Bahan Ajar STEM Cepu - Reaktor Kimia
Bahan Ajar STEM Cepu - Reaktor Kimia
Reaktor Kimia
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 1
Kinetika Kimia dan Perancangan Reaktor adalah jantung produksi pada seluruh industri
kimia. Reaktor Kimia adalah sebuah alat dalam industri kimia, dimana terjadi reaksi
bahan mentah (umpan) menjadi hasil jadi yang lebih berharga.
Jenis Reaktor:
1. Batch Reactor
2. Plug Flow Reactor
3. Continuous Stirred Tank Reactor, CSTR (Reaktor Berpengaduk)
4. Internal combustion
Reaktor untuk REAKSI Homogen dapat dibagi dengan cara berikut:
a). Berdasarkan bentuk:
1. Reaktor Tangki
2. Reaktor Pipa
b). Berdasarkan Proses:
1. Batch (Tumpak)
2. Alir
3. Semi Batch/Semi flow
c). Berdasarkan kondisi operasi:
1. Reaktor Isothermal
2. Reaktor Adiabatik
3. Reaktor Non Adiabatik – Non Isothermal
Reaktor Isothermal:
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 2
Reaktor disebut beroperasi secara Isothermal jika umpan yang masuk ke reaktor,
campuran dalam reaktor dan aliran yang keluar dari reactor selalu uniform/seragam dan
suhunya sama. Secara operasional sulit sebab perpindahan panas harus selalu dapat
mengimbangi panas reaksi yang terjadi atau diperlukan.
Reaktor Adiabatik:
Reaktor disebut beroperasi Adiabatik, jika tidak ada perpindahan panas anatara reaktor
dengan sekelilingnya. Ditinjau dari segi Operasional Reaktor Adiabatik yang paling
sederhana, cukup dengan menyekat reaktor, sehingga tidak ada panas yang hilang ke
sekelilingnya
Keuntungan Reaktor Adiabatik:
1. Jika reaksi yang terjadi exothermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat
dipakai untuk menaikkan suhu campuran dalam reaktor, maka konstanta kecepatan reaksi
naik dan kecepatan reaksi bertambah. Maka untuk mendapatkan konversi yang sama
pada reaktor batch dibutuhkan waktu yang lebih pendek atau pada reaktor alir pipa
diperlukan reaktor yang lebih pendek dibanding proses isothermal.
2. Operasional lebih sederhana
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 3
(c) Jika kedalam campuran yang ada dalam reaktor dapat ditambahkan zat inert yang
dapat memperbesar massa di dalam reaktor sehingga dapat memperkecil perubahan suhu
di dalam reaktor.
(d) Jika kapasitas panas alat dan/atau campuran dalam reaktor dapat mengendalikan
perubahan suhu yang disebakan oleh panas yang terjadi atau dipakai untuk reaksi.
REAKTOR ’BATCH’
Reaktor Batch biasanya digunakan untuk reaksi fase cair, terutama jika kapasitas
produksi kecil, dan sangat bermanfaat untuk industri yang membuat bermacam-macam
hasil misalnya pada pabrik obat-obatan atau pabrik zat warna.
- Tidak ada aliran masuk atau keluar
- Pencapuran sangat baik
- Komposisi bervariasi dengan waktu
Reaktor Batch menguntungkan untuk kapasitas kecil sebab relatif biaya operasi juga
kecil. Keuntungan lain penggunaan reaktor batch yaitu lebih mudah untuk memulai
operasi dan menghentikannya, juga lebih mudah dikontrol dibanding reaktor alir (Flow
Reactor).
Kerugian panggunaan Reaktor Batch:
1. Banyak waktu terbuang untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi sampai suhu reaksi
atau pendinginan zat hasil sampai suhu pengeluaran, dan waktu pembersihan reaktor.
Waktu yang tidak produktif ini, ditambah dengan waktu reaksi merupakan waktu yang
diperlukan untuk satu batch.
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 5
2. Tidak baik untuk reaksi fase gas, mudah terjadi kebocoran pada lubang pengaduk, jadi
packing harus kuat.
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 6
Reaktor Batch
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 7
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 8
REAKTOR ALIR:
C
A+ B A+ B + C + D
A
- Pencampuran tidak baik
- Konsentrasi berubah sepanjang reaktor
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 9
Keadaan pengadukan dan perpindahan panas dalam reaktor alir tangki berpengaduk
hampir sama dengan pada reaktor batch. Pemanasan atau pendinginan dengan
menggunakan ”coil’ atau selubung (jacket). Tetapi pada reaktor alir tangki berpengaduk
harus dilengkapi dengan alat penambah zat pereaksi secara kontinu dan alat pengambilan
hasil secara kontinu. Untuk reaktor seri tidak perlu selalu terdiri atas beberapa tangki,
tetapi dapat juga sebuah unit yang didalamnya berisi beberap sekat.
Kerugian pemakaian Reaktor Alir Tangki Berpengaduk dibanding Reaktor Alir Pipa:
(1) Sukar membuat reaktor CSTR yang dapat bekerja efisien untuk reaksi-reaksi dalam
fasa gas, karena adanya persoalan pengadukan. Packing harus kuat suapaya tidak bocor.
Jadi umumnya reaktor CSTR hanya dipakai untuk reaksi-reaksi dalam fasa cairan pada
tekanan yang tidak tinggi.
(2) Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi biasanya dijalankan pada Reaktor
aliran Pipa yang diameternya kecil. Sebab jika dipakai reaktor CSTR, memerlukan
reaktor yang dindingnya tebal dan packing yang rapat pada lubang pengaduk. Ongkos
pembelian dan biaya pemeliharaan tinggi.
(3)
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 10
Pada kedua kasus ini diperlukan bahwa kita mengukur reaksi kimia dan tidak
sesederhana pengaruh transfer massa. Dalam hal ini pengembangan reaktor laboratorium
dipusatkan sekitar pengembangan reaktor isotermal dimana pengaruh transfer massa
minimal.
Tipe reaktor yang digunakan untuk mengukur kinetika dari reaksi katalitik dapat dibagi
dalam lima kategori utama yaitu:
(1) Batch Reactor
(2) Differential Plug Flow Reactor
(3) Integral Plug Flow Reactor
(4) Mixed Flow Reactor
(5) External Recycle Reactor
Reactor 1 Reactor 2
Oil
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 11
One can calculate the rate constant for a reaction using the Arrhenius equation:
- Ea / RT
k = Ae
A is a constant representing the fraction of collisions between molecules having the
correct orientation to react when the reactants have a concentration of 1 M. It is
generally not known.
But A can be factored out if one ratios the equation at two temperatures. One typically
uses this modified Arrhenius equation to either calculate Ea values from rate constants
derived from experiments at different temperatures, or a rate constant at a different
temperature if one has already determined Ea.
�k 2 � Ea �1 1 �
ln � �= � - �
k
�1 � R T
�1 T 2�
k2
R ln
k1
Ea =
�1 1 �
� - �
T
�1 T 2�
Example: Chemists have a “rule of thumb” that many reactions will double their rate
when the temperature increases by 10ºC (or K). Calculate the Ea that fits this doubling
of reaction rate.
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 12
First step: rate and rate constant are different, but if one assumes that one is keeping
concentrations of the reactants the same, the rate is directly related to the rate constant.
So we want to use the Arrhenius equation with a k2/k1 ratio = 2. We will also assume a
room temperature reaction with temperatures of 300K = T1 and 310K = T2.
k2
R ln
k1 8.314 J/molK �ln ( 2 ) 5.76
Ea = = =
�1 1 � �1 1 � 1.07 �10 - 4
� - � � - �
T
�1 T 2� � 300 310 �
Ea = 53, 832 J = 53.8 kJ
Warning: watch your units!!
OS-STEM-LEMIGAS
Kinetics 13
Problem: How much will the rate increase if a rxn has a Ea = 70kJ and the temperature
increases from 300K to 400K?
5 1
Problem: A reaction has k = 1.6 × 10 s at 600 K. When the temperature is
3 1
increased to 700 K the new measured k = 6.36 × 10 s . Calculate the Ea value for
this reaction.
OS-STEM-LEMIGAS