Anda di halaman 1dari 12

STUDI IMPLEMENTASI GREEN BUILDING

DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Deka Kurniati1, Taufiq Lilo Adi Sucipto2, Eko Supri Murtiono 3

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengetahuan, persepsi, pengalaman,


harapan, peran serta, dan kepedulian owner terhadap perwujudan green building di
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Mengetahui pengetahuan, persepsi, pengalaman,
harapan, peran serta, dan kepedulian user terhadap perwujudan green building di Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 3. Menganalisa dampak green building di Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)
yaitu metode yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam satu kegiatan
penelitian. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh data dari owner. Sedangkan
pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data dari user. Hasil penelitian Studi
Implementasi Green Building di Universitas Sebelas Maret Surakarta, antara lain: 1. Dari sisi
owner sebagai berikut: a. Tingkat pengetahuan owner UNS tentang green building kurang. b.
Owner UNS mempunyai persepsi yang baik mengenai green building. c. Pengalaman owner
UNS dalam mewujudkan green building dikategorikan cukup baik. d. Owner UNS
mempunyai harapan yang tinggi mengenai green building. e. Owner UNS mempunyai peran
serta yang kurang dalam mewujudkan green building. f. Owner UNS mempunyai kepedulian
yang tinggi mengenai green building. g. Owner UNS berpendapat green building berdampak
baik sekali bagi UNS. 2. Dari sisi user sebagai berikut: a. User UNS memiliki pengetahuan
yang cukup baik mengenai green building. b. User UNS memiliki persepsi yang baik
mengenai green building. c. User UNS kurang mempunyai pengalaman dalam membangun
green building. d. User UNS mempunyai harapan yang tinggi terhadap green building. e.
User UNS cukup berperan serta dalam mewujudkan green building. f. User UNS memiliki
kepedulian yang sangat tinggi terhadap green building. g. Menurut user UNS green building
memiliki dampak yang sangat baik.

Kata Kunci: green building, mixed methods, owner dan user

Abstrack: The purpose of this study were 1. Knowing the knowledge, perceptions,
experiences, expectations, participations, and concerns of UNS owner to realization green
building in Sebelas Maret University Surakarta. 2. Knowing knowledge, perceptions,
experiences, expectations, participations, and concerns of UNS building user to realization
green building in Sebelas Maret University Surakarta. 3. Analyzing the impact of green
building in Sebelas Maret University Surakarta. This study used a Combination Research
Methods (Mixed Methods) were a methods that used quantitative and qualitative approach in
the research activities. A qualitative approach were used to obtain the data from the owner.
While the quantitative approach used to obtain the data from the building users. The results of
the research Green Building Implementation Study In Sebelas Maret University Surakarta,
such as: 1. From the owner side were: a. The level of knowledge about green building of the
UNS owner are less and still just mainset development. b. UNS owner has a good perception
about green building. c. The UNS owner experience in realizing green building categorized
quite well. d. UNS owner have high expectations regarding green building. e. UNS owner
have less participation in realizing green building. f. UNS owner has a high concern about
green building. g. UNS owner believes green building has excellent impact for UNS. 2. From
the UNS building users side were: a. UNS building users have a fairly good knowledge about
green building. b. UNS building users have a good perception of the green building. c. UNS
building users have less experience in building a green building. d. UNS building users have
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
3 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
high expectations for green building. e. UNS buildings users has enough in participate to
realizing green building. f. UNS building users have very high concern to green building. g.
According to UNS building users that green building has excellent impact.

Keywords: green building, mixed methods, owner and building users

PENDAHULUAN
Global warming merupakan isu dunia mungkin. Belum banyak pula konsultan dan
yang tengah populer saat ini. Menurut Frick kontraktor ‘hijau’ di Indonesia. Ditambah
dan Suskiyatno, “Fenomena pemanasan lagi, belum ada peraturan pemerintah tentang
global adalah naiknya suhu permukaan bumi standar bangunan hijau dan belum banyak
karena meningkatnya efek rumah kaca” material-material yang berlabel ‘hijau’.
(2007: 56). Efek gas rumah kaca disebabkan UNS tengah menggagas konsep green
karena meningkatnya gas-gas rumah kaca campus. Tujuan green campus adalah untuk
dalam atmosfer. mewujudkan sebuah lingkungan kampus
Isu mengenai pemanasan global yang sehat, nyaman dan ramah lingkungan.
dikaitkan dengan bangunan. Berdasarkan UNS telah menandatangani nota
data World Green Building Council, di kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi
seluruh dunia, bangunan menyumbangkan Jawa Tengah mengenai green campus ini.
33% emisi CO2, mengonsumsi 17% air UNS saat ini juga tengah bersiap
bersih, 25% produk kayu, 30-40% mengikuti pemeringkatan UI GreenMetric
penggunaan energi dan 40-50% penggunaan World University Ranking. (Prima dan
bahan mentah untuk pembangunan dan Aldian A.W., 2013). UI GreenMetric
pengoperasiannya (Basuki, 2012: 1). Proses World University Ranking menurut pendapat
konstruksi pada tahap pelaksanaan Marboen (2013: 6) “merupakan lembaga
pembangunan sampai pada saat bangunan pemeringkatan perguruan tinggi terbaik di
dimanfaatkan juga diyakini dapat berdampak dunia yang memiliki komitmen tinggi dalam
negatif pada lingkungan hidup di tempat dan pengelolaan lingkungan hidup kampus”.
sekitar bangunan tersebut. Lebih lanjut, Denura (2012: 4) menyatakan:
Salah satu gagasan yang dianggap Pemeringkatan UI GreenMetric of
dapat mengurangi pemanasan global dan World Universities dilandasi oleh tiga
kerusakan lingkungan adalah green building. filosofi dasar, yakni Enviroment,
Definisi green building menurut Zigenfus Economic, dan Equity (3’Es). Berbagai
(2008: 9) mengutip definisi dari The United peningkatan metodologi dan survei
States Environmental Protection Agency terus dilakukan oleh Tim UI
(USEPA) adalah pembangunan struktur GreenMetric guna menghasilkan
bangunan dengan menggunakan proses yang pemeringkatan yang komprehensif,
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan salah satunya dengan mengembangkan
sumber daya yang efisien di seluruh life- bobot indikator penilaian yang terdiri
cycle bangunan mulai dari penentuan desain, dari Statistik Kehijauan Kampus
konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, (24%), Pengelolaan Sampah (15%),
renovasi, dan dekonstruksi. Energi dan Perubahan Iklim (28%),
Akan tetapi kesadaran pentingnya Penggunaan Air (15%), dan
bangunan hijau di Indonesia masih kurang. Transportasi (18%).
Kendalanya adalah masyarakat beranggapan Sejalan dengan tujuan green campus
bahwa untuk mewujudkan bangunan hijau UNS yaitu untuk mewujudkan sebuah
memerlukan biaya yang mahal. Dari segi lingkungan kampus yang sehat, nyaman dan
bisnisba ngunan hijau belum menarik. ramah lingkungan maka peranan bangunan
Apalagi tujuan utama pelaku konstruksi gedung memang sangat vital. Karena
adalah memperoleh keuntungan sebesar kebanyakan warga kampus UNS
menjalankan aktivitasnya di dalam gedung, a. Kuasa Pengguna Anggaran: Rektor
seperti belajar, bekerja, berorganisasi dan atau yang mewakili.
lain sebagainya. Ditambah lagi, banyaknya b. Bagian Perencanaan Pusat
pembangunan gedung bertingkat di lingkup c. Bagian Pengendalian Penataan
kampus UNS berdampak pada krisisnya Pemanfaatan Lahan dan Bangunan
lahan tanah yang dimanfaatkan untuk (P3LB)
penghijauan. Maka sebaiknya dalam d. Dekan FKIP dan FT atau yang
melakukan tahap pembangunan dilakukan mewakili.
dengan konsep vertikal dengan e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK):
melaksanakan program green building. Pembantu Dekan 2 FKIP dan FT.
f. Unit Layanan dan Pengadaan (ULP)
METODE PENELITIAN g. Pejabat/Panitia Penerimaan Hasil
Penelitian ini merupakan jenis Pekerjaan (PPHP) FKIP dan FT.
penelitian kombinasi (mixed methods) yaitu 2. User
metode yang menggunakan pendekatan Dalam penelitian ini yang disebut user
kuantitatif dan kualitatif dalam satu kegiatan adalah pengguna gedung, antara lain:
penelitian. Pada penelitian ini peneliti dosen, staf/karyawan, dan mahasiswa dari
menggunakan tipe Concurrent Embedded FKIP dan FT.
Design (campuran tidak berimbang. Lebih
lanjut, peneliti akan menggunakan metode Tabel 1. Data User UNS
kuantitatif dan KUALITATIF. Pendekatan Pengguna Jumlah Sampel
kualitatif digunakan untuk memperoleh data Dosen 1539 16
dari owner. Sedangkan pendekatan Staf/Karyawan 1032 11
kuantitatif digunakan untuk memperoleh Mahasiswa 30982 319
data dari user. Total 33552 346
Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Setelah Pengambilan sampel pada penelitian
pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kualitatif yaitu dalam menentukan sampel
kuantitatif selesai, selanjutnya peneliti untuk owner menggunakan teknik Sampling
melakukan analisis berdasarkan data Purposif, yaitu teknik penentuan sampel
kualitatif dan kuantitatif tersebut untuk dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan
digabungkan. Pemilihan jenis penelitian ini pengambilan sampel pada penelitian
karena data yang terkumpul dideskripsikan kuantitatif yaitu dalam menentukan sampel
ke dalam kalimat-kalimat yang memiliki arti untuk user menggunakan teknik
yang lebih mendalam. Proportionate Stratified Random Sampling.
