Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN METODOLOGI DAN

PROGRAM KERJA

E.1. METODOLOGI
Kerangka Kerja dan Studi Persiapan
 Kajian Ulang Jaringan Jalan dimaksudkan untuk memberikan suatu kerangka kerja bagi
pemeliharaan prioritas penangan dan untuk melaksanakan survey yang lebih sistematik
terhadap seluruh jaringan jalan.
 Kajian Ulang Program. Sebelum melakukan studi yang rinci dan terpusat akan dilakukan
pengkajian ulang mengenai program pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
 Pengumpulan Sumber Data. Sebagian besar daa sekunder yang bersifat teknik akan
diperoleh dari dinas Pekerjaan Umum, Sub-Dinas Bina Marga setempat. Data tersebut
meliputi :
 Data inventarisasi jaringan jalan.
 Catatan riwayat pekerjaan
 Upah tenaga kerja dan harga bahan/material.
 Ikhtiar inventarisasi jembatan.
 Data statistik lalu lintas (bila ada)
 Proyek-proyek yang sedang berjalan dan akan dilaksanakan pada tahun-tahun yang
akan datang.
Data lainnya yang bersifat social ekonomi, kondisi fisik daerah, kondisi sistem perhubungan
dan rencana pengembangan wilayah dapat diperoleh dari : BAPPEDA, Dinas Pertanian,
Dinas Kehutanan, Kanwil Perhubungan, Dinas Pariwisata dan Dinas Transmigrasi.

 Persiapan Peta Dasar


Tujuan utama dari kategori ini adalah untuk memperbaiki peta dasar jaringan jalan yang ada.
Utnuk kegiatan ini dibutuhkan fotocopy peta topografi wilayah studi dengan skala 1: 50.000,

Pendekatan Metodologi Dan 1


1
Program Kerja
bila memungkinkan. Bila peta topografi skala 1:50.000 tidak bisa diperoleh akan digunakan
peta dengan skala yang lebih kecil atau peta tata guna tanah tetapi masih dapat dipergunakan
untuk penentuan suatu lokasi secara tepat dari keadaan fisiknya, seperti sungai besar,
permukiman luas dan paling tidak sebagian dari jaringannya masih sama. Perbaikan dan
penambahan data dapat dilakukan selama survey lapangan dan hasilnya akan digambar ulang
pada skala yang sesuia.

 Kerangka Data Kependudukan


Diperlukan perkiraan jumlah penduduk yang dilayani ruas jalan disusulkan untuk
menentukan nilai manfaat jika ruas jalan itu akan ditingkatkan dari kondisi tidak dapat dilalui
oleh kendaraan atau kondisi jalan yang buruk dimana lalu lintas kendaraan yang sangat
rendah, ditingkatkan menjadi jalan yang dapat dilewati kendaraan sepanjang tahun. Untuk
melakukan kegiatan ini diperlukan peta topografi skala 1:50.000 yang menunjukan nama dan
perkiraan batas tiap desa/kecamatan sejajarnya dengan jalan dengan ruasnya,
bilamemungkinkan. Pada peta dasar dibuat perkiraan keterlibatan tiap desa/kecamatan
terhadap satu atau lebih luas jalan berdasarkan kenyataan dipeta, serta perkiraan jumlah
penduduk yang dapat dilayani oleh ruas jalan dan hasilnya ditabulasikan untuk memudahkan
melakukan analisa manfaat.

 Analisa Pusat Aktivitas


Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan lokasi, karakteristik dan ukuran relatif
semua pasar atau pusat kegiatan yang cukup berarti :
 Membantu menafsirkan data lalu lintas dengan menentukan pusat-pusat kegiatan yang
diperlkan menjadipusat daya tarik untuk melakukan perjalanan kearah pusat kegiatan
tersebut.
 Membantu dalam menentukan dan menjelaskan variasi lalu lintas harian sehubungan
dengan hari pasar.
 Membant dalam menentukan tingkat kepentingan lalu lintas pada suatu ruas jalan
yang pada saat ini berlangkali mengalami hambatan lalu lintas sesua dengan ukuran
dan tipe pusat-pusat kegiatan.

