Anda di halaman 1dari 11

WAHAM

A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja, 2011). Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009). Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan
individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah
berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu
keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010). Gangguan orientasi
realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat
membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk
dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia
dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada 10 isi
pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya : harga
diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut
mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010). 11 B.
Klasifikasi Waham Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu : Jenis Waham Pengertian Perilaku klien Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan
yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan “Saya ini pejabat di kementrian semarang!” “Saya punya perusahaan paling
besar lho “. Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya adalah tuhan yang
bisa menguasai dan mengendalikan semua makhluk”. Waham curiga Keyakinan
seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau mencederai dirinya,
diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya tahu mereka mau
menghancurkan saya, karena iri dengan kesuksesan saya”. Waham somatik Keyakinan
seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang penyakit, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya menderita kanker”. Padahal hasil
pemeriksaan lab tidak ada sel kanker pada tubuhnya. Waham nihlistik Keyakinan
seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulangulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan. “ ini saya berada di alam kubur ya, semua yang ada disini
adalah roh-roh nya” 12 C. Etiologi Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima
kategori utama fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu : 1. Gangguan fungsi
kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. 2.
Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons
terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku
verbal (penampilan hubungan sosial). 3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada
skizofrenia. 4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas. 5. Gejala sekunder: halusinasi,
waham, dan gangguan daya ingat. 13 D. Rentang Respon Neurobiologi Adaptif
Maladaptif Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman
Perilaku sosial Hubungan sosial Pikiran kadang menyimpang illusi Reaksi
emosional berlebihan dan kurang Perilaku tidak sesuai Menarik diri Gangguan
proses pikir: Waham Halusinasi Kerusakan emosi Perilaku tidak sesuai
Ketidakteraturan isolasi sosial Skema. 1 Rentang respons neurobiologis Waham.
(sumber : Keliat, 2009). E. Tanda dan Gejala Menurut Kusumawati, (2010) yaitu : 1.
Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan primitif,
perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme,
sirkumtansial). 2. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi. 14 3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan,
ambivalen. 4. Fungsi motorik. Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme,
stereotipik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia. 5. Fungsi sosial kesepian. Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri
rendah. 6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul
adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi. Tanda dan Gejala Menurut Direja,
(2011) yaitu : Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan,
berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan. 15 F. Pengkajian 1)
Faktor predisposisi a. Biologi Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana
abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai
dipahami, ini termasuk hal-hal berikut : 1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai
menunjukkan keterlibatan otak yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi
pada area frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik. 2)
Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian sangat menunjukkan
hal-hal berikut ini : a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan b) Ketidakseimbangan
antara dopamin dan neurotransmitter lain c) Masalah-masalah pada sistem respon
dopamin Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi
telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab genetik pada skizofrenia. Sudah
ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka
kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung yang tidak
identik penelitian genetik terakhir memfokuskan pada pemotongan gen dalam keluarga
dimana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi. 16 b. Psikologi Teori
psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif belum didukung
oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai
penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya (keluarga
terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional). c. Sosial budaya Stress yang menumpuk
dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik tetapi tidak diyakini
sebagai penyebab utama gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011). 2) Faktor Presipitasi a. Biologi Stress
biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif termasuk: 1)
Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi 2)
Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. 17 b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku. c. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan episode baru
suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon neurobiologik yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
G. Manifestasi klinik Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara
lain melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah,
tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan eliminasi,
merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah
pada klien depersonalisasi (Stuart,2007). H. Mekanisme Koping Menurut Direja (2011),
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
berhubungan dengan respon neurobioligi : 1. Regresi berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit
energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari 2. Projeksi sebagai upaya untuk
menjelaskan kerancuan persepsi. 3. Menarik diri 18 I. Pohon Masalah Perilaku kekerasan
Menarik diri Harga diri rendah Skema. 2 pohon masalah, (Fitria, 2009, dikutip Direja,
2011). J. Diagnosa Keperawatan 1. Perilaku kekerasan 2. Waham 3. Menarik Diri 4.
Harga Diri Rendah Waham 19 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Waham
Curiga merupakan core problem dari pohon masalah. No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Intervensi Rasional Tujuan Kriteria Evaluasi 1. Waham Curiga Tujuan
Umum : Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan terarah. TUK 1 : Klien dapat
membina hubungan saling percaya. Kriteria Evaluasi : 1. Ekspresi wajah bersahabat. 2.
Ada kontak mata. 3. Mau berjabat tangan. 4. Mau menjawab salam. 5. Klien mau duduk
berdampingan. 6. Klien mau mengutarakan isi perasaannya. 1.1 Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi teraupetik. - Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal - Perkenalkan diri dengan sopan - Tanyakan nama
lengkap dan nama yang disukai klien. - Jelaskan tujuan pertemuan - Jujur dan menepati
janji - Tunjukkan rasa empati dan menerima klien dengan apa adanya. Hubungan saling
percaya menjadi dasar interaksi selanjutnya dalam membina klien dalam berinteraksi
dengan baik dan benar, sehingga klien mau mengutarakan isi perasaannya. 20 1.2 Jangan
membantah dan mendukung waham klien. - Katakan perawat menerima keyakinan klien.
- Katakan perawat tidak mendukung keyakinan klien. 1.3 Yakinkan klien dalam keadaan
aman dan terlindung - “Anda berada ditempat aman dan terlindung”. - Gunakan
keterbukaan dan kejujuran, jangan tinggalkan klien dalam keadaan sendiri. 1.4 Observasi
apakah wahamnya mengganggu aktivitas sehari-hari dan perawatan diri klien.
Meningkatkan orientasi klien pada realita dan meningkatkan rasa percaya klien pada
perawat. Suasana lingkungan persahabatan yang mendukung dalam komunikasi
teraupetik. Mengetahui penyebab waham curiga dan intervensi selanjutnya yang akan
dilakukan oleh klien. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan yang
dimiliki. Kriteria Evaluasi : 1. Klien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari 2. Klien
dapat mengontrol wahamnya. 2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien
yang realistis 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini. 2.3 Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukan saat ini. 2.4 Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu
memperhatikan bahwa klien sangat penting. Reinforcement positif dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh klien dan harga diri klien. Klien terdorong untuk memilih
aktivitas seperti sebelumnya tentang aktivitas yang pernah dimiliki oleh klien. Dengan
mendengarkan klien akan merasa lebih diperhatikan sehingga klien akan mengungkapkan
perasaannya. 21 TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak dimiliki.
Kriteria Evaluasi : 1. Kebutuhan klien terpenuhi 2. Klien dapat melakukan aktivitas
secara terarah. 3. Klien tidak menggunakan/membicar akan wahamnya. 3.1 Observasi
kebutuhan klien sehari-hari 3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi selama
dirumah maupun di RS. 3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan
timbulnya waham 3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga. 3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya. Observasi dapat mengetahui kebutuhan klien. Dengan
mengetahui kebutuhan yang tidak terpenuhi maka dapat diketahui kebutuhan yang akan
diperlukan. Dengan melakukan aktivitas klien tidak akan lagi menggunakan isi
wahamnya. Dengan situasi tertentu klien akan dapat mengontrol wahamnya. TUK 4 :
Klien dapat berhubungan dengan realitas. Kriteria Evaluasi : 1. Klien dapat berbicara
dengan realitas. 2. Klien mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok. 4.1 Berbicara dengan
klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, waktu dan tempat). 4.2
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas. 4.3 Berikan pujian tiap
kegiatan positif yang dilakukan oleh klien. Reinforcement adalah penting untuk
meningkatkan kesadaran klien akan realitas. Pujian dapat memotivasi klien untuk
meningkatkan kegiatan positifnya. 22 TUK 5 : Klien dapat dukungan dari keluarga.
Kriteria Evaluasi : 1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk merawat klien
dengan waham. 5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang : - Gejala waham - Cara
merawat - Lingkungan keluarga - Follow up dan obat. 5.2 Anjurkan keluarga
melaksanakan dengan bantuan perawat. Perhatian keluarga dan pengertian keluarga akan
dapat membantu klien dalam mengendalikan wahamnya. TUK 6 : Klien dapat
menggunakan obat dengan benar. Kriteria Evaluasi: 1. Klien dapat menyebutkan
manfaat, efek samping dan dosis obat. 2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan
obat dengan benar. 3. Klien dapat memahami akibat berhentinya mengkonsumsi obat
tanpa konsultasi. 4. Klien dapat menyebutkan prinsip lima benar dalam penggunaan obat.
6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, dan efek samping obat dan
akibat penghentian. 6.2 Diskusikan perasaan klien setelah minum obat. 6.3 Berikan obat
dengan prinsip lima benar dan observasi setelah minum obat. Obat dapat mengontrol
waham yang dialami oleh klien dan dapat membantu penyembuhan klien. 23 2. Menarik
diri. Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari Waham : Curiga, yaitu akibat
dari Waham curiga. Dimana seseorang yang sudah mengalami Waham Curiga,
kemungkinan besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan keperawatan
menarik diri : Tgl Dx.keperawata n Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional 2.
Menarik diri TUM : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK : 1.Pasien dapat
membina hubungan saling percaya. 2.Pasien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Setelah 1 x interaksi pasien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada / terhadap perawat
: 1. Wajahcerah, tersenyum 2. Mau berkenalan 3. Adakontakmata 4.
Bersediamenceritakanperasaan 5. Bersediamengungkapkanmasalah Setelah 2 x interaksi
pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri : a. Diri sendiri b. Orang
lain 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan : a. Beri salam setiap berinteraksi b.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan c. Tanyakan
dan panggil nama kesukaan pasien d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi e. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien f. Buat
kontak interaksi yang jelas g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
pasien 2.1 Tanyakan pada pasien tentang : a. Orang yang tinggal serumah atau sekamar
pasien b. Orang yang paling dekat dengan pasien dirumah atau ruang 1.1 Membina
hubungan saling percaya. Kontak yang jujur, singkat, konsisten dengan perawat dapat
membantu klien membina kembali interaksi penuh percaya dengan orang lain. 2.1
Keterlibatan orang terdekat dapat membantu membangun dan atau kembali membentuk
sistem pendukung dan 24 3.Pasien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial
dan kerugian menarik diri Lingkungan Setelah 3 x interaksi dengan pasien dapat
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya : a. Banyak teman b. Tidak
kesepian c. Bisa diskusi d. Saling menolong e. Dan kerugian menarik diri misalnya : 1.
Sendiri 1. Kesepian 2. Tidak bisa diskusi perawatan c. Apa yang membuat pasien dekat
dengan orang tersebut d. Orang yang tidak dekat dengan pasien dirumah atau diruang
perawatan e. Apa yang membuat pasien tidak dekat orang dengan tersebut f. Upayakan
yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain g. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain h. Beri pujian terhadap
kemampuanpasien mengungkapkan perasaan 3.1 Tanyakan pada pasien tentang : a.
Manfaat hubungan sosial b. Kerugian menarik diri c. Diskusikan bersama pasien tentang
manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri d. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya. mengintegrasikan klien kembali
kedalam jaringan sosial 3.1 Solitude dan kesepian dapat diterima atau dengan pilihan, dan
perbedaan ini membantu klien mengidentifikasi apa yang terjadi pada dirinya sehingga
dapat diambil langkah untuk mengatasi masalah ini. 25 4.pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap. 5.pasien mampu menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial. 6.pasien mendapat dukungan keluarga dalam Setelah 4 x interaksi
pasien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap dengan : a. Perawat b.
Perawat lain c. Pasien lain d. Kelompok. Setelah 5 x interaksi pasien dapat menjelaskan
perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : 1. Orang lain 2. Kelompok Setelah6 x
pertemuankeluargadapatmenjelaskantentang : a. Pengertian menarik diri b. Tanda dan
gejala menarik diri 4.1 Observasi perilaku pasien saat berhubungan sosial 4.2.Beri
motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan atau berkomunikasi dengan : a. Perawat lain
b. Pasien lain c. Kelompok 4.3 Libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok
sosialisasi 4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi 4.5 Berimotivasipasien
untukmelakukankegiatansesuaidengan jadwal yang telahdibuat 4.6
Beripujianterhadapkemampuanpasien memperluaspergaulannyamelaluiaktiv itas yang
dilaksanakan 5.1 Diskusikan dengan pasien tentang perasaannya setelah berhubungan
sosial dengan : a. Orang lain b. Kelompok 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya. 6.1Diskusikanpentingnyaperansertakeluarg
asebagaipendukunguntukmengatasiprilaku menarikdiri. 6.2 Diskusikan potensi keluarga
untuk membantu pasien mengatasi perilaku 4.1 Kehadiran orang yang dapat dipercaya
memberi klien rasa terlindungi. Setelah dapat berinteraksi dengan orang lain dan
memberi kesempatan klien dalam mengikuti aktivitas kelompok, klien merasa lebih
berguna dan rasa percaya diri dapat tumb uh kembali. 5.1 Ketika klien merasa dirinya
lebih baih dan mempunyai makna, interaksi sosial dengan orang lain dapat ditingkatkan
6.1Dukungan dari keluarga merupakan bagian penting dari rehabilitasi klien. 26
memperluas hubungan sosial. 7.pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik c.
Penyebab dan akibat menarik diri d. Cara merawat pasien menarik diri Setelah 7 x
interaksi pasien menyebutkan : a. manfaat minum obat b. kerugian tidakminum obat c.
nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat d. akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter. menarik diri 6.3 Jelaskanpadakeluargatentang : a.
Pengertianmenarikdiri b. Tandadangejalamenarikdiri c. Penyebabdanakibatmenarikdiri d.
Cara merawat pasien menarik diri e. Latihkeluarga cara merawatpasien menarikdiri. f.
Tanyakanperasaankeluargasetela hmencoba cara yang dilatihkan g. Beri motivasi
keluarga agar membantu pasien untuk bersosialisasi h. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat pasien dirumah sakit. 7.1 Diskusikan dengan pasien tentang
manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat 7.2 Pantaupasien saatpenggunaanobat 7.3 Beri pujian jika
pasien menggunakan obat dengan benar 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter 7.4 Anjurkan pasien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika
terjadi halhal yang tidak diinginkan. 7.1. Membantu dalam meningkatkan perasaan
kendali dan keterlibatan dalam perawatan kesehatan klien. 27 5 Harga Diri Rendah Harga
Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya Waham Curiga. Berikut intervensi dari
harga diri rendah . No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Rasional 3. Harga diri rendah TUM : Klien dapat melakukan hubungan sosial secara
bertahap. TUK : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya. 2.Klien dapat
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 3.Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat digunakan. 4.Klien dapat menetapkan dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 5.Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. 1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaanya 1.2
Ekspresi wajah bersahabat 1.3 Ada kontak mata 1.4 Menunjukkan rasa senang 1.5 Mau
berjabat tangan 1.6 Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi 1.1 Bina hubungan
saling percaya : a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbal b.
Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji e. Tunjukkan sikap
empati dan menerima klien apa adanya 1.2 Beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaanya tentang penyakit yang dideritanya 1.3 Sediakan waktu untuk mendengarkan
klien 1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan
bertanggungjawab serta mampu menolong dirinya sendiri. 1.1 Hubungan saling percaya
akan menimbulkan kepercayaan klien pada perawat sehingga akan memudahkan dalam
pelaksanaan tindakan selanjutnya. 28 6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
yang ada 2.1 Klien mampu mempertahankan aspek yang positif. 3.1 Kebutuhan klien
terpenuhi 3.2 Klien dapat melakukan aktivitas terarah. 4.1 Klien mampu beraktivitas
sesuai kemampuan 4.2 Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok. 5.1 Klien mampu 2.1
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki kllien dan beri pujian /
reinforcement atas kemampuan mengungkapkan perasaannya 2.2 Saat bertemu klien,
hindarkan memberi penilaian negatif. Utamakan memberi pujian yang realistis. 3.1
Diskusikan kemampuan klien yang masih dapat digunakan selama sakit 3.2 Diskusikan
juga kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di rumah sakit dan di rumah nanti.
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 4.3 Beri
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. 5.1 Beri kesempatan klien
untuk 2.1 Pujian akan meningkatkan harga diri klien. 3.1 Peningkatan kemampuan
mendorong klien untuk mandiri. 4.1 Pelaksanaan kegiatan secara mandiri modal awal
untuk meningkatkan harga diri. 5.3 Dengan aktivitas 29 beraktivitas sesuai kemampuan
6.1 Klien mampu melakukan apa yang diajarkan 6.2 Klien mampu memberikan
dukungan mencoba kegiatan yang direncanakan 5.2 Beri pujian atas keberhasilan kllien
5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah 6.2 Bantu keluarga memberi
dukungan selama klien dirawat 6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
klien akan mengetahui kemampuannya 6.1 Perhatian keluarga dan pengertian keluarga
akan dapat membantu meningkatkan harga diri klien 30 A. STRATEGI
PELAKSANAAN Dx.1: Waham Curiga SP 1p: 1. Membina hubungan saling percaya 2.
Jangan membantah atau mendukung waham klien 3. Yakinkan klien dalam keadaan aman
dan terlindung 4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
SP 2p : 1.Mengidentifikasi kemampuan positif pasien 2.Beri pujian pada penampilan
klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat ini. 3.Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya tidak ada SP
3p: 1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi. 2. Observasi
kebutuhan klien sehari-hari 3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi 4.
Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham. 5. Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam memerlukan waktu dan tenaga. 6.
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya. 31 SP 4
K: 1.Klien dapat berhubungan dengan realitas 2.Berbicara dengan klien dalam konteks
realitas (realitas diri, orang lain, waktu, dan tempat) 3.Sertakan klien dalam terapi
aktivitas kelompok: orientasi realitas. 4.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang
dilakukan oleh klien. Sp 5 k: 1. Klien dapat dukungan dari keluarga 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang - Gejala waham - Cara merawatnya - Lingkungan keluarga - Follow up
dan obat 3.Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat. Sp 6 k: 1.
Klien dapat menggunakan obat dengan benar 2. Diskusikan denga klien dan keluarga
tentang obat, dosis, efek samping dan akibat penghentian 3. Diskusikan perasaan klien
setelah minum obat 4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum
obat. 32 Dx 2 : Menarik Diri Pasien : Sp 1p : 1 Mengidentifikai penyebab isolasi sosial
pasien 2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain 3.
Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain 4. Melatih pasien
berkenalan dengan satu orang 5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian Sp 2p : 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih
pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih 3. Membimbing pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian Sp 3p : 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2.
Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok 3. Membimbing pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian Keluarga Sp 1k : 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien
isolasi sosial 33 Sp 2k : 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien. Sp 3k : 1. Menjelaskan perawatan
lanjutan. Dx 3 :Harga Diri Rendah Pasien Sp 1p : 1. Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien 4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan 5.
Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian Sp 2p : 1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan 3. Membimbing pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian Keluarga Sp 1k : 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya 34 3. Menjelaskan cara – cara
merawat pasien harga diri rendah Sp 2k : 1. Melatih keluarga mempraktekan cara
merawat pasien dengan isolasi sosial 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
langsung kepada pasien isolasi sosial Sp 3k : 1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planing) 2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

Anda mungkin juga menyukai