Anda di halaman 1dari 4

Kerancuan� Istilah dalam Survei

Penelitan survei sering rancu dengan sensus. Padahal perbedaannya cukup jelas.
Penelitian survei adalah pengumpulan data dari suatu populasi dengan memilih
sampel, sedangkan sensus adalah pengumpulan data terhadap seluruh anggota populasi.
Survei tidak selalu identik dengan kuesioner (meski teknik pengumpulan data survei
seringkali menggunakan kuesioner karena berhubungan dengan sampel berjumlah besar).
Dalam praktiknya, terkadang pelaksanan survei tidak hanya menggunakan kuesioner
atau angket, namun dilengkapi dengan wawancara atau observasi.

Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk melakukan penelitian


survei, antara lain:

Penelitian survei dapat digunakan untuk sampel yang besar.


Penggunaan kuesioner dapat menghasilkan data/informasi yang beragam dari setiap
responden/individu dengan variabel penelitian yang banyak.
Data yang diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.
B. Jenis Survei

Ada beberapa kategori penelitian survei dilihat dari proses pelaksanaannya dan
perlakuan terhadap sampel.

Survei Sekali Waktu (Cross-sectional Survei). Data hanya dikumpulkan untuk waktu
tertentu saja dengan tujuan menggambarkan kondisi populasi.
Survei Rentang Waktu (Longitudinal Survei). Survei dilakukan berulang untuk
mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.
Survei Tracking/Trend. Survei dilakukan pada populasi yang sama namun dengan sampel
berbeda untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.
Survei Panel. Survei dilakukan terhadap sampel yang sama untuk memahami suatu
fenomena dari waktu ke waktu.
Survei Cohort. Survei dilakukan pada sekelompok populasi yang spesifik untuk
mengetahui perkembangan suatu fenomena dari waktu ke waktu.
C. Tahapan Survei

Secara umum survei dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni: 1) Menentukan masalah
penelitian ; 2) Membuat desain survei ; 3) Mengembangkan instrumen survei; 4)
Menentukan sampel; 5) Melakukan pre-test; 6) Mengumpulkan data; 7) Memeriksa data
(editing); 8) Mengkode data; 9) Data entry; 10) Pengolahan dan analisis data; 11)
Interpretasi data; dan 12) Membuat kesimpulan serta rekomendasi.

Untuk memberikan gambaran lebih lengkap, masing-masing tahapan dapat dijelaskan


sebagai berikut:

1. Menentukan Masalah Penelitian

Setiap penelitian diawali dari adanya �masalah�. Masalah Penelitian adalah


konseptualisasi (pemakaian konsep) atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang
akan diteliti. Itu berarti, tidak semua masalah dapat dikatakan sebagai masalah
penelitian. Lalu apakah perbedaan antara Masalah dengan Masalah Penelitian?

Masalah adalah gejala/fenomena/kasus yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.


Sedangkan Masalah Penelitian adalah konseptualisasi terhadap masalah sosial. Ada
peranan teori dalam Masalah Penelitian.

Apakah setiap masalah sosial dapat dijadikan masalah penelitian? Jawabannya, tidak
selalu. Tapi, satu masalah sosial dapat menjadi lebih dari satu masalah penelitian.
Lantas bagaimana mengubah masalah sosial menjadi masalah penelitian?

Hubungkan masalah sosial dengan konsep (teori).


Kaitkan dengan metode penelitian yang dipakai.
Hubungkan dengan paradigma penelitian yang dipergunakan.
Rumuskan dalam kalimat tanya.
Contoh Masalah Penelitian

1. Pertanyaan Profil Sosiodemografis Audiens:

Dalam survei sosiodemografis, variabel yang akan diketahui misalnya usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan agama. Rumusan
masalah penelitian bisa disajikan dalam kalimat tanya sebagai berikut.

�Bagaimana karakteristik sosiodemografis pendengar RRI?�

2. Pertanyaan profil Psikografis Audiens:

Dalam survei psikografis, variabel yang akan diketahui adalah gaya hidup, perilaku
sosial, kepribadian, aktivitas, ketertarikan, dan sebagainya. Rumusan masalah
penelitian bisa disajikan dalam kalimat tanya sebagai berikut.

�Bagaimana karakteristik psikografis pendengar RRI?�

3. Pertanyaan Asosiatif (Hubungan Keterkaitan)

Masalah penelitian survei yang menggunakan hubungan keterkaitan disebut sebagai


pertanyaan asosiatif. Contoh rumusan masalah penelitian survei dengan pertanyaan
asosiatif disajikan dalam contoh berikut.

