PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memegang faktor kunci dalam pemenuhan kebutuhan pangan suatu bangsa. Setiap
jenis tanah, elevasi lahan, topografi, iklim, edafik, manusia dan sosioekonomi
(Southwood dan Way, 1970). Variasi jenis vegatasi, baik yang berupa tanaman
terencana, meliputi tanaman dan hewan yang secara sengaja dimasukkan oleh
keanekaraagaman hayati, terdiri dari seluruh tumbuhan dan hewan baik herbivora
1995).
40
dengan meningkatkan faktor-faktor yang berpengaruh, antara lain: aktivitas
baik, maka populasi hama dapat diturunkan dibawah ambang ekonomi dan
penyakit pun juga dapat dicegah (Altieri dan Nicholls, 2004). Oleh sebab itu perlu
dicatat agar spesies-spesies yang ada dalam plot terhitung. Hal ini berguna untuk
antara lain: topografi, tataguna lahan, pola usaha tani serta teknologi setempat dan
41
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui distribusi dan jenis vegetasi
42
II. METODE PRAKTIKUM
sebagai bahan praktikum adalah aneka vegetasi yang tumbuh pada berbagai
macam tipe agroekosistem. Alat yang dibutuhkan yaitu: tali rafia, roll meter, anir,
alat tulis.
B. Prosedur Kerja
2. Tujuan penelusuran lokasi, proses kegiatan yang akan dilakukan, dan titik
berangkat
3. Setelah sampai dilokasi, praktikan diberi pengarahan oleh aisten mengenai hal
apa saja yang harus diamati serta lintasan penelusuran yang diambil
lain
43
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
44
Gambar 2. Jaring-jaring Makanan
45
B. Pembahasan
yang hidup bersama-sama di suatu tempat. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dan perkembangan vegetasi (Kimmins, 1987). Sebagai contoh, hutan tersusun atas
vegetasi tanaman tahunan yang umumnya mempunyai batang tinggi dan kokoh,
serta perakaran yang kuat dan panjang. Vegetasi pembentuk hutan merupakan
temperatur, kelembapan, angin, dan curah hujan, serta menetukan kondisi iklim
penyusun hutan antara lain: meranti, rotan, damar putih, ketapang hutan, kayu
pantai antara lain: mangrove, cemara dan pohon kelapa (Wiyanto dn Elok, 2011)
Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendeskripsikan dan
yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus
disesuaikan dengan tujuan tersebut, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan,
keahlian dalam bidang botani dari pelaksana, dan variasi vegetasi secara alami itu
46
Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Tujuan yang ingin dicapai
dalam analisis vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur
disebut misalnya pohon, semak, perdu, herba, dan liana (Indriyanto, 2010).
menggunakan metode transek. Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang
digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan atau
suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen. Metode transek dibagi menjadi dua
yaitu Belt Transect (transek sabuk) dan Line Transect. Belt transek merupakan
jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Line transect (transek
garis) yaitu metode ini merupakan garis-garis petak contoh (plot). Tanaman yang
berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat atau dijumpai
(Syafei, 1990).
menjadi dua yaitu komposisi biotik dan abiotik. Komponen biotic adalah
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Komponen abiotik adalah
komponen lingkungan yang terdiri atas benda mati. Contoh komponen biotik yang
ada dilahan pertanaman berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan antara
47
lain: pohon pisang, singkong, durian, timun, caisim, talas, cabai, buncis, papaya,
serai, bawang daun, rumput gembala, putri malu, labu siam, ulat, jangkrik,
burung, kadal, burung, dan kepik. Contoh komponen abiotik yang kami amati
rendah dan kelembaban semakin tinggi. Hal ini dikarenakan sinar matahari
ketersediaan unsure hara dalam tanah. Kerapatan populasi tanaman yang semakin
48
Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
antara lain: unsure hara, air, cahaya matahari, suhu, kelembaban, dan angin.
Tanaman tidak akan memberikan hasil yang maksimal apabila unsure hara yang
protoplasma. Selain itu air merupakan pelarut unsure hara, stabilitator suhu dan
tekanan turgor sel. Oleh karena itu ketersediaan air perlu diperhatikan agar tidak
15-400C. Suhu suatu tempat ditentukan oleh altitude (ketinggian) dan latitude
tanaman dan respirasi. Akan tetapi juga dapat merugikan tanaman apabila
buah muda maupun daun. Suhu tanah juga dapat mempengaruhi penyerapan air
tanaman sangat erat hubungannya dengan penyerapan unsure hara dari dalam
tanah. Apabila transpirasi cepat, penyerapan unsure hara juga cepat. Akan tetapi
49
Angin sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama angin yang tidak
terlalu kencang karena angin merupakan penyedia gas CO2 yang sangat
pengaturan arah barisan tanaman harus memperhatikan arah angin. Apabila arah
barisan tegak lurus dengan arah datangnya angin, akan terjadi turbulensi udara
sehingga tanaman menjadi rusak. Selain itu, angin juga berperan dalam
Hal ini dikarenakan cahaya matahari merupakan sumber utama energy yang
arah datangnya cahaya. Selain itu cahaya matahari juga berhubungan erat dengan
komponen abiotik lainnya. Semakin tinggi intensitas matahari maka suhu semakin
tinggi. Apabila suhu semakin tinggi kelembaban semakin rendah sehingga akan
bahwa dalam lahan yang kami amati, yang berperan sebagai produsen yaitu semua
jenis tumbuh-tumbuhan yang ada dalam lahan budidaya tersebut. Menurut Heddy
(2012) produsen adalah semua makhluk hidup yang dapat membuat makanannya
sendiri. Konsumen tingkat satu antara lain belalang sangit, ulat, belalang daun,
kepik, dan jangkrik. Konsumen tingkat dua yaitu kadal. Dan konsumen tingkat
50
tiga yaitu burung. Menurut Heddy (2012) konsumen merupakan semua makhluk
trofik tertentu menuju trofik lainnya yang disebut aliran energy. Hubungan transek
dan jaring-jaring makanan yaitu adanya tumbuhan dalam suatu ekosistem akan
kemudian bila ada konsumen tingkat satu maka aka nada konsumen tingkat dua,
dan seterusnya. Hal tersebut perlu diketahui agar masyarakat khususnya petan
dapat mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi sumber daya
itu juga agar petani dapat mengendalikan hama secara tepat dengan
51
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
temukan antara lain: pohon pisang, singkong, durian, timun, caisim, talas, cabai,
buncis, papaya, serai, bawang daun, rumput gembala, putri malu, dan labu siam.
Konsumen yang terdapat di lahan yang kami amati antara lain: ulat, jangkrik,
B. Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Heddy, S. 2012. Metode Analisis Vegetasi dan Komunitas. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Macmillan Publishing Co. New York.
Sumardi. 2010. Prouktivitas Padi Sawah pada Kepadatan Populasi Berbeda. JIPI.
Vol. 12 No. 1: 49-54.
Tulalessy, A.H. 2012. Potensi Flora Di Kabupaten Seram Bagian Barat. Ekosains.
Vol. 01 No. 01:1-5.
Wiyanto, D.B. dan Elok F. 2011. Analisis Vegetasi dan Struktur Komunitas
Mangrove di Teluk Benoa-Bali. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 3
No. 1:99-107.
53