Anda di halaman 1dari 5

TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN

Ada dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan pertimbangan oleh manajemen
dan dievaluasi oleh auditor yaitu:

A. Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan penyesuaian.

Beberapa kejadian setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen
agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal
neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah
tanggal neraca seperti berikut ini memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan
keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:

1. Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.

2. Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.

3. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai
buku.

4. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang dimasukkan
dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal
neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh dimasukkan
dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah akhir tahun.

2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan
pengungkapan.

Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi
tidak signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan
penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan
pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:

5. Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali

6. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

7. Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk

8. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran


9. Penggabungan usaha atau akuisisi.

Jika auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini berdampak material
pada pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus
memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun
yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam
pengendalian internal berikut dampaknya.

PENGUJIAN AUDIT

Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori
yaitu:

1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.

Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari
pengujian perincian saldo.Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan danpembelian
setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.Auditor juga menguji
tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kasperiode setelah tanggal neraca
untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutangtidak tertagih.

2. Proseduryang Dilakukan Khususnya untuk Menemukan Kejadian atau Transaksi yang harus
Diakui sebagai Kejadian setelah Tanggal Neraca.

Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji
saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk
tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:

a) Tanya Jawab dengan Manajemen

Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.Tanya
jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukanuntuk
menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas atau struktur modal
perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui denganpasti pada tanggal neraca, dan
penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggalneraca. Auditor perusahaan publik juga
harus memasukkan tanya jawab mengenaiperubahan pengendalian internal atas laporan
keuangan yang dilakukan setelah akhirperiode fiskal.
b) Koresondensi dengan Pengacara.

Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban kontijensi.
Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada
tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian
setelah tanggal neraca.

c) Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.

Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis
perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun.Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau
lingkunganr dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan
laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas hasil
operasinya.

d) Telaah atas Pencatatan yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.

Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari
transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui,
maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal tersebut.

e) Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi setelah Tanggal Neraca.

Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas
kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.

f) Permintaan Surat Representasi.

Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya
perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal
neraca.Surat ini harus dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.

Penetapan Tanggal Ganda

Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Misal jika klien audit membeli perusahaan lain setelah hari terakhir
pekerjaan lapangan. Dengan mengasumsikan bahwa pembelian terjadi pada 23 Maret,
sedangkan hari terakhir pekerjaan lapangan adalah 11 Maret.Dalam situasi ini, PSA 43 (SA 530)
mensyarakatkan auditor untuk memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal
neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua
pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:

Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.

Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru setelah
tanggal neraca.

2.3. Pengumpulan Bahan Bukti Akhir

Auditor mempunyai sedikit tanggung jawab akumulasi akhir yang dapat diterapkan untuk
seluruh siklus lain disamping penelitian atas kewajiban kontijensi dan menelaah peristiwa
kemudian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan melalui 5 jenis berikut, diantaranya:

1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir

Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhiratas
salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujiandan
membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan.Saat
melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalamstandar audit,
rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasantambahan dan
mempertimbangkan hal berikut:

1) Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan
atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.

2) Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.

Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit tambahan
dibutuhkan.

2. Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha

PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yangsubstansial
mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktusatu tahun atau
lebih setelah tanggal neraca.Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari
perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya,
penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor selama masa audit
bahwa perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau
memutuskan untuk menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan
prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan
keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat
memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.

Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan setelah seluruh bukti


dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan. Saat auditor
menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen
dalam menghindari kebangkrutandan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai