Anda di halaman 1dari 3

Anatomi FisiologiLensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan. Tebal
sekitar 4 mm dan diameternya 10 mm. . Posisinya tepat di sebelah posterior iris dan disangga
oleh serat-serat zonula yang berasal dari coipus ciliare. Serat-serat ini menyisip pada bagian
ekuator kapsul lensa.Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus dan disebelah
posterior terdapat vitreus.
Kapsul lensa adalah suatu membran basalis yang mengelilingi substansi lensa bersifat
semipermeabel yang dapat dilewati airdan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel
subkapsular.Sel-sel epitel dekat ekuator lensa membelah sepanjang hidup dan terus
berdiferensiasi membentuk serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua
dipampatkan ke nukleus sentral, serat-serat muda yang kurang padat, di sekeliling nukleus
menyusun korteks lensa.Di dalamlensadapatdibedakannukleusembrional, fetal,
infantile,dandewasa.Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus
diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastic.Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya.
Karena lensa bersifatavaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat
dari aqueous humor. Metabolisme lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya kadar
oksigen terlarut di dalam aqueous.
Mata dapat mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke jarak dekat karena kemampuan
lensa untuk mengubah bentuknya, suatu fenomena yang dikenal sebagai akomodasi.Untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot- otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya
refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula
berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis
diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Dengan bertambahnya usia, daya akomodasi lensa
akan berkurang secara perlahan-lahan seiring dengan penurunan elastisitasnya.

KATARAK
Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi
cross-sectionalmelaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah
sebanyak 50%; prevalensi ini meningkathingga 70% pada individu di atas 75 tahun.
Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti.Walaupun demikian, pada lensa katarak
secara karakteristikterdapat agregat-agregat protein yang menghamburkanberkas cahaya dan
mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan
warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara
serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang.
Sejumlah faktor yang diduga turut berperandalam terbentuknya katarak, antara lain kerusakan
oksidatif (dari proses radikal bebas), sinar ultraviolet, dan malnutrisi.Hingga kini belum
ditemukan pengobatan yangdapat memperlambat atau membalikkan perubahan-perubahan
kimiawi yang mendasari pembentukan katarak.
1. Katarak kongenital
Katarak kongenital yang menyebabkan gangguan penglihatan yang bermakna harus
dideteksi secara dini, sebaiknya di ruang bayi baru lahir oleh dokter ahak atau dokter
keluarga. Katarak putih yang padat dan besar bisa tampak sebagai leukokoria, yang dapat
dilihat oleh orang-tuanya; namun, banyak katarak padat yang tidak terlihat oleh
orangtua. Katarak infantilis unilateral yang padat, terletak di tengah, dan garis
tengahnya lebih besar dari 2 mm akan menimbulkan ambliopia deprivasi permanen bila
tidak diterapi dalam 2 bulan pertama kehidupan sehingga memerlukan tindakan

bedah sesegera mungkin. Bahkan setelah itu diperlukan perhatian khusus untuk
menghindari terjadinya ambliopia akibat anisometropia pascaoperasi. Katarak
bilateral simetrik (kanan-kiri sama padatnya) mungkin memerlukan penatalaksanaan
yang tidak terlalu segera. Namun, bisa terjadi ambliopia depri vasi bilateral bila
penanganan terus ditunda tanpa kejelasan. Apabila dilakukan pembedahan, jarak
waktu antara pembedahan mata yang satu dengan mata yang lain haruslah sedekat
mungkin.
Terapi
Terapi bedah untuk katarak infantilis dan katarak pada masa kanak-kanak awal

adalah ekstraksi lensa melalui insisi limbus kecil dengan menggunakan alat
irigasi-aspirasi mekanis. jarang diperlukan fakoemulsifikasi. Berbeda dengan prosedur
ekstraksi lensa dewasa, banyak ahli bedah mengangkat kapsul posterior dan korpus
vitreus anterior dengan menggunakan alat mekanis pemotongpenyedot (suction-cutting
instrument) vitreus' Hal ini mencegah pembentukan kekeruhan kapsul sekunder, atau

aftercataract (lihat berikut). Dengan demikian, pengangkatan primer kapsul posterior


menghindarkan perlunya dilakukan tindakan bedah sekunder dan memungkinkan
koreksi optik dini.

2. Katarak yang didapat


a. Katarak senil
Katarak yang terjadi pada usia lanjut, diatas 50 tahun. Penyebabnya belum
diketahui secara pasti. Bentuknya ada 3, subcapsular, nuklear, dan kortikal
katarak. Stadium imatur, matur, hipermatur dan morgagni.

GLAUKOMA
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel
ganglion retina yang menyebab-kan penipisan lapisan serat saral dan lapisan inti-dalam retina
serta berkurangnya akson di nervus opticus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai
pembesaran cawan optik. Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular-baik disebabkan oleh
mekanisme sudut terbuka maupun yang tertutup-akan dibahas sesuai dengan entitas penyakit-
nya. Efek peningkatan tekanan intraokular dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar
peningkatan tekanan intraokular. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular
mencapai 60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai edema
komea dan kerusakan nervus opticus. Pada glaukoma sudut terbuka primer, tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat lebih dari 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi
setelah waktu yang lama, sering setelah beberapa tahun. Pada glaukoma tekanan normal, sel-
sel gangIion retina mungkin rentan mengalami kerusakan akibat tekanan intraokular dalam
kisaran normal, atau mekanisme kerusakarmya yang utama mungkin iskemia caput nervi
optic.

Anda mungkin juga menyukai