Anda di halaman 1dari 3

1.

Identifikasi Masalah

Dalam identifikasi masalah berikut, penulis memfokuskan pada area yang memiliki volume kendaraan
dan pejalan kaki cukup tinggi, seperti:

a. Plaza Widya

b. Jalan A ITB

c. Jalan F ITB

d. Jalan C ITB

e. Jalan G ITB

f. Jalan V ITB

1.1 Mahasiswa ITB (khususnya mahasiswa TPB) sering berjalan secara bergerombol
Menurut pengalaman kami sebagai mahasiswa TPB dan pengamatan kami terhadap mahasiswa
TPB saat ini, terdapat kecenderungan bahwa mahasiswa TPB lebih sering melakukan mobilisasi
secara berkelompok. Saat berada dalam kelompok, tentunya para mahasiswa TPB asyik
berbincang-bincang dan seringkali tidak menyadari bahwa mereka berjalan di badan jalan. Hal ini
tentunya mengganggu lalu lintas kendaraan mengingat jalan di ITB relatif sempit dan
membahayakan keselamatan para mahasiswa.

1.2 Laju kendaraan di ITB cenderung lambat


Pengguna kendaraan bermotor di ITB baik roda dua maupun roda empat cenderung
memperlambat laju kendaraan mereka saat berada di lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan di
lingkungan kampus terdapat banyak mahasiswa yang berjalan kaki, sehingga pengguna
kendaraan bermotor harus menyesuaikan laju kendaraan mereka dan lebih berhati-hati dalam
berkendara. Namun, hal ini acap kali menyebabkan mahasiwa ITB terlalu merasa “aman” saat
berjalan, bahkan di badan jalan sekalipun. Selain itu, jumlah mahasiwa yang berjalan kaki
tergolong lebih banyak dibandingkan jumlah kendaraan yang melintas, sehingga mahasiswa
mereka bahwa jalan tersebut adalah milik mereka dan bebas berjalan dimana pun.

1.3 Kondisi trotoar di area kampus ITB kurang memadai


Menurut pengamatan kami, sejumlah trotoar di ITB terlalu sempit dan tidak dapat menampung
banyak pejalan kaki. Selain itu, pada trotoar seringkali terdapat lubang-lubang selokan sehingga
trotoar tidak rata. Akibat kondisi trotoar yang kurang baik, tidak mengherankan apabila banyak
mahasiswa yang engga berjalan di trotoar dan memilih menggunakan badan jalan.

2. Usulan Solusi

2.1 Daerah pejalan kaki diberi warna seperti warna kuning dan terdapat tulisan ‘Khusus Pejalan
Kaki’
Pemberian warna pada daerah pejalan kaki dapat diterapkan pada jalan di ITB yang relatif sempit
dikarenakan dengan hanya memberi warna beserta tulisan ‘Khusus Pejalan Kaki’ tidak memakan
badan jalan yang sudah relative sempit, namun dapat menarik perhatian dan meningkatkan
kesadaran pejalan kaki untuk berjalan di daerah pejalan kaki yang sudah disediakan. Kami
menyarankan menggunakan warna kuning, karena warna kuning lebih menarik perhatian
pembaca dibandingkan dengan warna lain. Warna kuning pada jalan dapat dikombinasikan
dengan tulisan ‘Khusus Pejalan Kaki’ dan tanda panah yang berwarna hitam atau putih. Berikut
perbandingan kombinasi yang dapat digunakan berdasarkan kecepatan baca dari orang yang
melihat:

2.2 Trotoar atau daerah pejalan kaki diberi tali pembatas atau rantai
Solusi lain yang kami berikan yaitu Trotoar yang sudah tersedia atau daerah pejalan kaki yang
tersedia dapat diberi tali pembatas atau rantai, sehingga pejalan kaki yang sering berjalan
bergerombol dapat tetap berjalan di trotoar mengikuti jalur yang sudah disediakan dengan
adanya tali pembatas atau rantai. Namun kekurangan dari solusi ini yaitu masih terdapat trotoar
di ITB yang terlalu kecil sehingga walaupun sudah diberi batas, pejalan kaki akan lebih memilih
berjalan di badan jalan.

2.3 Trotoar dibuat sedikit lebih tinggi dari trotoar yang sudah tersedia saat ini
Solusi lain yang dapat diterapkan menurut kami yaitu trotoar yang sudah ada dibuat lebih tinggi
dari yang sudah tersedia saat ini. Dengan trotoar yang lebih tinggi, membuat pejalan kaki akan
tetap berjalan di atas trotoar tidak melebar ke badan jalan dikarenakan apabila lebih tinggi
membuat pejalan kaki malas untuk turun ke badan jalan. Dan apabila dia turun ke badan jalan
akan membuat kesulitan berkomunikasi dengan teman yang berjalan bersamanya apabila
temannya berjalan di Trotoar. Sehingga otomatis pejalan kaki tersebut akan ikut naik berjalan
diatas trotoar yang sudah tersedia. Namun kekurang dari solusi ini yaitu dengan membuat trotoar
yang lebih tinggi membuat perbedaan ketinggian yang cukup signifikan, sehingga beresiko untuk
pejalan kaki tersandung. Oleh karena itu kami juga menambahkan solusi dengan membuat jalan
miring yang sedikit naik untuk menuju ke trotoar tersebut.

2.4 Adanya aparat keamanan seperti satpam yang berjaga di tempat yang ramai pejalan kaki dan
kendaraan yang melintas
Kami berpendapat bahwa tidak semua orang mengerti dengan tanda atau maksud adanya fasilitas
yang sudah tersedia. Oleh karena itu, kami berpendapat masih diperlukannya satpam untuk
berjaga di tempat yang sangat ramai. Tempat yang sering dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan
yang melintas untuk mengatur, mengarahkan atau setidaknya memperingatkan para pejalan kaki
yang sering melanggar dengan berjalan di badan jalan.

2.5 Fiksasi tempat penyeberangan


Alasan mahasiswa sering berjalan pada badan jalan salah satunya yaitu karena ingin menyeberang
namun cenderung menyeberang di badan jalan sehingga sering membahayakan keselamatan diri
mereka. Sehingga solusi lain yang kami ajukan yaitu dengan membuat tempat tempat
penyebrangan khusus bagi mahasiswa di beberapa tempat dengan memberi zebracross dan
papan peringatan. Saat ini, Zebra cross yang sudah tersedia di ITB hanya dibeberapa titik terutama
pada jalur teduh, namun yang tidak berada pada jalur teduh masih belum banyak tersedia.
Seherusnya zebra cross tersebut diperbanyak lagi jumlahnya dibeberapa tempat terutama
diantara 2 gedung yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai