Anda di halaman 1dari 7

1,4

Kekuatan
'iaringan runak dan turang berperan dararn bagian
Update Diagnosis dan Tatalaksana trauma maksilofasial. Dalam
kebanyakan Lurm irur,
tingkat keparaharr
mempengaruhilenisdantingkatkeparahantraumayaitu. na, ada empat variabel yang
Trauma Maksilofasial l. Posisi anatomi wajah
2. Luas daerah yang terkena trauma
3. Resistensi, dimana apakah ada pergeseran
Dr. At Hafiz SP.THT-KL kepala,.laringan lunak, alau apakah
kontak dengan tulang ada
Bagran Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala & Leher
M Djamil Padang 4. Sudut arah datangnya trauma.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - RSUP Dr'

Pendahuluan

Lukapadadaerahwaiah,kepala,danleherrelatiftelahumumdibahas,tetapidalam
perhatian yang relatif
literatur trauma keseluruhan, etioloBi trauma maksilofasial mendapat
sedikit.Hampirsemuacederamerupakanakibatdaribeberapabentuktrauma,dimana
traumaitusendiridapatdidefinisikansebagaikekuatanfisikyangmengakibatkancedera.
bahkan radiasi'
Trauma mungkin juga hasil dari reaksi zat kimia, termal' atau
DiAmerikaSerikatlebih4.000.000orangmengalamitrattmamaksilofasial
pertahunnya. Meskipun insiden trauma maksilofasial rni cukup
tinggr' sampai saat ini
penelitianmengenaietiologi,penatalaksanaandanprognosistraumamaksilofasialmasih
relatifsedikit.

penting karena beberapa alasan :


Namun demikian, secara klinis jenis trauma ini cukup
. tulang{ulang wajah memberikan perlindungan di bagian
Jaringan lunak dan
anterior untuk tulang kaniurn yang berisi organ vital seperti
otak' Gambar 1. Seorang anak perempuan
8 tahun dengan fraktrr sinus
fiontal, setelah kecelakaan lul,, lint
.Penampilanwajahadalahfaktoryangsangatdiperhatikanolehsebagianbesar P emakaian helnet fu I I _fa c e didesain
untuk kenyamanan clan perlindungan ..
(C. Michael Hill et al, wajah dan liepala yang lebih baik
orang (faktor utama atau signifikan) Etiologt arul prevention of'Craniomaxillofaciol
Tramna, p. 10. 201 2)
o fungsi penting dari
Seluruh bagian dari anatomi wajah terkait dengan beberapa
kehidupansehari-hari,termasukdidalamnyapenglihatan'penciuman'makarL
pada salah satu fungsi tersebut Insidensi
bemafas dan berbicara. Penurunan yang signifikan
Di Inggris kecelakaan ralu rintas dan
memiliki efek yang berpotensi serius pada kualitas hidup pasien' arkohor merupakan penyebab
terbanyak
terjadinya kasus trauma maksirofasiar.
Luki-lrki;;;;ra muda dengan rentang usia
atau letak anatomi yang sampai 25 tahun. menrpakan r8
Trauma secara umum diklasifikasikan berdasarkan bagian puling."ri;-;;rkena traurna. penelitran
menunjukkan bahwa, konsumsilellyok disana
terkenatrauma.Polatraumadapatdigambarkandanberhubungandenganjeniskecelakaan arkohor air.uiti"un o.r'gun vox
di bar' 45% kecerakaan raru rrntas, trauma wa.iah yang terjadi
tertentu.Strategiuntukmengurangikejadiantraumamaksilofasialperludikembangkm zsir, t a^ ur
u;ri"n ot rumah. Harnpir 25%o du,i
wa'iah di semua kelompok umur'
karena biaya pengobatan trauma ini cukup tinggi' r:tT,:X;.",,*l mengkinsumsi alkohor 4
iu, ,"b.r*

llL I updote Diognosis don Totoloksono


l:l} Kosus di Bidonq THT'KL Kosus di Bidong THT_KL
| Updote Diognosis don Totoloksono
til

Persarafan sensorik utama wajah berasal dari sarafkanialis V (nervus trigeminus)


n"tto}t"[:lilran tulang yang membentuk
mengenai otot-otot wajah dan komponen dan nervus cervicalis superior. Tiga percabangan besar dari nervus higeminus ini adalah
melakukan
;;";;;' sebagai bagian dari dasar sebelum nervus opthalmikus (Vl), nervus maksilaris (V2) dan nen'us ntandibularis (V3). Ketiga
tengkorak kepala sangat
Disamping itu' komponen pembuluh darah cabang besar ini dikenal dengan "kembar tiga" dari nenus trigeminus, membawa
penanganan pada kasus trauma mifsitofasial
dan persarafan iuga penting diketahui informasi sensoris dari penglihatan, temperatur, nyeri dan prpprioseptif dari wajah serta
6did| \, Fsiaf,3 (t t ,rt) scalp ke batang otak.

Dop6sr 6upgcalt Pfmrut

h
8la€qE od
- O,tlcdl|! 6ili
ProtrBal P.d

Z}gmtki f;'. nans

Dllild €tlg
\-\
OtHcubir

DrP(6s
qh

angdl odt
r D.pr@.spli

Modalie
Gember J. Cabang trtama dari nervus trigeminus yang memberitan semsi pada masing-masing area wajah
(Anesthcsia Considcralron in Cosmelic Fociol Surge4 p. 36, Ch.4, 201 2)
Da9rBq
PUly3m.

Dingnosis
o Anomnesis
.lika keadaan memungkinkan, riwayat cedera sehamnya sudah didapatkan sebelunl
pasien tiba di
unit gawat darurat. Pengetahun tentang mekanisme trauma
ConWatoI memungkinkan dokter untuk mencurigai cedera yng terkait selaln cedera primer.
3uporcilI
Waktu diantara cedera atau penemuan korban dn penanganan awal merupakan
Orblcul.rts ocull informasi yang sangat berharga yang mempengaruhrtindakan selanjutnya. Pada pasieh
Tamporali6 oIbital Parl yang masih sadar, mungkin ada beberapa informasiambahan yang dapat ditanyakan.
'Palp€bral Part
, Lowor otbital Parl
Levalor labii suPefl oris
alaoqua nasl
N o Pemeriksoon Fisi*
a Gejala dan tanda yang dihasilkan oleh trauma makilofasial dapat meliputi
Lovalor labli 3uP€rioris

Zygomalicus malor
- Sumbatanjalan nafas,
Zygomalicu3 minor
- Rasa sakit atau nyeri lokal,
Lovator anguli otis ' r8nsvergs ped - Krepitasi gerakan htlang,
Deprosgot sopti alar PaIl - Hipestesia atau anestesia dalam distribusi sarafensorit'

Buccinalor
- Kelumpuhan dalam distribusi saraf motorik, mloklttsi'
Massotor - Gangguan ketajaman penglihatan,
- Diplopia (pandangan ganda)
Dopre$or anguli orB ' - Asimehi waiah
Dopressol labii inl€rioris ffiil
- Deformitas wajah

Grmbrr 2' Otot-otot wajah dan Porlengletamya


fo'e sn(l ieck' Springer p 29' CosilPlic
Sarge'!' 2012) lI
(PM Prendergost' lnot''n:u-o1:tf"

lL2 | Updote Diognosis don Totoloksono


Kosus di Bidong THT-KL
ff3 | Updote Diognosis don Totoloksono Kosus di Bidong-HT-KL

I
ilil

ilililil

1
4

Gambr 4a Gambar 4b

r
ffi I

1,.,
Gambar 5. Teknik pemeriksaan palpasi
bimanual paa tratrma
(Facial Frocture. p. 50.e l, Plastic
Sto.gn, 201 3)

L
Dokunrentasi
Ganbar 4c

Gambar 44. Trauma malsilofasial berat, terdapat "/iotbull /ue", "purulu eyes" Dokumentasi fotografi sekarang ini berpera sangat penting. Selain
Gambar 4b. Subconjunctival hemonhage. Dugan kuat terdepat fiaktur zigoma perbandingan kondisi pasien sehagar
Gambar,lc Cerebrospinarl fluid (CSF) rhiuonhea, terdapat "roil-troLk oppearurnte"
sebelum J* ,"ruauh p"r""i:;"k;;"il.,"u,*"'rlilJr'r,'
sebagai bukti medikolegar pada kasus-kasus yan be,*atan
(lmmatliute Care in thc Emergentl' Room, 1t. 54' Maxilkliciul Truumu, 2012) dengan hukum seperti
kecelakaan lalu lintasatau trauma maksilofasial akibt ke.iahatan
Selain foto yang diambil
sesaat setelah teriadi trauma dan
palpasi semua permukaim tulang berikut secara teratut, daht (fitreheud), rntf, sesudah dilakuan penanganan, foto terdahulu
sebelum ke.iadian iuga diperrukan sebagai gbanding* .iauh
orbita, hidung, alis, arkus zjigoma, dan perbatasan mandibula harus dicvttlttttrl rekonstruksi Foto yang diambir dikenar
utuu patokan tindakan
,.rug*ui rrioutum enam posisi yaitu, posisi
Iremeriksaan menyeluruh rJaerah intra-oral harus dilakukan untuk mendeleksi lascrrsl, lllll (depan), oblik kanan, lateral kanan, fiontal
basal vie)w,lat.al kir,i dan oblik kiri.
lepas. Rahang atas dan rahang hawah secara hati-hati dilakukan pemeriksaan visullltrnll
{an diraba untuk mendeteksi ketidakteraturan tulang, gigi longgar, laserast tnlrtrrtnl,
lnemar, hematoma, pembengkakarn, gangguan gerakan atau membuka mulut (tristulls)

Kasus di Bidong THT-KL


LLS I Updote Diognosis don Totoloksono
LL4 | Updote Diognosis don Kosus Bidong THf_KL
EF
h%
rV #,,*
\.
E

&et-"
I -\\
r
i tffi
,iitu I \ T
i t
t *r
L*
n
t.
Gambar 6. Folo do,kumentasi pasien rekonstruksi dan trauma maksllofastal (lambar 7. plair radiographs
pada lrauma maksilofirsral
(Facial Pltrstic und lleconstructive Surgery, Section X, Baile.t, p. 2774, 2014) (Minimal lnvasive Surger.v,
Muxillofac.ial haumo, p. 566,2012)

Tomogra/i Komputer (ldn 3 Dintensi


Pemeriksaan tomografi ko111ter
Pemeriksoan Penunjong merupakan pemeriksaan pilihan pada kasus
trauma maksirofasiar. pemeriksaan
Beberapa trauma di wajrrh tidak memerltlkan pencitraan sama sekali, pada kasui diiakukan o.rg* ,nri*,r, potongan
serta melihat gambaran tiga dimensi koronar dan aksiar
lain memerlukan rnvestigasi Ba.mbar pencitraan yang kompleks. Satu hal yang horur tulang_tulang'walut arn f.pulu
diingat bahwa permintaan untuk mendapatkan garntrar pencitraan, akan berakibat padr
tertundanya penanganan pada pasx:n. Hal ini penting untuk mencapai keseimbangan antart
kebutuhan untuk mengidentifika:ri semua lesi yang penting dan kebutuhan untul
meminimalkan paparan radiasi dan t'ertundanya waktu penanganan pasien.

Plain Rutliographs
Plain radiograpfts atau foto Fclos merupakan pencitraan dasar yang sering dipakll
sehari-hari. Dalanr beberapa kasus foto polos ini mungkin perlu dilengkapi dcnSrn !
modalitas lain seperti tomografi komlruter. Permintaan foto polos yang sering dilakuk$
pada kasus trauma maksilofasial diaintaranya proyeksi Caldwell dan lateral, proyckll !
ocipitomental l0 derajat dan 30 derariat, proyeksi mandibular anterior dan panoraml| Gambar 8, Blow out fr1cture pada mata kiri

tonutgraphy. i

Lt6 | Updote Dioonosis dof Totoloksono Kosus di Bidong THT'KL ll7 | Updote Diognosis don Totoloksono
Kosus di Bidong THT_KL
Teknik Anestesi Lokal

Teknrk anestesi lokar diperrukan tidak hanya


pada penataraksanaan trauma
maksilofasial' akan tetapi pada pemeriksaan
tertentu duri truuma rnaksirofasiar itu sendiri
kadang-kadang diperlukan teknik anestesi
ini. Anestesi rokar dapat secara efektifdiperoreh
dari infiltrasi dan brok sarafl Anestesi rokal
infirtratif
aitukrkun untuk inieksi larutan
anestesilokal di daerah persarafan perifer yang terletak
Keuntungan
.iauh dari lokasi saraf utama.
anestesi rokar diantaranya tidak begitu
memerrukan keahlian khusus.

Gambar 9. Tomografi Komputer 3-D pada pasien fraklur mandibula


(Mininal lnvasive Srrrgery' Moxillofucial Truwna, p 567, 20 1 2 )
at
Prinsip Penatalaksanann
1il

Waktuadalahpentingdalampengelolaanraumamaksilofasialyangoptimal.
Tulang dan jaringan lunak harus dikelola segora setelah keadaan trmum
pasien

mem;gkinkan untuk dilakukan tindakan. Penanganan segera dan tepat sangat signiftkan A

menurunkan cacat wajah yang permanen dan gangguan fungsional yang serius' (Jambsr I l. Teknik mestesi
fraktur infiltrasi pada upper lip, lover lip dm regio
Keputusan untuk melakukan rekonstruksi pada trauma maksilofasial seperti Secua umum 0,2 mL zat anestesi diinjeksikan
nqsolabial.
pada dua sampai Iiga titil.
tulang-tulang wajah, harus dilakukan pada 7 sampai l4 hari pasca trauma. walaupun ada (Cosmelic Fociul Surgen,, Ch. 4, p.
38, 201 l)
sebagian literatur mengatakan sampai hari ke-21 masih dapat dilakukan tindakan
RentanE

waktu ini perlu diperhatikan, karena jika telah melebihi waklu tersebut, dikhawatirkan Penataraksanaan pada haurna rnaksirofasiar
melipuri menjaga.ialan nafas, konhor
banyak. perdarahan, penutupan ,uka pada jaringan
rekonstruksi tidak maksimal dilakukan karena sudah terbentuk kalus yang lunak, dan menempatkan segmen tulang yang
fraktur sesuai dengan posisinya.
Arriwl of the potient Akses untuk mencapai rangka wajah dirakukan
pada tempat-te,pat tertentu dengan
pertimbangan nirai estetika selain
kemudahan untuk mencapainya. untuk
mencapai
maksila anterior dilakukan insisi intraoral.
Daerah zigomatikofiontal dicapai melalui
upper blepharoplasry. Insrsr koronar untuk insisi
Primory SurwY - ABCDE daerah rlontar. nasoethmoid. orbita laterar.
+ concurrenl life'rwing roluKilolioo arkus zigoma.
tulsuimqy. ECG, BP
<r Blood rgultr, CXn,
Pclvic X-my

Rmrprsml of ABCOE

Eefinitivs Core

Gambar 10. Manajemen triase pasien trauma

di Bidong THT-KL
ll9 | Updote Diognosis don Tototoksono Kosus di Bidong THT_KL
LtB I Update Diognosis don Totoloksono Kosus
Klasifikasi fiaktur nasoethmoid dapat membantu dalam menentukan
Uop€( penatalaksanaan yang komrehensif NoE tipe I,1ika diputuskan pendekatan nonoperative
Corcnd indion blspha.AbtY
yang dipilih, maka pasien harus terus dievaluasi untuk memastikan penyembuhan fraktur
yang baik.
Pada NOE tipe ll, pendekatan open reduction and internal Jixation (ORIF) lebih
banyak dipilih. Pendekatan yang dilakukan dapat melalui luka yang telah ada saat trauma.
pendekatan extended glabellar, pendekatan coronal. pendekatan maksila. dan lainnya.
Tramcoats

t
?
Frrfrd
txig(m
t
(r a t.
t rru
{ -a
lah
a. L ,

iip:.} ...."i;
Trdl3tr! l
.)'o
iunclvd
!dConr t- cl tu

I incisiorB

Exfao.d
I Erlrodal
indsiffi
L L
if,irids Gambrr 14. Pendckatan dengan ORIF pada fiaktw NOE tipe ll
(Avoilable from AO Foundarion/CMF, 2014)

(ORIF)

v
optn rc'lwlion untl.i,ntel'nd lixotion
Grmbrr 12. lnsisi kulil untuk ak ses gadz
Fracture' p' 49' Plastic Surgery" zv t tt I
lFocial

./
1.' 3
La Forl Le Fon I Lc Fqt lI
\

! -
L L I
q

U F"
cambar "' Fraltur Nasoorbitoettunoid
'""" 13.
(NOE)' NO^E.type t' lt and
i;;;i;hk ftom Ao Forrn'turiontCMF'
20t4)
lll

B
wL.Fsll Lr Fql il

Gembar 15. Klasifikasi renurut Le Fort pada Fraktu midfasial

L2l I Udote Oiognosis don Totoloksono Kosus di Bidong THT-KL


Kosus di Bidong THT-KL
r2o I Updote Diognosis don Tototoksono
Stabrlisasi dan fiksasi menggunakan plat kecil dan sekrup sekarang ini lebih
drsukai. Pada fraktur Le Fort I, plat rnini diternpatkan pada tiap buttess nuxtmaxillury dan
zygonnticomaxiltary.Pada Le Fort ll, fiksast tambahan dapat dilakukan pada nasoJrontal
junction dan rima orbital. Pada Le Fort lll, plat mini ditempalkan pada urticulatio
fu'gomaticoJrontol untuk stabilisasi. PIat mini yang menggunakan sekrup 2 mm atau lebih
kecil disukai karena plat tidak terlihat dan teraba.
Konrplikasi utama dari fraktur Le Fort diantaranya anestesl wajah' maloklusi,
trismus, gangguan visus, ektropion, distorsi rnidfasial dan sumbatan hidung.

Daftar Pustaka

l. Bailey's Head and Neck SurgeryOtolaryngology, Lippicolt Wtlliams & Wilkins. 5'h Edition,
2014
2. Booth PW, Eppley BL, Schmetzeisel R, editors. Maxillofacral Trauma and Bsthetic Facial
Reconstruclion, Saundres, 2d Edition, 2012
L Butler CE, Evans GRD, edilors. Head and Neck Reconstnrction' l'' Edilion' Saunders' 2009
4. Niamtu J. Cosmelic Facial Surgery, Elsevier Mosby,20l I
5. AO FoundatiorVCMF, avatlable at www.aofoundation.ors' 2014
6. Fonseca RJ, Walker RV, et al, editors. Oral and Maxillofacial Trauma, Elsevier Saunders,20l3
7. Hupp JR, Ellis E, Tucker MR, editors. Conlemporary Oral and Maxillofmial Surgery. Elsevier
Mosby,20l4

122 | Updote Diognosis don Totoloksono Kosus di Bidong THT-KL

Anda mungkin juga menyukai