A. SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengatur sumber dayanya
baik kepada individu atau organisasi yang ada di negara tersebut. Sebuah perbedaan yang mendasar
antara sistem ekonimi yang satu denga yang lain terletak pada bagaimana cara sistem ekonomi itu
dalam mengatur faktor produksinya.
Sedangkan dalam sistem lainnya, faktor-faktor tersebut dipegang oleh pemerintah. Selain faktor
produksi, sistem ekonomi juga bisa dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan
alokasi. Sebuah perekonomian terencana memberi hak penuh kepada pemerintahan untuk mengatur
faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar, pasar yang
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang atau jasa yang melalui penawaran atau
permintaan.
Secara garis besar kita mengenal empat sistem ekonomi yang didasarkan pada situasi kondisi dan
ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah Sistem ekononi
tradisional, Sistem ekonomi terpusat, Sistem ekonomi pasar, dan Sistem ekonomi Campuran.
Sistem ini merupakan sistem ekonomi yang telah diterapkan turun-temurun dengan hanya
mengunakan tenaga kerja dan alam. Dalam sistem tradisional masih terikat akan tradisi, adat istiadat
atau kebiasaan masyarakat yang ada. Masyarakat mempunyai hak penuh dalam mengatur
perekonomian di daerahnya sendiri. Sedangkan pemerintah hanya sebatas memberikan perlindungan
kepada masyarakat dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum. Sistem tersebut
biasanya diterapkan di negara yang kurang maju dan sekarang mulai ditinggalkan.
Sistem ini merupakan sistem ekonomi di mana seluruh sistem perekonomiannya di dasarkan pada
mekanisme pasar. Sehingga permasalahan tentang apa dan berapa yang harus diproduksi diserahkan
kepada mekanisme pasar.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde
baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik
dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis
walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan
yang lebih baik.
1. Masa Orde Lama (1945-1966) Pada masa ini perekonomian berkembang kurang
menggembirakan, sebagai dampak ketidakstabilan politik dan seringnya pergantian cabinet.
2. Masa Orde Baru (1966-1997) Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah
peralihan menetapkan beberapa langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut :=
Memerangi inflasi
Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras
Merehabilitasi prasarana perekonomian
Meningkatkan ekspor
Menyediakan/menciptakan lapangan kerja
Mengundang kembali investor asing
3. Masa Reformasi (1998-sekarang) Pada masa reformasi ini perekonomian indonesia ditandai
dengan krisis monoter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum
menunjukkan tanda-tanda kea rah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk
tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah duperhitungkan namun laju inflasi
masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami
pertumbuhan negatif, hal ini berebeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.
Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-
alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor produksi yaitu tenaga kerja,
modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
Kejadian tersebut terjadi saat kelangkaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia pada
akhirnya akan membatasi seseorang agar bisa memuaskan segala kebutuhannya. Kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dan terbatasnya sumber daya menyebabkan kesetidakseimbangan, kemudian
menyebabkan adanya masalah ekonomi yang ada pada masyarakat.
a. Produksi : berhubungan dengan usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu
benda
Persoalannya apakah barang dan jasa yang diinginkan tersedia di tengah masyarakat. Persoalan ini
merupakan ruang lingkup produksi. Dala m masyarakat terdapat beragam kebutuhan, namun bukan
berarti setiap orang mempunyai kebutuhannya sendiri-sendiri. Situasi sosial budaya yang serupa
memunculkan kebutuhan yang serupa. Misalnya, kebutuhan akan beras jelas merupakan kebutuhan
sebagian besar penduduk Indonesia. Kemudian, kebutuhan pun dapat ditentukan oleh musim tertentu.
Menjelang Idul Adha, misalnya, kebutuhan akan sapi dan kambing potong lebih membengkak.
Berdasarkan data dan kebutuhan yang nyata didapat, barulah produsen dapat diperoleh kepastian akan
barang atau jasa apakah yang akan dihasilkan.
b. Konsumsi : berhubungan dengan kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu
barang.
Persoalannya apakah barang dan jasa hasil produksi memang dipakai atau dihabiskan oleh
masyarakat. Persoalan ini merupakan ruang lingkup konsumsi
1. Produk tertentu sampai ke masyarakat yang tidak tepat. Misalnya berapa pun banyaknya kompor
gas akan terbuang percuma kalau dijual di wilayah yang tidak terdapat tabung gas.
2. Kedua, produk tertentu tidak terjangkau oleh masyarakat. Misalnya, beberapapun banyaknya
komputer akan sia-sia kalau dijual ke wilayah yang memiliki daya beli rendah.
Kemakmuran suatu masyarakat nampak dari terpenuhinya segala macam kebutuhan. Keterpenuhan
ini menjadi mungkin kalau barang dan jasa kebutuhan dapat sampai dan dipakai (terjangkau) oleh
masyarakat yang bersangkutan. Semakin banyak barang dan jasa yang tersedia dan terpakai, semakin
makmurlah masyarakat yang bersangkutan.
c. Distribusi : berhubungan dengan kegiatan menyalurkan atau menyebarkan barabg dari produsen
ke konsumen.
Persoalannya apakah barang dan jasa tersebut sampai ke masyarakat. Persoalan ini merupakan ruang
lingkup distribusi. Dalam ruang lingkup ini, ditentukanlah langkahlangkah agar produk dapat tersalur
ke orang yang tepat. Jangan sampai produksi yang telah terlaksana dengan baik menjadi percuma
gara-gara barang dan jasa yang telah dihasilkan tetap terpendam pihak produsen.
Perlu dipikirkan sarana yang perlu sebagai penunjang tersalurnya barang dan jasa hasil produksi ke
masyarakat.
Kemudian ketiga pokok masalah tersebut diperjelas oleh aliran ekonomi modern, yaitu :
Pada saat kondisi tertentu akan ada di mana permintaan terhadap barang meningkat. Contohnya,
permintaan akan barang-barang seperti pakaian dan roti menjelang Lebaran, hari Natal, dan tahun
baru. Dengan adanya permintaan yang tinggi dari masyarakat sedangkan penawaran tetap,
menyebabkan harga-harga melonjak. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk para produsen.
Dengan begitu produsen akan meningkatkan jumlah produksinya dan kemungkinan produsen-
produsen baru akan masuk dalam persaingan memproduksi barag-barang yang sama karena melihat
keuntungan yang besar dalam memproduksi barang-barang yang harganya sedang naik. Masalah apa
yang diproduksi juga berkaitan dengan masalah kelangkaan. Dengan jumlah alat pemenuh kebutuhan
yang terbatas sementara kebutuhan terhadap sumber daya yang tidak terbatas, maka perlu dibuat
prioritas barang apa yang harus diproduksikan.
2. Bagaimana (How)
Berkaitan dengan cara memproduksi barang, orang yang memproduksinya, sumber yang digunakan
dalam proses produksi, dan teknologi apa yang digunakan.
Suatu barang dapat dihasilkan dari berbagai macam kombinasi factor produksi. Seorang produsen
dengan rasionalnya pasti akan mencoba meminimalkan biaya produksi dalam memproduksi barang
tertentu. Apabila harga suatu factor produksi naik, produsen akan menguramginya dan menggantinya
dengan faktor produksi yang relative tidak mengalami kenaikan. Contohnya, karena di Indonesia
biaya upah tenaga relative lebih murah dari pada mesin, dengan begitu pengusaha atau produsen akan
banyak mempekerjakan tenaga kerja. Dengan demikian masalah bagaimana cara memproduksi suatu
barang adalah pada masalah Teknik Produksinya
Untuk siapa barang diproduksi dan siapa yang menikmatinya. Kemudian bagaimana membagikan
kepada masyarakat
Konsumen adalah pihak-pihak yang membeli barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen.
Konsumen membeli barang atau jasa dari penghasilan yang diperol ehnya. Sedangkan sumber
penghasilan dari beberapa konsumen itu berbeda-beda menurut keahliannya. Dengan demikian
perbedaan penghasilan di setiap konsumen akan mempengaruhi pola distribusi barang atau jasa yang
ada di masyarakat.
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan Negara
Sistem ekonomi Campuran di Indonesia dikenal sebagai Sitem Ekonomi Pancasila/Sistem Demokrasi
Ekonomi dan sekarang cenderung ke Sistem Ekonomi kerakyatan. Dengan sistem ekonomi in,i
Indonesia diharapkan dapat memecahkan masalah ekonominya dan mengendalikan roda
perekonomian dengan baik.
a. Persaingan yang sehat dan adil, semua pihak menjalankan persaingan dalam memperoleh hasil
tetapi tetap pada batas-batasnya yang tidak merugikan pihak lain.
b. Pemerintah berorentasi pada global, artinnya dengan adanya kemajuan teknologi, negara akan
tetap menyesuaikan dengan perkembangan pasar dunia yang semakin kompetitif degan
meningkatkan mutu kualitas barang atau jasa.
c. Pemerintah merupakan peran penting dalam menjalankan dan mempelancar mekanisme pasar.
d. Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indonesia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber
ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
sesuai dengan UUD 45.
e. Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan
usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan,
ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
f. Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha
dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
g. Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam
perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu meningkatkan
kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.
Pancasila sebagai Landasan idiil .Artinya sitem ekonomi itu berorientasi kepada :
(Adanya kesetaraan)
2. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar
Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34. Menurut Pasal
33 UUD 1945 yaitu :
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat orang banyakdikuasai
negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.