Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun
ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak. (Carolyn M Hudad
Barbara M Gallo 1996)
2. Etiologi
a. Faktor genetik
b. Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
c. Riwayat trauma kepala
d. Virus tertentu
3. Patofisiologi (Gaybon Artur C, 1997)
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel
abnormal secara sangat cepat pada daerah sentral, nervous system (CNS). Sel
ini akan mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan
terjadi gangguan neurologis ( gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan
tekanak intra kranial).

Tumor otak

Oedema otak Peningkatan massa otak Obstruksi cairan


cerebrospinal
Perubahan suplay Kompensasi
darah ke orak Vasokontriksi Hidrosefalus
pembuluh darah
otak
Nekrosis jaringan Mempercepat
absorbsi cairan
Serebrospinalis
Kehilangan fungsi Kejang
secara akut Gejala
Peningkatan tekanan intrakranial
Resiko Nyeri kepala, mual, muntah provektif, hipertensi,
cidera bardikardi, kesadaran menurun

Operasi / trepanasi

Resiko terjadinya perdarahan Kelemahan mobilitas fisik


Gangguan rasa nyaman (nyeri) Resiko terjadi peningkatan tekanan intrakranial
Resiko terjadi infeksi Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Klasifikasi
a. Berdasarkan jenis tumor
1. Jinak
- Aroustic neuroma
- Meningioma
- Pituitary adenoma
- Astorytoma
2. Malignant
- Astrocytoma (grade 2,3,4)
- Oligo dendroglioma
- Apendymoma
b. Berdasarkan lokasi
1. Tumor intradural
a. Ekstra medular
- Cleurofibroma
- Meningioma
b. Intra medular
- Apendymoma
- Astrocymoma
- Oligo dendroglioma
- Hemangioblstoma
2. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal,
tiroid, paru-paru, ginjal dan lambung.
5. Manifestasi klinik
a. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus menerus, dan kadang-kadang bersifat hebat
sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas,
yang biasanya menyebabakan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk
dan mengejan.
b. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata.
c. Papil edema
Stasis vena menimbulkan pembengkakan pada saraf optikus.
6. Evaluasi diagnostik
1. Riwayat penyakit dan cara-cara gejala tersebut timbul
2. Pemeriksaan neurologis menunjukkan area yang terlibat
3. Pelaksanaan CT Scan, MRI, biopsi stereotatik dengan bantuan komputer
(gambaran tiga dimensi), angiografi serebral, elektro ensefalografi, dan
pemeriksaan sitologi cairan spinal serebral
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah untuk mengangkat semua tumor yang
memungkinkan defisit neurologis (paralisis, kebutaan), terapi radiasi,
kemoterapi, atau kombinasi dari keduanya. Evaluasi dan pengobatan harus
dilakanakan sesegera mungkin sebelum terjadi kerusakan neurologis yang tidak
dapat pulih kembali. Sebagian besar pasien menjalani prosedur pembedahan
diikuti dengan radiasi dan kemudian kemoterapi.
Terapi yang lain:
-Kortikosteroid untuk mencegah pembengkakan pasca operasi
-Transplantasi sumsum tulang autolog intravena untuk toksisitas sumsum tulang
yang berkaitan dengan timgginya dosis obat dan radiasi
- Implan radioisotop langsung kedalam tumor otak
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, no. register,
tanggal MRS diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Pada penderita tumor otak mengalami nyeri kepala yang hebat, mual
muntah kadang disertai kejang.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit tumor biasanya terjadi tanpa diketahui oleh penderita.
Biasanya penderita mengeluh nyeri keala yang hebat terus menerus dan
semakin bertambah berat saat melakukan aktivitas dan disertai mual
muntah dan kadang ada juga yang mengalami kejang.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penderita biasanya sering mengeluhkan nyeri kepala.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada salah satu anggota keluarga yang menderita tumor atau
kanker.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien tumor otak kebanyakan bandres total sehingga personal
hygiene mengalami gangguan.
2. Pola nutrisi dan metabilisme
Px mengalami muntah karena adanya nyeri hebat sehingga
mengakibatkan asam lambung meningkat.
3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi tidak terjadi gangguan.
4. Pola istirahat tidur
Px mengalami gangguan pada pola istirahat tidur karena adanya nyeri
hebat pada kepala.
5. Pola aktivitas dan latihan
Pada Px tumor otak terjadi gangguan pola aktivitas karena nyeri
kepala yang dirasakan oleh Px.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pada pola ini mengalami gangguan persepsi dan konsep diri karena
px merasa sudah tidak berguna lagi dan merasa dirinya orang lemah
7. Pola sensori dan kognitif
Px mengalami nyeri kepala yang terus menerus dan biasanya Px tidak
mengerti tentang penyabab rasa nyeri kepala yang dialaminya.
8. Pola reproduksi
Tidak ada gangguan pada pola reproduksi.
9. Pola hubungan peran
Tidak ada gangguan pada pola hubungan peran.
10. Pola penanggulangan stress
Tidak ada gangguan pada pola penanggulangan stress.
11. Pola tata nilai kepercayaan
Tidak ada gangguan pada pola tata nilai kepercayaan.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan umum
Pada Px tumor otak terjadi peningkatan tekanan darah, bradicardi,
penurunan kesadaran, juga kaji frekuensi pernafasan, iramanya dan
suhu tubuh
2. Kepala dan leher
Pada Px tumor otak Px merasa nyeri kepala yang hebat terus menerus
dan pada daerah muka mengalami penebalan atau oedem, dan pada
mata biasanya juga mengalami gangguan mata kabur, dan pada
telinga, hidung, mulut dan faring tidak mengalami gangguan dan
biasanya terjadi nyeri pada sisi wajah yang sama
3. Thoraks (paru dan jantung)
Pada paru biasanya mengalami gangguan yaitu sesak karena
peningkatan tekanan intrakranial dan pada jantung tidak mengalami
gangguan.
4. Abdomen
Pada Px tumor otak tidak terjadi gangguan pada abdomen
5. Inguinal, genital dan anus
Pada Px tumor otak tidak terjadi gangguan pada inguinal, genital dan
anus
6. Integumen
Integumen pada tumor otak permukaan kulit kering, kasar, turgor
kulit menurun.
7. Ekstrimitas dan neurologis
Mengalami gangguan neurologis

