Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
5 Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a. Perilaku
Ansietas dapat dinyatakan secara lansung memalui perubahan
fisiologis dan prika atau tidak langsung melalui respon kognitif dan
efektif,termasuk terjadinya gejala atau mekanisme toping yang
dikembangkan sebagai pertahanan terhadap ansietas. Sipat dari respon
yng ditampilkan tergantung pada tingkat ansietasnya. Intensitas respon
meningkat dengan meningkatnya ansietas.
Dalam menggambarkan efek dari ansietas pada respon fisiologis,
tingkat ansietas ringan dan sedang meningkatkan kapasitas orang
sebaliknya, ansietas berat dan panik melumpuhkan kapasitas. Respon
fisiologin yang berhubungan dengan ansietas diatur terutama oleh otak
melalui sitem saraf otonom. Tubuh menyesuaikan secara internal tanpa
usaha sadar atu sukarela.
Ada 2 jenis respon otonom
Parasimpatik-melindungi respon tubuh
Simpatik – menaktifkan respon tubuh.
Reaksi simpatik paling sering terjadi pada respon ansietas reaksi ini
mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi darurat dengan reaksi
fight-or-flight. Hal ini juga dapat memicu sindrom adaptasi umum.
Untuk beberapa orang reaksi parasipatis dapat hidup berdampingan
atau berdominasi serta menghasilkan efek yang berlawanan. Reaksi
fisologis lainnya juga mungkan jelas.
Respons prilaku klien ansietas memiliki 2 aspek yaitu kepribadian
dan interpersonal. Tingginya tingkat ansietas memengaruhi kordinasi
gerakan involunter, dan respons serta dapat mengganggu hubungan
manusia. Klien ansietas biasnya menarik diri dan mengurangi
keterlibatan interpersonal.
Fungsi kognitif juga diperngaruhi oleh ansietas, mengahsilkan
masalah konsentrasi, kebingungan, dan pemecahan masalah yang
buruk. Akhirnya perawat dapat mengkaji ansietas dari reaksi emosional
klien, atau respon efektif, melalui gambaran subjektif dari pengalaman
pribadi klien. Seringkali, klien menggambarkan diri dengan kekakuan
otot tubuh, gugup, gelisah, cemas, khawatir, atau resah.
3) Intervensi
Tujuan khusus 1 :
Dengarkan keluhan klien
Dukung klien untuk mendiskusikan perasaanya
Jawab pertanyaan klien secara langsung
Tanyakan sikap menerima klin tanpa pamrih
Hargai pribadi klien.
Tujuan khusus 2 :
Bersikap terbuka
Terimaan perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan
ansietasnya
Tujuan khusus 3:
Menerima dan memberikan dukungan pada klien tanpak
mnenetang kenyakinannya
Sadari kenyakinan tentang rasa sakit yang dikaitkan dengan
mekanisme koping
Tujuan khusus 4:
Tunjukan sifat yang tenang
Menciptakan situasi dan lingkungan yang tenang
Batasi interaksi klien lain untuk mengurangi rangsangan yang dapat
menimbulkan ansietas
Indentifikasi dan modifikasi situasi yang dapat menyebabkan
ansietas
Beri bantuan trapi fisik seperti massage
Tujuan khusus 5:
Beriaktifitas yang bersifat mendukung atau menguatkan prilaku
sosial yang produktif
Beri klien latihan fisik sesuai bakat dan kemampuan
Rencanakan jadwal aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari
Libatkan keluarga dan sistem pendukung lainnya
Tujuan khusus 6:
Beri obat untuk membantu menurunkan ketidak nyamanan klien
Amati efek samping obat
Tujuan khusus 2:
Kenali perasaan perawat sendiri
Identifikasi pila prilaku klien yang dapat menimbulkan perasaan
negatif akibat pendekatan perawat
Bersama klien gali prilaku mal adaktif sehingga klien dapat belajar
dan berkembang.
Tujuan khusus 3:
Bantu klien untuk mengidentifikasikan daan mengungkapkan
perasaanya.
Kaitkan prilaku klien dengan persaannya.
Palidati kesimpulan dan asumsi klien
Tujuan khusus 4 :
Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang mendahului
ansietas
Bersama klien tinjau kembali penilaian klien terhadap setresor yang
dapat mengancam dan menimbulkan konflik
6) Teknik relaksasi
Tujuannya :
Untuk meningkatkan respon kegiatannya:
Jalin dan pertahankan hubungan saling percanya.
Diskusikan perubahan fisiologis yang berhubungan relaksasi
Ajarkan relaksasi otot yang mendalam melalui latihan relaksasi
yang beruntun.
Sertakan klien dalam prosedur progresif sehingga ketegangan
seluruh tubuhnya menjadi rileks
7) Evaluasi
Ancaman terhadap integritas fisik dan harga diri klien menurun
Tingkah laku klien merepleksikan tingkat ansietas ringan atau
sedang
Sumber koping di kaji dan digunakan
Klien mengenal ansietasnya dan menyadari perasaan tersebut
Klien mempelajari strategi adaptif yang baru untuk menurunkan
ansietasnya
Klien menggunakan ansietas untuk meningkatkan perkembangan
dan pertumbuhannya.
3.1 Kesimpulan
Gangguan psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu
baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal
balik dan dianggap berpotensi cukup besar. Adapun ciri-cirinya seperti cemas,
mudah tersinguung, sulit berkonsentrasi, bersifat ragu-ragu, merasa kecewa,
pemarah, serta adanya reaksi fisik seperti jantung berdebar maupun sakit kepala.
Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian indivudu yang
subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Ansietas juga hal yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari
yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai
berbagai keluhan fisik keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi
situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas juga terdapat
beberapa tingkatan yaitu ansietas ringan, sedang, berat, dan panik.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu dan referensi ketika
akan membuat sebuah makalah yang berkualitas dengan gangguan
kecemasan.
3.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dirahapkan dapat menambah daftar kepustakaan terkhusus pada
keperawatan jiwa.