Data dan sumber data dalam penelitian Kegiatan pengumpulan data ini meliputi
ini yaitu data dan sumber data primer. Data pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
primer dalam penelitian ini adalah informasi wawancara mendalam (in-depth interview)
dari para informan yang diwawancara dan dan kuisioner (angket).
dari hasil angket. Sedangkan sumber data Validasi untuk data kualitatif
primer dalam penelitian ini adalah para digunakan pengujian validitas konstruksi
informan yang diwawancara dan para triangulasi sumber data. Triangulasi sumber
responden yang mengisi angket. data dapat dilihat pada Gambar 1 seperti
Populasi dalam penelitian ini adalah dibawah ini.
owner dan user Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Owner
Dalam penelitian ini yang disebut owner Gambar 1. Triangulasi Sumber Data
adalah: Sumber: Sugiyono (2012: 242)
Validasi untuk data kuantitatif Ʃδb² = jumlah varians butir
digunakan pengujian validitas konstruksi δt² = varians total
(Construc Validity). Untuk menguji validitas Metode keputusan untuk uji reliabel
konstruksi, digunakan pendapat dari ahli angket yaitu:
(judgment experts). Setelah instrumen a. Jika r hitung > r tabel, maka item
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan pernyataan dinyatakan reliabel
diukur dengan berlandaskan teori tertentu, b. Jika r hitung < r tabel, maka item
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. pernyataan dinyatakan tidak reliabel
Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu. Setelah Analisis data dalam penelitian
selesai diteruskan dengan uji coba instrumen. kualitatif menggunakan Analisa Data Selama
Instrumen tersebut akan dicobakan kepada di Lapangan Model Miles dan Huberman.
sampel dimana populasi diambil. Jumlah Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
anggota sampel yang digunakan untuk reduction, data display, dan conclusion
pengujian sekitar 30 orang. Setelah data drawing/verivication. Langkah-langkah
ditabulasikan, maka pengujian validasi analisis ditunjukkan pada gambar 2. berikut.
konstruksi dan reliabilitas dilakukan dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen
dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor
faktor dengan skor total.
1. Validitas
Rumus korelasi product moment dengan
angka kasar:

Dimana :
: koefisien korelasi suatu butir (item) Selanjumya modal interaktif dalam
: cacah subjek yang di kenai tes analisis data ditunjukkan pada gambar 3.
berikut.
(instrumen)
: skor butir ke-i
: skor total
Metode keputusan untuk uji validitas
angket yaitu:
a. Jika r hitung > r tabel, maka item
pernyataan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid)
b. Jika r hitung < r tabel, maka item
pernyataan tidak berkorelasi signifikan Analisis data dalam penelitian
terhadap skor total (dinyatakan tidak kuantitatif dilakukan dengan dengan statistik
valid) deskriptif. Dalam penelitian ini
2. Reliabilitas menggunakan rumus mean dan kategorisasi
Dalam penelitian ini digunakan rumus jenjang (ordinal) dari Syaifuddin Azwar
yaitu: (2012: 147-150). Tujuan kategorisasi ini
Rumus alpha adalah untuk menempatkan individu ke
dalam kelompok-kelompok yang posisinya
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar
Dimana : atribut yang diukur.
r11 = reliabilitas instrumen Mean (rata-rata) diperoleh dengan
k = banyaknya butir soal membagi jumlah seluruh data dengan banyak
data. Rumus: . Jika masing-masing 4 dan roda 2 dan menjadi satu kesatuan
dengan bangunan induknya.
mempunyai frekuensi maka rata-ratanya e. Setiap pembangunan yang menutup
disebut sebagai rata-rata terboboti. Rumus: lahan terbuka seluas 100m2 diwajibkan
. Suatu contoh norma kategorisasi membuat 1 sumur resapan untuk
menampung air di lahan yang
yang dapat digunakan adalah:
dikemudian hari tertutup bangunan.
μ ≤ -1,5 σ kategori Sangat Rendah
Untuk implementasi green building
-1,5 σ < μ ≤ - 0,5 σ kategori Rendah
di UNS akan dilaksanakan pada gedung
-0,5 σ < μ ≤ + 0,5 σ kategori Sedang
baru saja. Pada gedung lama hanya
+0,5 σ < μ ≤ + 1,5 σ kategori Tinggi
direnovasi, tetapi pihak UNS akan
+1,5 σ < μ kategori Sangat Tinggi
berusaha menyertakan konsep green
building semaksimal mungkin. Jika
HASIL PENELITIAN
gedung lama dibongkar dan dibangun
1. Pengetahuan Owner dan User tentang
kembali dengan konsep green building,
green building
maka akan memerlukan anggaran lebih.
Hasil pembahasan secara
Terkhusus pada dua fakultas yang
keseluruhan tingkat pengetahuan owner
peneliti teliti, yaitu Fakultas Keguruan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Teknik.
tentang green building adalah kurang.
