KELOMPOK 1
KELAS : S1VB
2.5.3 PET....................................................................................................... 16
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Radioisotop
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu memancarkan
radiasi, dapat terjadi secara alamiah (radioisotop alam) ataupun disengaja (dibuat
oleh manusia), dan bisa dibuat sesuai dengan keperluan. Radioisotop alamiah
umumnya lebih mahal dari pada radioisotop buatan; hal ini disebabkan karena
berkaitan dengan proses pemurniannya.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur
lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu
mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara
asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti
bersinar). Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua
isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor
atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan
promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi
isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami
juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya.
Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif
diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa
sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa
adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan
dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa
yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat
menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa
segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang
dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami
ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi
atom helium
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan
bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa
sehingga dinyatakan dengan notasi 0 -1e. Energi sinar beta sangat bervariasi,
mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih
lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara
kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan
dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 0 0y. Sinar gamma
mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan
juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi
sinar elektromagnetik. Radioaktivitas merupakan Salah satu gejala yang sangat
penting dari inti atom. Meskipun nuklida-nuklida diikat oleh gaya inti yang cukup
kuat, banyak nuklida yang tidak mantap secara spontan meluruh menjadi nuklida
lain melalui pemancaran partikel alpha, beta dan gamma. Energi gamma lebih
besar dibandingkan dengan energi beta dan alfa. Sedangkan radiasi yang
energinya terkecil adalah partikel alfha.
1. Toksisitasnya rendah.
2. Pembuatan dan penggunaannya mudah.
3. Lebih spesifik untuk penyakit tertentu atau terakumulasi pada organ
tertentu.
4. Tingkat bahaya radiasi pada manusia rendah.
5. Untuk visualisasi eksternal sebaiknya merupakan sinar γ (gamma) murni
dengan energi 100-400 keV.
6. Harga relatif murah. (Nurlaili Z., 2015)
1. Sangat sensitive.
2. Tidak mennimbulkan rasa sakit.
3. Tidak memberikan efek samping sehingga dapat digunakan hamper semua
penderita penyakit yang sudah parah keadaannya.
4. Evaluasi anatomis juga dapat untuk mengetahui fungsi organ
tertentu.(Nurlaili Z., 2015).
a. External source
b. Internal source
c. Extracorporeal source
Radioisotope Kegunaan
Cromium-51 Digunakan untuk memberi label pada sel darah merah untuk
pengukuran volume dan waktu hidup sel darah serta
penyerapan limfa dan menghitung kehilangan protein
gastro-intestinal.
Iodine-131 Digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai
penyakit yang berhubungan dengan tiroid manusia.
Iridium-192 Disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan sebagai
sumber radioterapi internal untuk pengobatan Kanker,
termasuk kepala dan payudara.
Phosphorus-32 Digunakan dalam pengobatan kelebihan sel darah merah
Samarium-153 Digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang berhubungan
dengan metastase tumor tulang primer.
Technetium-99m Digunakan untuk menggambarkan otak, tiroid, paru-paru,
hati, limpa, ginjal, kantung empedu, aliran darah jantung,
kerangka tubuh, sumsum tulang, Dan untuk mendeteksi
infeksi
Yttrium-90 Digunakan untuk terapi kanker hati
Gallium-67 Digunakan dalam pencitraan untuk mendeteksi tumor dan
infeksi
Iodine-123 Digunakan dalam pencitraan untuk memantau fungsi tiroid
dan mendeteksi disfungsi adrenal.
Thallium-201 Digunakan dalam pencitraan untuk mendeteksi lokasi otot
jantung yang rusak.
Carbon-11 digunakan dalam Positron Emission Tomography untuk
Nitrogen-13 mempelajari fisiologi Dan patologi otak; Untuk mendeteksi
Oxygen-15 lokasi fokus epilepsi; Dan dalam studi demensia, dan
Fluorine-18 Psikiatri dan neurofarmakologi. Mereka juga digunakan
mendeteksi Masalah jantung dan diagnosa beberapa jenis
kanker.
Kobalt-57 Diagnosis anemia pernisius dan penurunan absorpsi usus
Indium-111 Pencitraan metastatik pada pasien dengan kanker prostat
yang telah dibuktikan dengan biopsy
Xenon-133 Pencitraan ventilasi paru
Rubidium-82 Pemeriksaan perfusi miokard
Stronsium-89 Terapi paliatif nyeri tulang pada lesi tulang osteoblastik
metastase
(ANSTO , PIO NAS)
2.5.1 Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara
anatomi. Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog. Salah satu contoh
radiodiagnostik adalah rontgen. Radiodiagnostik dilakukan sebelum melakukan
radioterapi.
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over
aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat
dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan
kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam
pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid
yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan
memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat
merubah kondisi tiroid.
2.5.2 Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal
sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup
pemancar radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron. Baik sel-sel
normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi akan
merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel
kanker akan terhambat. Sekitar 50 – 60% penderita kanker memerlukan
radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, yaitu
untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker,
selain itu juga bertujuan untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dosis
dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan.
Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226,
yang dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat
diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru,
dan kanker esopagus, dalam organ/jaringan (interstisial) seperti kanker prostat,
kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan
radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan
lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan,
radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan
membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi
dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti
rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan
kemoterapi yang sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi
tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan
lebih efektif.
2.5.3 PET
PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop
untuk dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh
menggunakan radioisotop pemancar positron.Oleh karena itu, citra (image) yang
diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan dan
ketidaknormalan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan
metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh
yang lain, seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT (computed
tomography). MRI dan CT scans adalah visualisasi anatomi tubuh yang
menggambarkan bentuk organ tubuh. Dengan kedua metode ini, yang terdeteksi
adalah kelainan dan ketidaknormalan bentuk organ.
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif yang mampu memancarkan
radiasi, dapat terjadi secara alamiah (radioisotop alam) ataupun disengaja
(dibuat oleh manusia), dan bisa dibuat sesuai dengan keperluan.
Penggunaan radioisotop dalam bidang kedokteran dan kesehatan yaitu :
a. Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh
secara anatomi.
b. Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel
normal sekecil mungkin. Kegunaan radioterapi yaitu mengobati,
mengontrol, mengurangi gejala dan membantu pengobatan lainnya
c. PET adalah metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop
pemancar positron. Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah
citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh.
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu radiofarmaka antara
lain sebagai berikut :
• Toksisitasnya rendah.
• Pembuatan dan penggunaannya mudah.
• Lebih spesifik untuk penyakit tertentu atau terakumulasi pada organ
tertentu.
• Tingkat bahaya radiasi pada manusia rendah.
• Untuk visualisasi eksternal sebaiknya merupakan sinar γ (gamma) murni
dengan energi 100-400 keV.
• Harga relatif murah. (Nurlaili Z., 2015)
Tujuan penggunaan radiofarmaka adalah :
1. Tujuan diagnosis
2. Tujoan pengobatan
Daftar Pustaka