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Marilyn E Dongoes, 2001)


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri kepala) berhubungan dengan penyakitnya
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post op
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
6. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka post op

3. PERENCANAAN
Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman (nyeri kepala) berhubungan dengan
penyakitnya
Tujuan : Rasa nyeri kx hilang / berkurang
Kriteria Hasil : - Px mengatakan nyeri sudah berkurang
- Px tampak tenang
- Nyeri skala 2 - 3
- TTV dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada kx dan keluarga
2. Jelaskan pada Px penyebab rasa nyeri
3. Ajarkan Px tehnik relaksasi dan dekstraksi untuk mengurangi nyeri
4. Anjurkan Px untuk napas panjang
5. Kaji skala nyeri
6. Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah gelisah,
menangis
7. Observasi tanda-tanda vital
8. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
9. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik

Rasional :
1. Agar kx dan keluarga lebih kooperatif
2. Px mengerti penyebab dari rasa nyeri dan mengurangi rasa cemas
3. Dengan tehnik relaksasi dan dekstraksi dapat mengurangi rasa nyeri
4. Untuk mengurangi rasa nyeri
5. Mengetahui skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
6. Mengetahui tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien
7. Mengetahui perkembangan dari penyakit
8. Px akan merasa nyaman dan tenang
9. Melaksanakan fungsi independen dan analgesik dapat mengurangi rasa
nyeri
Diagnosa II : Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
Tujuan : Cemas berkurang / hilang
Kriteria Hasil : - Px tampak tenang
- Px mengerti apa yang dijelaskan oleh perawat
- TTV dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada kx penyebab dari penyakitnya
2. Anjurkan kx untuk banyak berdoa
3. Berikan dukungan mental
4. Dengarkan semua yang dikeluhkan
5. Observasi TTV

