Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75


Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan
bahwa sebuah Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas menyelenggarakan


fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya


kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh


setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

Salah satu program pokok puskesmas adalah pelayanan gizi, dimana


pelayanan gizi yang diberikan meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat
gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

B. TUJUAN

Tujuan Umum
Laporan tahunan dibuat dengan tujuan sebagai evaluasi akhir dari
serangkaian kegiatan gizi yang telah dilakukan sepanjang tahun 2015
sehingga diperoleh gambaran dan informasi tentang hasil
pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Puskesmas
Sukaluyu terutama program gizi. Laporan tahunan gizi ini disusun
berdasarkan data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-
masing desa yang ada diwilayah Kecamatan Sukaluyu.

Tujuan Khusus
a) Memberikan gambaran pelaksanaan program gizi di
Puskesmas Sukaluyu selama tahun 2015
b) Sebagai alat monitoring keberhasilan program gizi Puskesmas
Sukaluyu dalam melaksanakan program perbaikan gizi untuk
masyarakat selama tahun 2015
c) Sebagai acuan dalam perencanaan program kegiatan
perbaikan gizi di Puskesmas tahun 2016
3

BAB II
ANALISIS SITUASI

A. GEOGRAFIS

Puskesmas Sukaluyu adalah puskesmas rawat jalan yang terletak di


Jalan Raya Bojongsari Desa Sukamulya Kecamatan Sukaluyu
Kabupaten Cianjur. Berjarak kurang lebih 16 km dari ibukota
Kabupaten Cianjur.
Tabel 1
Daftar 10 Desa beserta jarak dari Puskesmas
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaluyu

No Desa Jarak dari Ket


Puskesmas
1 Mekarjaya 5 KM
2 Panyusuhan 4 KM
3 Sukaluyu 2 KM
Baik
4 Sukamulya 200 M
menggunakan
5 Babakansari 3 KM
roda dua
6 Tanjungsari 4 KM
maupun roda
7 Selajambe 5 KM
empat
8 Hegarmanah 6 KM
9 Sukasirna 7 KM
10 Sindangraja 9 KM

Kecamatan Sukaluyu terdiri dari 48 RW (Rukun Warga) dan 207 RT


(Rukun Tetangga), serta berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : KecamatanMande
 Sebelah Selatan : KecamatanCilaku
 Sebelah Barat : KecamatanKarangtengah
 SebelahTimur : KecamatanCiranjang
4

Wilayah Kerja Puskesmas Sukaluyu merupakan dataran rendah


dengan suhu udara rata-rata sekitar 18 0 C - 29 0 C dan dilalui oleh
anak sungai dengan debet air dibawah 200 l/dt. Jalan-jalan di wilayah
kerja Puskesmas Sukaluyu sebagian sudah beraspal namun sebagian
masih banyak jalanan rusak dan berlubang, meskipun demikian masih
dapat dilalui dengan kendaraan roda dua dan empat.
5

B. DEMOGRAFI

Wilayah kerja Puskesmas Sukaluyu terdiri dari 21.445 KK (Kepala


Keluarga) dengan jumlah penduduk per Desember 2015 sekitar
72.990 jiwa ( sumber data : Kecamatan Sukaluyu, 2015 ) dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar + 1,98 % dibanding tahun
sebelumnya.

Tabel 2
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015

Penduduk

NO Desa KK JML
L P

1 Mekarjaya 1752 2649 2648 5297


2 Panyusuhan 1124 2061 1680 3741
3 Sukaluyu 2560 4629 4292 8922
4 Sukamulya 3142 5249 5111 10360
5 Babakansari 2278 2821 3299 6120
6 Tanjungsari 1898 3354 3308 6662
7 Selajambe 1953 3771 3814 7585
8 Hegarmanah 2356 4138 3867 8005
9 Sukasirna 2170 4395 3957 8352
10 Sindangraja 2212 4067 3880 7947
Jumlah 21445 37134 35856 72990

Luas wilyah kerja Puskesmas Sukaluyu yang meliputi 48 RW dan 207


RT di lingkup Kec. Sukaluyu adalah 4.524,49 Ha dengan jumlah
penduduk 72.990 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di wilyah
kerja Puskesmas Sukaluyu adalah 16 jiwa / Ha.
6

C. SARANA KESEHATAN

1. Sumber Daya Fisik

Tabel 3
Sumber Daya Fisik Yang Ada
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015
No Sarana Jumlah Keadaan
1 Gedung Puskesmas Induk 1 buah Baik
2 Puskesmas Pembantu 5 buah Baik
1 buah Rusak berat
3 Polindes 1 buah Baik
4 Poskesdes 2 buah Rusak ringan
5 Ambulance 1 buah Baik
6 Sepeda Motor 16 buah Baik

2. Sarana Kesehatan Lainnya

Tabel 4
Sarana Kesehatan Yang Ada
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015
No Sarana Kesehatan Yang Ada Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Rumah Bersalin 0
3 Balai Pengobatan Swasta 1
4 Praktek Dokter Swasta 2
5 Praktek Dokter Gigi 0
6 Praktek Bidan Swasta 4
7 Apotik 0
8 Toko Obat 1
9 Laboratorium Swasta 0
10 Pengobatan Tradisional ( salon, jamu, tukang 1
pijat, spiritual )
7

3. Peran Serta Masyarakat

Tabel 5
Jumlah Posyandu Dan Kader Serta Strata Posyandu
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015
JML JUMLAH Strata Posyandu
NO DESA
POSYANDU KADER Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Mekarjaya 8 40 0 4 3 1

2 Panyusuhan 8 40 0 4 3 1

3 Sukaluyu 9 45 0 4 4 1

4 Sukamulya 10 50 0 6 4 0

5 Babakansari 9 45 0 4 4 1

6 Tanjungsari 10 50 0 6 4 0

7 Selajambe 9 45 0 4 4 1

8 Hegarmanah 8 40 0 4 4 0

9 Sukasirna 12 60 0 7 4 1

10 Sindangraja 11 55 0 7 4 0

JUMLAH 94 470 0 50 38 6

D. VISI, MISI DAN STRATEGI PUSKESMAS

Agar pembangunan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas


berjalan terarah dan terukur, maka puskesmas menyusun tujuan
yang tertuang dalam Visi misi Puskesmas, yaitu :
1. Visi Puskesmas
Meningkatkan Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan
Persalinan
2. Misi Puskesmas Sukaluyu
Meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan dasar
dan persalinan
Meningkatkan upaya-upaya kesehatan program preventif dan
promotif
Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor terkait,
lembaga swasta dan masyarakat
Memberdayakan potensi internal dan masyarakat
8

E. KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN JABATAN

Tabel 5
Ketenagaan di Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015

No Jenis Tenaga/ Pendidikan Jumlah Ket

1 KepalaPuskesmas 1 PNS
2 Kepala Tata Usaha 1 PNS
3 Dokter Umum
Sarjana Kedokteran 1 PNS
4 Dokter Gigi
Sarjana Kedokteran Gigi 0
5 Perawat
a. Sarjana Keperawatan/DIV 2 PNS
b. D III Keperawatan 3 PNS
c. SPK 3 PNS 2, TKS 1
6 Perawat Gigi
SPrg 1 PNS
7 Bidan
D IV Kebidanan 9 PNS 6, PTT :3
D III Kebidanan 15 PTT
8 Tenaga Gizi
D III 1 PNS
SPag 1 PNS
9 Analis Kesehatan:
1. D III ANALIS 1 PNS
Farmasi
10 D III 0
SMF 0
11 Rekam Medik
D III 0
12 Kesehatan Lingkungan
D III 0
13 Penyuluh Kesehatan
Sarjana Kes Masyarakat 0
14 Tenaga Administrasi
S-1 2 PNS 3, TKS 3
SLTA 4

45 PNS 23, PTT 18, TKS 4


JUMLAH
9
10

F. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


11

G. KETENAGAAN PETUGAS GIZI


Ketenagaan Petugas Gizi di Puskesmas Sukaluyu berjumlah 2
orang, yaitu :
1. H. Tatang Sutardjo
Pelaksana gizi, lulusan D I SPAG, masa kerja 25 tahun
2. Dina Aulia Majid
Pelaksana gizi, lulusan D III POLTEKES KEMENKES
BANDUNG, masa kerja 5 tahun

H. SUMBER ANGGARAN PUSKESMAS

Dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu fasilitas pelayanan


kesehatan, puskesmas banyak mendapatkan sumber anggaran.
Anggaran tersebut diantaranya :
1. Operasional/PAD : Rp. 90.358.400,00
2. Bantuan Operasional Kesehatan : Rp. 131.587.000,00
3. JKN Murni : Rp. 2.226.383.000,00
4. JKN Silva : Rp. 491.892.000,00
12

BAB III
HASIL KEGIATAN

A. KEGIATAN RUTIN

1. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu

Hingga saat ini, Posyandu masih menjadi sarana penting di dalam


masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga sadar
gizi, membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran,
serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi kegiatan pemantuan
pertumbuhan yang diintegrasikan dengan pelayanan seperti
imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare,
pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontasepsi, hingga
penyuluhan dan konseling.

Dalam pemantuan pertumbuhan di posyandu terdapat beberapa


indikator yaitu S (Sasaran), K (KMS), D (Ditimbang),dan N (Naik).
Pengertiannya
S adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,
K adalah jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,
D adalah jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini, dan,
N adalah jumlah balita yang naik berat badannya.

Jadi SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita.


Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan
kegiatan penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan
penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), dan efektifitas
kegiatan (N/S). (Suhardjo. 1996).
13

Grafik 1
Perbandingan Cakupan Liputan Program (K/S)
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

Perbandingan Cakupan Liputan Program (K/S)


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

120 112
99 100 100 100 100 97 96100 97 100 97
100 87 83 86 84 83 90 87 9091 91

80

60

40

20

2014 2015

Tingkat Liputan Program Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS


dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada diwilayah Posyandu
atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat
harus 100%. Alasannya balita–balita yang telah mempunyai KMS
telah mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya
dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan
atau tidak dapat KMS maka pada dasarnya program POSYANDU
tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah.

Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa terdapat peningkatan


Cakupan Liputan Program dari tahun 2014 ke tahun 2015, namun
masih belum mencapai target, dimana target yang diharapkan
adalah 90%. Dari 10 Desa hanya 1 desa yang mengalami
penurunan, yaitu Desa Mekarjaya, sedangkan desa yang
kenaikannya kurang signifikan yaitu Desa Sukasirna. Diharapkan di
tahun 2016 Seluruh desa bisa mempertahankan trand kenaikan ini
dan bisa mencapai target yaitu 90%.
14

Grafik 2
Perbandingan Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

Perbandingan Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

120

100

80
Axis Title

60

40

20

0
Me Pan Suk Suk Bab Tanj Sela Heg Suk Sin Pus
karj yus aluy am aka ung jam arm asir dan kes
aya uha u ulya nsa sari be ana na graj mas
n ri h a
2014 101 74 86 92 89 79 80 91 85 91 82
2015 93 87 89 72 78 83 75 80 74 79 81

Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu


jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada
di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/Sx
100%), hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah
80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan
sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan
terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu akan
memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat
badannya atau pola pertumbuhan baerat badannya.

Dari grafik diatas, dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 Desa


sangat bervariasi, ada 7 desa yang mengalami penurunan, namun
terdapat 3 desa yang mengalami kenaikan. Desa yang mengalami
penurunan yaitu Desa Mekarjaya, Sukamulya, Babakansari,
Selajambe, Hegarmanah, Sukasirna, dan Sindangraja. Untuk desa
yang mengalami kenaikan yaitu Sukaluyu, Tanjungsari, dan
Panyusuhan.
15

Grafik 3
Perbandingan Cakupan Pencapaian Program (N/S)
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

Perbandingan Cakupan Pencapaian Program (N/S)


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

100

90

80

70

60
Axis Title

50

40

30

20

10

0
Me Pan Suk Suk Bab Tanj Sela Heg Suk Sind Pus
karj yus aluy am aka ung jam arm asir ang kes
aya uha u ulya nsar sari be ana na raja mas
n i h
2014 99 64 65 75 67 69 74 57 46 64 68
2015 80 78 67 62 53 61 57 56 51 53 61.8

Cakupan Hasil Penimbangan (N/S) adalah : Rata – rata jumlah


Balita yang naik berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita
yang ada di Posyandu kemudian dikali 100%. Persentase N/S
disini, menggambarkan berapa besar hasil penimbangan didaerah
tersebut yang telah tercapai. Target yang harus dicapai adalah
40%.
Dari Grafik diatas terlihat bahwa seluruh desa telah mencapai
target, dimana desa tertinggi yaitu Desa Mekarjaya, dan Terrendah
adalah desa Sukasirna. Untuk porsentase puskesmas sendiri
berada di 61% yang turun dari tahun sebelumnya yang mencapai
angka 68%. Sedangkan untuk tren yang terjadi di desa juga
mengalami penurunan, terlihat dari 10 desa hanya satu desa yang
mengalami kenaikan yaitu desa Sukasirna.
16

Grafik 4
Perbandingan Cakupan Efektifitas Program (N/D)
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

Perbandingan Cakupan Efektifitas Program


(N/D)
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2014 & 2015

100
90
80
70
Axis Title

60
50
40
30
20
10
0
Me Pan Suk Suk Bab Tanj Sela Heg Suk Sind Pus
karj yus aluy am aka ung jam arm asir ang kes
aya uha u ulya nsar sari be ana na raja mas
n i h
2014 91 83 79 82 80 82 81 77 73 81 80.9
2015 80 79 68 62 53 62 56 56 51 54 62.1

Indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik
berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang
ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus
mengalami peningkatan berat badan, karena bertambah umur
bertambah berat badan.
Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilan program. N/D adalah jumlah balita yang
naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan dari jumlah
seluruh balita yang dating ke posyandu dan ditimbang. Target yang
ingin dicapai adalah 75%. Jika tercapai berarti sudah baik, namun
bila belum tercapai artinya perlu pembinaan.

Dari grafik diatas terlihat bahwa Terdapat penurunan cakupan dari


tahun 2014 dimana puskesmas mencapai angka 80,9% menjadi
62,1% di tahun 2015. Hal ini terjadi karena tren penurunan juga
terjadi di seluruh desa di kecamatan sukaluyu. Tingkat penurunan
yang paling tinggi terjadi di Desa Babakansari dan desa
Sindangraja.
17

2. ASI Eksklusif
ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan
makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi
dikatakan mendapatkan ASI Ekslusif, jika pada saat survey
dilakukan masih diberi ASi secara Ekslusif.

Grafik 5
Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

80.0
70.0
60.0
Axis Title

50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Me Pan Suk Suk Bab Tan Sela Heg Suk Sin Pus
karj yus aluy am aka jun jam arm asir dan kes
aya uha u ulya nsa gsar be ana na graj mas
n ri i h a
ASI Eksklusif 68.1 58.0 72.6 57.4 55.8 74.4 75.9 32.1 66.7 57.3 61.8

Berdasarkan grafik diatas, pencapaian cakupan pemberian ASI


Eksklusif bayi 6 bulan tahun 2015 Puskesmas Sukaluyu sebesar
61,8% angka ini masih jauh dari target yaitu 80%. Sedangkan untuk
desa yang menyumbang angka ASI Eksklusif terrendah adalah
Desa Hegarmanah. Dan desa dengan cakupan tertinggi adalah
Desa Selajambe.

Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal,


terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum
adanya Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI serta belum
maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan
kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI.
18

3. Distribusi Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil dan Bufas

Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah
anemia gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan
tersulit diatasi di seluruh dunia (Soekirman, 2000). WHO
melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di
negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi anemia pada
kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 24,5% (Riskesdas, 2007).
Grafik 6
Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

120
100
80
Axis Title

60
40
20
0
Mek Pan Suk Suk Bab Tanj Sela Heg Suk Sind Pus
arja yus aluy amu aka ung jam arm asir ang kes
ya uha u lya nsar sari be ana na raja mas
n i h
fe1 112 100 96 90 91.3 91.8 86.7 109 90.8 103 97
fe3 101 91.1 77.9 67.3 88.3 73.6 88.4 89.9 89.7 100 86.8

Dari grafik diatas, Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah


Puskesmas Sukaluyu untuk Distribusi Fe pertama kali (fe1) adalah
95%, sedangkan untuk Fe ke-tiga kali adalah 93%. Target yang
diharapkan adalah untuk Fe1 sebesar 95% dan Fe3 sebesar 93%.
Sehingga pada tahun ini cakupan Fe1 puskesmas tepat memenuhi
target namun untuk cakupan Fe3 tidak mencapai target. Sedangkan
untuk cakupan desa Setengahnya telah mencapai target dan
setengah lagi belum mencapai target. Lima desa yang sudah
mencapai target yaitu : Desa Mekarjaya, Panyusuhan,Sukaluyu,
Hegarmanah, dan Sindangraja. Sedangkan lima desa yang belum
mencapai target adalah Desa Sukamulya, Babakansari,
Tanjungsari, Selajambe, dan Sukasirna.
19

4. Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi, Balita dan Bufas

Masalah gizi yang utama di Indonesia adalah kurang kalori protein


(KKP),dan kekurangan vitamin A yang dapat mengakibatkan
xeropthalmia (sakit mata karena kekurangan vitamin A) misalnya
rabun senja dan kebutaan. Disamping itu masalah kekurangan
vitamin A merupakan masalah terpenting kedua yang perlu diatasi,
karena hal ini melanda penderita yang luas jangkauan, terutama
anak-anak balita. (Winarno, 1995)

Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini bukan hanya


untuk mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya
memacu pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang
penurunan angka kematian bayi dan berpotensi terhadap
peningkatan produktifitas kerja orang dewasa. (Depkes. RI., 2000)

Grafik 6
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Vit. A Bayi
160
140
120
Axis Title

100
80
60
40
20
0
Me Pan Suk Suk Bab Tan Sel Heg Suk Sin Pus
karj yus alu am aka jun aja ar asir dan kes
aya uha yu uly nsa gsa mb ma na graj ma
n a ri ri e nah a s
Vit. A Bayi 115 109 102 107 157 105 98.6 80.7 155 140 116

Cakupan Vitamin A pada Bayi adalah jumlah bayi 6-11 bulan yang
mendapat Vitamin A biru di bulan Februari ditambah dengan jumlah
bayi 6-11 bulan yang mendapat Vitamin A biru di bulan Agustus
dibagi dengan jumlah bayi 0-11 bulan dikali 100. Hasilnya yang
diharapkan adalah 100%.
20

Dari grafik diatas, terlihat bahwa cakupan distribusi kapsul vitamin A


di Puskesmas Sukaluyu telah mencapai target, bahkan melebihi
target yaitu 116%. Hal ini terjadi karena masih ada sasaran dari luar
daerah yang ikut diberi vitamin A. Meskipun demikian terdapat dua
desa yang belum mencapai target, desa tersebut adalah Desa
Selajambe dan Desa Hegarmanah.

Grafik 7
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

120

100

80
Axis Title

60

40

20

0
Me Pa Suk Suk Ba Tan Sel He Suk Sin Pus
kar ny alu am bak jun aja gar asir da kes
jay usu yu uly ans gsa mb ma na ngr ma
a ha a ari ri e na aja s
n h
Vit. A Balita 101 92.898.4 100 79.9 97.790.4 110 99.6 83.9 95.6

Cakupan Vitamin A pada Balita adalah jumlah balita (12-59 bl) yang
mendapat kapsul vitamin A merah dibagi jumlah sasaran balita (12-
59 bl) dikali 100. Cakupan tersebut dipilih antara Februari atau
Agustus tergantung cakupan mana yang paling rendah diantara dua
bulan tersebut. Target yang ingin dicapai adalah 80%.

Untuk di puskesmas Sukaluyu cakupan terendah ada di bulan


februari sedangkan di bulan agustus lebih tinggi yaitu 100%, namun
demikian tetap diperlukan upaya agar setiap bulan februari dan
Agustus seluruh anak bayi balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
21

Dari grafik diatas Terlihat bahwa cakupan distribusi kapsul vitamin A


pada balita Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015 adalah 95,5%. Angka
ini sudah melampaui target. Meskipun demikian dari 10 Desa
binaan puskesmas Sukaluyu masih terdapat satu desa yang belum
mencapai target, yaitu Desa Babakansari. Diharapkan tahun depan
seluruh desa bisa mencapai target.

Grafik 8
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bufas
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bufas


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

140

120

100
Axis Title

80

60

40

20

0
Me Pan Suk Suk Bab Tan Sela Heg Suk Sin Pus
karj yus alu am aka jun jam arm asir dan kes
aya uha yu uly nsa gsa be ana na graj mas
n a ri ri h a
Vit. A Bufas 123 104 119 116 102 110 98.6 104 116 104 110

Cakupan Vitamin A ibu nifas adalah Jumlah pemberian kapsul


Vitamin A merah kepada Ibu Nifas dibagi jumlah sasaran ibu nifas
dikali 100%. Target yang ingin dicapai adalah 100%.

