Anda di halaman 1dari 9

Bagian ini dijadikan sebagai acuan pelaksanaan seluruh tahap

pekerjaan yang menguraikan latar belakang pelaksanaan


pekerjaan, maksud, tujuan dan sasaran, dasar hukum, ruang
lingkup, manfaat hasil pekerjaan serta sistematika
pembahasan.

1.1 LATAR BELAKANG


Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kawasan Perkotaan berdasarkan UU No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, merupakan rencana umum tata ruang
sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. RUTR Kawasan
perkotaan merupakan suatu kebijakan penataan ruang yang menetapkan lokasi
dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan, serta bagian wilayah
perencanaan yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu
perencanaan tertentu.
Penjabaran eksistensi RTR/RDTR Kota menunjukkan bahwa penyusunan
RTR/RDTR sangat penting bagi wilayah Kota yang rencana umum tata ruangnya
belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan

1
pengendalian pemanfaatan ruang. Perlunya rencana rinci RTR/RDTR juga terjadi
bila rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala
peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.
Rencana Detail Tata Ruang Kota dilakukan berdasarkan tingkat urgensi atau
prioritas penanganan suatu kawasan di dalam konstelasi wilayah kota. RTR/RDTR
Kota juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada
kawasan fungsional, sebagai penjabaran ”kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan fungsional dalam kawasan sehingga
dapat menciptakan lingkungan yang serasi, selaras, seimbang dan terpadu. Selain
itu, keberadaan /rtrRDTR Kota merupakan rencana pemanfaatan ruang bagian
wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang
dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan.
Kabupaten Morowali merupakan Kabupaten yang terbentuk dari hasil
pemekaran wilayah Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah berdasarkan
Undang-undang RI No. 51 Tahun 1999, mencanangkan gagasan pengembangan
wilayah yang lebih Terpadu, dimulai dari ruang pegunungan, perbukitan, hingga
ruang dataran, sampai dengan ruang pesisir dan pulau-pulau dalam satu kesatuan
rencana wilayah kabupaten. Hal ini telah diimplementasikan dalam Perda Nomor 10
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perkotaan sebagai turunan dari RTRW
Kabupaten/Kota, merupakan rencana pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan yang
disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka
penyusunan dan pengendalian program-program pembangunan perkotaan dalam
jangka panjang. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan bagian
dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Sesuai dengan Perda Nomor 10/2012
tersebut diatas, maka dalam RTRW Kabupaten Morowali telah ditetapkan kawasan
Perkotaan Bungku sebagai kawasan strategis kabupaten dengan fungsi utama
sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten.
Kecenderungan pemanfaatan lahan pada Zona Pusat KTM Bungku, sampai
saat ini secara fungsional sudah banyak mengalami perkembangan. Fungsi utama
kawasan sejak dari awal dicanangkan adalah dikembangkan sebagai Pusat
Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Morowali. Selanjutnya dalam hirarki
penataan ruang kawasan fungsional sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Morowali, pengembangannya diarahkan sebagai Sub
2
Bagian Wilayah Perkotaan (Sub-BWP) Bungku. Dengan demikian, untuk
mengantisipasi perkembangan dan pengembangan kawasan tersebut perlu
dilakukan identifikasi dan evaluasi terhadap pemanfaatan ruang melalui peninjauan
tata letak sarana dan prasarana Pusat KTM Bungku yang dipadu-serasikan dengan
kawasan Pusat Pemerintahan Daerah (Pemda) Morowali sesuai dengan kondisi
yang ada saat ini.
Perkembangan pemanfaatan lahan pada Kawasan Pusat KTM Bungku di atas
merupakan titik awal diperlukannya pengendalian atas perubahan penggunaan
tanah dan perkembangan fisik kawasan tersebut. Melalui rencana kawasan
perkotaan yang lebih detail dan rinci, diharapkan masalah-masalah tersebut dapat
teratasi. Namun karena dinamika perkembangan yang cepat dalam beberapa hal.
Menyebabkan fungsi rencana kawasan kota tersebut di atas, menjadi tidak efektif
atau rencana kawasan kota menjadi kurang berfungsi.
Untuk lebih mengoptimalisasikan lingkup wilayah dan lingkup substansi
perkembangan dan pengembangan kawasan pusat kota terpadu mandiri (KTM)
Bungku maka diperlukan upaya sistematis dalam rangka pengendalian
pemanfaatan ruang pada kawasan ini. Sebagaimana anamat UUPR No. 26/2007
dalam implementasinya dapat dilakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) kawasan yang didelineasi pada Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Morowali. Kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dimaksud
secara substantif dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten Kota.
Adapun bentuk dokumen teknis dari rencana pengembangan kawasan yang
dimaksud adalah Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota
Terpadu Mandiri (KTM) Bungku dengan implikasi pada perubahan alokasi
peruntukan dan besaran ketersediaan lahan dalam rangka mendukung
pengembangan fungsi kawasan sebagai Pusat Perkotaan Bungku (Kota Baru
Bungku) Kabupaten Morowali.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Kegiatan penyusunan dokumen teknis Revisi Rencana Tata Ruang (RTR)
Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku dimaksudkan untuk
memberikan penyempurnaan yang bersifat menyeluruh dan komprehensif terkait

3
dengan substansi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan yang
secara fungsional telah ditetapkan sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten
Morowali.

