PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan umum:
Secara umum tujuannya untuk membantu mahasiswa dapat mengetahui
konsep medik dan konsep keperawatan osteoarthritis (OA).
Tujuan khusus:
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari penyakit osteoarthritis
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi yang menjadi penyebab penyakit
osteoarthritis
3. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit osteoarthritis
4. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis penyakit osteoarthritis
5. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari penyakit osteoathritis
6. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnostic dari penyakit
osteoathritis
7. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan penyakit osteoathritis
8. Mahasiswa dapat mengetahui pengkajian penyakit osteoathritis
9. Mahasiswa dapat mengetahui diagnose keperawatan penyakit
osteoathritis
10. Mahasiswa dapat mengetahui intervensi keperawatan penyakit
osteoathritis
BAB II
KONSEP MEDIK
1.1. Definisi
1.2. Etiologi
Penyebab dari OA untuk sekarang masih belum jelas tetapi faktor resiko
OA dapat diketahui dari:
1. Usia
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan di sekitar
sendi, penurunan kelenturan sendi , klasifikasi tulang rawan dan
menurunnya fungsi kondrosit yang mendukung terjadinya osteoarthritis
lutut primer. Kartilago pada pasien yang mengalami penuaan kurang
sensitif terhadap adanya beban pada sendi. Pada keadaan normal, beban
pada sendi menstimulasi pembentukan matriks kartilago sebagai respon
protektif. Proses penuaan juga menyebabkan otot-otot di sekitar sendi
menjadi lebih lemah, input saraf sensori dari reseptor mekanik pada otot
dan tendon untuk mempertahankan tekanan dan posisi sendi
menurun.(Jurnal Karakteristik pasien osteoarthritis Lutut Primer di
Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam bandung, 2014)
2. Genetika
Struktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi
yang tidak teratur yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan
merupakan faktor resiko terjadi Osteoarthritis. Adanya kelainan genetik
dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia asetabular,
penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan,
tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan osteoarthritis.
Faktor genetik berperan utama dalam timbulnya osteoartritis lutut.
Jika orang dengan salah satu anggota keluarga memiliki osteoartritis lutut,
maka orang tersebut mempunyai kesempatan besar untuk terjadinya
osteoartritis lutut. .( http://digilib.unimus.ac.id)
3. Trauma dan faktor okupasi
Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi juga dapat
menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk
sendi tersebut. (Jurnal diagnosis and treatment osteoarthritis, 2015)
4. Aktivitas fisik
Perkerjaan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya
osteoarthritis. Menurut FAO (1985) aktifitas fisik dibagi berdasarkan
proporsi waktu kerja yaitu:
- Ringan 75% dari waktu digunakan adalah untuk duduk dan 25% untuk
kegiatan berdiri dan berpindah.
- Sedang 25% waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan 75%
untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang perkerjaannya. Contoh
penambang, penebang pohon, kuli angkut.
- Berat 40% dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan 60%
untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang nya. Contoh perkerjaannya,
supir, nelayan, tukang las.(Artikel ilmiah hubungan umur, jenis
kelamin, imt, dan aktivitas fisik dengan
kejadian osteoathritis lutut, 2012
5. Jenis kelamin
Perubahan keseimbangan hormon progesteron dan estrogen pada
usia menjelang monopouse yang mempengaruhi sistem keseimbangan
tulang diseluruh tubuh, termasuk tulang subkondral. Oleh karena itu dapat
dipahami jika osteoarthritis lutut primer sering terjadi pada wanita
monopouse. Estrogen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblat.
Osteoblast berperan untuk mensistesis matriks ulang, sesudah monopouse
hampir tidak ada estrogen yang dieksresikan oleh ovarium, kekurangan ini
akan menyebabkan berkurannya osteoblast pada tulang, sehingga
berkuranngnya matriks tulang dan berkurannya deposit kalsium dan fosfat
tulang. (Jurnal Karakteristik pasien osteoarthritis Lutut Primer di
Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam bandung, 2014)
1.3. Prognosis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan
perubahan gaya berjalan. (Soeroso J. Et all, 2007)
a. Nyeri sendi
Keluhan utama, dan cenderung memiliki omset yang perlahan. Nyeri
bertambah dengan aktivitas, membaik dengan istrahat, terasa paling nyeri
pada akhir hari, dan seiring dengan membruknya penyakit, menjadi
semakin parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah
menimbulkan rasa nyeri dan bisa menggangu tidur.(Nurarif & Kusuma.
Jilid 3, 2015)
Nyeri dan edema dapat timbul akibat periosteum tidak terlindungi
lagi. Kondorit yang tidak dapat mensistesi matriks dapat menyebabkan
terjadinya inflamasi pada sinovial. Hal ini ditandai dengan adanya rasa
sakit pada lutut yang meningkat secara perlahan selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun, sehingga pada tahap akhir pasien mengalami rasa
sakit pada saat istrahat. (Jurnal Karakteristik pasien osteoarthritis Lutut
Primer di Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam bandung, 2014)
b. Hambatan gerakan sendi dan kaku sendi
Gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri. (Nurarif & Kusuma. Jilid 3, 2015)
c. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
(Nurarif & Kusuma. Jilid 3, 2015)
Krepitasi merupakan rasa gemertak. Krepitasi disebabkan oleh
hilangnya tulang rawan, kontraktur kapsul dan kelemahan otot.( Jurnal
Karakteristik pasien osteoarthritis Lutut Primer di Poliklinik Ortopedi
Rumah Sakit Al-Islam bandung, 2014)
2.6. Patofisiologi
2.7. Komplikasi
Komplikasi yang sangat sering timbul akibat osteoarthritis adalah
penderita dapat sangat mudah mengalami fraktur. Osteoarthritis juga
merupakan penyebab utama kecatatan dan penyebab utama kelumpuhan pada
orang tua. Keadaan ini secara langsung atau tidak langsung, akan
mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang.(Jurnal
Karakteristik pasien osteoarthritis Lutut Primer di Poliklinik Ortopedi
Rumah Sakit Al-Islam bandung, 2014)
2.9. Penatalaksanaan
Pengelolaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya
OA yang diderita. Penatalaksanaan OA terbagi atas tiga hal, yaitu:
1. Terapi Non-farmkologi
a. Edukasi
Edukasi atau penjelasan pada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat
mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya,
bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar
persendiannya tetap terpakai.
b. Terapi fisik atau rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini
dilakukan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dpat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebihan merupakan faktor yang memperberat OA.
Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebihan dan
diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan
berlebihan.
2. Terapi Farmakologi
Penanganan terapi farmakologi meliputi penurunan rasa nyeri yang timbul,
mengoresi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manisfestasi-
manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi
3.1.Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien
Mengetahui nama klien, umur yang memberikan petunjuk mengenai
dosis obat yang diberikan, anak-anak dan dewasa pemberian dosis
obatnya berbeda. Osteoartritis sering muncul pada usia lanjut, dan
hampir tak pernah pada anak-anak osteoarthritis jarang dijumpai pada
usia dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
Selanjutnya mengetahui pekerjaan, alamat menentukan tingkat sosial,
ekonomi, dan tingkat kebersihan lingkungan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien dengan osteoarthritis mengeluh nyeri pada sendi waktu
bergerak.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada saat bergerak, , merasa kaku pada
persendian
c. Riwayat kesehatan dulu
Biasanya klien pernah menderita penyakit Akromegali, inflamasi pada
sendi misalnya OA atau artropati karena inflamasi
d. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit osteoarthritis bisa terjadi karena faktor genetik. Jika anggota
keluarga mengalami penyakit ini maka akan ada kemungkinan bisa
menurun pada keluarga selanjutnya
3. Pola aktifitas sehari-hari
a. Pola aktifitas
a) Keterbatasan rentang gerak
b. Interaksi sosial
a) Kerusakan interaksi dalam keluarga
4. Pola istirahat tidur
a) Kesulitan untuk tidur karena adanya nyeri.
5. Neuro sensori
a) Sering kesemutan pada tangan dan kaki.
b) Hilangnya sensasi pada jari kaki dan tangan.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Look : Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin
sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih
dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
Feel :Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
Move : Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.
b. Pemeriksaan Muskuloskeletal
a) Pemeriksaan ekstremitas atas
Inspeksi dan Palpasi ekstremitas atas
1. Periksa kondisi sendi, tanda-tanda radang dan deformitas.
periksa apakah ada atrofi, hipertrofi, atau hipertrofi otot
2. kaji adanya nyeri sendi, minta pasien untuk menunjukan lokasi
sendi, catat adanya awitan nyeri, terutama bila ada trauma
3. kaji lamanya, kualitas, dan keparahan nyeri
4. kaji adanya keterbatasan gerak
5. Periksa adanya tumor jaringan parut, dan lesi pada kedua
tangan. nodul yang teraba keras tidak terasa nyeri dan
ditemukan pada persendian bagian distal interval langeal
dibagian dorsorateral (nodul heberden adalah tanda utama
adanya penyakit sendi degeneratif atau osteoarthritis)
6. Periksa kemampuan ekstensi dan fleksi pada jari. Kontraktur
fleksi jari dijari kelingking, jari manis, jari tengah (kontaktur
dupuytren) dapat menghambat ekstensi penuh jari-jari tangan.
Arthritis ditandai dengan adanya keterbatasan gerak pada
semua jari
7. Palpasi sendi metakarpal langeal bagian medial dan lateral jari-
jari. Rasakan adanya pembengkakan, tulang yang menonjol dan
teraba keras, serta deformitas. Jika ditemukan pembesaran pada
bagian distal sendi interfalangeal, kemungkinan besar ada
penyakit sendi degeneratif
8. periksa kontur telapak tangan
9. Lakukan palpasi pada sendi jari dibagian distal, rasakan apakah
ada pembesaran, deformitas, dan nyeri
10. gerakan pergelangan tangan (fleksi, ekstensi, deviasi ulna dan
medial), tangan dan jari
11. Periksa kontur pergelangan tangan, tangan dan jari. Biasanya
akan ada pembengkakan pada penderita arhritis
12. palpasi sendi pergelangan tangan
13. Lanjutkan dengan pengkajian siku. Topang lengan klien dan
biarkan siku menekuk dan sedikit fleksi. lakukan inspeksi dan
palpasi pada masing-masing siku, permukaan ekstensor tulang
ulna dan olekranon. jika ditemukan bengkak, kemerahan dan
nyeri, kemungkinan besar klien mengalami osteoarthritis
14. inspeksi dan palpasi lengkung antara epikondilus dan
olekranon. biasanya akan ditemukan nyeri tekan pada penderita
arthritis. minta pasien untuk memfelksikan dan
mengekstensikan bahu dan membalkian telapak tangan keatas
dan bawah (supinasi dan pronasi)
15. Lakukan inspeksi pada bagian depan bahu. cata adaya bengkak,
dan rasa nyeri saat disentuh. Lakukan inspeksi dan palpasi pada
daerah skapula dan rasakan otot yang ada disekitarnya
16. Inspeksi kontur bahu dan lingkar bahu dari depan kebelakang
17. Lakukan palpasi pada klavikula dari sendi
sternoklavikulakesendi akromioklavikula
18. Lakukan palpasi pada bursa subakromial dan subdeltoid setelah
mengangkat lengan kebagian posterior
19. kaji rentang pergerakan: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
rotasi eksternal dan internal
b) Pemeriksaan Ekstremitas Bawah
1. Pengakjian kaki dan tumit dilakukan dengan posisi berbaring.
Inspeksi adanya pembengkakan, kalus, tulang dikaki yang
menonjol, nodul, atau deformitas
2. Lakukan palpasi pada bagian anterior sendi pada tumit. Catat
adanya pembengkakan, nyeri, atau deformitas. Lakukan juga
palpasi pada tendon achilles, cata jika ditemukan nodul dan
nyeri tekan
3. Lakukan palpasi pada sendi-sendi jari kaki. Catat jika
menemukan abnormalitas
4. Kaji kemampuan gerak daerah tumit dan kaki. Normalnya kaki
dan tumit bisa bergerak tanpa rasa nyeri
5. Kaji kekuatan otot kaki
6. Kaji lutut klien. Inspeksi adanya perubahan bentuk atau
abnormalitas pada patela
7. inspeksi dan palpasi tibiofemoral (dengan lutut difleksikan),
termasuk garis sendi, biasanya bagian tepi banyak tulangnya
dan berbentuk tidak teratur pada osteoarthritis
8. tekan patela terhadap femur yang menopang. pada keadaan
abnormal akan ada nyeri, krepitus
9. kaji kantong suprapateral, ruang infrapateral (area cekungan
yang berdekatan dengan patela). Biasanya akan ditemukan
pembengkakan pada arthritis
10. periksa rentang gerak lutut (fleksi, ekstensi, abduksi). biasanya
akan terjadi keterbatasan gerak pada penderita arthritis
11. periksa/ kaji kaki dengan cara stabilkan tumit dan putar telapak
kaki depan kedalam dan keluar (sendi tarsal dan tranversal).
12. tekan sendi metatarsofalang, kemudian palpasi setiap sendi
antara ibu jari dan jari telunjuk
13. Lakukan pengkajian pada punggung dan pinggul klien dengan
posisi berdiri. Minta klien untuk berjalan dan lihat keadaan
abnormalitas dari klien
14. Lakukan palpasi pinggul. Dan lihat apakah klien mengeluh
nyeri
20. Kesadaran
Klien dengan osteoarthritis biasanya composmentis
21. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk
dengan stress dengan sendi, kekakuan sendi biasanya terjadi
secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit
kontrakturatau kelainan pada sendi dan otot.
22. Kardiovaskular
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, misal pucat intermitten,
sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal
23. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan
dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh,
identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan
perubahan bentuk anggota tubuh
24. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
25. Neurosensory
Gejala : Kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri
26. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan (
terutama pada pagi hari ).
27. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan
peran, isolasi.
28. Keadaan Umum
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, respirasi, suhu tubuh dan nadi
16. Pemeriksaan diagnostik
Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang
terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik (
Soeroso, 2006 ). Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis
OA adalah :
a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat
pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ).
b. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).
c. Kista pada tulang
d. Osteofit pada pinggir sendi
e. Perubahan struktur anatomi sendi.
Berdasarkan temuan-temuan radiografis diatas, maka OA dapat diberikan
suatu derajat. Kriteria OA berdasarkan temuan radiografis dikenal sebagai
kriteria Kellgren dan Lawrence yang membagi OA dimulai dari tingkat
ringan hingga tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada awal penyakit,
gambaran radiografis sendi masih terlihat normal ( Felson, 2006 ).
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S. (2015). Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehata,
Edisi 7. EGC: Jakarta
[52]
http://journal.unair.ac.id/downloadfull/JBE8520ac4fullabstract.pdf. Diakses pada
hari Senin, 02 Oktober 2017 pukul 20.08. WITA.
https://www.verywell.com/what-is-the-prognosis-for-osteoarthritis-2552109
[53]