TUJUAN
Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan Fehling
Memahami reaksi yang terjadi selama uji Tollens dan Fehling
Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang
terikat pada gugus karbonilnya. Ini menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi.
Keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi. Keton
hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memiliki
kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon (Clark, 2007).
Reaksi ini berguna untuk identifikasi aldosa dan terdiri dari oksidasi fungsi
aldehida dengan agen oksidasi moderat (garam amonium perak) untuk mengambil
glukuronida dari garam amonium dan logam perak, yang menghasilkan efek cermin
perak (Brito, 2007).
A. PRE-LAB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Aldehid
Aldehid merupakan senyawa organic yang mengandung gugus –CHO; namanya
diturunkan dari asam yang terbentuk bila senyawa dioksidasi lebih lanjut. Aldehid diperoleh
pada pengoksidasian sebagian alcohol primer. Aldehid sederhana seperti metanal memiliki
wujud gas (titik didih -21°C), dan etanal memiliki titik didih +21°C. Aladehid berwujud cair,
tidak berwarna dengan titik didih yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar
karena senyawanya polar. Besarnya titik didih dikendalikan oleh kekuatan gaya-gaya antar-
molekul (Clark,2007).
Aldehid dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan
pertambahan panjang rantai. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat
mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, dapat mengalami reaksi
polimerisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau
tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap (Clark,2007).
2. Pengertian Keton
Keton adalah senyawa dengan gugus karboksil terikat pada dua radikal hidrokarbon;
keton berwujud cair tidak berwarna yang mudah terbakar dan mempunyai baud an rasa yang
khas. Keton biasanya digunakan sebagai pelarut dlam industry dan laboratorium. Keton
berwujud cair, dengan titik didih yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar.
Keton adalah molekul polar karena adanya ikatan rangkap C=O. Keton yang kecil dapat larut
secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan panjang
rantai (Clark,2007).
3. Tinjauan Bahan
a. Aseton
Aseton merupakan keton yang paling penting. Senyawa ini adalah cairan volatile (titik
didih 56C) dan sangat mudah terbakar. Aseton merupakan pelarut yang baik untuk
berbagai senyawa organic dan digunakan secara luas sebagai pelarut vernis, lak dan plastic.
Aseton dapat bercsampur dengan air dalam segala proporsi (Petrucci, 2007).
b. Glukosa
Glukosa adalah monosakarida (gula terkecil / sederhana) yang berkarbon 6 (heksosa)
dan digunakan sebagai sumber dasar energy oleh kebanyakan sel heterotrof
(Stansfield,2006). Gugus hidroksil terikat pada setiap karbon kecuali satu, yang berikatan
ganda dengan oksigen untuk membentuk gugus karbonil. Glukosa tergolong aldoheksosa.
Aldoheksosa merupakan suatu heksosa yang memiliki gugus fungsi aldehid -CHO yang
terikat pada atom C nomor satu (Campbell, 2006).
c. Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa
mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda.
fruktosa adalah ketoheksosa yang berarti gugus yang berkarbon 6 (heksosa) yang
mengandung gugus fungsi keton (Tonang, 2013).
d. Formalin
Formalin merupakan jenis formaldehid dalam kepekatan 40-50%. Formalin berwujud
cair tak berwarna, dan mudah larut dalam air. Kegunaan formalin adalah untuk
mengawetkan cairan dan jaringan-jaringan (Petrucci,2007).
e. Tollens (AgNO3)
Tollens adalah pereaksi yang mengandung perak sebagai ion kompleks yaitu
[Ag(NH3)2]+. Umumnya dalam persamaan reaksi pereaksi tollens ditulis sebagai Ag2O.
Pereaksi tollens dibuat dengan menambahkan NaOH ke dalam perak nitrat yang
membentuk endapan coklat Ag2O. Kemudian endapan dilarutkan dalam larutan ammonia
(Purba, 2007).
Bila reaksi dilangsungkan dalam bejana kaca, maka endapan perak yang terbentuk
akan melapisi cermin. Oleh sebab itu reaksi ini dikatakan cermin perak. Reaksi aldehida
dengan pereaksi tollen sebagai berikut:
R-CHO + Ag2O --> R-COOH + 2Ag(s) (Purba, 2007).
f. NH4OH
Amonium hidroksida adalah larutan gas amoniak (NH3) dalam air, berbau khas
menusuk hidung. Kelarutan gas amoniak dalam air sangat besar yaitu 1.145 l/l air pada
suhu 0 oC dan tekanan 1 atmosfer, gas ini selain larut dalam air juga larut dalam alkohol
dan eter. Bila uap amonia bercampur dengan uap asam klorida maka akan terbentuk kabut
putih yang mengendap. Endapan putih tersebut adalah NH4Cl padat yang disebut salmiak.
