Anda di halaman 1dari 43

Curriculum Vitae

Nama: dr. Hj. Eni Gustina, MPH

Tempat Tanggal Lahir: Baturaja, 20 Agustus 1963


Jabatan: Direktur Kesehatan keluarga, Kementrian Kesehatan RI
Email: enigstn8@gmail.com

Riwayat Pendidikan:
1. Fakultas kedokteran FKUI Th 1982-1988
2. Magister Managemen Universitas Widya Jayakarta Th 2001-2003
3. Master of Primary Healthcare Management Asian Institute for health
Development, Mahidol University Thailand Th 2003-2004
PENCEGAHAN PENULARAN
HIV
DARI IBU KE ANAK (PPIA)
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
Pelayanan KIA

Dr. Eni Gustina, MPH


DIREKTUR KESEHATAN KELUARGA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampaikan pada Seminar dan Workshop


PIT Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia
Jakarta, 26 November 2016
SISTEMATIKA

1. ANALISIS SITUASI
2. KEBIJAKAN PPIA
3. CAPAIAN PELAYANAN PPIA
4. INTEGRASI PPIA DALAM PELAYANAN KIA
5. PERAN ORGANISASI PROFESI
6. RTL DALAM ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
Analisis Situasi
HASIL KAJIAN
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
300
400
800
900

100
200
500
600
700

0
JAWA BARAT
JAWA TENGAH

Tahun 2014
JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA
BANTEN
LAMPUNG
NUSA TENGGARA TIMUR
ACEH

Tahun 2015
SUMATERA SELATAN
RIAU
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI TENGAH
NUSA TENGGARA BARAT
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN BARAT
PAPUA
DKI JAKARTA
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA BARAT
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA
MALUKU
KALIMANTAN TENGAH
JAMBI
4809 (2015)
4.925 (2014),

KEPULAUAN RIAU
GORONTALO
SULAWESI BARAT
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
Jumlah Total Kematian Ibu:

BALI
BENGKULU
D I YOGYAKARTA
KEPULAUAN BANGKA …
TAHUN 2014 - 2015

KALIMANTAN UTARA
JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA DAN PENYEBABNYA

HIV dan AIDS ???


Penyebab lain-lain :

Sumber : Data rutin direktorat Bina kesehatan Ibu, 2015


KECENDERUNGAN ANGKA KEMATIAN BALITA,
BAYI DAN NEONATAL,
1991 -2015

120
33%
97 Proporsi kematian neonatal dibanding kematian
100 balita meningkat
37%
81 Angka Kematian Neonatal
80 68 43% Angka Kematian Bayi
58 48%
57 Angka Kematian Balita
60
46 46 44 40
40 32 35 34 32 32
30 26
20 19 19 23
20 14 26,29
22,23

0
1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 2015

SUPAS 2015:
AKBA 26,29/1000 KH

AKB 22,23/1000 KH
4500 20,478
4126
4013

4000
3214
19,68% 6312
3500 1739 10,65%
38,66%
2831

3000
4422 27,08%
570
3,49% 72
2500 0,44%

2000
1187

1500 BBLR Asfiksia


950

Tetanus Sepsis
777

1000
Kelainan Bawaan Lain2
612
582
488
487
460
387
382
345
342
342
322
298
295
248

500
212
204
200
183
181
146
142
136
129
112
111
94
64
40

0
Penyebab Kematian Balita
Global (2013)

35% kematian di tingkat global • 1,24 juta kematian akibat pneumonia


berhubungan dengan status nutrisi • 760 ribu kematian akibat diare
• Insidens dan kematian lebih tinggi di negara berkembang
• Intervensi efektif untuk pencegahan dan manajemen sudah tersedia
Sumber: (1) WHO. Global Health Observatory (http://www.who.int/gho/child_health/en/index.html)
(2) *For undernutrition: Black et al. Lancet, 2008
Penyebab Kematian Pada Bayi Penyebab Kematian Pada Anak Balita
usia 28 hari – 11 bulan 1 – 4 tahun

