TOURETTE’S SYNDROME
Pembimbing :
Disusun oleh :
Angela Leona
406162126
UNIVERSITAS TARUMANGARA
0
BAB I
PENDAHULUAN
gengguan tik motorik dan fonik. Selain tik, sindrom ini sering dikaitkan dengan
gejala motorik. Tik pada gangguan ini dapat terjadi dengan spektrum yang luas
dari yang ringan sampai berat. Gangguan fungsi adaptif pada Tourette syndrome
mungkin berhubungan dengan tik atau adanya kondisi terkait seperti attention-
secara klinis daripada gejala tik. Dampak Tourette syndrome terhadap keluarga,
perhatian pada keparahan gangguan tik, kondisi terkait, respon terhadap penyakit
Marc Gaspard Itard, pada seorang wanita Perancis berusia 26 tahun. Selanjutnya
George Beard melaporkan 50 penderita tik motorik dan echolalia. Pada tahun
1
motorik atau vokal, dan ia menamai sindrom ini “maladie (illness) of tics”. Di
kemudian hari, sindrom ini dikenal sebagai Tourette syndrome / sindrom Tourette
(2,3)
syndrome mencapai 1-10 per 1000 orang. Prevalensi sekitar 0,03–3%. Referensi
dapat mengenai semua ras, lebih dominan pada pria, dengan rasio anak
lelaki:anak wanita = 3-5:1. Banyak kasus ringan yang luput dari perhatian medis.
Onset biasanya pada usia 7-8 tahun, puncaknya antara 8-12 tahun. Sumber lain
puncak di usia 10-12 tahun, dan berkurang di usia 13-16 tahun. Rentang usia
penderita Tourette syndrome antara 2-21 tahun. Terutama terjadi di usia 10 tahun,
namun hanya 5% yang menetap hingga dewasa. Sekitar dua pertiga penderita
Prevalensi Tourette syndrome pada 447 pelajar dengan autisme anak-anak dan
2
ketidakseimbangan serta hipersensitivitas terhadap neurotransmiter, terutama
untuk pasien dengan Tourette syndrome. Perawatan klinis juga edukasi pada
gangguan lain yang menyertainya. Hasil bukti klinis yang mendukung dan
keamanan obat yang digunakan pada pasien dengan Tourette syndrome cukup
bervariasi. Tetapi hal tersebut dapat menjadi panduan untuk praktek klinis dan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
aksi tak disadari, berlangsung cepat, bersifat genetik, diwariskan, dengan onset di
edisi III (PPDGJ-III), tik yang terdapat pada Tourette syndrome merupakan
campuran antara tik motorik dan vokal multipel. Tourette syndrome menyebabkan
hendaya yang signifikan pada area fungsi yang penting. Sindroma ini timbul
sebelum usia 18 tahun, dan tidak disebabkan oleh suatu zat atau keadaan medis
2.2 Epidemiologi
Insiden Tourette syndrome mencapai 1-10 per 1000 orang. Prevalensi sekitar
4
Tourette syndrome dapat mengenai semua ras, lebih dominan pada pria, dengan
Onset biasanya pada usia 7-8 tahun, puncaknya antara 8-12 tahun. Sumber
lain menyebutkan, Tourette syndrome umum terjadi di usia 5-9 tahun, mencapai
puncak di usia 10-12 tahun, dan berkurang di usia 13-16 tahun. Rentang usia
penderita Tourette syndrome antara 2-21 tahun. Terutama terjadi di usia 10 tahun,
namun hanya 5% yang menetap hingga dewasa. Sekitar dua pertiga penderita
Prevalensi Tourette syndrome pada 447 pelajar dengan autisme anak-anak dan
2.3 Etiologi
Walaupun faktor resiko dan penyebab dari TS tidak diketahui, penelitian baru-
baru ini menunjukkan bahwa gen memainkan peranan penting.
5
gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas (ADHD) dan 40% lainnya memiliki
dan reseptor dopamin D2 postsinaps, yang berarti terjadi peningkatan uptake dan
multifokal di otak seperti di korteks premotorik lateral dan medial, korteks ciaguli
nukleus kaudatus, korteks motorik primer, area Broca, girus temporal superior,
6
insula, and klaustrum. Hal ini menunjukkan keterlibatan daerah paralimbik,
basal telah lama diketahui sebagai penyebab utama gejala tik. Selain itu, di otak
namun abnormalitas seluler yang mendasarinya belum jelas. Selain itu juga
kolinergik terlihat jelas di regio asosiatif dan sensorimotorik, namun tidak terlihat
di regio limbik. Hal ini diketahui dari hasil penilaian densitas berbagai tipe
7
berkaitan dengan Tourette syndrome. Hipotesis disregulasi sistem imun,
IL-6, IL-12, serta tumor necrosis factor (TNF)-alfa masih memerlukan riset
lanjutan (22).
yang potensial di dalam timbulnya OCD, yang terdapat pada hampir 40 persen
2.4 Patofisiologi
tersebut.
basalis hilang dalam individu yang terkena. Seseorang yang sehat yang dominan
namun dalam hal ini pada kasus TS tidak ditemukan, hal ini mendukung
8
Sedikit yang diketahui tentang peran thalamus dalam patogenesis TS. Sebuah
fisiologi telah diringkas (Gambar 1). Dalam pandangan ini, pola motorik yang
dihasilkan di otak korteks dan batang otak. Kinerja gerakan yang dimaksudkan
tertentu tidak hanya mencakup pemilihan gerakan yang diinginkan, tetapi juga
menghambat gerakan antagonis dan gerakan serupa pada sisi tubuh lainnya.(10)
memungkinkan pelepasan selektif rem dari tindakan yang diinginkan. Tics dapat
disebabkan dari cacat pada fungsi pengereman ini. Hal ini mungkin disebabkan
oleh episode overaktif dalam subset fokus neuron striatal, mungkin di matrisomes
satu berbagai mekanisme yang bekerja pada salah satu bagian lokasi pada korteks
ke talamus.
9
Gambar 1. Anatomi dan Fisiologi Primata Ganglia Basalis
output ganglia basalis pada gangguan tics, dengan proyeksi rangsang (panah
10
besarnya relatif aktivitas. Ketika satu set diskrit neuron striatal menjadi aktif tidak
Akhirnya, teori ini sebagian besar berasal dari studi tentang sirkuit
prefrontalis medial dan dorsolateral prefrontal cortex. Jalur ini relatif terpisah di
korteks, namun mereka secara fisik lebih dekat bersama-sama di ganglia basalis,
Mungkin sering, namun tidak secara bersamaan, terjadinya kompleks gejala ini
pada pasien dengan tics merupakan proses patologi yang sama namun
secaraanatomi berbeda.
Klinis Tourette syndrome berupa tik motorik dan vokal, dapat berlangsung
selama lebih dari satu tahun, biasanya muncul saat menyaksikan peristiwa
11
lain atau echopraxia). Tik motorik bisa juga multipel, misalnya: blinking
sederhana atau kata tunggal. Tik vokal klasik termasuk berkata jorok (coprolalia)
dan menirukan atau mengulangi frase (palilalia), atau ucapan orang lain
(echolalia). Tik fonik berupa suara atau bunyi, seperti: suara membersihkan
tidaknya dijumpai satu tik vokal atau fonik, misalnya: grunting (mendengkur,
bau). Tik seringkali diperburuk oleh stres fisik atau emosional, membaik saat
sendirian dan relaks. Tik juga dapat terjadi selama tidur dan berkaitan dengan
berbagai problem tidur, termasuk insomnia, tidak cukup tidur, tidur gelisah,
parasomnia (tidur berjalan dan sleep terrors). Tik selama tidur umumnya
mata sendiri, menikam leher sendiri, menelan benda asing, menggigiti bibir/
12
terjadi dislokasi pinggul, menggeleng-gelengkan kepala dan leher dengan kuat
depresi, kesulitan belajar, gangguan tidur, OCD, hiperaktif atau ADHD, gangguan
perilaku, tik nervous, masalah pengendalian impuls, rasa malu, isolasi, dan
Sebagian komorbiditas antara lain: alergi, aritmia jantung, asma, autisme, ADHD,
Untuk menegakkan diagnosis Tourette syndrome, ada tiga ciri khas yang
sering muncul, yaitu: tik multipel, berkata jorok (coprolalia), dan latah atau suka
and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-
IV-TR).
Tabel 2.1 Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR untuk Gangguan Tourette
a. Tic motorik multipel dan satu atau lebih tic vokal telah ada pada suatu saat
selama penyakit, meskipun tidak harus bersamaan.
b. Tic terjadi beberapa kali dalam sehari (biasanya dalam serangan) hampir
setiap hari atau secara intermitten sepanjang suatu periode lebih dari 1 tahun,
dan selama periode ini tidak pernah ada periode bebas tic selama lebih dari 3
bulan berturut-turut.
c. Onsetnya sebelum usia 18 tahun.
d. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis lansung dari suatu zat
13
(misalnya stimulan) atau keadaan medis umum (misalnya penyakit Huntington).
Sumber: American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder.. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association
Di dalam gangguan Tourette, tik awal terjadi di wajah dan leher. Seiring
waktu, tik cenderung terjadi dengan arah ke bawah. Tik yang paling lazim
digambarkan adalah tik yang mengenai leher dan kepala, lengan dan tangan,
tubuh dan ekstremitas bawah, serta sistem pernapasan dan pencernaan. Obsesi,
komponen agresif atau seksual yang dapat menimbulkan konsekuensi sosial yang
dorsolateral prefrontal yang lebih besar dan peningkatan substantia alba di lobus
frontal kanan. Volume nucleus caudatus yang lebih kecil pada MRI di masa anak
(1,13,27,28).
14
2.6 Penatalaksanaan
berhubungan dengan tik (tics-related impairment) pada anak dan remaja penderita
TS dengan tingkat keparahan sedang atau berat. Terapi suportif dan edukasi dapat
15
HT3 (ondansetron) reseptor, obat yang beraksi pada reseptor kanabinoid (Δ-9-
memuaskan. Guanfacin (0,5–2 mg/ hari) merupakan golongan agonis baru yang
disukai karena dosisnya hanya sekali sehari. Bila tidak efektif, dapat diberi
16
BAB III
PENUTUP
17
Fenomena sindrom Tourette (TS) pertama kali dilaporkan dokter Perancis
Jean-Marc Gaspard Itard. Istilah TS populer setelah pada tahun 1885, neurolog
Insiden TS mencapai 1-10 per 1000 orang. Prevalensi internasional sekitar 1%.
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Scahill, Lawrence et al. Contemporary Assessment and Pharmacotherapy of
Tourette Syndrome. The Journal of the American Society for Experimental
NeuroTherapeutics. 2006 April; (3): 192–206
2. Kushner HI. Medical fi ctions: The case of the cursing marquise and the
(re)construction of Gilles de la Tourette Syndrome. Bulletin of the History of
Medicine 1995;69:224–54.
5. Apter A, Pauls DL, Bleich A, Zohar AH, Kron S, Ratzoni G, Dycian A, Kotler
M, Weizman A, Gadot N, et al. An epidemiologic study of Gilles de la
Tourette’s syndrome in Israel. Arch Gen Psychiatry 1993;50:734–8.
9. Miller AM, Bansal R, Hao X, Sanchez-Pena JP, Sobel LJ, Liu J. Enlargement
of thalamic nuclei in Tourette syndrome. Arch Gen Psychiatry. Sep
2010;67(9):955-64. Available from:
http://reference.medscape.com/medline/abstract/20819989
19
12. Kurlan R, McDermott MP, Deeley C, Como PG, Brower C, Eapen S,
Andresen EM, Miller B. Prevalence of tics in schoolchildren and association
with placement in special education. Neurology 2001;57:1383–8.
13. CDC. Prevalence of diagnosed Tourette syndrome in persons aged 6–17 years
– United States, 2007. Morb Mortal Wkly Rep (MMWR). 2009;58:581–5)
15. Singer, HS. Tourette syndrome and other tic disorders. Handb Clin Neurol.
2011;100:641-57.
16. Albin RL, Koeppe RA, Wernette K, Zhuang W, Nichols T, Kilbourn MR, Frey
KA. Striatal [11C]dihydrotetrabenazine and [11C]methylphenidate binding in
Tourette syndrome. Neurology 2009;72:1390–6.
17. Walkup JT, Mink JW, Hollenbeck PJ. Advances in neurology: Tourette
syndrome. First edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.
18. Sadock, B.J. & Sadock, V. A., 2010. Gangguan Tik. Dalam: Sinopsis Psikiatri,
Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
20. Cohen JD, Braver TS, Brown JW. Computational perspectives on dopamine
function in prefrontal cortex. Curr Opin Neurobiol 2002;12:223-9.
24. Gabbay V, Coff ey BJ, Guttman LE, Gottlieb L, Katz Y, Babb JS. A cytokine
study in children and adolescents with Tourette’s disorder. Prog
Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry. 2009 August 31;33(6):967–71
26. Hawley, Jason S., 2012. Pediatric Tourette Syndrome. Available in:
http://emedicine.medscape.com/article/289457-overview)
20
27. Cheung MY, Shahed J, Jankovic J. Malignant tourette syndrome. Movement
Disorders 2007;22:1743–50
28. Singer HS, Walkup JT. Tourette syndrome and other tic disorders. Diagnosis,
pathophysiology, and treatment. Medicine 1991;70(1):15-32.
31. Piacentini J, Woods DW, Scahill L, Wilhelm S, Peterson AL, Chang S, et. al.
Behavior therapy for children with Tourette disorder: A Randomized
Controlled Trial. JAMA. 2010;303(19):1929- 37.
32. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J (Eds).
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th Edition. The McGraw-Hill
Companies, Inc. USA. 2012. Chapter 372.
21