Rasional :
1. Agar kx mengerti tentang terjadinya penyakit dan mengurangi kecemasan
2. Dengan banyak berdoa akan mendekatkan diri kepada Allah SWT
3. Meningkatkan rasa percaya diri
4. Agar kx merasa diperhatikan dan merasa lebih tenang
5. Untuk mengetahui perkembangan penyakitnya

Diagnosa III : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post
op
Tujuan : Nyeri berkurang atau dapat terkontrol dalam waktu ....... jam
Kriteria Hasil : - Px mengatakan nyeri sudah berkurang
- Px tampak tenang
- Nyeri skala 2 - 3
- TTV dalam batas normal
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada Px penyebab rasa nyeri
2. Ajarkan Px tehnik relaksasi dan dekstraksi untuk mengurangi nyeri
3. Anjurkan Px untuk napas panjang
4. Kaji skala nyeri
5. Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah gelisah,
menangis
6. Observasi tanda-tanda vital
7. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik
Rasional :
1. Px mengerti penyebab dari rasa nyeri dan mengurangi rasa cemas
2. Dengan tehnik relaksasi dan dekstraksi dapat mengurangi rasa nyeri
3. Untuk mengurangi rasa nyeri
4. Mengetahui skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
5. Mengetahui tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien
6. Mengetahui perkembangan dari penyakit
7. Px akan merasa nyaman dan tenang
8. Melaksanakan fungsi independen dan analgesik dapat mengurangi rasa
nyeri

Diagnosa IV : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dalam waktu ......jam
Kriteria Hasil : - Px makan habis 1 porsi
- Px tampak segar
- Turgor kulit baik, kulit lembab
- BB tetap
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya makan bagi kesembuhan
penyakitnya
2. Berikan makan kesukaan sesuai dengan diet
3. Berikan makan sedikit tapi sering, selagi hangat dan tidak merangsang
muntah
4. Catat porsi makan yang telah dihabiskan
5. Kaji turgor kulit, kelembaban kulit
6. Timbang BB setiap 3 hari sekali
Rasional :
1. Px mengerti tentang pentingnya makan bagi kesembuhan penyakitnya
2. Meningkatkan nafsu makan
3. Meningkatkan intake makanan
4. Mengetahui peningkatan asupan makanan dan menghindari muntah
5. Mengetahui dan dini tanda-tanda dehidrasi
6. Mengetahui adanya peningkatan atau penurunan BB

4. IMPLEMENTASI
Tahap pelaksanaan ini dilakukan berdasarkan dengan rencana tindakan yang
telah ditentukan pada tahap pengkajian, juga pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dissesuaikan dengan kondisi klien (Nasrul Effendi, 1995)

5. EVALUASI
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keerawatan dan hasil akhir
dan evaluasi dapat berhasil secara keseluruhan atau tidak berhasil bahkan
dapat timbul masalah baru. (H. Lismindar, 1989)
DAFTAR PUSTAKA

1. Arthur C. Gnylon and Jhon E. Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,
Edisi 9, EGC, Jakarta 1997.
2. Carolyn M. Hudad, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis, Edisi II,
EGC, Jakarta 1996.
3. Carpenito Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta
2001.
4. Marylin E. Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
2001.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA TUMOR OTAK DIRUANG SYARAF A
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

E M I P E R A W AT
AD

AN
AK
U N IV E R S

AYA
RAB
SU
IT A

S M H
U H A M M A D IY A

Oleh
ACH. ARIEF F
02.110.001

AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005

Anda mungkin juga menyukai