Anda di halaman 1dari 8

J. Sains Tek., April 2006, Vol. 12, No. 1, Hal.

: 49 - 56
ISSN 0853-733X

ANALISIS PENGGUNAAN LOGAM PENGHANTAR


UNTUK MINIMALISASI DAMPAK NEGATIF SUTET
Roniyus MS

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung


Jl. S. Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Email: roniyus@unila.ac.id

Diterima 11 Januari 2006, perbaikan 15 Maret 2006, disetujui untuk diterbitkan 6 April 2006

ABSTRACT
As we know that negative effect of SUTET (High Voltage Network) has been a pro-contra in this country
since several years ago. Dealing with the issue, the research is trying to find the alternative solution in
minimizing the negative effect of SUTET. Reducing of SUTET’s electromagnetic wave intensity can be
performed by wrapping up SUTET with the conductor metal. The results showed that silver was the best
conductor metal as SUTET’s blanket to reduce the electromagnetic wave intensity effect. Based on
simulation/theory, the silver thickness as thick as 2.5 cm reduced the SUTET’s electromagnetic wave
intensity up to 0%. Cuprum, a cheaper metal can also be used to reduce electromagnetic wave intensity
effect. Based on simulation/theory, to reduce electromagnetic wave wave intensity up to 0%, the cuprum
thickness that need to be used as blanket was 2.5 cm, howeverexperimentally it was 6 cm. This optimum
thickness can be made smaller if the cuprum blanket is covered over the SUTET wire.

Keywords: SUTET (high voltage network), conductor metal

1. PENDAHULUAN pembentukan melatonin yaitu hormon pada


manusia yang berkorelasi langsung dengan
Pada tahun 2003 lalu, hampir semua media cetak kesehatan manusia14. Intensitas gelombang
dan elektronik yang ada di negeri ini elektromagnetik yang digunakan dalam penelitian
memberitakan tentang adanya demonstrasi yang tersebut belum tentu sama dengan intensitas
dilakukan oleh warga masyarakat yang berada di gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
sekitar SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra SUTET di Indonesia. Pada sisi yang lain,
Tinggi)1, 2, 3. Para demonstran mengeluhkan pembangunan SUTET tidak bisa dihindarkan
beberapa hal yang dialaminya seperti ISPA karena merupakan sarana yang diperlukan untuk
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut), kanker, menghubungkan tenaga listrik dari gardu-gardu
kerusakan barang-barang elektronik dan gangguan induk tegangan ekstra tinggi ke gardu menengah,
psikologis lainnya. Di lain pihak, PT. PLN telah gardu tegangan rendah dan konsumen15.
menyatakan bahwa SUTET tidak berbahaya
karena kuat medan listrik yang dihasilkan SUTET Mengingat pro-kontra dampak negatif SUTET
adalah 0,25 kV/m, artinya masih berada di bawah bagi manusia tersebut, peneliti bermaksud turut
ambang batas yang ditentukan WHO yaitu 10 memberikan alternatif penyelesaian untuk
kV/m4. permasalahan ini dalam bentuk meminimalkan
intensitas gelombang elektromagnet yang
Sementara itu beberapa penelitian yang terkait dipancarkan oleh SUTET. Gelombang
dengan pengaruh medan listrik dan medan magnet elektromagnet dapat dikurangi intensitasnya secara
statis maupun dinamis telah banyak dilakukan signifikan apabila gelombang elektromagnet
sebelumnya5 – 13. Penelitian terkini yang dilakukan tersebut dilewatkan dalam sebuah logam
oleh Camus dkk dari Fakultas Kedokteran Pitie- penghantar16. Untuk itu diperlukan beberapa
Salpetriere Paris dan Jacques Lambrozo dari analisa yang mendalam seperti analisa mengenai
Institute Electricite Gaz de France Paris jenis logam penghantar yang paling baik untuk
menyimpulkan bahwa paparan spektrum mengurangi intensitas gelombang elektromagnet
elektromagnetik (yang dihasilkan oleh jaringan tersebut dan analisa ketebalan logam penghantar
listrik di institusi perusahaan listrik di Paris) yang yang akan digunakan.
berjalan terus menerus dan kumulatif tidak akan
menimbulkan efek yang mengganggu fungsi

