Anda di halaman 1dari 8

UJI STABILITAS FORMULA SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK METANOL DAUN

MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium Merr)

Suryani, Rini Hamsidi, Nurlena Ikawati


Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

ABSTRAK

Daun mangkokan (Nothophanax scutellarium Merr.) memiliki kandungan senyawa yang


berkhasiat sebagai antioksidan.Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula losio dari ektrak
metanol daun mangkokan untuk mengetahui kestabilan (pH, viskositas, ukuran globul) losio dengan
variasi konsentrasi ekstrak 1%; 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10%. Pembuatan ekstrak daun mangkokan
menggunakan pelarut metanol dengan metode maserasi. Ekstrak metanol daun mangkokan kemudian
diformulasikan menjadi sediaan losio. Losio yang telah selesai dibuat dilakukan pemeriksaan meliputi
mutu fisik losio (bentuk, warna, bau/aroma, tekstur, pH,viskositas). Produk losio diuji stabilitasnya
dengan metode penyimpanan cycling test pada suhu 4°C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan
ditempatkan pada suhu 40± 2°C selama 24 jam hingga 6 siklus. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
meliputi stabilitas tampilan, pH, warna, bau/aroma, viskositas. Losio ekstrak metanol daun
mangkokan yang dihasilkan stabil secara fisik.
Kata kunci : formula, daun mangkokan, losio, stabilitas, cycling test
Antioksidan adalah suatu senyawa yang
PENDAHULUAN dapat menetralkan dan meredam radikal bebas
Kulit merupakan organ yang menutupi dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel
seluruh tubuh manusia dan mempunyai fungsi sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel,
untuk melindungi dari pengaruh luar. seperti penuaan dini (Hernanidan Raharjo,
Kerusakan pada kulit akan mengganggu 2005).Pentingnya sediaan kosmetik berbahan
kesehatan manusia maupun penampilan. dasar ekstrak dari tanaman yang memiliki
(Purwaningsih dkk., 2014) fungsi sebagai antioksidan alami dan tabir surya
Penampilan kulit yang halus tanpa keriput yang diminati oleh masyarakat, dikarenakan
dan berseri meski umur seseorang sudah tidak adanya kekhawatiran terhadap efek samping
remaja lagi, menjadi dambaan setiap wanita penggunaan kosmetik berbahan dasar senyawa
(Bogadenta, 2012). Masalah yang sering aktif antioksidan dan tabir surya sintetik.
muncul dewasa ini adalah gejala penuaan dini, Salah satu tanaman yang menghasilkan
sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga senyawa antioksidan adalah tanaman
kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai mangkokan (Nothopanax
dengan munculnya keriput, sisik, kering, scutellariumMerr).Eksplorasi antioksidan pada
munculnya pigmentasi kulit, kusam dan pecah- tanaman mangkokan masih sangat terbatas
pecah.Meski bukan penyakit atau gangguan dilakukan. Andarwulan dkk. (2010) melaporkan
kesehatan yang kronis, namun memiliki dampak bahwa pada daun mangkokan mengandung
psikologis luar biasa pada diri setiap orang senyawa flavonoid dan fenolik yang
(Bodagenta, 2012). Selain itu, radikal bebas beraktivitas sebagai antioksidan. Secara empiris
merupakan salah satu faktor eksternal yang daun mangkokan telah banyak digunakan oleh
dapat menyebabkan penuaan dini. Berbagai cara wanita pedesaan sebelum beraktivitas di luar
diupayakan untuk mencegah ataupun rumah untuk melindungi kulit dari paparan sinar
memperbaiki dampak penuaan. Penggunaan matahari dengan cara mencampurkan daun
kosmetik antioksidan merupakan salah satu mangkokan dengan bedak dingin yang akan
upaya yang sering dilakukan untuk mencegah dioleskan pada wajah. Selain itu, Heinrichdkk.
penuaan (Ardhie, 2011). (2010) dan Ismail (2010) mengemukakan
bahwa beberapa tanaman yang mengandung penguap berputar vakum pada suhu 45oC
