Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Secara global kematian setiap tahunya lebih dari 36 juta orang disebabkan
oleh PTM (penyakit tidak menular). Penyakit tidak menular dikaitkan dengan
berbagai faktor resiko seperti kurang aktifitas fisik, pola makan yang tidak sehat
2010).
sembuhkan tetapi dapat di kontrol dengan pola hidup yang sehat. Hipertensi
sebagai salah satu faktor resiko utama menyebabkan serangan jantung dan
1
5
mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Hipertensi yang khas
tekanan sistoliknya saja yang tinggi (diatas 140 mmHg), namun tekanan
meningkat. Biasanya stres bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai
kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa
muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh (Mardiana, 2014).
(Riskesdas,2013).
diantaranya adalah stres. Stres dan aktivasinya pada sistem saraf simpatis, salah
satu bagian dari sistem saraf otonom (tidak disadari), yang mendominasi saat
stres, memegang peran penting dalam menciptakan tekanan darah tinggi. Telah
menjadi semakin jelas bahwa perubahan gaya hidup bisa menurunkan kadar
5
kotekolamin, bahan kimia yang berpotensi negatif yang meningkat saat stres.
kecepatan denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah, dan tidak lama
antara kejadian strees dengan kejadian hipertensi pada lansia karena, setiap
individu itu pula. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali
emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari
dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik, seperti
yang menyebabkan hipertensi bukan hanya dari umur, jenis kelamin, riwayat
penting pula untuk mengontrol emosi membuat tubuh kita selalu dalam
Berbagai terapi telah diketahui dapat memberikan stimulus positif pada otak
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2016
terdapat 4 orang merasakan tekanan darah tinggi naik ketika mereka dalam
keadaan stress emosional misalnya sedang ada masalah yang berat. Berdasarkan
kasus di atas tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Apakah ada hubungan pengaruh stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di
kecamatan Turen
5
kecamatan Turen
keperawatan terutama.
hipertensi.
hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.1 Hipertensi
dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di
(Khushariyadi, 2008).
arteri. Suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
(Anies 2006).
kelompok :
sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
3. kebiasaan hidup
2. Hipertensi skunder
contohnya yaitu:
5
aterosklerosis.
pascapartum.
darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis. Klasifikasi tekanan
sistolik (TDS)
120-139 80-89
Prehipertensi
140-159 90-99
Hipertensi stage 1
≥ 160 ≥ 100
Hipertensi stage 2
2.1.1.7 Penatalaksanaan
1. Non famakologi
2. Farmakologi
2.1.2 Stres
kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu,
tuntutan atau beban atasanya yang bersifat nonspesifik. Namun, disamping itu
stres dapat juga merupakan faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari
suatu gangguan atau penyakit. Tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka
rangsangan atau manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-
pengaruh pengalaman stres. Manusia mempunyai suplai yang baik dari energi
penyesuaian diri untuk dipakai dan di isi kembali bilamana perlu (Yosep,2007)
menunjukkan reaksi stres dalam 3 fase, yaitu fase sinyal (alarm), fase
A B C
membesar, ketegangan otot naik, dan seterusnya, jika penyebab stres terus
ketegangan.
khusus mungkin tinggi selama tahap ini, perlawanan terhadap stres lainnya
a. Perkawinan
kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan yang tidak baik
c. Hubungan interpersonal
d. Pekerjaan
e. Lingkungan hidup
lain sebagainya. Rasa tercekam dan tidak merasa aman ini amat
f. Keuangan
g. Hukum
lain sebagainya. Stres dibidang hukum sesorang jatuh dalam depresi dan
kecemasan.
h. Perkembangan
j. Faktor keluarga
5
Yang di maksud disini adalah faktor stres yang dialami oleh anak
dan remaja yang di sebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
1. Hubungan kedua orang tua yang dingin, atau penuh ketegangan, atau
2. Kedua orang tua jarang dirumah dan tidak ada waktu untuk bersama
dengan anaknya.
k. Lain-lain
tidak jelas kapan timbulnya dan seringkali kita tidak menyadari. Namun
1. Stres tingkat 1
Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan bisa
a. Semangat besar.
sedang menipis.
2. Stres tingkat II
leher).
gejala-gejala :
belakang)
pingsan)
5
4. Stress tingkat IV
e. Perasaan negativistik.
mengapa.
5. Stress tingkat V
di atas, yaitu :
5
mampu.
sukar buang air besar atau sebaliknya feses cair dan sering ke
belakang.
6. Stress tingkat VI
peredaran darah.
2.1.2.10 Hipotesis