 2006 FMIPA Universitas Lampung 49


Roniyus MS…Analisis Penggunaan Logam

1.1. Pelemahan Amplitudo Gelombang dengan E0 = amplitudo gelombang, ω = frekuensi


Elektromagnet Di Dalam Logam Penghantar sudut gelombang dan k = vektor gelombang.
Analisis perambatan perambatan gelombang Selanjutnya Pers.(5) ini disubstitusikan ke Pers.(4)
elektromagnet di dalam logam penghantar sehingga didapatkan
didasarkan pada persamaan-persamaan Maxwell
 σ
dalam satuan SI untuk penghantar, sebagaimana k 2 = ω 2 µε − i  , (6)
diberikan oleh Pers.(1) dan Pers.(2) berikut ini17:
r r  ω
(a) ∇ ⋅ D(r , t ) = ρ f ; dari Pers.(6) ini tampak bahwa vektor gelombang
r r (k) berbentuk bilangan kompleks yang dapat
r r ∂B(r , t ) dituliskan dalam bentuk
(b) ∇ × E ( r , t ) = − ;
∂t k = k R − ik I , (7)
r r
(c) ∇ ⋅ B ( r , t ) = 0 ; kemudian pers.(7) ini disubstitusikan ke Pers.(6)
r r sehingga diperoleh
r r r r ∂D (r , t )  
1/ 2
(d) ∇ × H ( r , t ) = J f ( r , t ) + 2 1/ 2 
, (1)  1   2 2  µσ   
∂t kR = ω  ε µ +   + µε   ; (8)
r r r r  2   ω    
(a) D ( r , t ) = ε E ( r , t ) ;   
r r r r
(b) B ( r , t ) = µH ( r , t ) ;
1/ 2
  2 1/ 2 
 1   2 2  µσ   
r r r r kI = ω  ε µ +    − µε   . (9)
(c) J f ( r , t ) = σE ( r , t ) , (2)  2   ω   
r   
dengan D (rr, t ) adalah kuat medan pergeseran
r
listrik, B ( rr , t ) adalah kuat medan magnet induksi, Lalu Pers.(7) disubstitusikan kembali ke Pers.(5)
r r r r
E ( r , t ) adalah kuat medan listrik, H (r , t ) adalah sehingga didapatkan bentuk
r
E ( z, t ) = E0 exp[− k I z ]exp[i (ωt − k R z )]xˆ ,
r
kuat medan magnet, dan J f ( rr, t ) adalah rapat arus (10)
bebas di dalam logam penghantar.
dari Pers.(10) ini tampak bahwa gelombang
Jika Pers.(1.b) dirotasikan sekali lagi maka listrik/elektromagnetik yang merambat di dalam
didapatkan Pers. (3): logam penghantar yang memiliki daya hantar ( σ ),
permetivitas ( ε ) dan permeabilitas ( µ ) akan
( ) ∂
r r r r r r
∇ ∇ ⋅ E (r , t ) − ∇ 2 E (r , t ) = − ∇ × B (r , t ), (3)
∂t mengalami pelemahan amplitudo seiring dengan
substitusi Pers.(2), (1.a) dan (1.d) ke Pers.(3), serta semakin dalamnya gelombang tersebut masuk ke
dengan mengingat ρ f adalah konstanta rapat dalam logam penghantar. Pelemahan amplitudo
tersebut berbanding langsung dengan pelemahan
muatan bebas per satuan volume di dalam logam
penghantar, ε
intensitas gelombang tersebut.
adalah permetivitas logam
penghantar, µ adalah permeabilitas logam
1.2. Pelemahan Intensitas Gelombang
penghantar dan σ adalah konstanta konduktivitas Elektromagnet Di Dalam Logam Penghantar
logam penghantar, maka dihasilkan persamaan
diferensial gelombang elektromagnet yang Untuk mencari pelemahan intensitas gelombang
diwakili oleh gelombang listriknya di dalam logam elektromagnet, terlebih dahulu dicari persamaan
penghantar, sebagai r r
berikut r simpangan gelombang magnetnya. Dari Pers.(10),
r
r r ∂E ( r , t ) ∂ 2 E (r , t ) (1.d) dan (2), didapatkan persamaan simpangan
∇ 2 E ( r , t ) − µσ − µε = 0. (4)
∂t ∂t 2 gelombang magnetnya seperti terdapat dalam Pers.
Jika diasumsikan gelombang listrik di dalam (11). Intensitas gelombang elektromagnetiknya
logam penghantar merambat di sepanjang sumbu z didefinisikan sebagai Vektor Poynting rata-rata
dengan amplitudonya berada pada sumbu x, maka gelombang tersebut seperti terdapat pada Pers.
persamaan simpangan gelombang listriknya adalah (12)17:
r
E ( z , t ) = E0 exp[i (ωt − kz )]xˆ , (5)
r  (σk I + εωk R ) + i (εωk I − σk R ) 
H ( z , t ) =   E 0 exp[− k I z ]exp[i (ωt − k R z )]yˆ . (11)
 k R2 + k I2 
( )
r r r r
S = Re E (r , t ) × H * (r , t ) ,
1 r
(12)
2

