walau kegiatan pelayanan bp gigi sudah
meningkat .namun tetap harus ditingkatkan lagi ,maka diperlukan beberapa inovasi
agar cakupan di bidang kesehatan gigi naik atau lebih meningkat di masa yang akan
datang. Adapun inovasi yang akan dilakukan adalah :
 Melakukan lebih banyak penyuluhan baik di dalam gedung maupun di luar
gedung pskesmas yang dapat berupa konseling perorangan maupun
penyuluhan kelompok.
 Untuk lebih meningkatkan lagi kesehatan gigi bagi anak sekolah (TK dan
SD) maka dilakukan pembinaan kesehatan gigi dan sikat gigi masal yang
lebih dari 1 kali/tahun.
 Dalam rangka meningkatkan preventif di bidang kesehatan gigi maka perlu
digalakan sikat gigi masal di sekolah-sekolah baik tingkat TK maupun SD
dengan menjadwalkan acara sikat gigi masal perkelas/minggu sekolah-
sekolah baik tingkat TK maupun SD dengan menjadwalkan acara sikat gigi
masal perkelas/minggu. Kesehatan gigi
Di Posyandu yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
keterampilan dalam penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi masyarakat yang
memadai di wilayahnya maka dilakukan Pelatihan kader UKGM.

B.5 Bina Kesehatan Tradisional


a. Pembinaan TOGA dan pemanfaatannya pada sasaran masyarakat
b. Pembinaan pengobat tradisional yang menggunakan tanaman obat
c. Pembinaan pengobat tradisional lainnya
d.

63
B.6 Bina Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
a. Merintis Pos UKK

B.7 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) & Kesehatan Remaja


a. Program Penjaringan Anak Sekolah
b. Pembinaan UKS & Lomba UKS
c. Pelatihan Dokter Kecil
d. Pemberian Asam Folat & Obat Cacing
e. Program BIAS
Tabel.29
Hasil Pemberian Obat Cacing
YANG
JUMLAH MURID YG
MENGALAMI
JUMLAH MURID SD/MI DIBERIKAN OBAT
NO NAMA SD/MI EFEK
CACING
SAMPING
L P JUMLAH L P JUMLAH
1 SDN KOPO 1 28 27 55 28 27 55 0
2 SDN RANCONDO 34 31 65 34 31 65 0
3 SDN PANUNGGULAN 15 12 27 15 12 27 0
4 SDN KOPO 2 12 13 25 12 13 25 0
5 SDN GARUT 1 24 19 43 24 19 43 0
6 SDN RANCAGOONG 24 19 26 14 12 26 0
7 SDN GARUT 2 20 11 31 20 11 31 0
8 MI SEBE 16 15 31 16 15 31 0
9 SDN RUKEM 24 29 63 24 29 63 0
10 SDN NANGGUG 1 15 10 25 15 10 25 0
11 SDN NANGGUNG 2 37 18 55 37 18 55 0
12 MI LEUWINANGGUNG 42 29 71 42 29 71 0
13 MI NURUL FALAH 10 14 24 10 14 24 0
14 MI AS-SYIBIAN 16 9 25 16 9 25 0
15 SD ITA ATT-TOBA 13 9 22 13 9 22 0
16 MI AS-SYIFA 13 10 23 13 10 23 0
17 MI AL-FIKRY 7 16 23 7 16 23 0

Cakupan siswa yang diperiksa dari tahun 2012 s/d 2016 mencapai 97%, hal. ini
dikarenakan berbagai upaya yang telah dilakukan meliputi kegiatan:
 Penjaringan kesehatan anak sekolah yang lebih optimal.
 Adanya sekolah-sekolah binaan.
 Pemberdayaan dokcil dan kader kesehatan remaja yang telah dilatih dan
Pelatihan guru UKS

B.8 jaminan kesehatan nasional(jkn)


Kegiatan program jaminan kesehatan nasional meliputi :

64
 Validasi data masyarakat miskin bekerja sama dengan Desa.
 Pelayanan kesehatan pasien masyarakat miskin yang memiliki kartu jkn
 Pelayanan rujukan.
 Persalinan
 Pelayanan kb pasca salin.
 Kunjungan rumah dan Penyuluhan.

Tabel.30 DATA HASIL PERSALINAN DI PUSKESMAS THN 2016


NO BULAN Umum Bpjs Jumlah
JANUARI 4 1 5
FEBRUARI 3 2 5
MARET 1 0 1
APRIL 3 3 6
MEI 3 2 5
JUNI 12 8 20
JULI 5 3 8
AGUSTUS 1 5 6
SEPTEMBER 1 0 1
OKTOBER 0 6 6
NOVEMBER 2 3 5
DESEMBER 2 1 3
JUMLAH 37 34 71
Data Ibu Bersalin umum dan jkn Tahun 2016

65
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumberdaya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tanaga,


pembekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.

A. SARANA KESEHATAN
Saranan Kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Sarana kesehatan
juga dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetauan dan teknologi di bidang kesehatan.

Tabel.31
Sarana Kesehatan di Kecamatan Kopo Pada Tahun 2016

SARANA KESEHATAN JUMLAH


Puskesmas Non Perawatan 1
Poskesdes+poskestren 2
Posyandu 27
Laboratorium puskesmas 1
Jumlah 31
Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2015

B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan
maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangn dalam melakukan
upaya kesehatan. Dalam PP No. 32 tahun 1996 dinyatakan bahwa pengadaan dan
penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan yang merata bagi masyarakat.

66
Tabel.32
Sumber Daya Kesehatan
di Puskesmas Kopo Tahun 2016

No. Jenis Jumlah Standar Keterangan


yang ada
A Medis
1 Dokter Umum 1 3 2
2 Dokter Gigi 0 1 1hari kerja
3 Perawat 7 7 Pns 4 tks-3
4 Bidan 10 8 Pns 3.ptt 5
Tks 2
5 Perawat Gigi 0 1
6 Petugas Gizi 0 1
7 Analis laboratorium 0 2
8 armasi (asisten apoteker) 1 2 1.Sukwan

9 Sanitarian (petugas 0 1
kesehatan lingkungan)
B Non Medis
Kepala Puskesmas 1
Administrasi (TU) 1 3 -2
Rekam Medis 0 1 Admin2,tks
Tenaga Kebersihan 2 2
Penjaga Malam 0 2 Merangkap
supir-1
Supir 2 2
promkes 1 1

IT 1
Total 28 29

Sumber: Data Puskesmas Kopo Tahun 2016

Berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010, rasio keberadaan dokter


umum/penduduk sama dengan rasio keberadaaan tenaga kesehatan masyarakat/
penduduk yaitu 40/100.000 penduduk. Kecamatan Kopo Memiliki jumlah penduduk
sebanyak 26 674 orang. Dokter umum yang tersedia di Kecamatan ini berjumlah 1
orang dan standar harus ada 3 Doker tiap Puskesmas. Jika berpedoman pada
Indikator Indonesia Sehat 2010 maka jumlah dokter dan kesehatan masyarakat
sangatlah kurang. Begitupun dengan tenaga administrasi yang jumlahnya terbatas
serta sebagian besar status kepegawaiannya masih belum PNS sehingga bila
sewaktu-waktu keluar maka puskesmas akan kesulitan dalam pelaksanaan
administrasinya.
Tidak mencukupinya tanaga kerja di Puskesmas Kopo menghambat pelayanan
yang dilakukan. Maka diperlukan ketersediaan tenaga kesehatan yang merata dan

67
mencukupi sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan memudahkan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

68
C.1 Fasilitas
Puskesmas mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan baik
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat di Kecamatan Kopo.
Untuk menjalankan tugasnya Puskesmas Kopo dilengkapi dengan fasilitas :

Tabel.33
Fasilitas Puskesmas Kopo Tahun 2016

No. Uraian Keterangan Jumlah


 Status
 Sumber air bersih dan jet
1 Tanah pump 1
 Septic tank

 Jumlah Gedung 4
-
2 Gedung Luas Tanah : 9060 M2 4
 Daya Listrik : 900 watt
 Yamaha th. : 2006,1 buah Motor dinas
 1Honda glp th.2006 : 1 buah 8,hilang satu
 Suzuki 4,2007,2,2006,1,2008
th. : 2 buah
3 Motor Dinas Suzuki mobil pusling,&mobil
ambulanc th2012&2014 : 2
buah

 Rumah Dokter Sudah rusak


 Rumah Paramedis Sudah dijual
4 Rumah Dinas
oleh desa

Sumber : Data Puskesmas Kopo Tahun 2016

C.2 Peralatan
Pelaratan adalah sarana dan perasarana yang diperlukan untuk mendukung
agar dapt berjalan lancar, sehingga pelaksanaan pelayanan puskesmaas berjalan
sesuai dengan harapan. Peralatan Puskesmas Kopo Meliputi :
1. Peralatan medis :
 Umum
 K.I.A Set
 Poliklinik Set
 Public Health Nursing Kit
 Diagnostic and Surgical Equipmen
 Laboratory Equipment
 Alat Imunisasi
 Emergensi Kit
 IUD Kit
 Bidan Kit
 UKS Kit

69
 Dental Unit
 DLL
2. Peralatan Meubeuler
3. Peralatan Elektronik

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang

berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan

termafaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin

terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan

mayarakat setinggi-tingginya.