1.2.2 Tujuan
Kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Bungku dalam rangka peninjauan kembali pemanfaatan ruang dan
sekaligus pengendalian pemanfaatan ruang, yang diselaraskan dengan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Morowali, yang diwujudkan
dalam bentuk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan yang
dilengkapi dengan Peraturan Zonasi.

1.2.3 Sasaran
Guna terwujudnya tujuan kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku, maka sasaran pelaksanaannya
diarahkan pada:
1. Tersusunnya peta dasar dan peta tematik pengembangan Kawasan Pusat
Kota Terpadu Mandiri (KTM) berdasarkan RTRW Kabupaten Morowali
dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan zonasi Kabupaten/Kota;
2. Tersusunnya peta zonasi sebagai acuan spasial penyusunan draft materi
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang RDTR dan Peraturan
Zonasi kabupaten Morowali.

1.3 DASAR HUKUM


Dasar hukum dan acuan kebijakan yang mendasari pelaksanaan kegiatan
Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM)
Bungku antara lain:
 Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, tentang Cagar Budaya;
 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan;

4
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009, tentang Ketenagalistrikan;
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan;
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengeloalaan Sampah;
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air;
 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;
 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas UU No. 18
Tahun 1997, tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah;
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi;
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
 Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
 Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian
Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah
 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003, tentang Penatagunaan
Tanah;
 Keputusan Presiden Nomor 32/1990, tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
 Keputusan Presiden Nomor 33/1990, tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009, tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan zonasi
Kabupaten/Kota;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah
Perkotaan;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan;

5
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 1998, tentang Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
 Perda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah;
 Perda RTRW Kabupaten Morowali;
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Morowali.

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pelaksanaan kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR)
Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku, meliputi Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP) kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Morowali sebagai Sub
BWP yang diprioritaskan pembangunannya, termasuk didalamnya wilayah sekitar
yang diindikasikan akan memberikan pengaruh sangat kuat dalam rangka
pengembangan kawasan perkotaan dimaksud, serta sesuai dengan yang
ditetapkan oleh SKPD bidang terkait di Kabupaten Morowali.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi


Adapun lingkup substansi kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR)
Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku, meliputi:

a. Tinjauan kebijakan dan arah pengembangan kota. Tinjauan kebijakan ini


berisi tentang review kebijakan dan peraturan perundang-undangan
penataan ruang dan kebijakan terkait lainnya yang akan menjadi acuan
dalam penyusunan pekerjaan. Selain itu, dilakukan pula review kebijakan
daerah, khususnya RTRW dan rencana sektoral, termasuk strategi dan
rencana pengembangan Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM)
Bungku yang termuat dalam kebijakan daerah;
b. Tinjauan literatur tentang Kota Terpadu Mandiri. Adanya review secara
teoritis tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan dan
perencanaan revisi Rencana Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Bungku;
c. Identifikasi karakteristik umum kota dan kawasan perencanaan, yang
berisi tentang karakteristik fisik dasar, kependudukan, sosial budaya,
struktur dan pola ruang, sistem jaringan pergerakan dan transportasi,
sistem jaringan utilitas kota, kepadatan-ketingian, dan perpetakan
bangunan, garis sempadan, dan pola pemanfaatan ruang.

6
d. Analisis terhadap kesesuaian dan kemampuan lahan, analisis proyeksi
dan kepadatan penduduk, struktur dan pola ruang, kebutuhan sarana
perkotaan, analisis tingkat dan skala pelayanan fasilitas, sistem jaringan
pergerakan, pengangkutan dan transportasi, sistem jaringan utilitas
perkotaan, penataan dan kepadatan bangunan, ekonomi dan
pembiayaan, kelembagaan, serta penentuan kawasan yang diprioritaskan
penanganannya;
e. Perumusan rencana, diantaranya tujuan penataan, rencana pola ruang,
rencana struktur ruang, rencana jaringan utilitas, rencana penyediaan dan
layanan sarana, rencana jaringan pergerakan, pengangkutan dan
transportasi, rencana penataan dan kepadatan bangunan, rencana
kelembagaan, serta rencana penataan kawasan yang diprioritaskan
penanganannya, serta ketentuan pemanfaatan ruang, serta rencana
zonasi.
f. Penyusunan peta dasar dan peta tematik Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan Peraturan Zonasi;
g. Visualisasi 3D khususnya kawasan-kawasan tertentu yang diprioritaskan
penanganannya;
h. Perumusan indikasi program dan rencana pengendalian Rencana Tata
Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku.

