Anda di halaman 1dari 10

Kasus Resistensi Obat ARV

Tuti Parwati Merati


Kasus
• Nama : And A W Alias Benj Nath, Laki2, 30 tahun, 12
Des 2011
• Keluhan dan gejala saat itu : bercak2 berair dikulit
seperti morbilli, diare kronik, demam kronik, dan batuk
kering dan sesak nafas.
• Gejala: oro-esofageal kandidiasis, diare kronik,
pneumonia suspek PCP dan effloresensi kulit
morbilliformis, suspek Infeksi HIV stage 4
• Test HIV Ab positif (16 Des 2011)
• Hasil Lab : CD4 92, tes HIV RNA : tidak dilakukan
• FL ditemukan : entamoeba histolitika
Kasus
• Terapi : MRS 26 Des 2011, selama 2 minggu, diterapi sesuai
utk PCP, Diare kronik ok amoebiasis dan diberikan
flukonazol.
• Selanjutnya Post opname secara rawat jalan saat itu BB 58 kg
dimulai ART lini pertama (12 /1/2012), : TDF/3TC/NVP.
• 27 Januari 2012 : ARV lanjut, pemberian Cotrimoksazole
untuk sekunder profilaksis.
• Selanjutnya 24 Februari 2012 pasien kontrol karena obat
habis, tidak ada keluhan dan BB meningkat menjadi 63 kg.
Adherence 100%.
• Demikian selanjutnya pasien tetap kontrol dg rajin dan
disiplin minum obat, BB berkisar 65 – 70 kg sampai bulan
April 2013.
Lanjutan kasus
• Follow up lab CD4 :
– 16/12/2011 : 92
– 03/05/2012 : 50 sel/UL (4%)
– 01/06/2012 : 43 sel/UL (3%)
– 14/12/2012 : 45 sel/UL (4%)
– 16/04/2013 : < 50 sel/UL (<5%)
– Selama periode yang sama, Hb berkisar antara
9,7 -10.8 g/dL
Apa diagnosis ??
Kasus lanjutan
• 16/04/2013 :
HIV RNA : virus terdeteksi 3.87 x 105 copies/mL
( 5,59 log 10)

•  Diagnosis : ???
Lanjutan kasus
• 17/5/2013 : pasien kontrol dan mengatakan post operasi tgl
7 Mei 2013 karena nyeri perut mendadak yg didiagnosis
sbg obstruksi ileus dan kontrol selanjutnya BB menurun
menjadi 60 kg dan merasa badan lemah.
• Karena mempunyai akses, pasien dirujuk ke Thailand untuk
pemeriksaan tes resistensi obat ARV.
• Hasil tes resistensi obat menunjukkan resisten tinggi (high
level resistance utk hampir semua obat, termasuk yang
belum ada di Indonesia saat itu ( utk NRTIs :
Lamivudine,ABC, tenofovir, Emtricitabine, Didanosine dan
NNRTIs : Efavirenz, etravirine, nevirapine dan rilpivirine).
Hanya susceptible untuk zidovudine dan hampir semua
protease inhibitors.
Genotypic Resistance Test
Lanjutan kasus
• Akhirnya pasien diobati dengan regimen sbb:
– Prezista 300 (darunavir)  3 tab OD
– Norvir 100 (ritonavir)  1 caps OD
– AZT 100  2 caps BID
– Insentress 400 (raltegravir)  1 tab BID
• Sampai sekarang pasien dalam kondisi baik, Ke
Thailand untuk ambil obat, Rutin kontrol di Dps,
kontrol terakhir 3 bulan yl (bulan Agustus 2016),
CD 740 dan HIV RNA undetectable
THANK YOU!
TERIMA KASIH,
MATUR SUKSME

Anda mungkin juga menyukai