D.1 DANA (Jaminan Kesehatan Nasional)

Tabel.34
Anggaran Dana JamKesMas APBN Perbulan Puskesmas Kopo
Tahun 2016

NO. BULAN PENDAPATAN BELANJA SALDO


1 Januari Rp.61.625.000 Rp.10.000
2 Februari Rp.62.020.000 Rp.43,387,500
3 Maret Rp.61.980..000 RP80,656,900
4 April Rp.62,060,000 Rp.59,457,000
5 Mei Rp.62.315,000 Rp.70,497,500
6 Juni Rp.62,430000 Rp.53,964,296
7 Juli Rp.62,355,000 Rp.44,536,500
8 Agustus Rp.66,.595.00 Rp.59,640,623
0
9 September Rp.65,340.000 Rp.49,039,000
10 Oktober Rp.65,195.000 Rp.100,135,250
11 November Rp.64,730.000 Rp.62,656,795
12 Desember Rp67.771.329 Rp..165.726.347
Jumlah RP899.981.462 792.494.040 107.487.422.
Sumber : data Puskesmas Kopo Tahun 2016

D.2 DANA BOP (Bantuan Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas)

Tabel.35
Anggaran Dana BOP Perbulan Puskesmas Kopo
Tahun 2016

NO. BULAN JUMLAH


1 Januari Rp.18,098,240
2 Februari Rp.5,496,140
3 Maret Rp.30,193,000

70
4 April Rp.30,394,520
5 Mei Rp.48,968,000
6 Juni RP.32,817,560
7 Juli Rp.24,565,000
8 Agustus Rp.5,720,460
9 September Rp.4,054,804
10 Oktober Rp23,031.929
11 November Rp.20754,400
12 Desember Rp.8,344,000
Jumlah Rp 278,226.000
Sumber data : data Puskesmas Kopo Tahun 2016

D. SUMBER DANA KESEHATAN LAINNYA


Tabel. 36
Angaran Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas Kopo
Tahun 2016

NO. BULAN JUMLAH


1 Januari
0
2 Februari 0
3 Maret 0
4 April 0
5 Mei 0
6 Juni 0
7 Juli 0
8 Agustus

9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah

E.1 Upaya Kesehatan Pendapatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada
di masyarakat. UKBM yang ada di Kecamatan Kopo diantaranya : Desa siaga dan
Posyandu.
1. Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kemampuan dalam menemukan permasalahn yang ada, kemudian merencanakan
dan melakukan pemecahannya sesuai potensi yang dimiliknya, serta selalu siap
siaga dalam menghadapi masalah kesehatan, bencana dn kegawatdaruratan.
Seluruh desa (5) yang ada di Kecamatan Kopo pada tahun 2015 ini sudah
menjadi desa siaga, sedangkan yang aktif baru mencapi 3 desa (60%), berikut
gambaran desa siaga Kecamatan Kopo pada tahun 2015 :

71
2. Posyandu kepanjangan dari pos pelayanan terpadu adalah salah satu bentuk
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan
oleh masyarakat,dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ,guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,untuk mempercepat penurunan
angka kematian IBU dan AKB.Dan juga merupakan suatu wadah komunikasi
alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga Berencana,
dari masyarakt oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan kelurga berencana
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan datang, dan akibat
dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 initervensi yaitu :
a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai
usia balita.
b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud unuk membina
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangs dan negara
d. Pengintegrasian layananan sosial dasar di posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yangdibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan keseahatandan gizi pendidikan dan perkembangan
anak,peningkatan ekonomi keluarga,ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial.

72
Untuk mengetahui kualitas posyandu maka dilakukan telah kemandirian
posyandu yaitu suatu cara penilaian starata posyandu menjadi 4 tingkatan
perkembangan (stratifikasi posyandu) yaitu kategori : Pratama, Madya, Purnama
dan Mandiri. Jumlah posyandu yang ada di Kecamatan Kopo pada tahun 2015
sebanyak 27 posyandu, berikut gambaran Strata Posyandu di Kecamatan Kopo :

73
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Kopo pada tahun 2014 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu : 0 0RANG
2. Angka Kematian Bayi : 30RANG
3. Angka Kematian Balita : 3 KH
4. Umur Harapan Hidup : 60
5. Balita Gizi Buruk :3 0RANG
6. UCI :100%
7. Rumah Sehat :51%
8. Desa Siaga Aktif : 40%
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan Masyarakat di Kecamatan Kopo,
Puskesmas Kopo melakukan upaya-upaya kesehatan dengan hasil sebagai berikut:
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

2. Cakupan Imunisasi

3. Cakupan Balita Ditimbang, dengan status Gizi sebagai berikut :

74
4. Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A : 100 %
5. Cakupan Ibu nifas Mendapat Vitamin A : 88 %
6. Cakupan Penjaringan Siswa SD Sederajat : 97,7 %
7. Cakupan pelayanan Usila (60 Tahun +): 67.6 %
8. Cakupan Penemuan Penyakit Menular : 80 %
9. Cakupan Rawat Jalan : 63,21%%

75
LAMPIRAN LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

GAMBAR GEDUNG UTAMA PUSKESMAS KOPO

Tampak Depan

GEDUNG KE DUA

1. Ruang Bersalin
2. Ruang KIA KB
3. Riang Imunisasi
4. Ruang MTBS

GEDUNG AULA

76

Anda mungkin juga menyukai