50  2006 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., April 2006, Vol. 12, No. 1

Jika Pers.(10) dan (11) disubstitusikan ke Pers.(12) dapat dirumuskan faktor pengurangan intensitas
maka diperoleh intensitas gelombang (R) sebagai berikut
elektromagnet selama merambat di dalam logam S
penghantar pada arah z yaitu R= = exp[− 2k I d ] , (16)
S0
σk + εωk R 2
Sz = I 2 E0 exp[− 2k I z ] . (13)
( )
2 k R + k I2
dengan R harus memenuhi syarat R << 1.
Kemudian data-data σ , ε dan µ pada setiap
logam penghantar disubstitusikan ke Pers.(16) ini
Dari Pers.(13) tersebut juga dapat diperoleh
sehingga didapatkan R untuk setiap logam
intensitas gelombang elektromagnet sebelum
penghantar, lalu dibuat grafik R sebagai fungsi dari
memasuki logam penghantar (ketika z = 0 ), yaitu d untuk setiap jenis logam penghantar.
σk + εωk R 2 .
S0 = I 2 (14)
2(k R + k I2 )
E0
2.4.2. Menentukan Ketebalan Optimum Logam
Dari Pers.(14), Pers.(13) dapat diubah bentuknya Penghantar Pilihan
menjadi
S z = S 0 exp[− 2k I z ] . (15) 1. Dua untai kabel listrik yang biasanya tergabung
dalam satu kesatuan kabel dipisahkan menjadi
dua bagian, kulit yang membungkus salah satu
Pers.(15) ini merupakan persamaan intensitas kabel dikupas (Gambar 1).
gelombang elektromagnetik selama di dalam
logam penghantar sebagai fungsi dari intensitas
gelombang sebelum masuk ke dalam logam
penghantar. Dari Pers.(15) ini tampak bahwa Gambar 1. Pemisahan kabel listrik menjadi
intensitas gelombang elektromagnetik yang dua bagian
merambat di dalam penghantar mengalami
pelemahan dari intensitas mula-mula. 2. Kabel yang telah dikupas lalu diselimuti dengan
isolasi, isolasi ini bertujuan agar tidak terjadi
2. METODE PENELITIAN kontak langsung antara kabel dengan selimut
penghantar, karena jika terjadi kontak langsung
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
maka selimut penghantar tidak ada perannya
sama sekali (selimut berperan menjadi
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika penghantar juga). Kemudian kabel yang telah
Inti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung diisolasi tadi diselimuti lagi dengan logam
selama 8 (delapan) bulan. penghantar pilihan (Gambar 2).

