Struma Poli
Struma Poli
A. Konsep Medis
1. Pengertian.
1.1. Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang ditandai dengan
1.2. Struma Nodosa Non Toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara teknik teraba
suatu nodul tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme (Sri Hartini, Ilmu Penyakit Dalam,
2. Anatomi Fisiologi
Kelenjar tyroid terletak dibagian bawah leher, terdiri atas 2 lobus yang
dihubungkan oleh isthmus dan menutupi cincin trakea 2 dan 3. Kapsul fibrosa
menggantungkan kelenjar ini pada fasia Pre trakea sehingga pada setiap gerakan menelan
selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar ini ke arah kranial, aliran darah ke
kelenjar tyroid berasal dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior.
3. Etiologi / penyebab
Defisiensi yodium merupakan sebab pokok terjadinya struma. Struma merupakan cara
adaptasi manusia pada keadaan akan kekurangan unsur yodium dalam makanan dan
minuman.
3.2. Faktor Goitrogen.
Goitrogen adalah zat atau bahan yang dapat mengganggu hormogenesis tiroid sehingga
Apabila yodium dikomsumsi dalam jumlah yang berlebihan maka akan terjadi inhibisi
hormonogenesis, akan tetapi bila pemberian ini secara kronik, maka terjadi escape atau
Bila tidak mampu melaksanakan hambatan tersebut akan mengalami akibatnya yaitu
4. Patofisiologi.
pengurangan hormon T3 dan T4. Pengurangan ini mencegah inhibisi umpan balik TSH
yang normal. Kadar TSH yang meningkat akan menyebabkan peningkatan massa tyroid.
adanya kadar TSH. Hipotesis lain menyatakan bahwa struma disebabkan karena stimulus
kelenjar tyroid oleh growth imunoglobin, stroma dapat berupa difus atau noduler dan
nodul disebabkan oleh adenoma, karsinoma, atau proses inflamasi. Pembesaran tyroid
yang tidak berhubungan dengan hypertiroidisme, malignasi atau inflamasi sering kali
terjadi pada wanita yang timbul pada saat pubertas atau selama kehamilan disebut dengan
simpel goiter.
Pada tiap orang dapat dijumpai masa dimana kebutuhan terhadap tiroxin
menopause, infeksi dan stres. Pada masa tersebut akan menimbulkan modularitas kelenjar
tyroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut pada berkurangya aliran darah.
5. Manifestasi Klinis.
5.4. Kesulitan dalam bernafas dan suara bising pada waktu bernafas.
5.5. Suara parau karena tekanan pada saraf suara (Jhon Of Knight. 1993, Wanita Ciptaan
6. prognosis
7. Pemeriksaan Diagnostik.
Berfungsi untuk melihat perkiraan ukuran, bentuk lokal dan yang bermasalah. Fungsi
bagian-bagian tiroid.
7.4. Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada
suatu tempat.
75. Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglobulin kadar tg serum normal
8. Penatalaksanaan Medik.
8.1. Pencegahan.
Dengan pemberian kapsul minyak beryodium terutama bagi penduduk didaerah endemik
Program ini bertujuan merubah perilaku masyarakat, dalam hal pola makanan dan
Pada struma Nodosa NonToksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi
pada organ sekitarnya kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan dicurigai.
Konsep Asuhan Keperawatan
Suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiatnya, dimana pelayanan
keperawatan mengacu pada pelayanan bio, psiko, sosial, spiritual yang komprehensif
ditujukan kepada klien, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat.
1. Pengkajian.
E Doenges). Pengumpulan data dan sumber data dapat dilakukan melalui observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1.1. Aktifitas \ Istirahat : Insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi
1.2. Eliminasi : Urine dalam jumlah banyak perubahan dalam faeses diare.
1.3. Integritas ego : Mengalami stres yang berat baik fisik maupun emosional.
1.4. Makanan \ cairan : Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan yang
meningkat, makan banyak, makannya sering kehausan, mual muntah pembesaran tyroid.
diatas 370 C, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan
1.8. Seksualitas : penurunan libido, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotens
2.1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
2.3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penekanan pada esofagus, kesulitan
menelan.
3.1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat nyeri klien 1. Mengetahui tingkat nyeri klien
dan sebagai dasar untuk menentu-
kan rencana tindakan selanjutnya.
2. Mengurangi resiko nyeri saat
menelan.
3. Dengan makan sedikit-sedikit
2. Anjurkan klien untuk makanan tidak akan memperberat rasa sakit
saat menelan.
lunak.
4. Analgetik dapat menekan pusat
3. Menganjurkan klien supaya makan nyeri sehingga impuls nyeri tidak
diteruskan ke otak
sedikit-sedikit tapi sering.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian analgetik.
Tujuan : Klien mengerti tentang adanya perubahan bentuk tubuh dan mau
menerima keadaannya serta mengembangkan mekanisme pemecahan masalah dan
beradaptasi dengan baik.
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusi dengan klien bagaimana1. Sebagai informasi tambahan untuk
masalah.
bisa diatasi.
menelan.
Tujuan : Pasien mengatakan berat badannya stabil dan bebas dari tanda-
tanda malnutrisi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor intake tiap hari 1. Nutrisi merupakan kebutuhan yang
harus tetap terpenuhi setiap hari untuk
mencegah terjadinya malnut-risi.
2. Suplemen makanan tersebut akan
mempertahankan jumlah kalori dan
protein dalam tubuh tetap dalam
keadaan stabil.
3. Lingkungan yang buruk akan
2. Anjuran klien untuk makan memperburuk keadaan mual dan
menyebabkan muntah, efektifitas diet
makanan yang tinggi kalori dan merupakan hal yang individual untuk
dapat mengatasi adanya mual.
kaya akan gizi.
berminyak.
kebersihan.
3.5. Anxietas berhubungan dengan interpretasi yang salah dan prosedur pembedahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kecemasan klien. 1. Sebagai dasar dalam melakukan
intervensi selanjutnya.
2. Berikan dorongan kepada klien2. Dukungan perawat akan membawa klien
perasaannya.
mengatasi masalah.
spritual. penyakitnya.
2001).
4.1. Resiko tinggi terjadi ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
4.2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan laring,
5.1. Resiko tinggi terjadi ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
RASIONAL
INTERVENSI
1. Pantau frekuensi pernafasan,
1. Pernafasan secara normal ka-dang-
latihan nafas dalam dan atau menimbulkan nyeri yang berat, tetapi
jalan nafas
yang tergantung
5.2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan laring,
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji fungsi bicara secara periodik 1. Suara serak dan sakit tenggorok
trakea
didengarkan
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda-tanda vital dan catat1. Manipulasi kelenjar selama
pembedahan
serum pengganti
5.4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik
1. Bermanfaat dalam mengevaluasi
verbal maupun non verbal, catat nyeri, menentukan pilihan in-
lamanya terapi
leher
seperti imajinasi, musik yang lembut, tidak nyaman secara lebih efektif
relaksasi progresif 7. Beri obat analgetik dan/atau