Gizi Buruk
DBD 1.7
2.7

3.2

3.4

20.5
Pneumonia
3.6
DBD

4.7

Diare
4.9
13.3

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh Litbangkes
Kebijakan PPIA
HASIL KAJIAN
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
Peraturan Terkait PPIA
• Permenkes No 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
• Permenkes No 51 tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan HIV dari Ibu ke
Anak
• Permenkes No 25 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pemeriksaan
laboratorium untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas di fasilitas pelayanan
kesehatan dan jaringan pelayanannya
• Permenkes No 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
• Permenkes RI No 53 tahun 2015 tentang Penanggulangan Hepatitis virus
• SE Menkes No GK/ Menkes/001/1/2013 tentang layanan PPIA
• SE Menkes No 129 tahun 2013 tentang pelaksanaan Pengendalian HIV-AIDS
dan IMS
• SE Dirjen P2PL No HK.02.03/0/III/2/823/2013 tentang alokasi pembiayaan
Logistik Program Pengendalian HIV-AIDS dan IMS
• SE Dirjen BUK tentang Penyelenggaraan Pelayanan orang dengan HIV-AIDS
di Rumah sakit
KEBIJAKAN NASIONAL PPIA (1)
(Permenkes No. 51 tahun 2013 )

1. Layanan PPIA terintegrasi dengan layanan KIA, KB dan


konseling remaja, melibatkan peran swasta dan LSM
2.PPIA dalam pelayanan KIA merupakan bagian dari Program
Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
3. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA-KB dan remaja
harus mendapat informasi mengenai PPIA.
4.Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tes HIV
wajib ditawarkan kepada semua ibu hamil secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan
antenatal atau menjelang persalinan.
5. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV
diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif
pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan
antenatal atau menjelang persalinan.
KEBIJAKAN NASIONAL PPIA (2)
( Permenkes No. 51 Tahun 2013)

6. Daerah yang belum mempunyai tenaga kesehatan yang mampu /


berwenang, layanan PPIA dilakukan dengan sistem rujukan atau
pelimpahan wewenang (task shifting)
7. Ibu hamil yang positif HIV wajib diberi obat ARV dan layanan PDP.
8. Dinkes merencanakan ketersediaan logistik berkoordinasi dengan Ditjen
P2PL, Kemenkes.
9. Pelaksanaan persalinan harus memperhatikan indikasi obstetrik Ibu dan
bayinya serta harus menerapkan kewaspadaan standar.
10.Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI ekslusif selama 0-6 bulan, ibu
dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak antenatal
pertama. Namun apabila Ibu memilih lain (Pengganti ASI), maka Ibu
pasangan & keluarga perlu mendapatkan konseling makanan bayi yang
memenuhi persyaratan teknis.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016, TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN

PERNYATAAN STANDAR
1.Pelayanan kesehatan ibu hamil Sesuai standar pelayanan antenatal.

12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV Sesuai


standar mendapatkan pemeriksaan HIV.

• Orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgend er, pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) .
Capaian Layanan
PPIA
HASIL KAJIAN
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
JUMLAH HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN, 2016

32.711
30.935
29.037

21.591 21.031 21.511

17.847

11.741
10.362 10.862
9.793
8.279 7.963
7.195 6.744 7.470 7.185
6.048 5.298
5.239 4.828
3.680 3.267
859

s.d. 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*

Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


LIMA BELAS PROVINSI YANG MELAPORKAN JUMLAH KUMULATIF AIDS
TERBANYAK , 2016

16.431

13.335

8.162
6.290
5.442
4.919
3.879
2.551 2.539
1.934 1.741 1.646 1.571
1.319 1.192

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


PERSENTASE HIV MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2010 - 2016

3,9% 4,5% 4,9% 5,6% 6,5% 6,5%


9,1%

72,5% 73,7% 72,2% 71,9% 70,5% 70,2%


70,4%

16,1% 14,8% 13,8% 15,5% 15,0% 15,7% 16,6%

3,8% 3,2% 3,2% 3,6% 3,4%


1,1% 3,6% 3,4%
1,9% 1,2% 1,0% 1,1% 3,1% 1,1% 1,1%
1,8% 2,6% 2,5% 2,6% 2,6% 2,1%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*
≤4 5-14 15-19 20-24 25-49 ≥50

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


PERSENTASE AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 1987 - 2016

31,4
30,3

13,7
12,6

4,4
2,8
1,9 1,2 1,3
0,3
<1 1-4 5-14 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 >=60 tidak
melaporkan
umur

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


JUMLAH AIDS YANG DILAPORKAN
MENURUT PEKERJAAN, 2016

Lain-lain 391
Tidak diketahui 186
Wiraswasta/usaha sendiri 600
Tenaga non profesional (karyawan) 574
Ibu rumah tangga 483
Buruh kasar 218
Petani/peternak/nelayan 105
Pegawai Negeri Sipil 81
Penjaja sex 79
Supir 62
Anak sekolah/mahasiswa 61
Tenaga profesional medis 49
Anggota ABRI/POLRI 27
Tenaga profesional non medis 14
Narapidana 14
Pelaut 8
Seniman/artis/aktor/pengrajin 5
Manajer/eksekutif 3
Pramugara/i/pilot 2
Turis 0 20

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


PERSENTASE AIDS DILAPORKAN
MENURUT FAKTOR RISIKO, 2016

0,4 3,3
14,1
0,3 Homosex
10,9
Heterosex
Bisex
Perinatal
3,0 Tranfusi
67,6 IDU
tak diketahui
0,5 lain-lain

Sumber : Ditjen P2P, September 2016


Perkiraan Jumlah Ibu Hamil terinfeksi HIV

Jumlah Kunjungan
Kabupaten/Kota Bumil HIV
Bumil Antenatal

50,721
Papua dan Papua Barat 82,714 3,003
(61%)
(3,63%)
Kab/Kota daerah 2.776.673 7,106
2.842.341
terkonsentrasi (98%) (0,25%)

Kabupaten/Kota daerah 2,397,342 6,273


2,509,329
epidemi rendah (96%) (0,25%)

5.174.015
TOTAL 5,434,384 16,382
(95,2%)
(0,30%)
CAKUPAN PELAYANAN PPIA INDONESIA,
2015 - 2016

Jumlah K1 (2015) : 5,061,112


351011

2850
2621

967

2016 1558
Bayi Lahir dari ARV ProfilaksisKotrimoksazol
Ibu HIV Profilaksis
Bumil di tes HIV Bumil positif HIV Bumil HIV diobati

2015 SEPTEMBER 2016


Sumber : SIHA, 2015 - 2016
CAPAIAN TES SIFILIS PADA IBU HAMIL 2015
- 2016

Sumber : SIHA, 2015 - 2016


Integrasi PPIA
Dalam Pelayanan
HASIL KAJIAN
KIAKESEHATAN
KUALITAS PELAYANAN
IBU DAN ANAK
CONTINUUM OF
CARE PPIA
• Kespro remaja
(PKPR) •ART
• Konseling: Gizi •Penyiapan pengungkapan
HIV/AIDS,NAPZA dll status HIV
• ABAT
• Terapi
ARV (ART) Pelayanan bagi
• ART
anak SD
Pelayanan bagi • Pemantauan
• Konseling Kespro Pelayanan bagi anak balita pertumbuhan &
• KIE Kespro Catin SMP/A & remaja perkembangan
• Pelayanan KB
• Perencanaan kehamilan • PMT
Pelayanan Pelayanan bagi bayi
PUS & WUS

Lansia
Pemeriksaan Persalinan, nifas &
Kehamilan neonatal
• Pemberian makanan
pada bayi: ASI eksklusif
• Imunisasi dasar lengkap
• ARV profilaksis • Kualitas
• ANC terpadu (gizi, ATM, • Persalinan aman: • Hambat
• Kotrimoksasol
PTM, IMS, imunisasi) partus normal/SC Degeneratif
profilaksis
• Tes HIV (TIPK) • ART
• Diagnosis HIV
• ART • Konseling menyusui
• ART
• Konseling persalinan (manajemen laktasi)
aman, pemberian • IMD
makanan pada bayi, KB • ASI eksklusif
pasca persalinan • KB pasca persalinan
PENGENDALIAN
IMS PADA Permenkes
KEHAMILAN Permenkes 97 thn 2014 59/2014 ttg
Bag Kedua : pelayanan standar tarif
masa kehamilan JKN
Pasal 12 ayat 3
ANC Terpadu PMK 51/2013
(10 T) tentang
Pedoman
5 Juta Ibu 1. Timbang Badan dan Ukur Tinggi RUMAH PPIA
Hamil
Badan
2. Ukur Tekanan Darah SAKIT
3. Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4. (ukur) Tinggi Fundus Uteri
Hb
5. Tentukan Presentasi Janin dan DJJ
Golongan
6. Skrining Status Imunisasi TT (dan
Pusk ; Klinik Pemberian Imunisasi TT) Darah
;Bidan ;RS 7. Pemberian Tablet Besi Glukoprotein
8. Pemeriksaan laboratorium urine
Fasyankes yang 9. Tata Laksana Kasus HIV
memiliki layanan: Sifilis
10. Temu Wicara
- HIV/PPIA Hep B
- IMS
- ARV
PUSKESMAS
ANC Terpadu: pelayanan
antenatal berkualitas agar:
Kehamilan sehat, bersalin
dengan selamat, dan Bayi
lahir sehat.
Rujukan penang
Ibu hamil dengan
gizi dan
masalah gizi
tinjutnya
Perencanaan
Ibu hamil
p’salin aman di
berisiko faskes
Ibu hamil dgn Penanganan
komplikasi komplikasi dan
kebidanan rujukan

Ibu Persalinan aman


ANC Ibu hamil SEHAT
,Bayi Sehat
hamil

Rujukan penang
Ibu hamil dengan
PTM dan
10 T PTM
tinjutnya
Ibu hamil dgn
Rujukan penang
penyakit
PM dan tinjutnya
menular
Rujukan penang
Ibu hamil dengan
gg jiwa dan
gangguan jiwa
tinjutnya
Pelayanan Antenatal terpadu
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan meliputi 10 T:
• Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
• Ukur Tekanan darah
• Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas /LILA)
• Ukur Tinggi fundus uteri dan Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ)
• Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan
• Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
• Periksa laboratorium : golongan darah, Hemoglobin darah, (Hb), protein urin ,
gula darah , Malaria (di daerah endemis malaria), HIV, Sifilis , Hepatitis B,
Pemeriksaan BTA
• Tatalaksana/penanganan Kasus
• Konseling
3. Penanganan dan Tindak Lanjut kasus.
Pelayanan ANC terpadu dengan HIV

Pada ibu hamil, penerapan dilaksanakan berdasarkan tingkat epidemi


mengunakan pendekatan TIPK:
• Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi , tenaga kesehatan wajib
menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau
menjelang persalinan.

• Daerah epidemi rendah, penawaran tes HIV dipioritaskan pada ibu hamil
dengan IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau
menjelang persalinan.
Alur Pelayanan Ibu Hamil
Pelayanan ANC Terpadu

1. Anamnesa
2. Pemeriksaan: Semua ibu hamil
• Tinggi berat badan
• Ukut tekanan darah
• Ukur Lila Kunjungan antenatal
• Ukur TFU
• DJJ Janin
• Imunisasi TT
Penawaran tes HIV bersamaan pemeriksaan
• Tablet Fe 90 tablet
laboratorium rutin lainnya
• Tes Lab
• Tata laksanan kasus
• Temu wicara dan
koseling
3. Tata Laksana Kasus
Mengapa Perlu PPIA

RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI-ANAK

Selama kehamilan 5 - 10 %

Saat persalinan 10 - 20 %

Selama menyusui (rata-rata 15%) 5 - 15 %

Keseluruhan 20-45 %

Sebagian besar (90%) infeksi HIV pada bayi disebabkan


penularan dari ibu, hanya sekitar 10% yang terjadi karena
proses transfusi.
Peran Organisasi
Profesi
HASIL KAJIAN
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
MITRA POTENSIAL
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Organisasi Pemda
Profesi DPR/D

Lintas Sarana &


Kes Ling Ormas/
Sektor Faskes P2M LSM
Imunisasi,
Gizi IMS/HIV
Tb, Mal
Media Perguruan
Massa OBAT Tinggi
Jamkesmas
Kesehatan ALKES Donor
Swasta,
dunia usaha SDM KES Regulasi Donor
Kesehatan

Litbang
PONEK
Studi
Data Promkes
PONED

35
BENTUK DUKUNGAN ORGANISASI PROFESI
DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
TAHUN 2015-2019
PROGRAM KEMENKES PERAN Organisasi Profesi
• Membantu melakukan sosialisasi kepada
Peningkatan Pelayanan masyarakat mengenai KESPRO Catin
Peningkatan
dan KIE Kespro Catin • Memberikan pelayananan kesehatan Catin
pelayanan KB dan secara komprehensif untuk
termasuk Perencanaan
Kespro mempersiapkan kehamilan sehat dan
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana

Peningkatan • Mendorong anggota untuk menggunakan


dan menjelaskan isi Buku KIA kepada ibu
pemanfaatan Buku KIA

Pelaksanaan Kelas Ibu • Menfasilitasi terlaksananya kelas ibu


hamil, bagi semua ibu hamil yang dilayani
Hamil
Peningkatan
cakupan dan Pemantapan • Memberikan pelayanan antenatal sesuai
Pelaksanaan Pelayanan standar secara komprehensif (termasuk KIE
kualitas pelayanan KB)
antenatal Antenatal sesuai standar
• Membantu membina tenaga kesehatan di
termasuk Antenatal Puskesmas, Poskesdes, Pustu dan BPM dalam
Terpadu memberikan pelayanan ANC Terpadu

• Memberikan dan memantau pemberian PMT


Pemberian PMT Ibu ibu hamil KEK
36

Hamil • KIE PHBS termasuk makan dengan gizi


seimbang
BENTUK DUKUNGAN ORGANISASI PROFESI
DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
TAHUN 2015-2019

PROGRAM KEMENKES PERAN Organisasi Profesi


• Mendukung terselenggaranya
• Orientasi persalinan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
dan nifas normal dalam melakukan persalinan
sesuai standar • Melakukan pembinaan teknis

• Supervisi dan • Mendukung terselenggaranya


fasilitatif pelaksanaan penyeliaan fasilitatif
Peningkatan
pelayanan
persalinan di
• Mendukung terselenggaranya evaluasi
faslitas kesehatan
• Evaluasi pasca latih pasca latih

• Advokasi dalam • Mendorong terciptanya kebijakan daerah


rangka peningkatan dalam pelaksanaan persalinan di faskes
persalinan di
fasilitas kesehatan
HARAPAN TERHADAP PROFESI DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

 Membina Profesionalisme anggotanya dalam memberikan


pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai standar profesi dan
kewenangan, melalui penguatan pelaksanaan uji kompetensi
 Mendorong percepatan pemenuhan kebutuhan dan
pendayagunaan (termasuk retensi) tenaga profesi terkait
kesehatan ibu dan anak di daerah.
 Membantu meningkatkan kapasitas petugas dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak
 Memberikan bantuan teknis terhadap Dinas Kesehatan dalam
upaya pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak
 Mengadvokasi PEMDA dalam rangka pemerataan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat
 Aktif berpartisipasi dalam mendukung peningkatan kualitas
pelayanan diantaranya dengan melakukan Penelitian
Terapan dan Pengembangan IPTEK terkait “kesehatan ibu
dan anak”
 Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam KIA
RTL DALAM ELIMINASI
HIV, SIFILIS DAN PPIA
3E – MTCT/PPIA 2016

ANC HIV Sifilis Hep B


Deteksi
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
dini

R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Rapid Hep B


Hasil
+
ARV
Kombinasi Dosis
+
Benzatin Penisilin
+
Pengawasan
ANC Tetap (KDT) 1
tab/24jam seumur
G 2,4 juta IU
boka-boki ketat
hidup

ARV profilaksis Trias Hutchinson, Pengawasan ikterik


BBL Cotrim profilaksis
3jkPCR EID usia 4-6 mgg
Snuffle,
Penicillin Aqueous IV
HB0 < 24 jam
HBIg <11/26/201
24 jam 40
6
Rencana Tindak Lanjut
• Indonesiaia telah menetapkan target untuk
validasi dan eliminasi tahun 2020. Tindak
lanjutnya adalah:
Melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan HIV, syphilis dan
Hepatitis B pada 90% ibu hamil (4,5 juta bumil)
Mengintegrasikan pemeriksaan HIV, syphilis dan hepatitis B dalam paket
ANC
Melakukan pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) pada
bayi yang lahir
dari ibu HIV positif pada usia 4-6 minggu dan 10 minggu. Hal dapat
dikaitkan dengan suatu paket perlindungan yang utuh dalam satu
kesatuan dalam perlindungan pada masa neonatal termasuk “Skrining
Hipotiroid Kongenital”
PENUTUP

• Integrasi program PPIA dengan layanan KIA dapat meningkatkan


cakupan pelayanan PPIA dan Antenatal
• Komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan logistik tes HIV
sangat berperan dalam pelaksanaan pelayanan PPIA
• Perluasan pelayanan PPIA perlu memperhitungkan ketersediaan
sumber daya dan kemitraan dengan fasyankes swasta
• Dukungan dari organisasi profesi dalam pengembangan PPIA
It’s
children’s
right to be
born free
from :
•Syphilis
•HIV
•Hepatitis

Anda mungkin juga menyukai