No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD
1. Pengertian
Tata cara mengatasi gigitan bisa ular
2. Tujuan
Secara garis besar menghentikan penyebaran efek racun atau bisa dari gigtan ular.
3. Kebijakan
Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter dan Perawat yang terampil
4. Referensi
Modul pelatihan penanggulngan penderita gawat darurat / BTCLS
5. Prosedur / Langkah-langkah
a) Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan atau
menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi.
b) Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buat sayatan silang di tempat masuknya
gigi taring ular sepanjang dan sedalam 0,5 cm, kemudian lakukan pengisapan mekanis.
c) Usaha menghambat penyerapan dapat dilakukan dengan memasang turniket beberapa sentimeter di
atas gigitan/pembengkakan yang telah terlihat, dengan tekanan yang cukup untuk menghambat
aliran vena dan aliran limfe tetapi lebih rendah dari pada tekanan arteri (denyut nadi distal tetap
teraba). Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit. Tekanan dipertahankan dua jam. Penderita
diistirahatkan supaya aliran darah terpacu.
d) Cara Pemberian dan Lama Pemberian SABU: Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai
larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per
menit. Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena
dengan sangat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada
dosis untuk dewasa. Cara lain: penyuntikan Serum Anti Bisa Ular (SABU) polivalen sebanyak 2,5
ml intramuskuler atau intravena dan 2,5 ml suntikan infiltrasi sekitar luka.
e) Ular tak berbisa tidak memerlukan pertolongan khusus, kecuali pencegahan infeksi
6. Unit Terkait
Poliklinik, Ruang IGD