Berdasrkan grafik diatas terlihat bahwa Distribusi kapsul vitamin A


untuk ibu nifas di Kecamatan Sukaluyu sudah melebihi target, yaitu
109%. Dimana dari 10 Desa hampir semua melebihi target kecuali 1
(satu) desa yaitu Desa Selajambe.
22

5. Bulan Penimbangan Balita


Bulan Penimbangan Balita merupakan kegiatan rutin yang dilakukan
satu tahun satu kali (Tahunan). BPB serentak dilaksanakan pada
bulan Agustus, bertepatan dengan pemberian kapsul Vitamin A.

Tujuan diselenggarakannya BPB adalah untuk mendapatkan


gambaran status gizi seluruh balita, memperoleh data gizi buruk by
name by address, serta memperoleh data dasar untuk perencanaan
program gizi.
Grafik 9
Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BB/U
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BB/U


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015
120
100 2 5 2 3 6 3 3 3 5.9
17 15
80
60 79 83 74 83 82 80
89 81 68 79.1
40 72

20
8 16 9 9 12 10 14 11 10.6
0 8
1 5 9
2 3 8 4 8 4 2 5 4.2

Sangat Kurang Kurang Normal Gizi Lebih

Berdasarkan grafik diatas Prevalensi Balita sangat kurang menurut


indicator BB/U adalah 4,2%, sedangkan balita gizi kurang adalah
10,6%, Balita Normal 79,1% dan balita gizi lebih 5,9%.

Bila dibandingkan dengan batasan masalah yang diterbitkan oleh


WHO dimana bila balita gizi kurang lebih dari 10% maka daerah
tersebut masih memiliki masalah gizi. Dengan demikian kecamatan
Sukaluyu masih memiliki masalah gizi karena hasil BPB dengan
indicator BB/U pada balita gizi kurang mencapai 10,6%. Sedangkan
desa-desa yang menyumbang angka tinggi juga perlu dicermati
sungguh-sunguh, yaitu Desa Sukamulya, Selajambe, Hegarmanah,
Sukasirna dan Sindangraja.
23

Sedangkan Untuk Prevalensi Balita GIzi lebih justru terjadi bukan


pada daerah perkotaan, tapi terjadi pada daerah perkampungan,
yaitu Desa Sukaluyu dan Babakansari. Sehingga perlu evaluasi
lebih lanjut di tahun depan apakah benar balita-balita di Desa
tersebut kelebihan Gizi.

Grafik 10
Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TB/U
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TB/U


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015
Sangat Pendek Pendek Normal

71 60 70 62 66 62 69 69 69
77 79

20 14 16
16 18 18 16 16
20 15 13
20 15 24 16 22 15 15
9 8 13 8

Berdasarkan Batasan masalah WHO, Jika prevalensi balita pendek


lebih dari 20% artinya Wilayah tersebut masih memiliki masalah gizi.
Berdasrkan grafik diatas, Prevalensi Balita Pendek Puskesmas
Sukaluyu adalah 16%, ini artinya secara wilayah, puskesmas tidak
memiliki masalah gizi, namun jika dilihat pada tingkat desa, terdapat
beberapa desa yang masih memilikinya, yaitu Desa Mekarjaya dan
Panyusuhan. Dilihat dari segi tipe desa, kedua desa tersebut
termasuk pada desa Terpencil,(jauh dari kota) sehingga
dimungkinkan angka balita pendek lebih tinggi dibanding delapan
desa lainnya.
24

Ditahun 2015 ini ada upaya yang dilakukan untuk mencegah balita
pendek bertambah, yaitu pelatihan PMBA (Pemberian Makan Bayi
dan Anak) bagi kader dan bidan Desa. Dalam pelatihan ini
difokuskan pada 2 tahun pertama kehidupan anak,karena dari 2
tahun pertama ini menentukan tahun-tahun berikutnya. Pemberian
makan bayi dan Anak yang tepat selama dua tahun pertama
kehidupan akan mencegah terjadinya stunting( pendek ).

Perlu sosialisasi dan pelatihan bagi kader lainya agar angka


stunting dapat berkurang dan generasi penerus kita tumbuh bergizi
baik dan tinggi, sehingga produktivitasnya juga meningkat.

Grafik 11
Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BB/TB
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

100 4 5 3 3 6 3 4 5 4 6 4

80

60
90 86 88 87 87 89
92 91 90 93 91
40

20

5 6 11 4 4 7 9 7 6
4
0 0.1 0.3 0.2 0 4
0 0.3 0.3 0 0.1 0.1
0

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

Berdasrkan grafik diatas terlihat bahwa prevalensi balita kurus


berdasarkan indicator BB/TB Puskesmas Sukaluyu adalah 6% hal
ini sudah melebihi ambang batas maslah yang dibuat oleh WHO,
dimana WHO mennyebutkan bahwa jika Prevalensi balita kurus
lebih besar dari 5% maka wilayah tersebut masih memiliki masalah
gizi.
25

Grafik 11
Analisis Kombinasi Tiga (3) Indikator
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Analisis Kombinasi Tiga (3) Indikator


Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015
Kurang Gizi Pendek Kurus

