36 Bab I-Iv
36 Bab I-Iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih
baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di
pusat maupun di daerah.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas, muncul
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kondisi SMP N 36 Semarang dalam proses
pembelajaran dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila?
2. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa SMP N 36 Semarang dalam
menguasai materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari?
1
C. Tujuan Observasi
Tujuan dilakukannya observasi tentang Pendidikan Pancasila di SMP
N 36 Semarang yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kondisi SMP N 36 Semarang dalam proses
pembelajaran dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP N 36 Semarang
dalam menguasai materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan selama satu hari di SMP N 36 Semarang yaitu
pada:
Tanggal : 30 November 2013
Waktu : Pukul 08.00-11.30 WIB
Tempat : Perpustakaan SMP N 36 Semarang
2
Pendidikan Sosial, dan tiga siswa SMP N 36 Semarang sebagai
narasumber.
F. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang pendidikan Pancasila sehingga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca memahami makalah ini, penulis
membuat Sistematika Penulisan sebagai berikut.
BAB I, Pendahuluan
3
BAB IV, Penutup
Bab ini menjelaskan simpulan dari seluruh isi makalah dan saran
penulis kepada pembaca.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pancasila
5
dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang
penting.
2. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang
BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah
tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia
yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno
berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar
negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila”
yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari
salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus
1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi
nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi
bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam
alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”,
namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah
disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon
rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta
sidang secara bulat. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
6
merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945
terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang
terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat. Dalam
bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar
negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili
seluruh rakyat Indonesia.
(Pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html)
B. Pendidikan Pancasila
Berbicara tentang pendidikan Pancasila, sebagai matakuliah di
perguruan tinggi dan guna mencapai sasaran yang efektif, kiranya perlu
disampaikan berbagai hal yang terkait, diantaranya manfaat
mempelajari pendidikan Pancasila, mengenai asal usul Pancasila,
landasan pendidikan Pancasila, dan tujuan diberikannya pendidikan
Pancasila. (Pandji Setijo.Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah
Perjuangan Bangsa Edisi Kedua, 2002:9)
7
C. Manfaat mempelajari Pendidikan Pancasila
Bagi para mahasiswa jika mempelajari pendidikan Pancasila pada
umumnya untuk memahami dan memperoleh pengetahuan tentang
Pancasila secara baik dan benar, dalam arti yuridis konstitusional dan
objektif ilmiah. Yuridis konstitusional, mengingat Pancasila dijadikan
dasar negara dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan
penyelenggaraan negara Republik Indonesia termasuk melandasi
tatanan hukum yang berlaku. Artinya, dalam setiap langkah dan
tindakan dari aparat pemerintahan negara yang ada, seperti presiden,
para menteri, dan pejabat negara yang lain termasuk DPR/MPR
seharusnya mengingat dan mempertimbangkan nilai-nilai luhur yang
ada dalam sila-sila Pancasila agar dapat mencerminkan kepribadian dan
budaya bangsa yang akan menjadi panutan bagi rakyat pendukungnya.
Yaitu, penduduk dan warga negara sehingga terdapat keseimbangan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta tegaknya tatanan
hukum, seperti yang diharapkan bersama.
Objektif ilmiah, artinya Pancasila sebagai dasar negara adalah
suatu nilai kerohanian. Yang masuk dalam kategori filsafat itu adalah
pengetahuan. Oleh karena itu, penalaran dan penjabarannya, selain
secara objektif juga ilmiah. Objektif, mengingat Pancasila bukan milik
subjek tertentu, tetapi milik semua manusia, semua rakyat, dan juga
bangsa Indonesia. Untuk sampai kepada pemikiran yang hakiki tentang
Pancasila, manusia harus menggunakan pemahaman secara umum
melalui berbagai sudut pandang. Ilmiah karena ilmu pengetahuan harus
dinalar berdasarkan teori-teori ilmiah atau pengetahuan umum, seperti
bersistem, bermetode, berobjek, dan memiliki kesimpulan sebagai hasil
analisis, dalam Empat Tiang Penyangga Ilmu dalam Filsafat
Pendidikan Nasional Pancasila (Sunaryo Wreksusohardjo, 2002:7).
Ilmiah, berarti dinalar melalui akal sehat atau logika. Logika, berfikir
secara logis. Dalam matematika, misalnya perhitungan empat kali
empat hasilnya enam belas. Lain halnya, dibidang hukum apabila
8
seorang terpidana telah dinyatakan bersalah secara hukum dan telah
mendapatkan keputusan hukum tetap, harus melaksanakan hukumannya
sesuai keputusan yang telah ditetapkan tersebut. (Pandji
Setijo.Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Edisi
Kedua, 2002:9-10)
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
nilainya mencapai KKM, bahkan melebihi KKM dan dikategorikan
nilainya baik.
B. Faktor yang mempengaruhi Proses Pembelajaran Pendidikan
Pancasila di SMP Negeri 36 Semarang
Setiap sekolah pasti memiliki masalah tentang proses pembelajaran
baik pelajaran Pendidikan Pancasila maupun pelajaran lainnya.
Di laporan observasi ini akan membahas tentang proses pembelajaran
dan penerapan sikap siswa dalam menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.faktor-faktor yang mempengaruhinya
yaiyu sebagai berikut.
1. Faktor siswa
Masih ada siwa yang mencontek, seperti bertanya dengan teman saat
ulangan karena siswa kurang percaya diri.
2. Faktor lingkungan dan kondisi ekonomi
Lingkungan rumah siswa yang kurang mendukung dan kondisi
ekonomi keluarga golongan ekonomi kebawah baik dalam pergaulan
dengan teman-teman yang tidak baik juga dapat mempengaruhi
pembentukan karakter siswa.
11
a) Sila 1: setiap pagi siswa shalat dhuha (yang sedang pelajaran PAI),
diadakan peringatan-peringatan keagamaan (ketika puasa)
b) Sila 2: apabila ada siswa yang sakit, maka teman-teman dan guru
menjenguk.
c) Sila 3: selalu diadakan kerja bakti bergilir.
d) Sila 4: adanya musyawarah dalam pemilihan ketua OSIS.
e) Sila 5:infaq setiap Jumat untuk mensubsidi siswa yang
membutuhkan, seperti: untuk membelikan siswa makanan jika
tidak makan pagi, membelikan siswa pakaian/sepatu bagi siswa
yang membutuhkan.
12
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas diperoleh kesimpulan, yaitu sebagai
berikut.
1. Kondisi pembelajaran Pendidikan Pancasila di SMP N 36
Semarang cukup baik.
2. Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila di SMP N 36 Semarang yaitu dari faktor siswa dan faktor
lingkungan serta kondisi ekonomi keluarga golongan menengah
kebawah.
3. Pendidikan Pancasila sangat penting ditanamkan, karena di dalam
Pancasila terdapat pengamalan 45 butir-butir Pancasila, yakni
penerapannya baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara, sehingga nantinya
di Indonesia tidak ada lagi masalah-masalah seperti tawuran dan
korupsi.
13