Anda di halaman 1dari 1

DISKUSI I

Dari data anamnesis didapatkan keterangan mengenai seorang pasien perempuan, umur 48
tahun datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan berupa suatu kumpulan gejala
berupa pusing berputar, mual, muntah, bertambah jika pasien berubah posisi, membaik jika
berbaring, tidak disertai penglihatan ganda, telinga berdenging, gangguan pendengaran.
Keluhan utama yang dialami pasien adalah pusing berputar atau yang disebut dengan vertigo.
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar (Sura, 2010). Keluhan vertigo harus
benar-benar dicermati pada saat anamnesis karena sering kali dikacaukan dengan nyeri
kepala atau keluhan lain yang bersifat psikosomatis. Riwayat sakit serupa sebelumnya serta
adanya rasa berdengung yang diabaikan pasien mungkin dapat menjadi salah satu faktor
risiko terhadap beratnya penyakit yang dialami pasien saat ini.

VERTIGO

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar (Wreksoatmodjo, 2009). Vertigo
berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada sensasi berputar
sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan
pada sistim keseimbangan (Wreksoatmodjo, 2009). Vertigo merupakan suatu gejala dengan
sederet penyebab antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga dalam. Obat-
obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi
dan mengendalikan keseimbangan melalui saraf yang berhubungan dengan area tertentu di
otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan didalam telinga, didalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan didalam otak itu sendiri (Mardjono, 2008).

Fisiologi Alat Keseimbangan

Informasi yang berguna akan ditangkap oleh reseptor alat keseimbangan tubuh (reseptor
vestibuler memiliki kontribusi paling besar, sekitar 50%, disusul reseptor visual dan reseptor
propioseptik). Arus informasi berjalan intensif bila ada gerakan/perubahan gerakan pada
kepala atau tubuh. Akibat gerakan ini menyebabkan perpindahan cairan endolimfe di labirin
dan selanjutnya cilia dari hair cell akan menekuk, Tekukan cillia akan menyebabkan
perubahan permeabilitas membran hair cell sehingga ion Ca2+ masuk ke dalam sel (influks).
Influks Ca akan menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang pelepasan neurotransmiter
eksitatorik (glutamat, aspartat, asetilkolin, histamin, substansia P, dan lainnya) yang
selanjutnya akan meneruskan impuls sensorik ini lewat saraf aferen (vestibularis) ke pusat
alat keseimbangan di otak dan timbullah persepsi. Bila dalam keadaan sinkron dan wajar
maka muncul respon berupa penyesuaian otot mata dan penggerak tubuh, tidak terjadi
vertigo (Joesoef, 2003).

Anda mungkin juga menyukai