Pendekatan Metodologi Dan 2


2
Program Kerja
 Kerangka Data Sosial-Ekonomi
Untuk melakukan studi yang sistematik diperlukan suatu kerangka penunjang berupa
informasi kegiatan sosial ekonomi diwilayah studi, disamping data penduduk, pusat-pusat
kegiatan, data lalulintas dan jaringan jalan. Semua informasi ini diperlukan untuk membantu
menafsirkan data lalu lintas, menentukan lalu lintas kendaraan berat yang berpengaruh
terhadap desain perkerasan, meramal tingkat perubahan dan komposisi lalu lintas
mendatang. Data checklist yang dapat membantu dalam memperoleh informasi yang
diperlukan adalah :
 Statistik umum social ekonomi
 Survey umum kegiatan pembangkit lalu lintas berat
 Data daftar periksa proyek transmigrasi dan perkebunan
 Data daftar periksa kegiatan sektor pariwisata

Survey Dasar
Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan
sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti
kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan
Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa
informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak.
Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil
Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 2. 1Ruang Lingkup Survey dan Investigasi
Pelebaran perkerasan

 Rekonstruksi perkerasan
Pelapisan ulang
Jenis survey atau  Realinyemen
No. perkerasan
investigasi  Konstruksi baru (jalan atau
lama
jembatan)
 Penggantian jembatan

1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
4 Survey Topografi lokasi tertentu ya
Pendekatan Metodologi Dan 3
3
Program Kerja
Pelebaran perkerasan

 Rekonstruksi perkerasan
Pelapisan ulang
Jenis survey atau  Realinyemen
No. perkerasan
investigasi  Konstruksi baru (jalan atau
lama
jembatan)
 Penggantian jembatan

5 Investigasi Geoteknik & jika perlu ya


Geologi
6 Survey Hidrologi & Hidrolika jika perlu ya
7 Survey Lalu Lintas dan jika perlu ya
Angkutan Berat
8 Investigasi Jembatan jika perlu ya

Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan
sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti
kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan
Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa
informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak.
Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil
Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2 Ruang Lingkup Survey dan Investigasi
Pelebaran

perkerasan
 Rekonstruksi

Pelapisan perkerasan
ulang  Realinyemen
No. Jenis survey atau investigasi
perkerasan  Konstruksi baru
lama (jalan atau
jembatan)
 Penggantian

jembatan
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
4 Survey Topografi lokasi ya
tertentu
5 Investigasi Geoteknik & Geologi jika perlu ya
6 Survey Hidrologi & Hidrolika jika perlu ya

Pendekatan Metodologi Dan 4


4
Program Kerja
Pelebaran

perkerasan
 Rekonstruksi

Pelapisan perkerasan
ulang  Realinyemen
No. Jenis survey atau investigasi
perkerasan  Konstruksi baru
lama (jalan atau
jembatan)
 Penggantian

jembatan
7 Survey Lalu Lintas dan Angkutan jika perlu ya
Berat
8 Investigasi Jembatan jika perlu ya

A. Survey Pendahuluan
1. Tujuan Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Surveyatau Preliminary
Survey adalah :
1) Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada,
termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud
menetapkan survey detail berikutnya yang diperlukan
2) Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan
yang telah dan mungkin akan terjadi
3) Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada
perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti
bahu jalan, lajur pedestrian, drainase, perbaikan lereng timbunan dan galian,
perbaikan geometri jalan, jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya, dan
peningkatan keselamatan jalan
4) Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan
atau studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
5) Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan
dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
1) dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi
lingkungan;

Pendekatan Metodologi Dan 5


5
Program Kerja
2) as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan
sebelumnya (jika ada);
3) peta-peta dasar yang relevan;
4) dan sebagainya.

Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki,
sesuai dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan
sebagaimana ditentukan di dalam sasaran tersebut di atas. Pengambilan data lapangan untuk
maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan (dari titik stasion awal
ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 50 meter atau
setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang
mengutarakan antara lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang
memuat gambaran :
1) Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
2) Lokasi dan kondisi jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya
3) Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam
diagram strip longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas. Gambar-gambar atau peta-peta
yang menunjukkan :
1) Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
2) Batas-batas ruang milik jalan
3) Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry
pasir, batu, atau bahan timbunan
4) Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti
misalnya sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
5) Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas
jalan

Pendekatan Metodologi Dan 6


6
Program Kerja
B. Inventarisasi Jalan dan Jembatan
1. Tujuan
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama
dan bangunan-bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didisain, dan
melengkapi hasil Survey Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk
perencanaan survey detail yang akan dilakukan berikutnya.

2. Ruang Lingkup
a. Inventarisasi Jalan
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
1) pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan
kendaraan. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval
jarak dapat diperpendek.
2) pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik
jalan (rumija), mencakup :
 bangunan-bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong-gorong, guard-
rail, dsb.);
 bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks/tiang telepon, tiang listrik,
kabel telepon, kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb.);
 pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
 papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non
permanen;
 dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis
atau pada saat pelaksanaan konstruksi.
3) pengambilan foto-foto kondisi existing di dalam rumaja atau rumija setiap jarak paling
jauh 200 meter; jarak tersebut harus diperpendek apabila ditemukan perubahan yang
signifikan.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir i) di atas, inventarisasi jalan harus
mengacu juga kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan survey jalan

Pendekatan Metodologi Dan 7


7
Program Kerja
b. Inventarisasi Jembatan, Pelaksanaan inventarisasi jembatan dilakukan untuk :
1) mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan
yang ditinjau, mencakup antara lain :
 nama, lokasi, tipe, dan kondisi umum jembatan;
 dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas, dan jenis
lantai;
 kondisi dan tipe/jenis bangunan bawah dan pondasi;
 penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan, termasuk
perkiraan kuantitas jenis-jenis pekerjaannya;
 kondisi aliran sungai;
 dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis
atau pada saat pelaksanaan konstruksi.
2) pengambilan foto-foto kondisi existing jembatan tersebut, termasuk yang
memperlihatkan kondisi aliran sungainya.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir i) di atas, inventarisasi jembatan harus
mengacu juga kepada pedoman-pedoman BMS untuk kegiatan pemeriksaan jembatan.
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jalan, untuk dipergunakan sebagai
input untuk tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi
awal kuantitas sebagian pekerjaan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-
format yang kompatibel dengan bahan masukan untuk program IIRMS

C. Pengukuran Topografi,
 Tujuan Pengukuran, tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana
trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik
jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
Lingkup pekerjaanya meliputi :
 Pemasangan patok-patok
o Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa
pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut

Pendekatan Metodologi Dan 8


8
Program Kerja
dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM
dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur dan 1 (buah)
disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
o Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi
dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
o Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup
keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm,
bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
o Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
o Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon
dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

 Pengukuran titik kontrol horizontal


o Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua
titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
o Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
o Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
o Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan
untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan
matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable

Pendekatan Metodologi Dan 9


9
Program Kerja
(Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam
2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa).
 Pengukuran titik kontrol vertikal
o Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi-
pulang.
o Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat
datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
o Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas
dan sama.
o Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya,
yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
o Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan)
yang genap.
 Pengukuran situasi
a. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua
obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur
pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
b. Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada
lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah
ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
c. Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
 Pengukuran Penampang Melintang. Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan:
Lebar Interval, Interval,
Kondisi koridor,
(m) (m)
(m) Jalan Jembatan/
baru Longsoran
- Datar, landai, dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
- Tikungan 50 (luar) + 25 25
100 (dalam)
Pendekatan Metodologi Dan 10
10
Program Kerja
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.
D. Survey Lalu Lintas, Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas,
kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu
dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar
perencanaan jalan dan jembatan.

Untuk perencanaan teknis jalan, perkiraan volume lalu lintas ditentukan dengan
menggunakan hasil survey volume lalu lintas di dekat jalan tersebut minimal 3 x 12 jam
pada suatu lokasi pengamatan dan analisa pola lalu lintas disekitar lokasi jalan.

a. Survey Lalu lintas harus memperoleh data :


 Jumlah kendaraan
 Jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenisnya
 Konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan
 Beban masing-masing sumbu kendaraan
b. Perkiraan Faktor Pertumbuhan Lalu lintas selama umur rencana didasarkan atas
pertumbuhan volume lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya.

E. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk
melakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah
pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan jenis dan
karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi
lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Sangat disarankan untuk
menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft
Soil).

F. Survey Hidrologi dan Hidraulik


Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan
Pendekatan Metodologi Dan 11
11
Program Kerja
air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi,
penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.

Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:


a. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan,
selokan yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi
muka air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun
untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan
metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan termasuk pengaruhnya akibat
adanya bangunan air ( aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.

Analisa Data Dasar


A. Analisa Data Ruas Jalan dimaksudkan untuk merangkum informasi yang diperoleh pada
waktu survey penyaringan ruas jalan untuk :
 Penyederhanaan analisa biaya
 Penyederhanaan penentuan manfaat lalu lintas
 Mendokumntasikan data, memantau dan inventarisasi ruas jalan.

Pendekatan Metodologi Dan 12


12
Program Kerja
B. Analisa Data Lalu Lintas. Data mentah lau lintas yang diperoleh dari lapangan diubah
kedalam bentuk perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR), termasuk penyesuian lalu
lintas malam hari yang tidak terekam dan variasi lalu lintas yang disebab hari pasar.

E.2. KONSEP DETAIL PERENCANAAN

Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis (draft design) dari setiap desain
perencanaan kemudian melaporkannya kepada Project Officer untuk dimintakan
persetujuannya. Draft design itu kemudian digambar di atas kertas milimeter atau
langsung di atas standar sheet yang telah ditetapkan pemberi tugas.
Detail perencanaan perlu dibuatkan konsep perencanaan sebagai berikut :
a. Profil (Alinyemen Vertikal)
Setelah konsep alinyemen horizontal disetujui Project Officer dan telah
dipindahkan keatas kertas standar, maka konsep alinyemen vertikal (penampang
memanjang) dapat segera dimulai. Konsep alinyemen vertikal ini dapat langsung
digambar (dengan pensil) diatas standar sheet tadi di bagian bawah dari gambar
alinyemen horizontal.
Alinyemen vertikal digambar dengan skala horizontal 1 : 1.000 dan skala vertikal
1 : 100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan melintang
 Pengetrapan kemiringan maksimum dari lengkung horizontal (diagram super
elevasi)
 Elemen-elemen / data- data lengkung vertikal
 Lokasi bangunan-bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase

b. Potongan Melintang (Cross Section)


 Gambar potongan melintang dibuat menurut peta topografi sesuai keadaan
pada lokasi yang ditentukan di atas standar sheet dengan skala
horizontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 100
 Stationing dilakukan setiap interval 25 – 100 meter

c. Potongan Melintang Standar (Typical Cross section)


Pendekatan Metodologi Dan 13
13
Program Kerja
 Gambar ini dibuat dengan skala yang pantas dengan memuat semua detail
yang diperlukan
 Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang
berbeda-beda

d. Bangunan Standar Pelengkap dan Drainase


Gambar ini mencakup semua detail dari bangunan-bangunan pelengkap dan
bangunan-bangunan drainase seperti turap pelindung talud, gorong-gorong
saluran pasangan batu dan lain-lain.

e. Spesifikasi

Pendekatan Metodologi Dan 14


14
Program Kerja

Anda mungkin juga menyukai