Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASAM NUKLEAT
(Penentuan Konsentrasi RNA dan DNA dalam Homogenat Hati Ayam)
Kelompok 4
Nindy Auliana G84150039
Aulia Regita C G84150009
Bayu Kurniawan Aji G84150001
M Nur Alfi Lail G84150077
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
METODE
Praktikum dilakukan pada hari Senin, 20 dan 27 Maret 2017 pukul 08.00-
11.00 WIB bertempat di Laboratorium Pendidikan Biokimia, Lt. V, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.
Alat yang digunakan selama praktikum yaitu timbangan, gelas piala, pipet,
batang pengaduk, sentrifus, penangas air, tabung reaksi, penjepit tabung, lemari
es, dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan berupa homogenat hati, HClO4
0.6 M, KOH, HClO4 1.2 M, HClO4 0.2 M, pereaksi orsinol, air suling, standar
RNA, pereaksi defenilamin, dan TCA.
Prosedur Percobaan
Materi genetik pada hewan, tumbuhan, mikroba, dan darah dapat diisolasi
dengan menggunakan metode yang berbeda masing-masingnya. Perbedaan yang
terlihat adalah pada tahap awal persiapan dan pelisisan sel. Isolasi materi genetik
pada hewan diawali dengan pembentukan homogenat yang diambil dari organ.
Biasanya dilakukan dengan cara penggerusan atau dicincang halus (Izzah 2014).
Isolasi materi genetik tumbuhan pada tahap pelisisan sel dilakukan secara
mekanik maupun kimiawai, misal dengan penggerusan atau penggunaan detergen
dan garam. Pelisisan sel tumbuhan juga dapat dilakukan secara enzimatik dengan
menggunakan enzim lisozim. Tahapan presipitasi atau pemisahan materi genetik
dengan molekul lain seperti protein dapat menggunakan enzim protease dan
ribonuklease, sedangkan pengendapannya dengan etanol atau alkohol dingin
(Hapsari 2015). Isolasi materi genetik pada mikroba contohnya bakteri diawali
dengan pengkulturan pada media (Fitriya et al. 2015). Tahapan pelisisan sel
bakteri dilakukan secara enzimatik dengan menggunakan lisozim dan EDTA yang
dapat merusak protein tanpa merusak molekul DNA atau RNA (Susanti dan
Ariani 2004). Isolasi materi genetik darah pada tahap pelisisan langsung
menggunakan larutan pelisis sel. Hal ini dikarenakan darah sudah dalam bentuk
cairan sehingga lebih mudah pada proses pemisahan yaitu dengan metode
sentrifugasi (Lelana et al. 2003).
SIMPULAN
Asam nukleat yang merupakan materi genetik pada makhluk hidup terdiri
dari RNA dan DNA yang dapat diisolasi dengan metode yang berbeda-beda.
Penggunaan organ hati dalam mengisolasi RNA maupun DNA lebih banyak
menghasilkan isolat. Isolat RNA lebih banyak dibandingkan dengan isolat DNA.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas Z. 2006. Efek pewarisan akibat radiasi pengion. Buletin Alara. 8(2): 65-74.
Amanda UD, Cartealy IC. 2015. Isolasi RNA total dari mesokarp buah kelapa
sawit (Elaeis guineenssis Jacq.var. Tenera). Prosiding Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(2): 171-176.
Annisa. 2012. Isolasi RNA dan pengklonaan gen tripsin kation dari pankreas sapi
ke Escherechia coli DH5α [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.
Ayu BP, Ria P, Aminin ALN. 2011. Purifikasi DNA kromosom Geobacillus sp.
dYTae-14 menggunakan kolom silika dengan denaturan urea. Jurnal Sains
dan Matematika. 19(4): 101-106.
Azhar M. 2016. Biomolekul Sel: Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang (ID):
UNP Press.
Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID): Erlangga.
Fitriya RT, Ibrahim M, Lisdiana L. 2015. Keefektifan metode isolasi DNA kit dan
CTAB/NaCl yang dimodifikasi pada Staphylococcus aureus dan Shigella
dysentriae. 4(1): 87-92.
Hapsari AI. 2015. Isolasi DNA tanaman bayam (Amaranthus sp.) dan ikan lele
(Clarias sp.) sebagai kajian dalam biologi molekuler. Didaktika. 13(2): 23-
30.
Izzah AN. 2014. Perbandingan antara metode SYBR Green dan metode Hydrolisis
Probe dalam analisis DNA gelatin Sapi dan DNA gelatin babi dengan
menggunakan Real Time PCR [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam
Negeri Syarief Hidayatullah.
Karmana IW. 2009. Kajian evolusi berbasis urutan nukleotida. Ganec Swara.
3(3): 75-81.
Kundu A, Nandi S, Nandi AK. 2017. Nucleic acid based polymer and
nanoparticle conjugates: synthesis, properties, and applications. Progress in
Materials Science. 88: 136-185.
Lelana NE, Sutarno, Etikawati N. 2003. Identifikasi polimorfisme pada fragmen
ND-5 DNA mitokondria sapi Benggala dan Madura dengan teknik PCR-
RFLP. Biodiversitas. 4(1): 1-6
Langga IF, Restu M, Kuswinanti T. 2012. Optimalisasi suhu dan lam inkubasi
dalam ekstraksi DNA tanaman bitti (Vitex cofassus Reinw) serta analisis
keragaman genetik dengan teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains dan Teknologi.
12(3): 265-276.
Mangunwardoyo W. 2002. Transformasi fragmen DNA kromosom Xanthomonas
campestris ke dalam Escherechia coli. Makara Sains. 6(1): 21-24.
Ngaliyatun. 2013. Uji daya infektivitas Plasmodium berghei iradiasi pada hati dan
limpa mencit menggunakan metode nested-polymerase chain reaction
[skripsi]. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang.
Susanti E, Ariani SRD. 2004. Kloning gen penisilin V asilase dari Bacillus sp.
BAC4 melalui pembuatan pustakan genom. Biodiversitas. 5(1): 1-6.
Tenriulo A, Suryati E, Parenrengi A, Rosmiat. 2001. Ekstraksi DNA rumput laut
Kappaphycus alvarezzi dengan metode fenol kloroform. Marina Chimica
Acta. 2(2): 6-10.
Tolistiawaty I. 2007. Perkembangan dan pertumbuhan plasenta tikus (Rattus
norvegicus) pada umur kebuntingan 13, 17, dan 21 hari akibat penyuntikan
bST (bovine Somatotropin) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Vivikananda E. 2014. Deteksi DNA babi dan DNA sapi dengan menggunakan
metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR) [skripsi].
Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah.
LAMPIRAN
Absorbansi Terkoreksi
A sampel 1 terkoreksi = A sampel 1 terukur – A blanko
= 0.378 – 0.344
= 0.034
A sampel 2 terkoreksi = A sampel 2 terukur – A blanko
= 0.386– 0.344
= 0.042
A standar terkoreksi = A standar terukur – A blanko
= 0.616 - 0.344
= 0.272
Konsentrasi DNA (mg/mL)
[DNA] standar = 250.000 µg/mL
A sampel 1 terkoreksi
[DNA] sampel 1 = A standar DNA terkoreksi x konsentrasi standar DNA
0.034
= 0.272 x 250.000 µg/mL
= 31.25 µg/mL
A sampel 2 terkoreksi
[DNA] sampel 2 = x konsentrasi standar DNA
A standar DNA terkoreksi
0.042
= 0.272 x 250.000 µg/mL
= 38.60 µg/mL