�Bagaimana hubungan antara siaran berita RRI dengan tingkat partisipasi dalam
pilkada?�

4. Pertanyaan Komparatif (Perbandingan)

Masalah penelitian survei yang ingin mengetahui perbadingan disebut pertanyaan


komparatif. Contoh rumusan masalah penelitian survei dengan pertanyaan komparatif
antara lain adalah sebagai berikut.

�Bagaimana perbedaan tingkat kepuasan pendengar RRI di Jakarta dibandingkan/dengan


pendengar RRI di Surabaya?�

Dalam praktiknya, variabel pertanyaan penelitian bisa berjumlah banyak. Variabel


seperti ini disebut Multivariat. Berikut adalah contoh rumusan masalah penelitian
dengan lebih dari dua variabel (digarisbawahi):

�Adakah Pengaruh Gaya Hidup terhadap Pemilihan dan Kepuasan Mendengarkan Radio?�
�Sejauh Mana Pengaruh Reputasi Radio dan Citra Brand terhadap Keputusan
Mendengarkan Radio?�
Dalam menyusun penelitian survei, ada kalanya peneliti membuat dugaan sementara
atas jawaban pertanyaan penelitiannya. Proses ini disebut membuat hipotesis.
Hipotesis artinya dugaan, asumsi, atau pernyataan sementara. Hipotesis adalah
kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya. Tidak semua penelitian survei
harus ada hipotesisnya, penelitian survei yang sifatnya deskriptif (mengetahui
gejala-gejala atau karakteristik data) umumnya tidak menggunakan hipotesis. Berbeda
dengan penelitian survei eksplanatif (menjelaskan hubungan anatargejala), umumnya
menggunakan hipotesis untuk selanjutnya diuji kebenarnnya. Dalam kaitan ini, survei
eksplanatif dapat diidentifikasi dengan adanya pertanyaan asosiatif (hubungan
keterkaitan) dan atau pertanyaan komparatif (perbandingan).

Berikut ini contoh hipotesis berdasarkan jenis pertanyaan penelitian.


Asosiatif (hubungan keterkaitan).
Ada/tidak ada hubungan positif antara siaran berita RRI dengan tingkat partisipasi
dalam pilkada

Komparatif (Perbandingan)
Ada/tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pendengar RRI di Jakarta dengan pendengar
RRI di Surabaya

Dalam menyusun hipotesis, peneliti perlu memperhatikan tiga jenis hipotesis, yakni
hipotesis teori, hipotesis riset, dan hipotesis statistik. Agar dapat dilakukan
pengujian, hipotesis teori harus diturunkan ke dalam hipotesis riset dan hipotesis
statistik. Hipotesis riset merupakan hipotesis yang bisa secara langsung diuji
dalam penelitian. Hipotesis ini dirancang dengan menurunkan hipotesis teori
berdasarkan kerangka operasional yang ditetapkan oleh peneliti. Untuk penelitian
yang bermaksud menguji hipotesis secara kuantitatif, hipotesis riset diturunkan ke
dalam dan hipotesis statistik yang bisa secara langsung menunjukkan alat statistik
apa yang akan digunakan.

Berikut ini contoh pengembangan hipotesis berdasarkan jenis survei.

a. Survei Deskriptif
Masalah:

Berapakah rata-rata usia pendengar RRI?

Hipotesis Teori:

Tingkat usia audiens mempengaruhi minat mendengarkan RRI

Hipotesis Riset:

Semakin tinggi usia seseorang, semakin tinggi minat mendengarkan RRI

Hipotesis Statistik:

Rxy = 0

b. Survei Eksplanatif
Masalah:

Apakah berita demo dan kekerasan di radio mempengaruhi tingkah laku agresif
masyarakat?

Hipotesis Teori:

Terpaan berita demo dan kekerasan di radio mempengaruhi tingkah laku agresif
masyarakat

Hipotesis Riset:

Jumlah berita demo dan kekerasan yang didengar masyarakat di radio berkorelasi
positif dengan frekuensi tindak agresif masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Hipotesis Statistik:

Rxy = 0

2. Membuat Desain Penelitian Survei


Tahap kedua dalam penelitian survei adalah membuat desain penelitian. Desain
penelitian merupakan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang
akan diturunkan menjadi variabel-variabel penelitian sampai ke tingkat indikator.
Jika digambarkan secara sistematis, maka desain penelitian survei tampak dalam
hierarki sebagai berikut:

Teori

Konsep

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala/Pengukuran

Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai