PENDAHULUAN
pertama berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan Primary Survey. American
Bantuan hidup dasar atau Basic Life Support merupakan usaha yang
mengalami keadaan yang mengancam nyawa (Guyton & Hall, 2008). Bantuan
hidup dasar merupakan salah satu upaya yang harus segera dilakukan oleh
1 di dunia. Pada tahun 2015, dilaporkan kurang lebih 17 juta orang meninggal
penyakit jantung koroner dan 6.7 juta lainnya akibat stroke. Selain itu, dari 17
sistem jantung dan pembuluh darah. Penyakit yang termasuk dalam penyakit
belum didapatkan data yang jelas, namun diperkirakan sekitar 10 ribu warga,
yang berarti 30 orang per hari. Data di ruang perawatan koroner intensif
pelayanan prehospital henti jantung belum optimal dari 67 orang pasien henti
jantung dan sekitar 65% belum mendapatkan penanganan yang baik pada
tahun 2014. Pasien henti jantung telah melewati response time ketika perawat
berupa resusitasi maupun stabilisasi seperti dalam panduan pada henti jantung
keluar dari rumah sakit yang kejadiannya tidak disaksikan oleh personil EMS
adalah 8,5%. Dari sekian, pasien-pasien yang menerima CPR oleh orang
lebih tinggi (11,2%) daripada mereka yang tidak (7,0%). Dan menurut
ditangani oleh EMS adalah 5,2% dan 10,4%, sedangkan angka harapan hidup
secara keseluruhan setelah disaksikan oleh orang sekitar adalah 31,7%.
Berdasarkan data yang tercantum diatas, terbukti bahwa angka harapan hidup
meningkat pada korban yang ditolong terlebih dahulu oleh masyarakat awam
(McNally, 2011).
diuji ada 15 perawat dengan tingkat pengetahuan tentang basic life support
dikategorikan cukup.
orang, sikap perawat paling banyak yaitu baik sebanyak 21 orang. Adanya
dalam pemberian BHD di ruang IGD dan ICU RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen.
RSUD Dayaku Raja Kota Bangun didapatkan data pasien yang mengalami
pelatihan BHD. Hasil wawancara kepala IGD, pelaksanaan BHD sudah cukup
yang akan dilakukan saat ada pasien yang mengalami henti jantung sehingga
Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam pemberian BHD di Ruang IGD RSUD
BHD
BHD
BHD