A. Pengkajian
1. Identitas klien: biasanya pada identitas ini diisi nama klien, tempat dan tanggal lahir
klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan No
MR, tanggal masuk RS, diagnosa medis dan penanggung jawab klien serta
hubungannya dengan klien
2. Riwayan kesehatan :
Riwayat kesehatan dahulu: kita kaji riwayat kesehatan dahulu klien, biasanya
klien dengan otitis media ini memiliki riwayat infeksi saluran pernapasan atas dan
riwayat batuk pilek (rhinitis)
Riwayat kesehatan sekarang: biasanya Klien mengalami demam tinggi, sulit
tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, mengalami gangguan pendengaran, kadang-
kadang memegang telinga yang sakit, mual, muntah, diare dan kejang-kejang.
Riwayat kesehatan keluarga: biasanya sering terjadi pada penyakit bawaan seperti
sindrom down selain itu biasanya otitis media ini tidak penyakit keturunan.
3. Pemeriksaan fisik
Rambut: biasanya rambut kilen bersih, tidak berkotombe, tidak mudah dicabut,
tidak ada pembengkakan atau tuma
Mata: biasanya konjungtiva klien tidak anemis, pupil klien isokor, kelopak mata
klien baik tidak merah dan simetris kiri dan kanan
Telinga
- Inspeksi: biasanya klien meras nyeri, tidak ada lesi di pada telinga dan ada
massa pada pinna dan ada cairan(drenaise) warna hijau jernih
kekuningan, daan penurunan pendengaran
- Palpasi: biasanya ada terdapat nyeri tekan pada prosesus mastoideus dan
membrane tympani tidak normal
Hidung
- Inspeksi: biasanya bentuk hidung simetris dan lubang hidung simetris, tidak
ada perdarahan, tidak terdapat massa/benjolan
- Palpasi: biasanya mobilitas septum baik dan sinuspun baik
Mulut
- Inspeksi: biasanya gigi lengkap,tudak caries lidah bersih dan tidak berbau
- Palpasi: biasanya palatum bersih dan tidak ada gangguan
Leher
- Inspeksi: biasanya kelenjar tiroid tidak dapat dilihat(kecuali orang kurus)
- Palpasi: biasanya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan JVP
Thorax
- Inspeksi: biasanya bentuk tulang klien normal tidak ada skifosis, lordisis atau
lainnya dan bentuk dada klien normal tidak ada barrel chest, piegion, dll. Dan
tidak ada retraksi dada
- Palpasi: biasanya tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
- Perkusi: biasanya bunyi resonan(dug, dug, dug)
- Auskultasi: biasanya bunyi nafas normal, tidak ada bunyi suara tambahan
Jantung
- Inspeksi: biasanya area bagian jantung normal
- Palpasi: biasanya lokasi bagian jantung normal yaitu pada ruang IC 2 dll
- Perkusi: tidak dilakukan
- Auskultasi: biasanya bunyi jantung normal,tidak ada murmur
Abdomen
- Inspeksi: biasanya bentuk abdomen klien normal tidak ada penonjolan atau
acites dankontur permukaan rata, bentuk simetris
- Auskultasi: peristaltic usus 18x/menit
- Perkusi: biasanya bunyi abdomen nya adalah tympani
- Palpasi: biasanya organ intra abdomen dalam keadaan baik dan tidak ada
massa tau pembengkakan dan tidak terdapat nyeri tekan
Ekstermitas
- Kekuatan otot: bisanya baik (antara 0-1)
- Oedem : biasanya tidak ada udem
- Rentang gerak : biasanya normal horizontal terhadap gravitasi
Integumen
- Kulit: biasanya tidak pucat/cianosis
Neurologi
- Gcs: biasanya normal (15)
Spiritual: biasanya terganggu karena nyeri dan cairan selalu keluar
Spikososial: biasanya terganggu karena penyakit yang diderita, nyeri otore
berpengaruh pada interaksi, Aktifitas terbatas dan takut menghadapi tindakan
pembedahan.
Eliminasi: tidak ada perdarahan, tidak terdapat massa/benjolan
Pola istirahat/tidur: selama sakit klien mengalami gangguan pola tidur karena
sering terbangun dan sulit tidur
Pola nutrisi metabolic: selama sakit klien bisa mengalami mual, muntah dan diare
sehingga menyebabkan nafsu makan klien meurun
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan edema
(pembengkakan)
3. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi imun-autoimun (peningkatan produksi
cairan serosa)
4. Resiko infeksi berhubungan dengan respon inflamasi
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada penampilan tubuh (secret
berbau
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
pengobatan dan tindak lanjut terapi
C. Intervensi Keperawatan
D. Discharge Planning
1. Istirahat yang cukup untuk mengatasi infeksi
2. Tidak dianjurkan mengobati sendiri sebelum konsultasi dengan dokter
3. Liang telinga dapat bersih dengan sendirinya sehinggat tidak perlu dibersihkan
dengan katenbuds
4. Hindari memasukkan apapun ketelinga
5. Bila kotoran terbentuk berlebih konsultasikan dengan dokter spesialis THT
6. Jagalah telinga tetap kering
7. Hindari penerbangan saat menderita infeksi telinga