4 5 6 11 4 4 4 7 9 7 6
20 20 16 15 14 18 16 18 13 16 16

8 8 9 16 9 9 12 10 14 11 10.6

Apabila dilihat dari 3 (tiga) indicator, maka maslah gizi dapat dibagi
menjadi 4 Kelompok yaitu Bukan Masalah Gizi, Masalah Gizi Akut,
Masalah Gizi Kronik, dan Masalah gizi Akut-kronik. Seperti terlihat
pada gambar dibawah ini :

Sehingga Terdapat 4 Kelopok di wilayah kecamatan Sukaluyu yaitu


Bukan Masalah Waspada Masalah Gizi Masalah Gizi
Gizi Akut Akut-Kronik
Mekarjaya
Hegarmanah
Babakansari Panyusuhan
Sukasirna Sukamulya
Tanjungsari Sukaluyu
Sindangraja
Selajambe
26

6. Pemantauan Garam Tingkat Masyarakat

Pemantauan garam beryodium dilakukan satu tahun satu kali


(Tahunan) yaitu di bulan Agustus. Ditahun 2015 ini pemantauan
garam di tingkat masyarakat dilakukan langsung ke rumah-rumah
(Door to Door), dengan sistim random, dan prinsip Obat nyamuk,
dimulai dari tingkat RW, dipilih sampel RW berdasrkan random,
satu RW diambil 10 rumah tangga.

Grafik 12
Kategori Desa berdasarkan Kadar Iodium Hasil Uji Garam
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015

Kategori Desa berdasarkan Kadar Iodium Hasil Uji


Garam
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2015
Cukup Rendah Tidak ada

0
11
0
3 1
3
0 0 0 0 0
7
19 37 39 0
36 4
30 30 30
23
16
11

Terdapat satu desa yang tidak di lakukan sampling, yaitu Desa


Mekarjaya karena memang desa tersebut tidak masuk saat
dilakukan random sampling.

Dari 292 rumah tangga yang uji garam dengan test kit, sebanyak
252 rumah tangga cukup kadar iodiumnya (86%), 47 rumah tangga
rendah kadar iodiumnya, (16%) dan 1 rumah tangga tidak ada
kadar iodiumnya.
27

7. Sosialisasi Bulan Penimbangan Balita


Sosialisasi Bulan penimbangan balita dilakukan di akhir bulan juli
sebelum pelaksanaan BPB dibulan Agustus. Sosialisasi didanai
dari anggaran BOK. Dihadiri oleh seluruh bidan yang bertugas di
Puskesmas Sukaluyu.

Dalam Acara tersebut dibuka oleh Kepala Puskesmas Sukaluyu,


dan diisi dengan agenda :
 Persiapan data sasaran
 Sosialisasi Lintas Program (Bidan desa dan Petugas
Promkes)
 Persiapan Alat (Dacin, Microtoice, Panjang Badan)
 Persiapan Format ( BPB, Vitamin A, ASI Eksklusif,
Penemuan Gizi buruk)
 Pembagian Vitamin A merah dan Biru
 Kesepakatan BPB

B. KEGIATAN DARI SUMBER DANA BOK


1. Monitoring Posyandu
Dalam pelaksanaan monitoring posyandu dilaksanakan oleh Tim
Puskesmas, jadi tidak hanya petugas gizi puskesmas, tetapi juga
dilaksanakan oleh bidan koordinator, petugas promkes, perawat
desa dan lain-lain.
Tujuannya adalah peningkatan kinerja posyandu, serta pembinaan
kepada kader posyandu. Dalam kegiatanya ada beberapa hal
yang diperhatikan :
1. Waktu mulai posyandu
2. Sistim 5 Meja
3. Pengukuran BB dan TB
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Sarana dan prasarana, serta
6. Konseling Gizi
28

2. Refreshing Kader Posyandu


Di tahun 2015 ini juga dilaksanakan Refreshing kader posyandu,
dilakukan di dua tempat mengingat wilayah Kecamatan Sukaluyu
yang luas, yang pertama bertempat di aula Desa Hegarmanah, dan
yang kedua di Aula Desa Sukaluyu. Pada acara ini juga dihadiri
oleh Kepala Puskesmas yang berkenan memberikan sambutan.
Kemudian disusul dengan agenda :
 Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu
 Strata Posyandu
 Tertib dan Rapi Tentang Pencatatan dan Pelaporan
 Kemitraan dengan dunia usaha.

3. Monitoring BPB
Monitoring BPB adalah kegiatan dimana petugas puskesmas turun
ke posyandu untuk memantau kegiatan bulan penimbangan balita.
Monitoring BPB dilakukan ke semua desa, satu desa satu
posyandu, yang dimonitor adalah :
 persiapan kader posyandu,
 jumlah hadir balita,
 Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
 Pemberian Kapsul vitamin A merah dan Biru
 Pencatatan dan Pelaporan

4. Validasi Data Bulan Penimbangan Balita


Setelah kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) dilaksanakan,
yaitu bulan Agustus kemudian dilakukan entry data yang baru
selesai pada minggu ke3 bulan September kemudian baru
dilakukan validasi data.
Saat entry data selesai ternyata ditemukan 100 balita gizi buruk,
hal ini sangat tidak wajar, sehingga dilakukan pengukuran ulang
oleh bidan desa, dan hasilnya dari 100 balita tersebut hanya 10
orang, 4 orang kasus lama dan 6 orang kasus baru. 6 orang
tersebut terdiri dari 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
29

5. PMT Pemulihan
Setelah ditemukan balita gizi buruk, kemudian dilakukan kunjungan
rumah, untuk memberikan PMT Pemulihan . PMT yang diberikan
berupa makanan dan minuman pabrikan berupa :
 susu infant (0-6bl) 11 dus (350gr)
 bubur susu instan 90 sachet (20gr) dan
 biscuit 40 roll (80gr)
diberikan selama 90 hari.
Untuk tahun 2015 jumlah balita gizi buruk yang mendapat PMT
pemulihan ada 11 orang.

6. PMT Bumil KEK


Berdasarkan laporan lb3 yang di kumpulkan bidan desa ke petugas
gizi puskesmas, jumlah bumil KEK Puskesmas Sukaluyu tahun
2015 adalah 24 orang, namun puskesmas hanya bisa memberikan
PMT bumil KEK sebanyak 13 orang. PMT yang diberikan berupa
susu ibu hamil sebanyak 36 dus (150 gr). Diasumsikan ibu hamil
kek yang mendapat PMT pemulihan berupa Susu ibu hamil
mendapat tambahan energy sebanyak 160 kkal per hari.
30

BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

A. MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Tabel 6
Identifikasi Masalah Gizi
Di Wilayah Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015

No Data Capaian Target Kesenjangan

* Penimbangan Bulanan

1 Cakupan Liputan Program (K/S) 97 % 90 % 7

2 Cakupan Partisipasi Masyarakat(D/S) 81 % 80 % 1

3 Cakupan Pencapaian Program (N/S) 61 % 40 % 21

4 Cakupan Efektifitas Program (N/D) 62 % 75 % -12,9

6 Prevalensi Gizi Buruk 0,1 % <1 %

7 Prevalensi Gizi Kurang 6 % - %

* Distribusi Vitamin A

Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi


8 116 % 100 % 16
Bayi (6-11 Bulan)
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi
9 96 % 80 % 15,5
Anak Balita (12-59 Bulan)
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi
10 109 % 100 % 9
Ibu Nifas

* Distribusi Tablet Tambah Darah

Cakupan Distribusi Tablet Fe-1 Tablet


11 97 % 95 % 2
Pada Ibu Hamil
Cakupan Distribusi Tablet Fe-3 Tablet
12 87 % 93 % -6,3
Pada Ibu Hamil
31

* Cakupan PMT

13 MP-ASI Bayi (6-11bl) Gakin 0 % 100 % -100

14 MP-ASI Bayi (12-23bl) Gakin 0 % 100 % -100

15 Bumil KEK 54 % 100 % -46

16 Bulan Penimbangan Balita 100 % 100 % 0

17 Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 % 100 % 0

18 Cakupan ASI Eksklusif 62 % 80 % -18,2

2. Prioritas Maslah
Tabel 7
Prioritas Masalah Gizi
Di Wilayah Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015
Kriteria
N Peringka
Prioritas Masalah
o Keseriusan Perkemban t
Urgensi (U) UxSxG
(S) gan (G)

Cakupan Efektifitas
1 3 3 3 27 1
Program

Cakupan Distribusi
2 Tablet Tambah 2 2 2 8 3
darah (fe3)

Cakupa MP-ASI
3 1 1 1 1 5
Baduta Gakin

Cakupan Bumil KEK


4 1 2 2 4 4
dapat PMT

Cakupan ASI
5 2 3 3 18 2
Eksklusif
32

3. Analisis Masalah

Tabel 8
Analisis Masalah Gizi
Di Wilayah Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015
Penyebab
No Masalah
Manusia Metode Alat Dana
Kurangnya
Pola pikir ibu Kuranngnya
Penyuluhan dan Pembelian MP-
dan kader yang KMS, dan
Pembinaan dari ASI baduta
Cakupan menganggap N= banyak KMS
pembina yang terbatas
1 Efektifitas naik dr bulan lalu yang hilang
posyandu
Program (N/D)
Kurang tertib Pemilihan MP-
Pengisian SIP SIP belum
pencatatan dan ASI yang masih
terlewatkan merata
pelaporan pabrikan

Jumlah kader
aktif bertugas di
posyandu
Kurangnya
kurang dan
Kurangnya sarana umum
belum merata di
pencatatan dan yang
tiap posyandu
pelaporan ASI mendukung ibu Kurangnya
sehingga
menyusui Media
pencatatan ASI
penyuluhan ASI
Eksklusif sering
Eksklusif
Cakupan ASI terlewatkan
2
Eksklusif Kurangnya Belum
Pemberian MP-
pengetahuan optimalnya
ASI yang dimulai
dan fungsionalisasi
lebih awal (sejak
keterampilan ibu klinik konseling
usia 5 bulan)
untuk menyusui Laktasi
Konseling
Kurangnya
Jumlah kader PMBA masih
kegiatan yang
terlatih PMBA sebatas
mendukung ibu
baru sedikit pelaksanaan(be
menyusui
lum dievaluasi)
33

Kurangnya
Pengetahuan Pencatatan Stok TTD
dan kepatuhan pemberian Fe garatis yang
Masyarakat
ibu meminum hanya untuk Pil kosong,
enggan
TTD sehingga tambah darah sehingga
membeli TTD
Cakupan hanya Pertama yang diberikan masyarakat
Distribusi kali saja ibu mau oleh Puskesmas harus membeli
3 Tablet membeli TTD
Tambah darah Distribusi Fe
Tidak sedikit ibu
(fe3) tidak tercatat
Rasa tablet Fe hamil yang
pada pasien
kurang dapat memeriksakan
yang kontrol ke
diterima oleh ibu ke paraji, BPS,
dokter
hamil atau dokter
kandungan dan
kandungan
BPS

Kurangnya Pemantauan
Masih
pengetahuan bumil KEK di Minimnya PMT
terbatasnya
dan pola pikir ibu Posyandu belum bumil KEK/PMT
Keberadaan
hamil tentang berfungsi di Penyuluhan
kelas ibu
gizi dan semua bumil KEK
hamil/KP-ASI
Cakupan kesehatan posyandu
4 Bumil KEK Kurangnya Fungsi
dapat PMT motivasi kader posyandu masih
untuk membina terfokuskan
ibu hamil KEK, pada bayi dan
karena balita sehingga
menganggap itu pemantauan ibu
tugas ibu bidan hamil kurang.

Pendistribusian
Pemberian MP-
MP-ASI masih
ASI kurang dari
hanya
Pendistribusian 90 hari
mengandalkan Dana MP-ASI
MP-ASI masih sehingga tidak
petugas gizi dan baduta GAKIN
belum tercatat dapat
kader, belum terbatas
Cakupan MP- dengan baik dimasukan
melibatkan
5 ASI Baduta sebagai
pembina
Gakin cakupan
posyandu
Jumlah kuota
PMT untuk
baduta GAKIN
masih jauh dari
sasaran
34

B. PEMECAHAN MASALAH

Tabel 9
Alternatif Pemecahan Masalah Gizi
Di Wilayah Puskesmas Sukaluyu
Tahun 2015

No Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

Mengupayakan kader untuk


memotivasi ibu untuk membawa
Balita tidan rutin ditimbang ke
balitanya rutin di timbang.
posyandu sehingga banyak status
pertumbuhan yang tidak dapat Mengupayakan kader untuk

dinilai (O) memberikan penyuluhan pentingnya


menimbang anak secara teratur
setiap bulan
Ketidaktepatan dalam teknik Penyegaran kader secara berkala
Cakupan
menimbang dan membaca hasil mengenai teknik menimbang dan
1 Efektifitas
penimbangan membaca hasil penimbangan
Program (N/D)
Penyegaran kader secara berkala
Kesalahan ploting dan interpretasi
mengenai Cara ploting dan
pada KMS
interpretasi pada KMS

Mengupayakan kader untuk


memberikan konseling/penyuluhan
Balita yang tidak naik berat
sesuai penyebab masalah
badannya
Pemberian makanan tambahan

Memotivasi kader untuk memberikan


Rendahnya Pengetahuan Ibu
penyuluhan/konseling tentang
tentang ASI Eksklusif
pentingnya IMD dan ASI Eksklusif

Cakupan ASI
2 Jumlah kader aktif bertugas di
Eksklusif
posyandu kurang dan belum Memastikan kader selalu mengisi
merata di tiap posyandu sehingga kolom ASI eksklusif di KMS dan
pencatatan ASI Eksklusif sering Register ASI
terlewatkan
35

Membentuk Kelompok Pendukung


Belum terbentuk kelompok
ASI, Serta menggiring ibu hamil
Pendukung ASI
untuk ikut kelas ibu hamil

Belum ada kader yang memantau


proses pemberian ASI pasca Perlu pembentukan kader neonatus
melahirkan

Melakukan pendataan sasaran ibu


hamil
Tidak diketahui jumlah sasaran
ibu hamil
Kunjungan rumah untuk memastikan
ibu hamil dapat TTD
Cakupan
Distribusi
3 Ibu hamil yang memeriksakan Bekerjasama dengan bidan desa dan
Tablet
kehamilan ke BPS/dr swasta BPS untuk memberikan TTD
Tambah Darah

Menyediakan swadaya, dengan tanpa


mengambil keuntungan
Persediaan TTD tidak ada

Melapor ke tingkat Kabupaten


36

BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari paparan evaluasi program gizi Puskesmas Sukaluyu selama


tahun 2015 terdapat beberapa masalah yang perlu didukung dari
beberapa pihak diantaranya :
1. Cakupan Efektifitas Program (N/D) yang rendah yaitu 62,1%
2. Cakupan ASI Eksklusif yang rendah yaitu 61,8%
3. Cakupan Distribusi Tablet Tambah Darah (Fe3) sebesar 86,7%
4. Cakupan PMT Bumil KEK rendah yaitu 54%
5. Cakupan MP-ASI Baduta Gakin yang belum mencapai target.

Dari kelima masalah diatas perlu diupayakan agar di tahun 2016


masalah tersebut dapat diatasi atau setidaknya dikurangi
jarak kesenjangannya. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan
segala upaya baik dari segi tenaga, dana, kebijakan, dan
dukungan berbagai lintas terkait agar masalah diatas dapat diatasi.

B. PENUTUP

Keberhasilan pengelolaan program gizi memerlukan dukungan yang


kuat dari berbagai pihak, baik moril, materil maupun finansial. Selain
itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai sektor terkait,
disamping ketekunan dan pengabdian pengelolanya, yang semuanya
mempunyai peranan strategis demi keberhasilan penyelenggaraan
program gizi di Puskesmas Sukaluyu

Demikian laporan tahunan gizi tahun 2015 yang disampaikan sebagai


bahan masukan untuk evaluasi dan penyusunan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam peningkatan upaya perbaikan gizi di
tahun2016.

Anda mungkin juga menyukai