Di FKIP, upaya mendukung implementasi
Pemahaman green building di UNS
green building di UNS adalah dengan
sendiri masih sekedar pengembangan
mengadakan penggantian lampu neon
mainset dan pada tahun 2013 semua
biasa menjadi lampu hemat energi (SL).
bangunan baru di UNS akan dirancang
Di FT dengan meluncurkan sebuah
menggunakan konsep green building.
program yang diberi nama Go Green in
Peraturan tentang Penerapan Green
Action (GGA). Program ini mengusung
Building sendiri sudah termuat di dalam
kegiatan tentang pemeliharaan lingkungan
SK tentang penataan dan pemanfaatan
secara berkelanjutan untuk menciptakan
lahan di UNS yaitu Pedoman Penataan,
kebersihan, keindahan, kenyamanan, dan
Pemanfaatan Lahan dan Bangunan
kerindangan kampus FT.
Universitas Sebelas Maret Tahun 2010,
Berdasarkan perhitungan angket
namun masih belum terperinci. Pada
secara keseluruhan didapatkan sebanyak
pedoman tersebut terdapat beberapa point
51,34% user UNS memiliki pengetahuan
yang berhubungan dengan parameter
yang cukup baik mengenai green
green kampus tentang persyaratan
building.
minimal bangunan gedung di UNS:
a. Gedung baru yang dibangun,
memperhatikan aspek lingkungan,
yakni adanya keseimbangan antara
ketersediaan lahan dengan ruang
terbuka hijau
b. Kebijakan pembangunan gedung
direncanakan sebagai bangunan hemat
energi, hemat listrik dan memiliki
pencahayaan cukup. Gambar 4. Grafik Tingkat Pengetahuan User
c. Bangunan gedung baru harus dibuat
dengan jumlah lantai lebih besar atau
2. Persepsi Owner dan User tentang green
sama dengan 4 lantai.
building
d. Bangunan gedung baru harus
Berdasarkan hasil penelitian owner
menyertakan fasilitas parkir untuk roda
UNS mempunyai persepsi yang baik
mengenai green building. Hal ini dapat energi, mengurangi limbah, meningkatkan
dilihat dari berbagai persepsi positif para kualitas lingkungan di dalam ruangan,
owner. Persepsi owner terhadap global produktivitas/kenyamanan karyawan yang
warming yang dikaitkan dengan lebih tinggi, mengurangi biaya kesehatan
bangunan, isu mengenai pemanasan karyawan dan menekan biaya operasional
global dikaitkan dengan bangunan, maka dan pemeliharaan.
diperlukan sebuah bangunan yang ramah Persepsi owner mengenai kesadaran
lingkungan yaitu green building. owner UNS untuk mewujudkan green
Implementasi green building di building cukup baik. Para owner sadar
lingkungan kampus UNS juga sangat bahwa semua itu adalah penghematan.
penting. Alasannya adalah: 1) UNS Tetapi perlu diadakannya sosialisasi untuk
memiliki kawasan yang cukup ramah meningkatkan pemahaman dan kesadaran
terhadap lingkungan sehingga bisa tentang green building kepada semua
dimanfaatkan secara maksimal, 2) UNS pihak Diharapakan melalui sosialisasi ini,
tengah menggencarkan program Green kelak semua pihak memiliki pola pikir
Campus dan akan mengikuti UI dan pola tindak yang sama tentang green
GreenMetric Ranking of World building sehingga mampu memberikan
Universities, 3) Peranan bangunan gedung kontribusi dan partisipasi yang maksimal
di UNS sangat vital, karena kebanyakan terhadap implementasi green building.
warga kampus UNS menjalankan Persepsi mengenai insentif dari
aktivitasnya di dalam gedung, seperti pemerintah untuk menggalakkan green
belajar, bekerja, berorganisasi dan lain building kurang dan di Indonesia belum
sebagainya, 4) Green building akan ada peraturan tentang green building di
mewujudkan sebuah lingkungan kampus level nasional. Peraturan mengenai
yang sehat, nyaman dan ramah Bangunan memang diatur dalam Undang-
lingkungan, dan 5) Banyaknya Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
pembangunan gedung bertingkat di Bangunan Gedung (UU 28/2002) dan juga
Universitas Sebelas Maret berdampak dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36
pada krisisnya lahan tanah yang tahun 2005 (PP 36/2005) tentang
dimanfaatkan untuk penghijauan. peraturan pelaksana dari UU 28/2002
Persepsi owner mengenai green tentang Bangunan Gedung. Namun baik
building dari segi bisnis adalah menarik, dalam UU 28/2002 maupun dalam PP
karena green building banyak 36/2005 tidak terdapat ketentuan
mengedepankan efisiensi energi, mengenai konsep green building.
memberdayakan tanaman hijau sehingga Pengaturan mengenai konsep green
tampilan bangunan menjadi lebih sejuk, building terdapat dalam peraturan di level
dan mempunyai daya jual yang tinggi. daerah. Misalkan di DKI Jakarta, konsep
Persepsi owner mengenai green building green building diatur melalui Peraturan
dari segi biaya adalah mahal. Untuk Daerah DKI Jakarta Nomor 7 tahun 2010
membangun sebuah bangunan hijau tentang Bangunan Gedung dan Peraturan
dibutuhkan biaya lebih dibandingkan Gubernur Nomor 38 tahun 2012 tentang
dengan bangunan konvensional, karena Bangunan Gedung Hijau. Selain hal
dalam pembangunan bangunan hijau ada tersebut, dibutuhkan juga pengawasan
banyak hal yang harus diperhatikan baik dari masyarakat. Saat ini di Indonesia
material bangunan, sistem bangunan, dan telah terdapat “Green Building Council
lain sebagainya. Meski demikian, Indonesia (GCB Indonesia)”, yang
bangunan hijau membawa keuntungan merupakan lembaga mandiri dan non
dalam hal finansial dibandingkan profit yang bergerak dalam bidang
bangunan konvensional. Keuntungan industri bangunan global yang
tersebut meliputi penghematan air dan berkelanjutan.
Persepsi owner mengenai proses Maka dari itu, pengalaman owner
mewujudkan green building berbeda Universitas Sebelas Maret Surakarta
dengan dengan pambangunan dalam mewujudkan green building
konvensional. Pada pengelolaan proyek dikategorikan cukup baik.
yang berorientasi hijau melibatkan para Dari aspek tepat guna lahan, guna
ahli/pakar dan menggunakan material- menurunkan pemanasan lingkungan di
maerial yang ramah lingkungan dan setiap fakultas sudah ditanam berbagai
prosesnya lebih rumit. Apalagi jenis tanaman lokal seperti: mahoni,
ketersediaan material yang mendukung angsana, jati, akasia, kerai payung,
belum banyak, di samping jumlah ketapang dan lain-lain. Ke depan,
konsultan dan kontraktor yang mampu penanaman berbagai jenis tanaman lokal
membuat bangunan ini masih terbatas. tersebut dapat ditingkatkan.
Persepsi owner mengenai manfaat Kampus Universitas Sebelas Maret
green building adalah positif. Persepsi memberlakukan kebijakan transportasi
owner mengenai hambatan implementasi yaitu membatasi jumlah kendaraan
green building di UNS tidak ada, karena bermotor yang digunakan dalam kampus
UNS sudah mempunyai komitmen bahwa dan kebijakan untuk mengurangi
pada tahun 2013 semua bangunan baru di lahan/area parkir di kampus. Hal ini
UNS akan dirancang menggunakan diharapkan akan mendorong civitas
konsep green building. Sedangkan akademika beralih ke penggunaan bus,
peluang implementasi green building di penggunaan sepeda atau berjalan kaki
UNS adalah cukup besar, karena UNS dalam beraktitas di lingkungan kampus.
tengah berbenah menuju Green Campus Penggunaan bus kampus dan sepeda akan
dan akan mengikuti UI GreenMetric mendorong lingkungan yang lebih sehat.
World University Ranking untuk bersaing Maka dari itu untuk menunjang kebijakan
dengan universitas-universitas di seluruh tersebut disediakannya bus kampus dan
dunia untuk menjadi universitas paling jalur pejalan kaki (pedestrian) yang aman
“hijau”. dan nyaman.
Berdasarkan perhitungan angket Dari aspek efisiensi dan konservasi
secara keseluruhan didapatkan sebanyak energi, lampu penerangan dalam
93,49% user UNS memiliki persepsi yang bangunan pada umumnya menggunakan
baik mengenai green building. lampu neon biasa dan lampu hemat energi
(SL) yang mempunyai tingkat efikasi
yang cukup besar. Sudah diterapkan
penggantian lampu yang mati menjadi
lampu yang hemat energi. Program
konservasi energi dapat dilanjutkan
dengan pengembangan sistim audit energi
secara internal. Audit energi dilakukan
secara periodi per tahun di masing-masing
unit kerja. Di Universitas Sebelas Maret
sudah terbentuk tim audit energi tingkat
Gambar 5. Grafik Persepsi User
universitas.
Dari aspek konservasi air, dalam
3. Pengalaman Owner dan User dalam upaya mengurangi air hujan yang menjadi
mewujudkan green building aliran permukaan dan memperbanyak
Owner Universitas Sebelas Maret peresapan maka Universitas Sebelas
Surakarta sudah berusaha untuk Maret merencanakan beberapa program
memenuhi kriteria-kriteria green building, yaitu:
walaupun belum semuanya terpenuhi.
1) Mempertahankan luasan kawasan
Hutan Kampus sehingga pembangunan
gedung di arahkan secara vertikal,
2) Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) pada sempadan jalan (koridor
masuk dan keluar), pulau jalan dan
median jalan, persimpangan jalan,
ruang pejalan kaki, sempadan danau
dan sempadan sungai.
3) Pembuatan danau baru di daerah
resapan barat dan daerah resapan Gambar 6. Grafik Pengalaman User
timur.