senyawa flavonoid dan fenolik mempunyai hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang
manfaat sebagai antioksidan jugadiketahui diperoleh kemudian ditimbang untuk
mempunyai khasiat sebagai tabir surya, mengetahui bobot ekstrak.
sehingga tanaman ini sangat berpotensi jika
dibuat dalam bentuk kosmetik antioksidan dan Pembuatan Sediaan Losio
tabir surya. Formulasi losio antioksidan ekstrak Komposisi bahan yang digunakan dalam
daun mangkokan (N. scutellarium) memiliki formulasi losio berdasarkan prosedur
aktivitas dalam menangkal radikal bebas DPPH. pembuatan formulasi losio Ikawati, 2013
Losio merupakan sediaan kosmetika berupa dengan penambahan konsentrasi sebesar 1%,
emulsi yang mengandung air lebih banyak dari 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%.
pada minyak. Sediaan ini memiliki beberapa
sifat sebagai sumber pelembab bagi kulit, Konsentrasi
Bahan
membuat tangan dan badan menjadi lembut dan (persen berat)
mudah dioleskan. Salah satu syarat yang harus Asam sterat 2,5%
dipenuhi suatu sediaan losio yang baik adalah Setil alkohol 6,3%
stabil secara fisika karena tanpa hal ini suatu Propylen glikol 5%
emulsi akan segera kembali menjadi dua fase Lesitin 1,3%
yang terpisah. Ketidakstabilan emulsi terlihat Na CMC 1,6%
dengan terjadinya kriming, flokulasi dan Minyak zaitun 2,4%
penggumpalan yang dapat juga disertai dengan Glyserin 12,6%
pemisahan fase, perubahan kekentalan emulsi Asam benzoat 0,2%
serta terjadinya inversi fase (Pakki dkk, 2009) Aquades Ad 100%
Berdasarkan uraian tersebut, maka Ekstrak daun 1%,
dilakukan studi formulasi losioantioksidan mangkokan 2,5%,5%,7,5%,10%
ekstrak daun mangkokan (N. scutellarium)
melalui pengujian stabilitas fisik diantaranya uji
Uji Stabilitas Fisik Losio
organoleptik, uji pH, uji viskositas. Uji stabilitas fisk losio dilakukan sebelum dan
setelah penyimpanan dipercepat. Metode
Bahan atau materi penelitian cycling test dilakukan satu siklus pada saat
Bahan-bahan yang digunakam dalam sediaan losio disimpan pada suhu 4° C selama
penelitian ini adalah daun tanaman mangkokan 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada
(N. scutellarium Merr) yang diperoleh dari suhu 40± 2° C selama 24 jam. Percobaan ini
kecamatan Konda Konawe Selatan, metanol diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik losio
(Brataco®), asam stearat (Brataco®), propilen dibandingkan selama percobaan dengan sediaan
glikol (Brataco®), setil alkohol (Brataco®), sebelumnya (Banker, 1997).
CMC (Brataco®), lesitin (Sigma®), minyak
zaitun (Brataco®), gliserin (Brataco®), aquades. a) Uji Tipe Emulsi
Losio yang telah dibuat dimasukkan dalam
Alat/instrumen penelitian. cawan petri, kemudian ditetesi dengan larutan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian metilen biru dan diaduk hingga merata.Jika
ini adalah, Hot plate (Stuart®), Mixer (Sharp®), larutan metilen biru segera terdispersi ke
Timbangan analitik (Precisa®), Alat-alat gelas seluruh emulsi maka emulsinya memiliki tipe
(Pyrex®). M/A.
Pembuatan Ekstrak daun Mangkokan b) Uji Organoleptik
2 kg serbuk daun tanaman mangkokan Pengamatan organoleptik dilakukan terhadap
dimaserasi dalam wadah kaca tertutup selama 3 perubahan-perubahan konsistensi, warna, dan
x 24 jam menggunakan pelarut metanol. bau losio dengan berbagai konsentrasi ekstrak
Filtrat dikumpulkan dan dipekatkan dengan daun mangkokan pada minggu ke 0, 2, 4, 6 dan
8 sehingga pengamatan dilakukan selama 8 pelarut bertujuan untuk memaksimalkan proses
minggu. ekstraksi senyawa kimia yang terkandung
dalam sampel (Harbone, 1996). Pada penelitian
c) Uji pH ini pemekatan filtrat menggunakan penguap
Uji derajat keasaman ini dilakukan dengan berputar vakum menghasilkan sebanyak 102,16
menggunakan pH meter yang sebelumnya telah g ekstrak kental. Hasil pengamatan organoleptis
dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Sampel terhadap ekstrak metanol daun mangkokan
sebanyak 1 gram losio ditimbang dan dilarutkan menunjukkan bahwa ekstrak berwarna hijau
dengan 10 ml aquades, lalu ujung dari alat pH kehitaman dan memiliki aroma khas daun
meter dicelupkan pada losio yang telah mangkokan.
dilarutkan dan nilai pH akan tertera pada pH
meter secara digital. Formulasi Sediaan Losio
d) Uji Viskositas Formulasi sediaan Losio dari ekstrak metanol
Uji viskositas dilakukan menggunakan daun mangkokan dilakukan sesuai dengan
viskometer Rionseri VT rotor no 1 dicelupkan metode standar yang berlaku, dengan
kedalam sediaan losio, viskositas diketahui pengadukan dan pemanasan yang diselingi
dengan mengamati gerakan jarum penunjuk dengan intermitten shaking (2 menit
viskositas yang menunjuk pada angka tertentu. pengadukan dengan selang waktu istirahatnya
Angka tersebut merupakan viskositas sediaan 20 detik) untuk memberikan waktu bahan satu
losio dengan satuan dPa.s = 1 (1dPa.s = 1 dengan bahan lainnya saling memperkecil
poise). tegangan permukaan (Gennaro, 2005).
e) Pengukuran ukuran globul Formula losio ekstrak metanol daun mangkokan
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan bahan-bahan tambahan seperti
mikroskop optik, losio diletakkan pada kaca Asam strearat, Setil alkohol, Propylen glikol,
objek dan ditutup dengan kaca penutup. Lesitin, Na CMC, Minyak zaitun, Glyserin,
Pengamatan ini dilakukan pada pembesaran Asam benzoat, dan Aquades. Menurut Rowe,
tertentu, dalam penelitian ini menggunakan 2009 Setil alkohol pada konsentrasi 2-5% dapat
perbesaran 100x. berfungsi sebagai agen pengemulsi juga
f) Uji mekanik (Sentrifuge) merupakan bahan yang stabil terhadap asam dan
Sampel losio dimasukkan kedalam sentrifuge basa serta digunakan dalam kosmetika, losio
dengan kecepatan 6000 rpm selama 30 menit. farmasetik topikal dan salep sebagai bahan
Setelah disentrifugasi kemudian dilihat ada atau pengeras (stiffening agent), setil alkohol yang
tidaknya pemisahan antara fase minyak dengan dikombinasikan dengan asam stearat dalam
fase air (Elya dkk., 2013). konsentrasi 1–20% akan menghasilkan emulsi
yang lebih stabil sehingga dalam formula ini
HASIL DAN PEMBAHASAN dipilih bahan asam stearat agar memberikan
Ekstrak daun Mangkokan hasil yang lebih maksimal, Propylen glikol
Ekstrak daun mangkokan diperoleh dengan cara sebagai humektan pada konsentrasi 15%.
maserasi dengan pelarut metanol. Dalam proses Menurut Wathoni (2007) Lesitinterbuat dari
maserasi cairan penyari akan menembus phosphatidilkolin dan phosphatidilethanolamin
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel bersifat amfifilik karena memiliki molekul yang
yang mengandung zat aktif yang akan larut, dan terdiri dari bagian hidrofobik dan hidrofilik
karena adanya perbedaan konsentrasi antara serta banyak digunakan sebagai zat pendispersi,
larutan zat aktif yang di dalam dengan yang di pengemulsi dan penstabil (stabilizing agent)
luar sel, maka larutan yang terpekat akan sehingga dalam formula ini digunakan lesitin
terdesak keluar dalam suhu ruang, peristiwa sebagai pengemulsi karena sifatnya yang
tersebut berulang sehingga tercapai amfifilik. Na CMC sebagai peningkat viskositas
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dalam formula losio ini konsentrasi Na CMC
sel dan di dalam sel (BPOM, 1986). Proses tidak berdasarkan standar dari pustaka akan
maserasi selama tiga hari dengan penggantian tetapi berdasarkan uji preformulasi yang
dilakukan sebelumnya konsentrasi Na CMC
dalam formula ini adalah 1,6%. Minyak A
zaitundalam formula ini digunakan sebagai
pembawa fase minyak. Glyserin sebagai
emolien dalam konsentrasi 12,6%, dalam
formulasi sediaan topikal dan kosmetik, gliserin
digunakan karena sifat humektan dan emolien B
yang dimiliki oleh bahan ini. Gliserin juga
sering digunakan sebagai bahan pembantu
pelarut (cosolvent) dalam sediaan krim dan