1.5 WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Bungku, dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 dengan jangka
waktu selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).

1.6 KELUARAN/HASIL PEKERJAAN


Produk yang dihasilkan dari terlaksananya kegiatan penyusunan dokumen
teknis Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM)
Bungku adalah meliputi (1) gambaran capaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan
tahapan kegiatan yang telah dilakukan, (2) dokumen teknis yang terdiri atas
laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan akhir yang disertai dengan
lampiran-lampiran pendukungnya., serta (3) peta dasar, peta tematik, serta peta
zonasi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM)

7
Bungku dan visualisasi dalam bentuk 3D beberapa kawasan yang diprioritaskan
penanganannya.

1.7 MANFAAT HASIL PEKERJAAN


Hasil atau keluaran dari pekerjaan penyusunan dokumen teknis Revisi
Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku
dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam penyusunan
Peraturan Daerah dan Peraturan Zonasi Kawasan Pusat Terpadu Mandiri (KTM)
Bungku Kabupaten Morowali. Dokumen ini akan memberikan penekanan terhadap
rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dengan
demikian, arahan pembangunan, khususnya pembangunan fisik dan sarana
prasarana di Kawasan Pusat Terpadu Mandiri (KTM) Bungku harus mengacu pada
ketetapan Perda tersebut. Secara operasional, dokuman Revisi Rencana Tata Ruang
(RTR) Kawasan Pusat Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku dapat dimanfaatkan
sebagai pedoman untuk:
 Pengaturan bangunan dan sarana prasarana pada wilayah perencanaan;
 Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan Perkotaan atau Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;
 Pemberian arahan dalam perizinan pemanfaatan bangunan dan bukan
bangunan serta penyusunan kriteria peraturan pembangunan setempat.
 Sebagai acuan perencanaan sektoral untuk menciptakan kemudahan dalam
melaksanakan program-program pembangunan sektoral dan mencegah
terjadinya benturan kepentingan antar sektor dalam usaha-usaha yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang.

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, dan sasaran,
serta ruang lingkup wilayah dan materi yang akan dibahas dalam
pekerjaan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota
Terpadu Mandiri (KTM) Bungku. Selain itu, bab ini juga
memberikan penjelasan tentang jangka waktu pelaksanaan, hasil,
serta manfaat dari pekerjaan ini.

BAB II KETENTUAN UMUM

8
Bagian ini menjelaskan tentang pemahaman terkait dengan
Rencana Tata Ruang Kawasan Pusat KTM Bungku yang terdiri dari
pemahaman terkait dengan istilah dan definisi, kedudukan RTR,
fungsi dan dan manfaat RTR serta masa berlaku RTR.

BAB III TINJAUAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DAN PEMBANGUNAN


DAERAH TERHADAP KAWASAN PUSAT KTM BUNGKU
Bab II ini berisi tentang kebijakan, baik peraturan perundang-
undangan maupun peraturan daerah yang berkaitan dengan
penataan ruang dan bidang terkait lainnya. Review kebijakan ini
akan menjadi acuan dan pedoman dalam perencanaan dan
pengembangan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pusat Kota
Terpadu Mandiri (KTM) Bungku.

BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN


Gambaran umum kawasan perencanaan berisi tentang profil
Kecamatan Bungku Tengah dan Kawasan Pusat Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Bungku, yang meliputi letak dan deliniasi Pusat
Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bungku, Aksesibilitas Kawasan Pusat
KTM Bungku, Kondisi Topografi Kawasan Pusat KTM Bungku,
Kondisi Kependudukan, Jaringan Jalan, Jaringan Listrik dan Kondisi
Jaringan Air Bersih di Pusat KTM serta Karakteristik Fungsi
Kawasan Pusat KTM Bungku.

BAB V RENCANA PENATAAN RUANG KAWASAN PUSAT KTM BUNGKU


Bagian ini berisi tentang rencana penataan ruang kawasan yang
diawali dari rencana pembagian blok dan sub blok, rencana
struktur ruang Kawasan Pusat KTM Bungku serta rencana pola
ruang.

BAB VI KETENTUAN PEMAFAATAN RUANG


Bagian ini menguraikan tentang perwujudan rencana struktur dan
pola ruang dan jaringan prasarana yang telah ditetapkan.

BAB VII PERATURAN ZONASI


Bab ini merupakan bab pentup dalam laporan ini yang memuat
tentang beberapa ketentuan peraturan zonasi yang mengarahkan
dan mengendalikan pembangunan serta perkembangan kawasan.

Anda mungkin juga menyukai