2 Inokulum
Beras merupakan substrat atau media yang dipakai dalam proses inokulasi
bakteri dan ragi. Menurut Yusuf (1985) nasi merupakan salah satu substrat yang
beradaptasi pada bahan dengan kadar air tinggi, suhu lingkungan yang tinggi,
probiotik. Beras yang sudah dimasak menjadi nasi adalah media selektif untuk
glikogen. Menurut Mercubuana (2013) inokulum adalah bahan padat atau cair
media fermentasi, yang pada praktikum ini mikroba yang ditambahkan adalah
media untuk inokulum antara lain menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan sel,
cara pertama mengambil inokulum dari kultur stock yang disimpan dalam agar
mengambil mikrobia pada cawan agar dengan jarum ose, goreskan pada cawan
agar lain, hal ini hampir sama dengan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu
dengan mengambil kultur bakteri dan ragi menggunakan ose lalu memasukannya
pada substrat nasi, namun pada saat praktikum untuk kultur bakteri ditambahkan
bahan kimia berupa kalium sulfat dan untuk ragi ditambahkan sodium fosfat, hal
ini dimaksudkan untuk dapat menarik bakteri masuk kedalam gel, mengingat sifat
bakteri yang menyukai sulfat dan ragi yang menyukai unsur fosfor. Menurut
memperoleh sejumlah massa sel aktif pada fase logaritmik panjang fase
logaritmik ditentukan jumlah dan keadaan fisiologis inokulum. Suhu pada saat
praktikum pada inoculum bakteri menunjukkan nilai yang konstan pada hari ke-0
sampai hari ke-1 yaitu 26oC lalu turun pada hari ke-2 menjadi 24oC dan naik
kembali pada hari ke-3 menjadi 25oC hal ini masih sesuai dengan pendapat
pH pada hasil pengamatan bakteri menunjukkan kisaran pH yang netral yaitu 6.5
pada hari ke-1 hingga 7.1 pada hari ke-2 hingga hari ke-3 hal ini sesuai dengan
Suhartono (1989) B. licheniformis memiliki pH netral yaitu 6.5 - 7.5. Untuk berat
tidak terjadi perubahan yang begitu signifikan, pada penimbangan awal berat ragi
adalah 220 gram lalu turun pada hari terakhir menjadi 218 gram, hal ini
dikarenakan pada saat pengukuran pH dan suhu diambil sedikit sebagai sampel
Suhu menurut Waluyo (2004) merupakan salah satu faktor yang sangat
sehingga dibutuhkan suhu yang optimal, namun pada praktikum dengan inokulum
pada hari ke-0 hingga hari ke-1 lalu turun pada hari ke-2 menjadi 24oC sedangkan
menurut Kosaric (1983) Saccharomyces dapat tumbuh secara optimum pada suhu
28-35°C. pada awal pengamatan menunjukkan nilai yang netral yaitu 7, lalu
terjadi perubahan yang fluktuatif yaitu mejadi 6.7 (hari ke-1), 6.9 (hari ke-2) dan
kembali menjadi netral pada hari ke-3 hal ini masih sesuai dengan pendapat
Kosaric (1983) pada umumnya Saccharomyces cerevisae dapat tumbuh dan secara
efisien melakukan fermentasi etanol pada pH 3-8,5 dan bersifat fakultatif aerobic.
Untuk berat tidak terjadi perubahan yang begitu signifikan, pada penimbangan
awal berat ragi adalah 254 gram lalu turun menjadi 253 gram pada hari ke-2 dan
hari terakhir sebesar 251 gram, hal ini dikarenakan pada saat pengukuran pH dan
suhu diambil sedikit sebagai sampel dan meyebabkan terjadi sedikit penurunan
berat.