Bab I. Pendahuluan
World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 3,5 juta kematian pertahun
disebabkan diare, dimana 80% dari kematian ini mengenai anak-anak dibawah
umur 5 tahun.
36,9% kematian Balita & 24,1% kematian bayi terutama oleh dehidrasi.
Balita yang mengalami diare akan lebih rentan mengalami dehidrasi , malnutrisi
hingga kematian.1
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Apa saja faktor-faktor risiko terjadinya dehidrasi sebagai penyebab kematian
anak balita yang diare?”
1.3.1 Tujuan umum: mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya dehidrasi pada
balita yang mengalami diare.
1.4 Hipotesis
Tingginya angka kejadian dehidrasi pada balita yang mengalami diare diakibatkan
oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi, cairan
inadekuat, komorbiditas, dan sosial ekonomi keluarga.
2.1 Diare
Buang air besar dengan konsistensi tinja yang lembek biasanya disertai dengan
peningkatan frekuensi dan berat feses kurang lebih 200 gram perhari
Etiologi: Virus (rotavirus. Norwalk virus. Astrovirus, coronavirus), bakteri (B. cereus,
Slamonela sp, S. aureus, V. Cholera, dst), parasite (E. hystolitica, Giardia lamblia,
dst)2
2.1.1 Usia dan Jenis Kelamin
Ada hubungan signifikan antara pemberian MPASI dengan kejadian diare pada anak,
yaitu dikarenakan sistem pencernaan anak pada usia di bawah 2 tahun sedang
mengalami perkembangan secara bertahap sehingga apabila diberikan makanan yang
tidak tepat dapat menyebabkan sistem pencernaan anak tidak berkembang dengan
baik dan bisa menyebabkan diare. Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan.
Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak terlalu berpengaruh pada angka kejadian
diare pada balita2
Pemberian imunisasi ini untuk mencegah penurunan kekebalan tubuh pada balita.
Pada diare yang sering timbul menyertai campak, pemberian imunisasi campak juga
dapat mencegah diare. 2
Status gizi pada anak sangat berpengaruh terhadap kejadian diare. Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. 3
2.2.4 Dehidrasi
Kondisi rumah
Air
Sanitasi
Pengetahuan yang cukup seorang ibu dapat menerapkan perilaku hidup sehat,
pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit apabila ia tahu apa tujuan dan
manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, dan apa bahayanya bila tidak
melakukan pencegahan dan penanggulangan tersebut. 7
2.2.8 Komordibitas
Usia
Jenis kelamin
Status gizi
Status imunisasi
Cairan inadekuat
Dehidrasi
Komorbiditas
Sosial ekonomi
Faktor Malabsorpsi
Faktor Makanan
Faktor psikologis
3. 1 Desain Penelitian
Data Sekunder : data balita yang mengalami diare tanpa maupun yang disertai
dehidrasi yang berobat di Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Utara.
Populasi Kontrol : balita dengan usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Tanjung Duren Utara yang mengalami diare tanpa dehidrasi.
Populasi Kasus : balita dengan usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Tanjung Duren Utara yang mengalami diare disertai dengan dehidrasi.
Rumus:
Z(𝑎)2 .𝑃.𝑄
N= 𝑑2
Misal, pada kasus diketahui prevalensi diare 36,9%. Jika kita ingin memakai kemaknaan (a) =
5%, dan presisi 10%. Maka:
1,962 .0,369.0,631
N= 0,12
= 89,44%
DAFTAR PUSTAKA.
2. Zainuddin AA. Panduan praktik klinis. Jakarta: Bakti husada; 2014. h.112-20.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jilid I. Jakarta: InternaPublishing; 2009.h.548-55.
6. Werner D, Thuman C, Maxwell J. Apa yang anda kerjakan bila tidak ada dokter. Edisi
ke-1. Yogyakarta: Andi Yogyakarta; 2010. h.199.
7. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu kesehatan anak. Jakarta:
FKUI;1985.H. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu kesehatan anak.
Jakarta: FKUI;1985.H.283-6