Dalam dunia perdagangan dapat dijumpai larutan amonia pekat yang mengandung 25% gas
NH3. Larutan amonia pekat harus disimpan di tempat yang sejuk agar konsentrasinya tidak
menurun karena menguap. Kegunaan amonia di laboratorium adalah sebagai pereaksi
analisis, baik kualitatif maupun kuantitatif (Aditama, 2011).
g. NaOH
Natrium Hidroksida atau sodium hidroksida berbentuk fisik padat, berwarna putih dan
hodroskopis. Memiliki titik lebur: 318,4 C dan titik didih:1390 C. NaOH mempunyai berat
molekul 40 g/mol dan massa jenis 50% (m) 1,5253 g/ml. NaOH . sangat basa, keras, rapuh
dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap
karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air (20 C) dan dalam etanol tetapi tidak
larut dalam eter. Bersifat korosif (Rifai, 2013).
h. Fehling A
Larutan Fehling A merupakan larutan biru dari Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) dalam
air. Selanjutnya larutan Fehling A dan Fehling B nanti akan dicampur dengan volum yang
sama membentuk larutan berwarna biru tua, membentuk senyawa
kompleks bistartratocuprate (II) (Azhar, 2014).
i. Fehling B
Larutan Fehling B merupakan larutan tidak berwarna dari Kalium Natrium Tartrat
(KNaC4H4O6·4H2O) dan basa kuat didalam air. Selanjutnya larutan Fehling A dan Fehling
B nanti akan dicampur dengan volum yang sama membentuk larutan berwarna biru tua,
membentuk senyawa kompleks bistartratocuprate (II) (Azhar, 2014).
j. Aquades
Aquades denagn nama IUPAC Dihydrogen monoxide dan rumus molekul H2O adalah
air hasil destilasi atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak ada mineral-mineral
lain dan tidak berwarna. Berat molekunya sekitar 18,20 gr/mol. Titik lelehnya 0°C dan titik
didihnya 100°C.Karakteristik aquades yaitu cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa. Dalam penyimpaan sebaiknya di tempat tertutup.Aquades
merupakan cairan atau air yang biasanya digunakan di dalam laboratorium sebagai pelarut
(Chester, 2006).
C. DIAGRAM ALIR
1. . Uji Tollens
1 ml AgNO3
Dimasukkankedalamtabungreaksi
Ditambahkan 1 ml sampel
Diamati perubahan
Hasil
2. Uji Fehling
5 tetes fehling A
Dimasukkankedalamtabungreaksi
5 tetes NaOH
Ditambahkan 1 ml sampel
Hasil
D. DATA HASIL PRAKTIKUM
1. Uji Tollens
2. uji fehling
Sampel + reagen
No. Sampel Uji (+)/(-)
Tanpa pemanasan Pemanasan
1. Aseton Biru bening Biru bening -
2. Fruktosa Biru kehijauan Merah bata +
3. Glukosa Biru kehijauan Merah bata +
4. Sukrosa Biru bening Biru bening -
Endapan Merah bata
5. Formaldehid Biru bening namun terdapat endapan +
cermin perak
E. PEMBAHASAN
1. Uji Tollens
b. Fruktosa
c. Glukosa
d. Sukrosa
e. Formaldehid
2. Uji Fehling
b. Fruktosa
c. Glukosa
d. Sukrosa
e. Formaldehid
G. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu bertujuan agar mahasiswa atau praktikan dapat
Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan Fehling. Lalu
praktikan juga dapat mengert reaksi yang terjadi saat uji tollens dan uji fehling.
Adapun data hasil yang didapat dari percobaan ini yaitu pada uji pertama uji tollens
praktikum berhasil dan sesuai dengan literatur dimana sampel yang tergolong gugus fungsi
aldehid antara lain glukosa dan formaldehid sedangkan fruktosa, aseton dan sukrosa bukan
termasuk gugus fungsi aldehid. Sedangkan pada percobaan ke dua yaitu pada uji fehling
didapatkan hasil dimana sampel yang tergolong gugus fungsi aldehid antara lain glukosa,
formaldehid dan fruktosa sedangkanaseton dan sukrosa bukan termasuk gugus fungsi aldehid.