2.2. Bahan Selimut


Kabel listrik tunggal terbuat dari tembaga, steker, Kabel SUTET
bola lampu, beberapa jenis logam penghantar Isolasi
listrik berbentuk lembaran, seperti tembaga,
aluminium dan seng. Isolasi listrik. Gambar 2. Penampang kabel listrik yang
diselimuti oleh penghantar
2.3. Alat
3. Kabel yang telah diselimuti lalu dihubungkan
Gunting seng, gunting, mistar, multimeter, obeng, dengan terminal aktif pada stop kontak,
palu, statif (penyangga kabel), sumber tegangan sedangkan kabel yang biasa dihubungkan
220 V, tang pemutus, teslameter, test-pen. dengan ground pada stop kontak. Pada ujung
yang lain dihubungkan dengan sebuah bola
lampu. Kemudian diukur kuat medan magnet
2.4. Rancangan Penelitian dan Pengambilan Data
induksi (B) yang dihasilkan oleh kabel
2.4.1. Menentukan Logam Penghantar Pilihan
berselimut penghantar menggunakan Teslameter.
Pengukuran dilakukan berulang-ulang untuk
Untuk mendapatkan logam penghantar pilihan setiap variasi d (Gambar 3).
(logam penghantar yang paling baik menyaring
intensitas gelombang elektromagnet), diperlukan
data-data mengenai daya hantar listrik ( σ ), ground
permetivitas ( ε ) dan permeabilitas ( µ ) untuk
masing-masing logam penghantar. Mengingat
intensitas gelombang elektromagnet setelah keluar Kabel dengan selimut penghantar
dari selimut penghantar diharapkan jauh lebih kecil
daripada intensitas mula-mula ( S << S 0 ) maka Gambar 3. Skema rangkaian

 2006 FMIPA Universitas Lampung 51


Roniyus MS…Analisis Penggunaan Logam

Nilai-nilai B yang diperoleh digunakan untuk pengurangan intensitas (R) terhadap ketebalan
menghitung intensitas yang keluar S dari logam (d) untuk setiap jenis logam penghantar
17
menggunakan Pers.(16) dengan bantuan software
selimut dengan cara sebagai berikut : MATLAB 6. Dari listing program yang telah
c dibuat, diperoleh hasil sebagaimana ditunjukkan
S = B2 . (17)
2µ 0 oleh Gambar 4.
Selanjutnya dibuat grafik S sebagai fungsi dari d.
Dari Gambar 4 tampak bahwa perak merupakan
logam penghantar yang paling baik untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN mengurangi intensitas gelombang elektromagnetik
3.1. Menentukan Logam Penghantar Pilihan yang dipancarkan oleh sebuah penghantar yang
dilalui oleh listrik bolak-balik (AC) seperti
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari literatur SUTET, karena perak memiliki R yang lebih
yang ada18 – 21, didapatkan data-data permetivitas rendah jika dibandingkan dengan logam-logam
relatif ( ε ), permeabilitas relatif ( µ ) dan lainnya (perak memiliki nilai konduktivitas listrik
konduktivitas listrik ( σ ), untuk beberapa buah yang paling tinggi). R untuk perak akan bernilai
logam penghantar seperti perak, tembaga, emas, atau mendekati 0 pada ketebalan ± 2.5 cm.
aluminium dan seng seperti terdapat pada Tabel 1.
Walaupun perak merupakan penghantar yang
Data-data permetivitas dan permeabilitas relatif paling baik sebagai filter (pentapis) gelombang
yang bernilai 1 merupakan nilai-nilai pendekatan elektromagnetik, tetapi jika ditinjau dari segi
dengan medium vakum, pendekatan ini dilakukan ekonomisnya perak merupakan logam yang cukup
karena data-data permetivitas dan permeabilitas tinggi harganya jika dibandingkan dengan
relatif untuk logam terkait tidak ditemukan di tembaga, sehingga untuk keperluan komersial
literatur-literatur yang ada. Dari data-data pada dapat direkomendasikan penggunaan tembaga
Tabel 1 tersebut dapat dibuat grafik faktor sebagai pentapis (filter) gelombang

Tabel 1. Data permetivitas relatif, permeabilitas relatif dan konduktivitas listrik beberapa logam penghantar

