Anda di halaman 1dari 6

Judul Jurnal : Pengembangan Produk Makanan Tradisional Untuk Mendukung

Program Makanan Tambahan Anak Sekolah


Penulis : Isti Handayani
Jenis Jurnal : Pembangunan Pedesaan
Vol Dan No : Volume 3, Nomor 2
Tahun dan ISSN : 20I0S3S :N 1 :5 51-4116-49250

PENDAHULUAN
Dalam rangka program pangan dan Gizi VI (1998), perbaikan gizi, program pembinaan
menetapkan angka kecukupan gizi pendidikan dasar serta program rata-rata yang dianjurkan untuk
pembinaan anak dan remaja, anak sekolah (usia 7-12 tahun) pemerintah berupaya untuk adalah
sebagai berikut: energy meningkatkan derajat kesehatan 1900-2000 Kal, protein 37-45 anak
sekolah dan pemberdayaan gram. ekonomi pedesaan melalui program Pada dasarnya, kegiatan
Makanan Tambahan untuk anak PMT-AS merupakan sarana Sekolah (PMT-AS). Makanan
penyediaan gizi yang diwujudkan tambahan yang diberikan berupa dalam bentuk pemberian
makanan. Makanan jajanan dengan bahan hasil tambahan pada anak sekolah dengan pertanian
setempat , serta partisipasi aktif dari orang tua mengandung energi 200-300 Kal murid, guru, PKK,
organisasi dan protein 5-7 gram (Muhilal, masyarakat setempat serta 1996).
Menurut Soekirman (1996), pemerintah daerah dengan pemberian makanan tambahan
bimbingan teknik dari pejabat terhadap anak sekolah ditujukan terkait. Program PMT-AS adalah
untuk member ikan 20-25% alat penyuluhan gizi dan sekaligus kebutuhan energi dan 50%
perwujudan terselenggaranya kebutuhan protein. penyediaan makanan sekolah Menurut
Departemen sebagai bagian dari kegiatan di Kesehatan RI (1971), makanan sekolah.
Pengorganisasian dan tambahan adalah makanan yang pengelolaan P M T - A S diberikan kepada
seseorang untuk memanfaatkan wadah yang ada, membantu mencukupi kebutuhan yaitu TP UKS
atau Badan Perbaikan akan zat gizi. Agar dapat memenuhi Gizi Daerah (BPGD) di semua
fungsinya, makanan tambahan harus tingkat birokrasi. Bimbingan teknis mengandung zat gizi
yang perlu kegiatan diberikan oleh instansi diberikan dan bermutu baik. Karena terkait dari sektor
kesehatan, itu, susunan bahan makanan pendidikan, agama dan pemerintah tambahan disesuaikan
dengan daerah. kebutuhan zat gizi golongan sasaran Tujuan umum program PMTyang akan
mengkonsumsinya.
METODE
Pebelitian ini dilakukan di dua kecematan yaitu kecamatan Sokaraja dan kecamatan
Sumbang, Pemilihan lokasi berdasarkan perbedaan aspek social dan potensi daerah. Penelitian ini
dilakukan dengan 4 tahap dimana :
1. Inventarisasi makanan jajanan tradisional dan potensi daerah
2. Penentuan kandungan energi dan protein makanan jajanan terpilih.
3. Modifikasi makanan jajanan terpilih
4. Uji kesanggupan mengkonsumsi makanan jajanan yang telah dimodifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Sokaraja

Hasil inventarisasi terhadap jenis makanan jajanan serta frekuensi kesukaan siswa
terhadap makanan jajanan yang ada di kecamatan Sokaraja dengan protein dilakukan dengan
pengelompokan berdasar bahan dasar yang dominan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1
(Lampiran 1). diketahui getuk goreng merupakan jajanan makanan jajanan dengan bahan dasar ubi
kayu yang paling disukai Bahan yang digunakan untuk anak sekolah. Makanan jajanan dengan
bahan dasar beras, beras merah, gula pasir, tepung beras, ketan, kacang-kacangan dan buahminyak
goreng dan kelapa, buahan yang paling disukai masing - masing adalah arem-arem dan carabikang,
kue ku dan klepon, mendoan serta pisang goreng.
Berdasar hasil uji kesukaann terhadap makanan jajanan dengan bahan dasar dari beras
ketan, diketahui bahwa kue ku dan klepon merupakan makanan jajanan yang paling disukai.
Menurut Triyanto (1998), kue ku seberat 60 gram telah mengandung energi sebesar 265,15 Kal
dan protein sebanyak 5,105 gram, sehingga kua ku telah memenuhi persyaratan sebagai makanan
jajanan untuk anak sekolah. Sesuai dengan bahan yang digunakan untuk pembuatannya, klepon
dengan kandungan energi sebesar 172,4 Kal dan protein 2,857 gram, sulit untuk dikembangkan
agar memenuhi pendampingan menggunakan makanan jajanan lain seperti mendoan yang
mengandung energy 131,3 Kal dan protein 3,47 gram untuk berat mendoan 35 gram Hasil uji
kesukaan terhadap makanan jajanan dengan bahan dasar kacang-kacangan, diketahui bahwa tahu
isi merupakan makanan jajanan yang paling disukai anak sekolah. Dengan menggunakan DKBM
kandungan energi dan protein tahu isi dengan bahan- bahan: tahu (1 kg), terigu (250 g), kentang
(100 g), kecambah (250g), bawang merah (15 g), bawang putih (15 g), kemiri (20 g), merica (3 g),
gula pasir (20 g), wortel (50 g), dan minyak goreng untuk menumis (250 ml) adalah sebesar
3691,05 Kal dan 180,35 gram protein. Berdasar uji kesukaan terhadap makanan jajanan dengan
bahan dasar buah-buahan, diketahui bahwa pisang goring merupakan makanan jajanan yang
paling di sukai anak sekolah.
Modifikasi yang dilakukan terhadap pisang goreng adalah dengan menggunakan bahan-
bahan yang kaya protein dan merupakan sumber energi. Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat pisang goreng adalah pisang ambon nangka (1800 gr), terigu (500 g), telur (100 g), gula
pasir (200 g), santan (700 ml) dan minyak 250 ml. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk
membuat 27 buah pisang goreng.
Dengan menggunakan DKBM, jumlah energi dan protein yang terkandung dalam pisang
goreng seluruhnya adalah 7891 Kal dan 135,6 gram protein, sehingga dalam setiap pisang goreng
yang dihasilkan mengandung energy sebesar 310,78 Kal dan protein sebesar 5,02 gram. Hasil uji
kemampuan konsumsi terhadap pisang goreng yang dimodifikasi dihasilkan kemampuan
konsumsi sebesar 100%.
Kecamatan Sumbang
Hasil inventarisasi terhadap jenis makanan jajanan yang terdapat di kecamatan Sumbang
dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 diketahui timus merupakan jenis makanan jajanan dengan
bahan dasar ubikayu yang paling disukai. Sesuai dengan jenis bahan yang jajanan yang lain,
misalnya mendoan seberat 35 g. Menurut Triyanto (1998), mendoan seberat 35 gram mengandung
energi 131,3 Kal dan protein 3,47 gram. Dari segi gizinya, combro merupa-kan makanan jajanan
yang paling potensial untuk dikembangkan. Modifikasi yang dilakukan terhadap combro
menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: ubi kayu (1 kg), telur (200 g), kecambah (200 g),
wortel (200 g), kentang (100 g), daging ayam rebus (100 g), bawang putih (20 g), bawang merah
(20 g), ketumbar (2 g), merica (93 g), minyak untuk menumis (50 ml), minyak untuk menggoreng
(250 ml) dan gula pasir (20 g). Bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk membuat 20 buah
combro. Dengan menggunakan DKBM, diketahui jumlah energi dan protein yang terdapat dalam
seluruh bahan adalah 4948,5 Kal dan116,44 gram protein, sehingga jumlah energi dan protein
dalam setiap 1 buah combro adalah 247,4 Kal dan 5,822 gram. Hasil uji kemampuan konsumsi
terhadap combro yang dihasilkan menunjukkan kemampuan konsumsi sebesar 93,3%. Hasil uji
kesukaan terhadap makanan jajanan dengan bahan dasar beras diketahui lapis merupakan makanan
jajanan yang paling disukai. Dengan menggunakan DKBM, diketahui kandungan energi lapis
sebesar 206,13 Kal dan protein sebesar 1,85 gram. Untuk mencukupi kebutuhan protein, dalam
penyajiannya lapis dapat didampingi dengan kacang rebus seberat 33 gram untuk setiap anak.
Kandungan energi dan protein setiap porsi kacang rebus yang disajikan sebesar 118,8 Kal dan
4,455 gram protein, sehingga total energi setiap penyajian sebesar
Kemplang merupakan makanan jajanan dengan bahan dasar beras ketan yang paling
disukai. Modifikasi yang dilakukan terhadap kemplang dengan menggunakan bahan-bahan
sebagai berikut: tepung beras ketan (1 kg), santan (500 ml), ayam rebus (200 g), telur (200 g),
kemiri (40 g), bawang putih (40 g), merica (4 g), minyak untuk menumis (5 ml), minyak untuk
menggoreng (100 ml) dan gula merah (50 g). Bahan bahan tersebut digunakan untuk membuat 30
buah kemplang. Dengan menggunakan DKBM, jumlah energi dan protein yang terdapat dalam
bahan sebesar 7331,3 Kal dan 155,24 gram protein, sehingga jumlah energi yang terdapat dalam
setiap kemplang sebesar 244,3 Kal dengan jumlah protein sebanyak 5,2 gram. Hasil uji
kemampuan konsumsi terhadap kemplang, diketahui kemampuan konsumsi sebesar 92,9%. Hasil
uji kesukaan terhadap makanan jajanan dengan bahan dasar dari kacang-kacangan diketahui tahu
isi merupakan makanan jajanan yang paling disukai anak sekolah. Modifikasi yang dilakukan
terhadap tahu isi menggunakan bahan-bahan yang sama dengan yang dilaksanakan di kecamatan
Sokaraja. Dari hasil uji kemampuan konsumsi diperoleh kemampuan konsumsi terhadap tahu isi
sebesar 100%. Hasil uji kesukaan terhadap makanan jajanan dengan bahan dasar buah-buahan
diketahui pisang goreng merupakan makanan jajanan yang paling disukai. Modifikasi terhadap
pisang goreng dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang sama dengan yang dilaksanakan
di kecamatan Sokaraja. Dari hasil uji kemampuan konsumsi diperoleh kemampuan konsumsi
terhadap tahu isi sebesar 100%.
KESIMPULAN
Hasil modifikasi terhadap makanan jajanan tradisional yang berupa kombinasi getuk
goreng dan kacang goreng, arem-arem, lemper, tahu isi, pisang goreng, combro kombinasi lapis
dan kacang goreng dan kemplang mengandung energi lebih dari 200 Kal dan protein lebih dari 5
gram. Rata-rata siswa SD mampu menghabiskan nya dengan tingkat kemampuan konsumsi
berkisar 92,86% - 100%. Jadi makanan jajanan tersebut memenuhi persyaratan untuk digunakan
dalam PMT-AS.

Anda mungkin juga menyukai