4) Pembuatan Sumur Resapan yang 4. Harapan Owner dan User terhadap
diletakkan pada setiap area/blok green building
bangunan. Berdasarkan hasil penelitian owner
Dari aspek manajemen lingkungan UNS mempunyai harapan yang tinggi
bangunan, salah satu limbah terbesar yang mengenai green building. Owner berharap
dihasilkan oleh aktivitas dan lingkungan mendapat keterampilan green building
UNS adalah limbah organik seperti daun dan meningkatnya pengetahuan tentang
dan kertas. Fakultas Pertanian dan green building. Pengetahuan mengenai
Fakultas Teknik telah melakukan green building yang tidak terbatas pada
composting limbah-limbah organik persoalan bangunan ramah lingkungan
tersebut. Adapun rencana yang dapat saja, tetapi secara mendalam. Juga cara
dilakukan UNS pada masa mendatang membangun, mengelola, dan merawat
untuk mengelola atau mengolah limbah green building, dan lebih penting tentang
organik dalam lingkungan UNS, antara kriteria bangunan yang dikategorikan
lain: green building itu seperti apa.
a. Mewajibkan seluruh fakultas dan unit Owner juga berharap ada peraturan
kerja untuk melakukan pemisahan dari pemerintah mengenai green building.
terhadap limbah organik, anorganik, Selain itu Green Building Council
dan limbah berkategori B3 Indonesia (GCB Indonesia), yang
b. Melakukan composting terhadap merupakan lembaga mandiri dan non
limbah organik dengan memanfaatkan profit yang bergerak dalam bidang
reactor composting yang ada di industri bangunan global yang
Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian berkelanjutan, perlu menjalin kerjasama
c. Membangun reactor composting dengan Pemerintah daerah di Indonesia
dengan kapasitas yang lebih besar dan sehingga pelaksanaan dari konsep green
teknologi yang lebih canggih jika building ini sesuai dengan standar
masih dibutuhkan internasional. Pemberian insentif dari
d. Membagikan atau menjual hasil pemerintah juga diperlukan agar
composting kepada pihak/masyarakat pelaksanaan konsep green building ini
yang membutuhkan dapat terlaksana dengan baik.
Kesadaran berbagai pihak harus
Berdasarkan perhitungan angket meningkat, karena secanggih apa pun
secara keseluruhan didapatkan bahwa bangunannya atau bahkan sudah memiliki
sebanyak 90,04% user UNS kurang sertifikat bangunan hijau, tetapi kalau
mempunyai pengalaman dalam penggunanya belum disadarkan untuk
membangun green building. melakukan gaya hidup hijau, building
performance-nya akan turun.
Green building diharapkan akan dalam mewujudkan green building.
menjadi tren konstruksi di masa sekarang Sedikit sekali owner yang pernah terlibat
dan yang akan datang, walaupun dalam proyek yang berorientasi hijau.
penerapan konsep ini masih menyisakan Apalagi karena di UNS baru ada dua
berbagai keluhan. Salah satunya adalah gedung baru yang memenuhi kriteria
mahalnya biaya infestasi dalam green building, yaitu gedung Pascarjana
membangun green building jika yang sudah mengadopsi sebagaian kriteria
dibandingkan dengan membangun green building dan Detailed Engineering
bangunan konvensional. Beban lainnya Design (DED) RS. Pendidikan UNS yang
adalah konsep ini tidak didukung menggambarkan sebuah kriteria Green
kebijakan yang berasal dari pemerintah Hospital Building.
dalam bentuk insentif, belum adanya Peran serta owner disesuaikan
apresiasi pasar terhadap bangunan yang dengan jabatan dan tugas pokok masing-
berkonsep hijau, prosesnya lebih rumit. masing. Seperti, Kepala Pusat Penelitian
Ketersediaan material yang mendukung Lingkungan Hidup (PPLH) yang
belum banyak, di samping jumlah sekaligus Ketua Tim Program Green
konsultan dan kontraktor yang mampu Campus UNS pernah berperan dalam
membuat bangunan ini masih terbatas. memberikan pemahaman dan sosialisasi
Owner juga berharap pengetahuan tentang konsep green building dari RS.
tentang green building perlu dimasukkan Pendidikan UNS kepada Detailed
dalam kurikulum perkuliahan bagi tenaga Engineering Design (DED). Peran serta
ahli teknik (para engineer), karena Bagian Perencanaan Pusat adalah ikut
pengetahuan green building muncul dari memberikan masukan kepada Pimpinan
lingkungan akademis (universitas). UNS untuk membangun gedung dengan
Kampus sebagai tempat berkumpulnya konsep green building.
para intelektual dan tempat dilahirkannya Sedangkan Bagain Pengendalian
generasi penerus bangsa diharapkan dapat Penataan Pemanfaatan Lahan dan
menjadi model atau contoh bagi institusi Bangunan (P3LB), Dekan dan Pejabat
lain dalam pengelolaan lingkungan yang Pembuat Komitmen (PPK) belum pernah
baik. Owner juga berharap banyaknya terlibat dalam proyek yang berorientasi
penelitian dan studi-studi proyek ‘hijau’. hijau. Pihak ULP berperan serta menjadi
Berdasarkan perhitungan angket panitia pelelangan untuk gedung yang
secara keseluruhan didapatkan sebanyak berkonsep “green”. Pihak PPHP FKIP
54,41% user UNS mempunyai harapan berperan serta dengan ikut ambil bagian
yang tinggi terhadap green building. dalam perencanaan gedung PGSD dan
PTK UNS dan PPHP FT berperan serta
dengan berpartisipasi dalam action plan
untuk menuju “green” seperti yang sudah
dilakukan oleh pihak FT UNS dengan
melakukan composting limbah-limbah
organik seperti daun dan kertas yang
dihasilkan oleh aktivitas dan lingkungan
UNS, menyediakan tempat penampung
limbah organik dan anorganik yang telah
Gambar 7. Grafik Harapan User dipisahkan pada 2 kontainer yang
berbeda, dan melakukan pemisahan
5. Peran serta Owner dan User dalam terhadap limbah organik, anorganik, dan
mewujudkan green building limbah berkategori B3.