Logam εr µr σ (mho.m-1)
Perak 1 0.99999981 6.17 × 10 7
Tembaga 1 1.0000006 5.87 × 10 7
Emas 1 0.999964 4.10 × 10 7
Aluminium 8.8 1.000023 3.82 × 10 7
Seng 1 1 1.67 × 10 7

1
Perak
0.9 Tembaga
Emas
0.8 Aluminium
Faktor Pengurangan Intensitas (R)

Seng
0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ketebalan Logam (cm)

Gambar 4. R versus d untuk perak, tembaga, emas, aluminium dan seng

52  2006 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., April 2006, Vol. 12, No. 1

elektromagnetik pada SUTET. Tembaga dapat


digunakan sebagai pentapis karena nilai R untuk 0,00015

setiap variasi nilai d pada tembaga hampir 0,00010

B (T)
menyamai perak, nilai R tembaga juga hampir
0,00005
mendekati nol pada ketebalan yang hampir sama
dengan perak yaitu pada ketebalan ± 2.5 cm 0,00000
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
untuk kuat arus berapa pun. Dari program tersebut
d (m)
juga diperoleh nilai-nilai bilangan gelombang
imajiner (ki) untuk setiap logam, sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.
Gambar 5. Grafik B versus d pada kabel tanpa
Tabel 2. Nilai-nilai bilangan gelombang imajiner selimut logam, dengan B = 2E-06d-0.9443 dan FK2 =
(ki) untuk setiap logam 0.9186.

Logam ki Dari Gambar 5 tampak bahwa medan magnet (B)


(cm-1) memiliki ketergantungan dengan jarak pengukuran
Perak 1.1036 (d) dalam bentuk
Tembaga 1.0764 1
Emas 0.8996 B∝ 0.9443
. (18)
Aluminium 0.8684 d
Seng 0.5741 Bentuk ini cukup mendekati formulasi teoritis
untuk medan magnet yang dipancarkan oleh
sebuah kawat lurus berarus listrik, yaitu [17]
Dari Tabel 2 tampak bahwa semakin besar nilai ki
1
berarti semakin cepat pula selimut logam B∝ . (19)
penghantar tersebut mengurangi intensitas d
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh Hal ini berarti teslameter yang digunakan cukup
kabel listrik. akurat dan terkalibrasi dengan cukup baik.
Kemudian, grafik R versus d untuk setiap logam
3.2. Menentukan Ketebalan Optimum Logam pada penelitian ini diberikan pada Gambar 6–9.
Penghantar Pilihan
Dari Gambar 6 – 9 didapatkan koefisien d untuk
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu masing-masing logam penghantar. Dari koefisien-
dilakukan uji keakuratan teslameter yang koefisien d tersebut dapat diperoleh nilai-nilai ki
digunakan dalam penelitian ini, sehingga diperoleh untuk setiap logam.
grafik pada Gambar 5 berikut ini.

1.50 R = 0.6606exp(-0.8696d ) 1.50 R = 0.8112exp(-0.4829d )


1.00 FK2 = 0.9176 1.00
2
FK = 0.9492
R

0.50 0.50
0.00 0.00
0 1 2 3 0 1 2 3 4
d (cm) d (cm)

Gambar 6. Grafik R vs d pada tembaga Gambar 7. Grafik R vs d pada aluminium

1.50 1.50 R = 0.3505exp(-0.4906d )


R = 0.8185exp(-0.6347d )
2
FK2 = 0.9334
1.00 FK = 0.9635 1.00
R

0.50 0.50
0.00 0.00
0 1 2 3 4 0 5 10 15
d (cm) d (cm)

Gambar 8. Grafik R vs d pada seng Gambar 9. Grafik R vs d tanpa logam

 2006 FMIPA Universitas Lampung 53


Roniyus MS…Analisis Penggunaan Logam

Tabel 3. Koefisien d dan nilai-nilai ki

Logam Koefisien d (cm-1) ki (cm-1)


Tembaga 0.87±0.08 0.43±0.04
Aluminium 0.48±0.03 0.24±0.02
Seng 0.63±0.04 0.32±0.02
Tanpa logam 0.49±0.04 0.24±0.02

Nilai-nilai ki ini diperoleh dengan membandingkan Kemudian, jika nilai-nilai ki yang diperoleh dari
Pers.(16) dengan persamaan-persamaan grafik simulasi (Tabel 2) dibandingkan dengan nilai-nilai
yang ada pada Gambar 6 – 9, sehingga didapatkan ki yang diperoleh dari eskperimen (Tabel 3)
Koefisien d tampak adanya perbedaan. Perbedaan ini sangatlah
ki = (20)
2 wajar mengingat beberapa hal seperti adanya
pendekatan nilai-nilai permetivitas dan
Dari Pers.(20) inilah dapat diperoleh nilai-nilai ki permeabilitas relatif pada simulasi untuk beberapa
yang dihasilkan penelitian ini, sebagaimana logam; adanya perbedaan ketergantungan medan
disajikan pada Tabel 3. magnet (B) terhadap jarak pengukuran (d) secara
teoritis dan secara eksperimen sebagaimana
Dari Tabel 3 tampak bahwa nilai-nilai ki yang disajikan oleh Pers.(18) dan Pers.(19); dan dapat
diperoleh dari penelitian ini sudah cukup baik juga disebabkan oleh ketidakmurnian logam yang
karena kecilnya ralat dari setiap ki. Dari Tabel 3 digunakan dalam penelitian ini karena logam
juga tampak bahwa tembaga merupakan logam murni sangat sukar ditemukan di pasaran. Selain
terbaik (selain perak) yang dapat digunakan itu, khusus untuk tembaga, mengingat tidak adanya
sebagai pentapis gelombang elektromagnetik yang lembaran tembaga yang dijual di pasaran sehingga
dipancarkan oleh kabel listrik seperti SUTET, hal mengharuskan peneliti menggunakan kabel
ini ditunjukkan oleh nilai ki tembaga yang lebih tembaga tanpa kulit sebagai penggantinya, kabel
tinggi dari logam-logam lain pada Tabel 3. Hal ini tembaga tanpa kulit tersebut digulung menyelimuti
juga sesuai dengan perkiraan teoritis sebagaimana kabel listrik (SUTET).
disajikan pada Tabel 2.
Akhirnya sesuai dengan tujuan penelitian ini dapat
Selain itu, dari Tabel 3 juga tampak adanya direkomendasikan bahwa untuk mengurangi
kesamaan nilai ki untuk kabel yang diselimuti intensitas gelombang elektromagnetik yang
aluminium dan untuk kabel yang tidak diselimuti dipancarkan oleh kabel listrik (SUTET) dapat
logam penghantar (diselimuti udara). Seharusnya digunakan perak sebagai selimut untuk kabel
nilai ki aluminium (sebagai logam penghantar) listrik tersebut mengingat perak dapat mengurangi
lebih besar daripada udara karena dihipotesiskan intensitas hingga mendekati 0% pada ketebalan
sebelumnya bahwa semua logam penghantar sekitar 2.5 cm (menurut simulasi/teori). Mengingat
termasuk aluminium lebih efektif mentapis harga perak yang cukup tinggi di pasaran maka
intensitas gelombang elektromagnetik SUTET direkomendasikan pula penggunaan tembaga
daripada udara. Kesamaan ini cukup menimbulkan sebagai pengganti perak karena tembaga juga
banyak tanda tanya, karena eksperimen ini telah dapat mengurangi intensitas hingga mendekati 0%
dilakukan dengan sebaik-baiknya dan seteliti pada ketebalan sekitar 2.5 cm (secara teori).
mungkin (dibuktikan dengan kecilnya ralat-ralat Adapun ketebalan optimum tembaga secara
hasil yang diperoleh dari penelitian ini). Adanya eksperimen dapat diperoleh dari ekstrapolasi
kesamaan ini menimbulkan dua interpretasi, Gambar 6 yaitu sekitar 6 cm. Ketebalan optimum
pertama kesamaan ini mungkin saja merupakan ini dapat lebih diperkecil lagi apabila selimut
anomali bagi aluminium dan tidak terjadi pada tembaga tersebut dibuat dengan cara dicor/dicetak
logam penghantar lain selain aluminium. Kedua, menyelimuti kabel SUTET, hal ini diperlukan
kesamaan tersebut dapat disebabkan oleh tidak untuk menghilangkan ruang-ruang kosong yang
murninya aluminium yang digunakan dalam terdapat di dalam selimut tembaga ketika
penelitian ini, karena aluminium murni yang selimutnya terbuat dari lembaran tembaga atau
digunakan pada Tabel 1 (teori) sangatlah sukar gulungan kabel tembaga tanpa kulit. Keberadaan
diperoleh di pasaran. Selanjutnya, dari Tabel 3 ruang-ruang kosong di dalam selimut tembaga
juga tampak bahwa nilai ki pada seng sudah sesuai tersebut tentunya mempengaruhi kemampuan
dengan prediksi teoritis (Tabel 2) yaitu lebih kecil selimut tembaga mengurangi intensitas gelombang
daripada tembaga dan lebih besar daripada udara. elektromagnetik yang dipancarkan oleh kabel
listrik SUTET.

54  2006 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., April 2006, Vol. 12, No. 1

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Pikiran Rakyat, 2003, SUTET Tak Berdampak


Terhadap Kesehatan, 27 Oktober 2003.
Dari hasil dan pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut 5. Selmaoui, B., and Touitou, Y., 1995,
1. Perak merupakan logam terbaik yang dapat Sinusoidal 50 Hz Magnetic Fields Depress Rat
digunakan sebagai selimut terhadap kabel Pineal NAT Activity and Serum Melatonin.
SUTET untuk mengurangi intensitas Role of Duration and Intensity of Exposure,
gelombang elektromagnetik yang Life Science, 57 (14): 1351 – 1358.
dipancarkannya. Berdasarkan simulasi/teori,
perak dapat mengurangi intensitas gelombang 6. Selmaoui, B., Lamrbrozo, J., and Touitou, Y.,
elektromagnetik yang dipancarkan oleh 1996, Magnetic Fields and Pineal Function in
SUTET hingga mendekati 0% pada ketebalan Humans : Evaluation of Nocturnal Acute
sekitar 2.5 cm dengan kuat arus berapa pun. Exposure to Extremely Low Frequency
2. Mengingat harga perak yang cukup tinggi Magnetic Fields on Serum Melatonin and
maka tembaga juga dapat digunakan sebagai Urinary 6-Sulfatoxymelatonin, Life Sciences,
pentapis gelombang elektromagnetik yang 58 (18): 1539 – 1549.
dipancarkan SUTET. Untuk mengurangi 7. Graham, C., Cook, M. R., Riffle, D. W.,
intensitas hingga 0% diperlukan selimut Gerkovich, M. M., and Cohen, H. D., 1996,
tembaga dengan ketebalan sekitar 2.5 cm Nocturnal Melatonin Levels in Human
menurut simulasi/teori atau sekitar 6 cm Volunteers Exposed To Intermittent 60 Hz
menurut eksperimen. Ketebalan optimum ini Magnetic Fields, Bioelectromagnetics, 17 (4):
dapat lebih diperkecil lagi apabila selimut 263 – 273.
tembaga tersebut dibuat dengan cara
dicor/dicetak menyelimuti kabel SUTET. 8. Pfluger, D. H., and Minder, C. E., 1996,
Effects of Exposure to 16.7 Hz Magnetic
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah Fields on Urinary 6-Hydroxymelatonin
agar penelitian ini dapat langsung diaplikasikan Sulfate Excretion of Swiss Railway Workers,
secara tepat maka diperlukan penelitian tentang J. Pinneal Res., 21 ( 2): 91 – 100.
pembuatan perak atau tembaga yang bersifat
lentur/tidak kaku tetapi tetap memiliki kemampuan 9. Reiter, R. J., Anderson, L. E., Buschom, R. L.,
tapis yang tinggi terhadap intensitas gelombang and Wilson, B. W., 1988, Reduction of The
elektromagnetik yang dipancarkan SUTET. Nocturnal Rise in Pineal Melatonin Levels in
Rats Exposed to 60 Hz Electric Fields in
UCAPAN TERIMA KASIH Utero and For 23 Days After Birth, Life
Sciences, 42 (22): 2203 – 2206.
Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik
berkat bantuan dana dari Penelitian Dosen Muda, 10. Selmaoui, B., Lambrozo, J., and Touitou, Y.,
Proyek Pengkajian Dan Penelitian Ilmu 1999, Assessment of The Effects of Nocturnal
Pengetahuan Terapan, Direktorat Pembinaan Exposure to 50 Hz Magnetic Fields on The
Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat, Human Circadian System. A Comprehensive
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Study of Biochemical Variables,
Departemen Pendidikan Nasional, dengan surat Chronobiology International, 16 (6): 789 –
perjanjian pelaksanaan penelitian yang bernomor 810.
kontrak: 023/SPPP/PT/DP3M/IV/2005. Untuk itu,
melalui tulisan ini, peneliti bermaksud 11. Graham, C., Cook, M. R., Sastre, A., Riffle,
mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan D. W., and Gerkovich, M. M., 2000, Multi-
Proyek atas segala bantuan yang telah diberikan. night Exposure to 60 Hz Magnetic Field :
Effects on Melatonin and Its Enxymatic
Metabolite, J. Pineal Res., 28,: 1 – 8.
DAFTAR PUSTAKA
12. Levallois, P., Dumont, M., Touitou, Gingras,
1. Pikiran Rakyat, 2003, Warga Korban SUTET S., Masse, B., Gauvin, D., Kroger.,
Datangi DPRD, 26 Agustus 2003. Bourdages, M., and Douville, P., 2001, Effects
of Electric and Magentic Fields from High-
2. Kompas Cyber Media, 2003, Anak-anak SD power Lines on Female Urinary Excretion of
Protes Dampak SUTET, 9 Juni 2003. 6-Sulfatoxymelatonin, Am. J. Epidemi., 154
(7): 601 – 609.
3. Kompas Cyber Media, 2003, Korban SUTET
Mendatangi Departemen ESDM, 9 Oktober
2003.

