Oleh:
Johanna Tania
I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Nn. DAEW
Tanggal lahir : 4 Agustus 2002
Usia : 15 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kaliwungu, Kudus
Status : belum menikah
Pekerjaan : pelajar
No Rekam Medis : 481008
Tanggal masuk RS : 9 Oktober 2017
B. Data Dasar:
Keluhan Utama:
Nyeri perut sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RS Mardi Rahayu dengan keluhan nyeri perut
sebelah kanan. Nyeri perut dirasakan sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut
dirasakan terus menerus. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
memberat dengan aktivitas. Nyeri tidak berkurang dengan istirahat. Pasien
belum meminum obat / kontrol ke dokter untuk keluhan tersebut.
Keluhan nyeri perut disertai dengan keluhan demam. Demam dirasakan
sejak 3 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi waktu
pagi ataupun malam. Pasien tidak mengukur tinggi suhu badannya, namun
suhu dapat turun dengan pemberian obat paracetamol.
Pasien juga mengeluhkan adanya mual yang dirasakan sejak 3 hari
SMRS. Mual tidak disertai dengan muntah. Pasien mengaku mengalami
penurunan nafsu makan selama 3 hari ini.
2
Pasien telah memeriksakan diri di pelayanan kesehatan terdekat saat 3
hari SMRS, didiagnosa menderita demam tifoid dan mendapatkan terapi
Amoxicillin, Ranitidin, asam mefenamat. Namun pasien belum merasakan
adanya perbaikan dari kondisinya
Pasien dapat buang air kecil secara lancar. Frekuensi buang air kecil ±
3 – 5 kali / hari. Air seni berwarna kuning jernih, tidak ada nyri, darah ataupun
pasir. Buang air besar pasien agak kurang lancar selama 3 hari ini. BAB
terakhir 1 kali / hari, warna kecoklatan, tidak ada lendir dan darah.
3
Riwayat Keluarga
Keterangan:
= Pasien = Laki – laki
= Perempuan
Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan Onset / Kronologis
Merokok Disangkal
Konsumsi minuman beralkohol Disangkal
Minum obat dijual bebas Disangkal
Olahraga Pasien jarang berolah raga, sehari-hari
hanya melakukan aktivitas fisik ringan
Riwayat Gizi
Pasien makan sebanyak 3 kali sehari dengan lauk pauk dan sayur
bervariasi.
4
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang, Compos mentis,
GCS E4V5M6
2. Tanda vital
Tensi : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan
cukup, equal
Frekuensi nafas : 20 x /menit
Suhu : 370C
VAS :3
3. Status gizi
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 22,22 kg/m2
Kesan : Normoweight
4. Kulit : Warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-), kering (-
), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), ekimosis (-), uji
torniquet (-)
5. Kepala : Mesocephal, rambut mudah rontok (-)
6. Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter
(3mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-),
strabismus (-/-)
7. Telinga : Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus
(-)
8. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
9. Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-), tiphoid tounge
(-), papil lidah atrofi(-), ulserasi (-), stomatitis (-), oral thrush (-
), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, hiperemis (-), lidah tremor
(-), tepi lidah hiperemis (-)
10. Leher : trakea di tengah, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-)
5
11. Thorax : Bentuk normo chest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri,
retraksi intercostal (-), pernafasan abdominothorakal,
pembesaran kelenjar getah bening aksila (-/-)
12. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
Palpasi : Ictus kordis tidak kuat angkat, teraba di 1 cm medial SIC
V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : tidak didapatkan pelebaran batas jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler,
bising (-), gallop (-)
13. Pulmo
Inspeksi
- Statis : Simetris
- Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan = kiri, ketertinggalan
gerak (-), retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : Simetris
- Dinamis : Pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing (-
), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-)
14. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, scar (-), striae
(-)
Auskultasi : Bising usus (+), bising epigastrium (-), bruit (-)
Perkusi : timpani(+), undulasi (-), pekak alih (-), pekak sisi (-), area
traube pekak (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) di titik McBurney, nyeri lepas
(Rebound tenderness) (+), Rovsing sign (-), nyeri lepas
6
alih (-), Psoas sign (-), Obturator sign (-), hepar dan lien
tidak teraba
15. Ekstremitas
Akral dingin _ _ Oedem - -
_ _ - -
7
HbsAg negatif negatif
IgM Salmonella 1
Plano test negatif
V. DIAGNOSIS KERJA
Appendicitis akut
8
Injeksi Ceftriaxone 2x1
Assessment awal dr. Santi Sp.B
USG abdomen, IgM Salmonella
Injeksi ceftriaxone 2x1
RL 20 tpm
Diet lunak
_ _ _ _
A : Appendicitis akut
P : Pasien riwayat demam (suhu 38.20C) pk 6.00 Lapor dr Santi Sp.B
loading RL 250cc
9
Paracetamol tab 500mg
Pro laparotomi appendektomi 11/10/17
Infus RD5 20 tpm
Injeksi ceftriaxone 2x1
Metronidazol tab 2 x 500mg
Paracetamol 500mg bila demam
VIII. FOLLOW UP (11 Oktober 2017)
Dilakukan appendektomi pada 11 Oktober 2017 pk 07.35 – pk 08.20 (operasi
berlangsung 45 menit). Pada saat operasi didapatkan appendix meradang
akut, posisi antecaecal. Selanjutnya dilakukan appendektomi. Setelah operasi,
terapi tetap dilanjutkan, dan ditambahkan Ketorolac 2x30mg.
S : nyeri luka post op (+) kentut (-)
O : KU: tampak sakit sedang, composmentis, gizi baik
Tanda Vital : TD 110/80 mmHg
HR 97 x/menit
Suhu: 36oC
RR 20 x/menit
Mata CA (-/-) SI (-/-)
Hidung Nafas cuping hidung (-)
Mulut Faring hiperemis (-)
Leher KGB tidak membesar
Cor BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-)
Pulmo Suara dasar vesikuler(+/+) normal , wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Abdomen I : Dinding perut // dinding dada, tampak luka post op
tertutup perban di regio hypochondriaca dextra
A : Bising usus (-)
P : Timpani
P : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas Akral dingin _ _ Oedem _ _
_ _ _ _
10
P : Infus RD5 20 tpm
Injeksi ceftriaxone 2x1
Metronidazol tab 2 x 500mg
Paracetamol 500mg bila demam
+ Ketorolac 2 x 30mg
11
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
12