Berdasarkan hasil penelitian owner Berdasarkan perhitungan angket
UNS mempunyai peran serta yang kurang secara keseluruhan didapatkan sebanyak
46,74% user UNS cukup berperan serta yaitu memanfaatkan kembali air buangan
dalam mewujudkan green building. dari WC dengan menampungnya di bak
penampungan dan disaring dan juga di
FKIP yang tengah berusaha untuk
menerapkan aspek-aspek green building
mulai dari menghemat listrik,
menggunakan lampu LED, dan
menggunakan AC non Freon. Dari hal
membangun gedung baru diusahakan
sebagian, kalau bisa keseluruhan, dari
aspek-aspek green building bisa masuk.
Gambar 8. Grafik Peran Serta User Berdasarkan perhitungan angket
secara keseluruhan didapatkan sebanyak
6. Kepedulian Owner dan User terhadap 52,87% user UNS memiliki kepedulian
green building yang sangat tinggi terhadap green
Berdasarkan hasil penelitian owner building.
UNS mempunyai kepedulian yang tinggi
mengenai green building. Wujud
kepedulian yang pertama adalah
memberikan dorongan dalam usaha
peningkatan kesadaran dan menumbuhkan
kepedulian dalam mewujudkan green
building di kampus UNS. Khususnya di
Fakultas Teknik dengan menyediakan bak
sampah organik dan anorganik, sehingga
dosen dan mahasiswa akan membuang Gambar 9. Grafik Kepedulian User
sampah di bak sampah tersebut sesuai
jenisnya, harapannya sampah yang bisa 7. Dampak green building
didaur ulang bisa didaur ulang. Owner Berdasarkan hasil penelitian owner
juga akan mengubah mindset semua UNS berpendapat green building
stakeholder baik dosen, karyawan dan berdampak baik sekali bagi UNS.
mahasiswa melalui sosialisasi dan teguran Dampak green building di UNS pada tiap-
secara langsung maupun tertulis kepada tiap aspek adalah sebagai berikut:
siapa saja yang melanggar. Tetapi, untuk 1. Aspek lingkungan
memulai sikap pro green building dari diri a. Green building akan meningkatkan
sendiri terlebih dahulu, dengan harapan dan melindungi keragaman
orang lain akan mencontoh sikap kita. ekosistem kampus UNS, karena
Kepedulian yang kedua adalah kawasan hijau yang masih banyak
mengadakan kampanye dalam rangka dan nyaman.
mendukung gerakan green building di b. Green building akan memperbaiki
kampus UNS. Owner akan melakukan kualitas udara di kampus UNS.
kampanye terkait penghijauan dan UNS sendiri menjadi salah satu
penghematan energi. Owner juga akan paru-paru kota dan merupakan
memberlakukan kebijakan green building kawasan hijau yang tidak boleh
di UNS, contohnya tidak diperbolehkan hilang sehingga green building bisa
menebang kayu di area kampus UNS menjaga ekosistem di kampus UNS.
kecuali terpaksa dan itu harus mengganti. c. Memperbaiki kualitas air di kampus
Kemudian melakukan penghematan UNS
energi baik air maupun listrik. Seperti d. Mereduksi polusi dan limbah
yang dilakukan oleh Fakultas Teknik kampus UNS
2. Aspek ekonomi lahan di UNS yaitu Pedoman Penataan,
a. Green building akan mereduksi Pemanfaatan Lahan dan Bangunan
biaya operasional gedung di kampus Universitas Sebelas Maret Tahun 2010,
UNS karena akan berdampak pada namun belum secara terperinci.
pengurangan penggunaan energi b. Owner UNS mempunyai persepsi yang
b. Meningkatkan produktivitas user baik mengenai green building.
UNS c. Pengalaman owner Universitas Sebelas
3. Aspek sosial Maret Surakarta dalam mewujudkan
a. Green building akan meningkatkan green building dikategorikan cukup
kesehatan dan kenyamanan user di baik, karena owner UNS sudah
kampus UNS. Green building juga berusaha untuk memenuhi kriteria-
menciptakan lingkungan hidup yang kriteria green building, walaupun
nyaman, hijau, dan berkelanjutan belum semuanya terpenuhi.
b. Green building akan meningkatkan d. Owner UNS mempunyai harapan yang
kualitas estetika atau akan tinggi mengenai green building.
memperindah gedung, karena ada e. Owner UNS mempunyai peran serta
ruang terbuka hijaunya dan yang kurang dalam mewujudkan green
ornamen-ornamennya. building.
f. Owner UNS mempunyai kepedulian
Berdasarkan perhitungan angket yang tinggi mengenai green building.
secara keseluruhan didapatkan sebanyak g. Owner UNS berpendapat green
52,87% user UNS berpendapat green building berdampak baik sekali bagi
building memiliki dampak yang baik UNS dilihat dari aspek lingkungan,
sekali. ekonomi, dan sosial.
2. Dari sisi user maka penelitian ini dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Sebanyak 51,34% user UNS memiliki
pengetahuan yang cukup baik
mengenai green building.
b. Sebanyak 93,49% user UNS memiliki
persepsi yang baik mengenai green
building.
c. Sebanyak 90,04% user UNS kurang
Gambar 10. Grafik Dampak Green Building mempunyai pengalaman dalam
membangun green building.
KESIMPULAN DAN SARAN d. Sebanyak 54,41% user UNS
Kesimpulan mempunyai harapan yang tinggi
1. Dari sisi owner maka penelitian ini dapat terhadap green building.
diambil kesimpulan sebagai berikut: e. Sebanyak 46,74% user UNS cukup
a. Tingkat pengetahuan owner berperan serta dalam mewujudkan
Universitas Sebelas Maret Surakarta green building.
tentang green building adalah kurang. f. Sebanyak 52,87% user UNS memiliki
Pemahaman green building di UNS kepedulian yang sangat tinggi terhadap
masih sekedar pengembangan mainset green building.
dan pada tahun 2013 semua bangunan g. Sebanyak 52,87% user UNS
baru di UNS akan dirancang berpendapat green building memiliki
menggunakan konsep green building. dampak yang baik sekali.
Peraturan tentang Penerapan Green
Building sudah termuat di dalam SK
tentang penataan dan pemanfaatan
Saran pembangunan green building dan gedung
1. Masih sedikit sekali penelitian dengan konvensional sehingga didapat sebuah
tema green building di UNS, maka dari kesimpulan yang membuat para owner
itu diharapkan ada banyak mahasiswa dan pengembang tidak ragu dalam
yang bisa melakukan penelitian tentang membangun green building, karena
sustainable construction, green dengan green building berarti kita
construction, dan green building. menyayangi lingkungan dan memberi
2. UNS tengah membangun gedung yang kehidupan bagi generasi mendatang.
berkonsep green building, contohnya pada 4. Pihak UNS perlu mengadakan sosialisasi
pembangunan gedung Pascarjana yang terkait implementasi green building dan
sudah mengadopsi sebagaian kriteria memberikan kebijakan yang tegas dalam
green building dan Detailed Engineering mengubah mainset semua stakeholder
Design (DED) RS. Pendidikan UNS yang untuk berperilaku “green”.
menggambarkan sebuah kriteria Green 5. Pihak UNS harus berkomitmen dalam
Hospital Building, maka perlu adanya mewujudkan green building di
penelitian lebih mendetail tentang konsep lingkungan kampus UNS, karena green
green building pada kedua gedung building berdampak positif bagi
tersebut. keseluruhan.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih
mendetail tentang perbandingan

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Basuki, A. (2012). Mewujudkan Green Building. Diperoleh 26 Februari 2013 dari
http://sipil.ft.uns.ac.id.
CIB. (1999). Agenda 21 on Sustainable Construction. CIB Report Publication 237.
Denura, F. (2012). UI Kembali Keluarkan UI GreenMetric Ranking of World Universities
2011. Diperoleh 3 Maret 2013 dari http://www.shnews.co/duniakampus/detile-288-ui-
kembali-keluarkan-ui-greenmetric-ranking-of-world-universities-2011.html
Frick, H. & Suskiyanto B. (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Green Building Council Indonesia. (2013). GreenRIGHT – Semua Orang Berhak untuk
Menjalani Hidup ‘Hijau’. Diperoleh 25 Februari 2013 dari
http://www.blog.gbcindonesia.org.
http://greencampus.uns.ac.id/ Diperoleh 22 November 2013
http://si.uns.ac.id. Diperoleh 24 April 2013.
http://www.gbcindonesia.org/ Diperoleh 3 Desember 2013.
Marboen, A. (2013). UI Peringkat 25 Kampus Terhijau di Dunia. Diperoleh 3 Maret 2013
dari http://www.antaranews.com/berita/352033/ui-peringkat-25-kampus-terhijau-di-
dunia
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 Tentang
Bangunan Gedung Hijau
Prima, D & Aldian A.W. (2013, 4 Februari). Ayo, Jadikan UNS Ijo Royo-Royo! Sebelas
Maret, hlm. 2.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang: Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Zigenfus, R. E. (2008). Element Analysis of the Green Building Process. Tesis, Rochester
Institute of Technology, Rochester, NY.

Anda mungkin juga menyukai