emulsi (Rowe, 2009). Asam benzoat sebagai
Gambar 3. Losio sebelum (A) dan setelah
pengawet dengan konsentrasi 0,02%, serta
Cycling test (B)
akuades untuk pembawa fase air.
Gambar 3 losio sebelum dan setelah perlakuan
terlihat sama, dari warna bau serta
homogenitasnya sehingga dapat dikatakan losio
ektrak metanol daun mangkokan stabil secara
Gambar hasil formulasi losio ekstrak metanol fisik.
daun mangkokan Pengujian yang dilakukan pada losio ektrak
metanol daun mangkokan diantaranya
Uji Stabilitas Losio pengujian tipe emulsi, pengamatan organoleptis,
Salah satu cara mempercepat evaluasi analisis fisik antara lain pH, viskositas, ukuran
kestabilan adalah dengan penyimpanan selama globul, uji mekanik, uji iritasi untuk mengetahui
beberapa periode (waktu) pada suhu yang lebih keamanan dari losio ektrak metanol daun
tinggi dari normal. Cara khusus ini berguna mangkokan serta uji aktivitas antioksidan dan
untuk mengevaluasi ”shelf life” emulsi dengan tabir surya terhadap produk losio yang
siklus antara 2 suhu. Dilakukan satu siklus pada dihasilkan.
saat sediaan losio disimpan pada suhu 4°C 1. Uji Tipe Emulsi
selama 24 jam lalu dikeluarkan dan Emulsi dalam bentuk losio lebih diterima
ditempatkan pada suhu 40± 2°C selama 24 jam. karena bentuknya yang lebih elegan
Percobaan ini diulang sebanyak 6 siklus (Elya dibandingkan dengan yang berbentuk suspensi
dkk., 2013). (Bronaugh dan Maibach, 2005). Losio dengan
Efek normal penyimpanan suatu emulsi basis emulsi M/A memiliki keuntungan
pada suhu yang lebih tinggi adalah penampilan yang menarik, serta konsistensi
mempercepat koalesensi atau terjadinya kriming yang menyenangkan sehingga memudahkan
dan hal ini biasanya diikuti dengan perubahan dalam pemakaian. Setelah digunakan, fase
kekentalan. Kebanyakan emulsi menjadi lebih eksternal akan menguap dan terjadi peningkatan
encer pada suhu tinggi dan menjadi lebih kental konsentrasi zat aktif larut air sehingga
bila dibiarkan mencapai suhu kamar. memungkinkan penyerapan zat aktif ke dalam
Pembekuan dapat merusak emulsi daripada kulit serta tidak banyak meninggalkan residu
pemanasan, karena kelarutan emulgator baik minyak ketika diaplikasikan (Gennaro, 2005)
dalam fase air maupun fase minyak, lebih namun ada keadaan yang disebut dengan inversi
sensitif pada pembekuan daripada pemanasan fase pada emulsi ketika perubahan emulsi dari
sedang (Banker, 1997). M/A ke A/M atau sebaliknya. Inversi fase dapat
disebabkan karena adanya daya larut bahan
pengemulsi tergantung pada perubahan
temperatur. Sehingga pengujian tipe emulsi
pada losio dalam keadaan sebelum dan setelah
cycling test perlu dilakukan. Hasil uji tipe
emulsi dapat dilihat pada gambar berikut.
waktu delapan minggu serta dalam waktu
A A dipercepat (cycling test).
penyimpanan
3. Uji pH
Uji derajat keasaman atau kebasaan (pH)
merupakan parameter fisikokima yang harus
dilakukan pada pengujian sediaan topical
(dermal), karena pH sediaan dapat
mempengaruhi
B efektivitas, stabilitas, dan
B kenyamanan pengguna sediaan pada kulit.
Apabila sediaan bersifat basa (tidak termasuk
dalam rentang pH kulit (4-7) akan
mengakibatkan kulit terasa licin, cepat kering,
Gambar 4. Hasil Uji Tipe Emulsi sebelum (A) serta dapat mempengaruhi elastistas kulit,
dan Setelah Cycling Test (B) namun apabila sediaan bersifat asam dengan
Pengujian tipe emulsi sebelum dan setelah rentang pH di bawah rentang pH kulit akan
kondisi penyimpanan dipercepat dengan uji mengakibatkan mudah teriritasi (Iswari, 2007).
dispersi zat warna menggunakan metilen biru. Hasil uji pH dapat dilihat pada gambar berikut.
Uji dispersi zat warna memperlihatkan 6 5.3
perubahan warna sediaan dari hijau menjadi 4.97 4.86 4.855.1 4.965.19 5.06
5 4.36 4.48 4.59
4.36
biru. Hal ini disebabkan volume air yang
terkandung dalam sediaan losio cukup besar 4
pH Losio

sehingga zat warna metilen biru mudah terlarut 3


di dalamnya dan mampu mewarnai sediaan. 2
Hasil pengujian membuktikan bahwa seluruh
sediaan losio mempunyai tipe emulsi M/A dan 1
juga tidak menunjukkan terjadinya inversi fase 0
setelah kondisi penyimpanan dipercepat, karena 0 1 2.5 5 7.5 10
pelarut yang digunakan (metanol) sebagian konsentrasi ekstrak metanol daun mangkokan
komponennya terdiri dari senyawa polar, sifat dalam Losio (%)
larutan pengekstrak yang cenderung polar ini
menyebabkan pada saat pembuatan losio Gambar 5. pH Losio sebelum( ) dan setelah
ekstrak metanol daun mangkokan akan cycling test ( )
cenderung larut ke fase air maka losio yang Gambar 5 menunjukkan bahwa pH losio dengan
termasuk emulsi tipe M/A akan semakin baik. konsentrasi 0% (basis) yang tidak mengandung
2. Uji Organoleptik ekstrak metanol daun mangkokan tetap
Pengamatan organoleptis dilakukan terhadap sehingga dapat dikatakan tidak ada reaksi yang
perubahan-perubahan konsistensi, warna, bau terjadi pada bahan-bahan tambahan, sedangkan
dan homogenitas losio dengan berbagai losio yang mengandung ekstrak metanol daun
konsentrasi ekstrak metanol daun mangkokan mangkokan terjadi peningkatan pH, hal ini
pada minggu ke 0, 2, 4, 6 dan 8 sehingga kemungkinan disebabkan pada saat cycling test
pengamatan dilakukan selama 8 minggu. Hasil terjadi interaksi-interaksi dalam golongan
pengamatan organoleptis dapat dilihat pada senyawa alkaloid yang terkandung dalam
tabel berikut. ekstrak metanol daun mangkokan melepaskan
Hasil Pengamatan organoleptis losio selama 8 N yang terikat pada Mg bersifat basa sehingga
minggudapat dilihat tidak ada perbedaan warna, pH sediaan cenderung naik (meningkatkan
bau serta homogenitasnya terhadap lama kebasaan), dalam formula losio ekstrak metanol
penyimpanan selama delapan minggu, hal ini daun mangkokan setelah perlakuan cycling test,
menandakan bahwa losio dari ekstrak metanol pHnya semakin naik dimungkinkan karena
daun mangkokan stabil secara fisik dalam konsentrasi N yang terdapat dalam losio
semakin banyak.
Peningkatan pH yang terjadi tidak Gambar diatas menunjukkan bahwa perbedaan
mempengaruhi kestabilan losio, karena viskositas terjadi sebelum dan setelah cycling
berdasarkan uji statistik Anava, untuk test dilakukan, viskositas losio meningkat
perlakuan kontrol (basis) tidak menunjukkan setelah cycling test dilakukan ini mungkin
perbedaan yang signifikan antara pH sebelum disebabkan karena pada saat penyimpanan salah
dan setelah cycling test hal sebaliknya terjadi satu bahan tambahan dari losio yaitu Na CMC
pada losio yang konsentrasi ekstrak daun yang bersifat hidrofilik dan mudah
mangkokan 1; 2,5; 5; 7,5; dan 10% memiliki mengembang ketika menyerap air. Air yang
perbedaan pH yang nyata sebelum dan setelah sebelumnya berada diluar granul dan bebas
cycling test, namun pH losio ini masih dalam bergerak tidak dapat bergerak lagi dan
pH yang aman untuk digunakan pada kulit menyebabkan larutan lebih mantap dan terjadi
karena masih masuk dalam rentang pH kulit peningkatan viskositas (Fennema dkk., 1996).
yaitu 4-7. 5. Uji Ukuran Globul
4. Uji Viskositas Losio terdiri dari globul-globul kecil yang
Viskositas merupakan gambaran dari tahanan mempunyai kecenderungan untuk menyatu dan
suatu benda cair untuk mengalir. Sifat ini sangat membentuk globul-globul yang lebih besar. Hal
penting dalam formulasi sediaan cair dan ini disebabkan karena globul losio terbentuk
semipadat karena sifat ini menentukan sifat dari dari suatu senyawa yang memiliki gugus
sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya, hidrofilik sehingga secara termodinamika tidak
baik pada saat diproduksi, dimasukkan ke stabil. Oleh karena itu setiap hari penyimpanan
dalam kemasan, serta sifat-sifat penting pada ukuran globul akan menjadi semakin besar
saat pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar, (Martin dkk., 1993). Berikut gambar globul
dan kelembaban. Viskositas dari suatu sediaan losio ekstrak metanol daun mangkokan:
juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan
B A B A
ketersediaan hayatinya (Paye, 2001). 3
0 0 3
Viskositas emulsi yang tidak berubah dengan
waktu dianggap ideal meskipun kebanyakan
sistem masih dapat diterima kestabilannya bila
menunjukkan sedikit kenaikan viskositas dalam
waktu antara 0,04 dan 400 hari. Kebanyakan B A
emulsi menjadi encer pada suhu tinggi dan B A
1 1
mengental kembali bila ditempatkan pada suhu 4 4
kamar. Viskositas dari sediaan losio berkisar
pada angka 3.000 sampai 12.000 centipoises
(cp) (Reich dkk., 2001). Hasil uji viskositas
dapat dilihat pada gambar berikut. B A B A
14 12 2 2 5 5
12 10 10.16 9.5
9.16 9.16
Viskositas Losio

10 8 8.5 8
7.16
8 6.33
6 5.16
4 Gambar Globul Losio (Perbesaran 100x)
2
0 Keterangan:
0 1 2.5 5 7.5 10 A0 : Globul sebelum cycling test losio yang
konsentrasi ekstrak metanol daun tidak mengandung ekstrak (Basis)
B0 : Globul setelah cycling test losio yang tidak
mangkokan (%)
mengandung ekstrak (Basis)
Gambar 6. Viskositas Losio sebelum( ) dan A1 : Globul sebelum cycling test losio yang
setelah cycling test ( ) mengandung ekstrak 1%
B1 : Globul setelah cycling test losio yang Gambar Hasil uji mekanik losio sebelum
mengandung ekstrak 1% disentrifugasi (A) dan setelah disentrifugasi (B)
A2: Globul sebelum cycling test losio yang Hasil uji mekanik losio berdasarkan gambar 8
mengandung ekstrak 2,5% tidak menunjukkan adanya pemisahan fase
B2 : Globul setelah cycling test losio yang antara fase minyak dan fase air dari losio
mengandung ekstrak 2,5% sehingga ini menandakan bahwa losio dari
A3 : Globul sebelum cycling test losio yang ekstrak metanol daun mangkokan dapat stabil
mengandung ekstrak 5% dan tidak akan terpisah dengan adanya
B3 : Globul setelah cycling test losio yang pengaruh gaya gravitasi selama penyimpanan
mengandung ekstrak 5% satu tahun.
A4 : Globul sebelum cycling test losio yang
mengandung ekstrak 7,5% KESIMPULAN
B4 : Globul setelah cycling test losio yang Formula sediaan losio dari ekstrak metanol
mengandung ekstrak 7,5% daun mangkokan stabil secara fisik ditinjau dari
A5 : Globul sebelum cycling test losio yang parameter pH, viskositas, uji mekanik, serta dari
mengandung ekstrak 10% ukuran globulnya.
B5 : Globul setelah cycling test losio yang
mengandung ekstrak 10% DAFTAR PUSTAKA
Ardhie, M.A., 2011, Radikal bebas dan peran
Hasil uji globul losio menggunakan mikroskop antioksidan dalam mencegah penuaan,
dengan perbesaran 100x (Gambar 7) globul Scientific Journal Of Pharmaceutical
yang dihasilkan kecil-kecil dan berdekatan Developmentand Medical Application,
dengan berbentuk spheric. Martin dkk (1993) 24(1).
mengemukakan bahwa losio yang stabil ditinjau
dari bentuk globulnya adalah jika bentuk Arief, Sjamsul, 2006, Radikal Bebas,Laporan
globulnya kecil-kecil, bulat sempurna, serta penelitian bagian ilmu kesehatan anak,
berdekatan. Losio yang globulnya berjauhan Fakultas kedokteran, UNAIR, Hal 21.
menandakan globul yang satu dengan globul
yang lain telah menyatu sehingga dapat terjadi Arthur, W., 2000,Tropical ornamentals a guide
koalesens atau ketidak stabilan emulsi. Timber Press Inc, Portland.
6. Uji Mekanik
Tujuan dilakukannya uji mekanik adalah untuk Astuti, I. P., L.P., Soewilo, T.D., Said
mengetahui terjadinya pemisahan fase dari R.N.A.,dan Kosasih, 2001,An
emulsi. Sampel disentrifugasi pada kecepatan Alphabetical List of Plants Species
6000 rpm selama 30 menit dilakukan untuk Cultivated in the Bogor Botanical
memberikan gambaran terhadap besarnya Garden,Bogor Botanical Garden,
pengaruh gaya gravitasi terhadap penyimpanan Indonesian Institute of Sciences, Bogor.
losio selama satu tahun (Elya dkk., 2013).
Aziz, Y dan Drastinawati, 2005, Ekstraksi
A Senyawa Metabolit Sekunder dari Daun
Tanaman Tutup Bumi, Jurnal Sains dan
Teknologi, 1(4).
Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari., D. A.,
Bolling, B., Wijaya, H., 2010, Flavonoid
B Content and Antioxidant Activity Of
Vegetables from Indonesia, Journal Food
Chem, 121.
Badan Pengawasan Obat dan
Makanan,,1986,Sediaan
galenik,Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, hal. 11.

Banker GS, 1997, Modern pharmaceutics drugs


and the pharmaceutiucal science, 7th vol,
Marcel Dekker Inc., New York, hal. 355.
Balsam, M., S., Sgarin, E., 1975. Cosmetics
Science and Technology, Volume I,
Second Edition, Wiley Interscience, New
York.
Barnett, G., 1972., Cosmetics and Science
Technology : Emollient Cream and
Lotions,Willey-Interscience, New York.
Bogadenta, A., 2012, Antisipasi Gejala
Penuaan Dini dengan Kesaktian Ramuan
Herbal, Buku Biru, Yogyakarta .

Bronaugh, R. L., Maibach, H. I., 2005,


Percutaneous Absorbtion:Drug-
Cosmetics-Mechanism-Methodology 4th
edition, Available as PDF, Marcel
Dekker, United State, Hal 659.

Buck, D.F.,1991, Food Additives User’s


Handbook:Antioxidants, J. Smith
Blackie, London.

Harborne JB, 1987. Metode Fitokimia :


Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan(Terjemahan Kosasih P dan
Iwang S),Ed 2, Bandung : Institut
Teknologi Bandung.

Purwaningsih S., Salamah E., Budiarti T.A.,


2014, Formulasi Skin Lotion dengan
Penambahan Karagenan dan Antioksidan
Alami dari Rhizophora mucronata Lamk.

Anda mungkin juga menyukai