 2006 FMIPA Universitas Lampung 55


Roniyus MS…Analisis Penggunaan Logam

13. Crasson, M., Beckers, V., Pequeux, Ch., 17. Wangsness, R. K., 1979, Electromagnetic
Claustrat, B., and, Legros, J. J., 2001, Daytime Fields, John Wiley and Sons, New York,
50 Hz Magnetic Field Exposure and Plasma USA.
Melatonin and Urinary 6-Sulfatoxymelatonin
Concentration Profiles in Humans, J. Pineal 18. Hayt, W. H. dan Buck, J. A., 2001,
Res., 31: 234 – 241. Engineering Electromagnetics Sixth Edition,
Mc Graw-Hill International Editions.
14. Touitou, Y., Lambrozo, J., Camus, F. and
Charbury, H., 2003, Magnetic Fields And The 19. Kraus, J. D. dan Fleisch, D. A., 1999,
Melatonin Hypothesis : A Study Of Workers Electromagnetic With Applications Fifth
Chronically Exposed To 50 Hz Magnetic Edition, Mc Graw-Hill International Editions.
Fields, Am. J. Phys, Reg., Integ. Compar.
Phys., 284 (6): 1529 – 1535. 20. __________, 1992, Encyclopedia of Science
and Technology 7th Edition, Mc Graw-Hill
15. Pikiran Rakyat, 2003, Pembangunan SUTET International Editions.
Tak Bisa Dihindarkan, 24 Oktober 2003.
21. __________, 1993, ASM Metal Reference
16. Guenther, R. D., 1990, Modern Optics, John Book Third Edition, ASM International.
Wiley and Sons, New York, USA.

56  2006 FMIPA Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai