Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI TEKNIS

BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN


GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

Pasal 1.
NAMA PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana adalah :
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO
02

Pasal 2.
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Selain Pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus
diselesaikan, Kontraktor Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan
pekerjaan - pekerjaan pendukung yang diatur di dalam pasal - pasal
selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri dari :
1. Penyediaan tenaga.
2. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan.
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
4. Penyediaan peralatan.
5. Penyediaan bahan.
6. Pembuatan Shop Drawing (Gambar Pelaksanaan) dan As Built Drawing
7. Pembenahan/ perbaikan kembali lingkungan sekitar seperti sedia kala
dan pembersihan lokasi.

1.2. Adapun pekerjaan yang harus dilaksanakan, meliputi :


a. Pejerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Dinding
e. Pekerjaan Plesteran
f. Pekerjaan Kayu
g. Pekerjaan Beton
h. Pekerjaan Besi Dan Alumunium
i. Pekerjaan Penutup Atap
j. Pekerjaan Langit-Langit
k. Pekerjaan Lantai Dan dinding
l. Pekerjaan Kunci Dan Kaca
m. Pekerjaan Pengecatan
n. Pekerjaan Instalasi Listrik
o. Pekerjaan Sanitasi

Pasal 3.
PENYEDIAAN TENAGA
1. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga
inti yang cukup memadai untuk kegiatan ini yang sekurang - kurangnya
terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Project Manager, minimal Sarjana Teknik Sipil,
bersertifikat SKA Utama Manajemen Proyek

Bagian 1
SYARAT UMUM 1
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

b. 1 (satu) orang Site Manager, minimal Sarjana Teknik Sipil,


bersertifikat SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung.
c. 1 (satu) orang Ahli K3, minimal Sarjana Teknik Sipil, bersertifikat
SKA Ahli K3 Konstruksi.
d. 1 (satu) orang pelaksana sipil, minimal STM/SMK Bangunan,
bersertifikat SKT Pelaksana Gedung/Pekerjaan Gedung.
e. 1 (satu) orang pelaksana elektronikal, minimal STM/SMK Listrik,
bersertifikat SKT Instalasi Listrik dan Daya Fasa Tiga.
f. 1 (satu) orang tukang bata, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat
SKT Tukang Pasang Bata/Dinding.
g. 1 (satu) orang tukang besi, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat
SKT Tukang Besi Beton.
h. 1 (satu) orang tukang cor, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat
SKT Tukang Cor Beton.
i. 1 (satu) orang tukang batu, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat
SKT Tukang Batu/Stone.
j. 1 (satu) orang tukang keramik, minimal STM/SMK Bangunan,
bersertifikat SKT Tukang Pasang Keramik.
k. 1 (satu) orang drafter, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat SKT
Juru Gambar/Draftman.
l. 1 (satu) orang juru ukur, minimal STM/SMK Bangunan, bersertifikat
SKT Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung/SKT Juru Hitung Kuantitas.
2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup
jumlahnya.
3. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor harus mengatur sendiri
dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau lainnya
dan mengenai perumahan, makan, transportasi dan pembayaran yang harus
dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang - undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah
berakhir.
4. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
harus memberikan prioritas utama kepada orang - orang yang tinggal atau
berasal dari tempat lokasi kegiatan.
5. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan
fasilitas pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa
staf harus mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan
keinginan Direksi.
6. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan.
Kontraktor juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi
yang berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang -
undang.

Bagian 1
SYARAT UMUM 2
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

Pasal 4.
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN dan LAPORAN - LAPORAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual
pelaksanaan dalam bentuk barchart dan net - work (Kurva S) yang
dielngkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir -
butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.
2. Pembuatan rencana jadual pekerjaan pelaksanaan ini harus diselesaikan
oleh Kontraktor pelaksana selambat - lambatnya 10 hari setelah
dimilainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud
ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3. Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai
Kontraktor Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan jadual
pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu
kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan.
Jadual pelaksanaan dua mingguan ini harus disetujui oleh konsultan
pengawas.

5. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan


Bulanan sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa
pelaksanaan, yang akan diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan
dan Pimpinan Proyek yang memuat hal-hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/ perintah kepada Kontraktor

Pasal 5.
PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN
1. Semua alat - alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat - alat
kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik
dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.
2. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang
berada di lapangan, dan milik Owner/ Konsultan Pengawas yang ada di
lapangan baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.
3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan,
tetap menjadi tanggung jawab Sub - Kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu
pelaksanaan.

Bagian 1
SYARAT UMUM 3
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

4. Apabila terjadi kebakaran, Sub - Kontraktor bertanggung jawab atas


akibatnya. Untuk itu Sub - Kontraktor harus menyediakan alat - alat
pemadam kebakaran yang siap pakai.
Sub - Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak -
pihak yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum
Asuransi. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya
SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
5. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Proyek atau Pengawas lapangan, maka
tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b. Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
6. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal
proyek.

Pasal 6.
GUDANG
1. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat
makan dan gudang penyimpanan barang - barang.
2. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh
Kontraktor atas persetujuan Pimpinan Proyek/ Konsultan Pengawas.
3. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas
dan peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
dianggap telah termassauk harga kontrak/ borongan.
4. Kontraktor harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi
kegiatan. Selain itu kontraktor juga harus membuat papan nama kegiatan
yang berisikan data/ informasi mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu
dengan tulisan hitam warna dasar putih.
5. Daftar peralatan yang harus dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan ini ,
adalah :
No. ALAT JUMLAH

1. Dump Truk 1 unit

2. Pick Up 2 unit

3. Mesin Las 1 buah

4. Stamper 2 buah

5. Scafolding 50 set

6. Beton Mixer 3 buah

7. Gerobak Dorong 6 buah

8. Pemotong Keramik 2 buah

Bagian 1
SYARAT UMUM 4
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

9. Alat Ukur 2 buah

6. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan


untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta
perlengkapan - perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan
ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan
penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain - lain sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
7. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah
selesainya pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan
harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

Pasal 7.
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang
memenuhi persyaratan mutu dan jumlah/ volumenya sesuai dengan tahap -
tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini.
Sedangkan bahan - bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan
pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dinyatakan memenuhi syarat sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari sumber PDAM,
maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I memenuhi SNI (Standar
Nasional Indonesia) harus satu merk untuk penggunaan dalam pelaksanaan
satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat (gudang) yang
memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan
diatas.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri
atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan
disebut pasir pasang.

Bagian 1
SYARAT UMUM 5
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
 Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam
pecah, bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai dengan syarat -syarat tercantum dalam SNI-2002.
 Batu Bata
Batu bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang disebutkan
didalam gambar, harus menggunakan batubata merah yang memenuhi standar
sebagai berikut:
1. Berukuran standar, seragam dan berwarna merah tua sebagai hasil dari
pembakaran yang sempurna/matang.
2. Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikopek dengan
tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak
merugikan.
3. Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 50%
permukaan bata tertutup oleh bercak-bercak putih.
 Batu Belah
Batu belah harus dari batu gunung yang keras, tidak porus berukuran
berat sesuai yang disyaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga
sisinya merupakan hasil pecahan.

Pasal 8.
PEMBUATAN SHOP DRAWING
1. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana
sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila :
a. Gambar detail konstruksi yang tertuang dalam dokumen kontrak tidak
ada atau kurang memadai.
b. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas
teloransi yang diijinkan) pada konstruksi yang mendahuluianya.
2. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

Pasal 9.
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)
1. Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah harus
menyelesaikan gmbar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
b. Shop drawing sebagai penjelasan detil maupun yang berupa gambar -
gambar perubahan.

Bagian 1
SYARAT UMUM 6
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

2. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 diatas harus diartikan telah


memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan
secara teliti.
3. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus
diserahkan pada saat Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan
berakibat Penyerahan Pekerjaan I tidak dapat dilaksanakan.

Pasal 10.
PEMBENAHAN/ PERBAIKAN KEMBALI
1. Pembenahan/ perbaikan kembali yang harus dilaksanakan kontraktor
pelaksana meliputi:
a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/ konstruksi yang pada masa
pelaksanaan pekerjaan mengalami kerusakan.
b. Komponen - komponen pekerjaan pokok/ konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
c. Komponen - komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di
luar pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan lain sebagainya).
2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan - bahan
sisa pelaksanaan termasuk gudang dan direksi keet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir.

Pasal 11.
PERATURAN/ PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT
Peraturan Teknik yang dikeluarkan/ ditetapkan oleh Pemerintah RI :
Apabila tidak disebutkan di dalam RKS dan gambar maka berlaku mengikat
peraturan-peraturan di bawah ini :
1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56 1983)
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 (PKKI NI-5)
3. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
4. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
5. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
6. Peraturan –peraturan Pemerintah / PERDA Setempat
7. SNI 03-2847-2002, Tata Cara Pehitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Standar Nasional Indonesia.
8. SNI 03 – 1729 – 2000 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung (Beta Version)

Pasal 12.
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti :
1. Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.

Bagian 1
SYARAT UMUM 7
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

2. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidak sempurnaan/
ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
3. Apabila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti,
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputuasan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi. Bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedangkan RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, begitu juga
sebaliknya.
Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan Gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.

Pasal 13.
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh Dokumen
Pelaksanaan secara seksama dan bertanggung jawab.
Apabila di dalam penelitian tersebut dijumpai :
a. Hal-hal yang disebutkan dalam sub pasal 11 diatas
b. Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat
teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan atau
kegagalan struktur.
Maka kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
secara tertulis dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh
keputusan yang pasti dari Konsultan Pengawas.
2. Apabila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan
pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan tersebut yang menyebabkan terjadinya
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
Kontraktor Pelaksana harus melakukan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya
kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.

Pasal 14.
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan,
pembuatan dan kelalaian pegawai, pekerja atau pun orang-orang yang
mempunyai hubungan kerja dengannya.
2. Kontraktor akan menyediakan peralatan keselamatan seperti diharuskan
oleh hukum, yang diperlukan untuk keselamatan pegawai dan masyarakat

Bagian 1
SYARAT UMUM 8
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

(menyediakan helm dan sepatu lapangan standard proyek untuk keperluan


Direksi dan Konsultan Pengawas).
3. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
4. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah
perintah Kontraktor.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan Peraturan Perundangan
yang berlaku.
6. Kontraktor bertanggung jawab atas pembersihan kembali perlengkapan
keselamatan kerja.

Pasal 15.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Hak bekerja di lapangan
Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada
kontraktor selama waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada
waktu peninjauan.
Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan
oleh Pengelola Kegiatan sebagai perpanjangan masa pemeliharaan.
b. Pekerjaan Bongkaran dan Buangan
Pembongkaran bangunan lama yang ada di lokasi pekerjaan : bongkaran
tembok bata merah, bongkaran beton bertulang, bongkaran atap,
bongkaran kayu kuda-kuda, bongkaran lantai, bongkaran plafon.
Buangan bongkaran bangunan lama, keluar dari area pekerjaan
konstruksi.
c. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan dari bahan/barang yang masih
berada di lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
Pembersihan akhir pekerjaan, setelah pekerjaan konstruksi selesai
dilaksanakan (pembersihan ruangan, pengepelan lantai, pembersihan
sisa material konstruksi).
d. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
e. Penyediaan Listrik Kerja
f. Penyediaan Air Kerja
g. Pembuatan papan nama proyek

2. Bahan-bahan
Tidak ada bahan yang dipergunakan pada pekerjaan ini

Bagian 1
SYARAT UMUM 9
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

3. Syarat - syarat pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Bongkaran dan Buangan
Lokasi pekerjaan harus bersih dari bangunan lama yang tidak
dipergunakan. Jika masih ada bangunan di lokasi pekerjaan, maka
kontraktor wajib untuk membongkar dan membersihkan. Pekerjaan
bongkaran ini terdiri atas : bongkaran tembok bata merah, bongkaran
beton bertulang.
Buangan bongkaran bongkaran bangunan lama, segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan (lokasi sekolah) maksimal 2 x 24 jam.
b. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pembersihan awal lokasi pekerjaan : lokasi pekerjaan harus bersih
dari bahan/barang yang tidak dipergunakan. Lokasi pekerjaan harus
bersih dari akar pohon dan level tanah harus rata.
Pembersihan akhir lokasi pekerjaan : lokasi pekerjaan harus bersih
dan siap diserahterimakan kepada pengguna jasa.

c. Jalan masuk ke tempat pekerjaan


1. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah
pekerjaan serta akomodasi tambahan diluar Daerah Kerja menjadi
tanggungan kontraktor.
2. Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau
bangunan lainnya yang disebabkan adanya pembangunan ini,
kontraktor berkewajiban memperbaiki kembali, selambat-lambatnya
dalam masa pemeliharaan.
3. Kontraktor diharuskan menyiapkan di lokasi kegiatan, alat-alat
pengaman terhadap kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

Pasal 16.
PEKERJAAN TANAH (URUGAN)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Galian tanah
b. Urugan tanah kembali
c. Urugan pasir
d. Urugan tanah
2. Syarat-syarat pelaksanaan :
A. Pekerjaan Galian
a. Galian dilaksanakan dengan kedalaman dan bentuk sesuai gambar
rencana, pada tempat-tempat yang berkaitan dengan gambar rencana
tersebut.
b. Tanah bekas galian harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
atau ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu jalannya
pekerjaan selanjutnya, atau ditempatkan pada tempat-tempat yang
direncanakan dan memerlukan timbunan tanah.

Bagian 1
SYARAT UMUM 10
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

c. Sebelum pelaksanaan penggalian, harus diadakan koordinasi untuk


mengantisipasi keberadaan jaringan instalasi di seputar area
galian.
d. Pelaksanaan penggalian harus dilaksanakan secara hati-hati agar
tidak merusak jaringan/instalasi yang ada.
e. Kedalaman galian pondasi minimal sesuai gambar, atau telah
mencapai tanah keras.
f. Apabila kedalaman telah sesuai dengan gambar, dan belum mendapat
tanah keras, maka pemborong harus menggali lebih dalam, maksimal
1,5 m dari gambar rencana.
g. Apabila kedalaman pada point f belum mendapat tanah keras,
pemborong harus menghentikan pekerjaan penggalian. Dan selanjutnya
agar dikonsultasikan dengan pihak direksi atau pengawas lapangan
untuk mendapatkan keputusan lebih lanjut.
h. Selama proses pelaksanaan penggalian harus dibersihkan juga bekas-
bekas akar, pangkal kayu, longsoran atau benda-benda yang dapat
mengganggu konstruksi pekerjaan/pondasi.

B. Pekerjaan Urugan
a. Semua bahan urugan yang digunakan harus bersih dari kotoran, humus
atau bahan organik lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan
urugan maupun terhadap kepadatan itu sendiri.
b. Semua bahan urugan yang dipergunakan harus seijin Direksi/
Konsultan Pengawas.
c. Apabila ada pengurugan atau perbaikan tanah maka tanah urug yang
digunakan adalah tanah urug eks. Lokal
d. Urugan yang tebalnya lebih dari 15 cm harus dilakukan selapis demi
selapis, dan setiap lapisan urugan hendaknya dipadatkan dengan
mesin pemadat (compactor)
e. Urugan tanah dilaksanakan pada bekas galian sebelah kanan kiri
pasangan pondasi dan dibawah lantai untuk meninggikan permukaan
lantai. Pengurugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dan
dipadatkan hingga mencapai kepadatan 85% gama dry standar proctor
f. Tanah urugan harus bersih dari segala kotoran, humus dan organisme
lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan
kepadatan urugan itu sendiri.
g. Tanah urugan dapat menggunakan tanah bekas galian
h. Syarat-syarat urugan tanah :
1. Tanah urug harus dalam keadaan terurai
2. Urugan tidak diperkenankan memakai bekas bongkaran tembok
i. Pasir Urug :
1. Pasir urug dilaksanakan pada pekerjaan bawah pondasi, bawah
lantai dan bawah bak kontrol
2. Pasir urug harus berbutir halus dan bergradasi tidak sama

Bagian 1
SYARAT UMUM 11
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

3. Kontraktor harus memperhatikan tingkat kepadatan, sehingga tidak


akan terjadi penuruanan lantai akibat konsolidasi urugan

Pasal 17.
PEKERJAAN PONDASI (PASANGAN BATU KALI)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Ps, dilaksanakan untuk menopang
sepanjang dinding lantai dasar yang tidak berdiri di atas sloof
struktur, berfungsi sebagai penahan dinding diatasnya.
b. Pekerjaan batu kosong disusun rapat berdiri sebagai landasan pondasi
dengan tebal 15 cm.
2. Bahan-bahan
a. Batu kali
b. Portland Cement (PC)
c. Pasir pasang
d. Pasir urug
3. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan:
a. Konstruksi pondasi dari bawah ke atas terdiri dari :
1) Urugan pasir
2) Batu kali dengan ukuran sesuai dengan gambar pelaksanaan
3) Pondasi batu kali dengan ukuran sesuai dengan gambar pelaksanaan.
b. Seluruh konstruksi pondasi di atas hanya boleh dilaksanakan bila
galian pondasi tidak tergenang air.
c. Urugan pasir dibuat setebal sesuai gambar rencana, dilaksanakan
selapis demi selapis, disiram air hingga jenuh dan dipadatkan denan
stamper sampai benar-benar padat dan rata.
d. Pondasi harus dibuat dengan ukuran penampang sesuai gambar. Batu kali
yang digunakan batu kali belah (bukan bulat) dengan penampang minimal
20 cm dengan perekat 1 pc : 5 ps.
e. Batu-batu pondasi harus ditata dengan rapat dan solid dengan pondasi
yang lain.
f. Celah-celah yang besar antara batu pondasi harus diisi campuran
perekat dengan kericak.
g. Dimensi, kedalaman, serta kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan
harus selalu dikontrol pada saat pelaksanaan.

Pasal. 18.
PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pasang bata merah tebal ½ bata, 1 Pc : 6 Ps
Dipasang sesuai dengan gambar yang menunjukkan dinding, dipasang di
atas sloof, dan juga dipasang sebagai dinding bangunan.
2. Bahan-bahan
a. Pasangan bata merah, memerlukan bahan:
1) Batu bata
Bagian 1
SYARAT UMUM 12
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

 Bata merah harus berkualitas baik, ukuran minimal sesuai yang


ada di pasaran.
 Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya
datar, padat dan tidak menunjukkan retak-retak.
 Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan ujungnya pada
rusuk yang panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang 1 m,
maka panjangnya berkurang akibat aus maksimum 1 cm.
2) Semen Portland (PC)
Semen Portland harus menggunakan Semen kelas 1 dan yang digunakan
harus satu jenis merk pabrik
3) Pasir pasang

3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Pasangan dinding bata merah
1. Pasangan dinding bata merah pada umumnya adalah pasangan batu bata
½ batu dengan perekat(spesi) campuran 1 pc : 6 ps. Dilaksanakan
pada seluruh bagian atau dinding kecuali yang disebut sebagai
pasangan trasraam di dalam sub bab berikut nanti.
2. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam air hingga jenuh
3. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibut lurus baik scara vertikal
maupun horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-
betul rata.
4. Setiap luas pasangan dinidng ½ bata termasuk pasangan trasraamnya
mencapai 12 m2 harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom
beton praktis dan balok-balok ring beton praktis
5. Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraamnya untuk setiap hari
tidak boleh melebihi 1 m.
6. Pasangan dinding yang telah mengering harus segera dipelihara
dengan disiram air minimal 1 kali sehari setiap 2 hari.

Pasal 19.
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran 1 Pc : 6 Ps, tebal 15 mm
b. Acian
c. Benangan Sudut
2. Bahan-bahan
a. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus menggunakan kelas 1 dan yang digunakan harus
satu jenis merk pabrik.
b. Pasir pasang
Pasir yang digunakan adalah pasir alam dengan gradasi yang baik,
serta bukan pasir laut atau abu gunung berapi.

Bagian 1
SYARAT UMUM 13
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

3. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan


1. Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus
menghasilkan permukaan yang halus dan rata dengan diplester
hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam
gambar rencana.
2. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang
tersbut di bawah ini harus selesai terlebih dahulu :
a. Siar-siar pasangan batu bata sudah merupaka alur hasil
kerukan.
b. Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah
terpasang sempurna.
c. Pasangan telah mengering
d. Konstruksi yang menaunginya telah terpasang
3. Sebelum diplester permukaan batu bata harus disiram air hingga
jenuh.
4. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang
sama dengan spesi pasangan dindingnya.
5. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata
dan halus.
6. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen
(PC)
7. Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding yang
mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan.
8. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding baru yang
mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan.
9. Campuran plesteran 1 Pc : 6 Ps.
4. Syarat – syarat pelaksanaan benangan sudut dan siaran
1. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian
luar) harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus,
dan rapi sehingga menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok
seperti yang dimaksud pada gambar rancangan pelaksanaan.
2. Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 pc : 2 ps
yang diaduk hingga benar-benar homogen
3. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian
halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen (PC)
4. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar
siku, lurus dan rata.

Pasal 20.
PEKERJAAN KAYU PINTU, JENDELA DAN LISPLANK
1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan

Bagian 1
SYARAT UMUM 14
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
(2). Pengadaan dan pemasangan seluruh pintu dan jendela kayu
lengkap dengan kusen dan kaca serta accessorisnya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Penyedia Jasa (Kontraktor).
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor).
(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan agar ukuran kusen, pintu dan jendela
yang dipasang sesuai dengan gambar rencana, kemudian
dilanjutkan dengan membuat shop drawing dan diajukan kepada
Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
(2). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus mengajukan contoh-contoh
bahan yang digunakan pada proyek ini dan membuat mock-up.
(3). Bahan yang cacat dan bernoda tidak boleh digunakan, bahan
yang dipasang harus sesuai dengan contoh bahan dan mock-up
yang sudah disetujui Direksi Teknis.
(4). Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pengerjaan,
pemasangan, alat-alat bantu, alat-alat angkut dari gudang ke
lokasi proyek dan peralatan lainnya.
(5). Sebelum dibuat / dipesan, Penyedia Jasa (Kontraktor)
diwajibkan membuat mock-up kusen, pintu dan jendela dengan
skala 1 : 1, lengkap dengan kunci dan engsel, kaca dan
finishing di proyek untuk diperiksa dan disetujui lebih
dahulu oleh Direksi Teknis.

2. PEKERJAAN KUSEN & DAUN PINTU KAYU MERANTI/ SEJENIS


1. Lingkup pekerjaan
(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
(2). Pengadaan dan pemasangan seluruh pintu panil kayu lengkap
dengan kusen dan kaca mati seperti yang ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Penyedia Jasa.
2. Bahan / Material
- Bahan : Bahan kosen dari kayu meranti yang telah
dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan
kelas awet III
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering
dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk
seluruh bahan kayu kusen yang digunakan, dan 12
% untuk Daun Pintu

Bagian 1
SYARAT UMUM 15
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

- Mutu : Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai


dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKKI 1961), PUBI
82 pasal 37 dan memenuhi SII 0458-81
- Bentuk Profil : sesuai shop drawing yang disetujui oleh Direksi
Teknis.
- Ukuran Profil : sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Warna : finishing cat atau shanding, warna sesuai dengan
contoh yang telah disetujui Direksi Teknis.
3. Pelaksanaan.
a) Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan agar ukuran kusen, pintu yang dipasang
sesuai dengan gambar rencana, kemudian dilanjutkan dengan
membuat shop drawing dan diajukan kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuan.
b) Bahan yang digunakan adalah papan atau balok kayu yang sudah
dikeringkan atau diopen dengan kadar air seminimal mungkin,
bila diperlukan Direksi Teknis dapat mengajukan pengujian
sample bahan di laboratorium dengan beban biaya di tanggung
oleh Penyedia Jasa ( Kontraktor )
c) Bahan yang cacat, bernoda maupun mata kayu tidak boleh
digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai dengan contoh bahan
yang sudah disetujui Direksi Teknis.
d) Sambungan panel kayu daun pintu menggunakan pen kayu dengan
perekat lem putih/ lem rakol.
e) Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar
tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus
dan siku-siku satu sama lain sisi sisinya ukuran rangka kayu
merupakan ukuran jadi.
g) Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen
dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang
bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang telah
disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan daun
pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan
dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di
pabrik.
h) Pemasangan pintu pada dinding dan beton harus di angkur dengan
panjang angkur yang tertanam di dinding minimal 20 cm dan
diameter 12“
i) Setelah terpasang, pada bagian atas dan bagian bawah daun pintu
harus di cat dengan cat supergloss agar tidak lembab dan
menghisap air.

Bagian 1
SYARAT UMUM 16
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

j) Hasil pemasangan daun pintu pada kusen harus rapi, dengan celah
antara daun pintu dan kusen maksimal 2.5 mm, dan dipastikan
pintu mudah dibuka, dan ditutup dengan baik.
k) Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan
pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain
l) Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen
pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC :
2 pasir beton : 3 koral.
m) Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat
pada permukaan kayu yang tampak.
n) Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan sempurna.

3. PEKERJAAN DAUN PINTU PANEL KAYU MERANTI


1. Lingkup pekerjaan
(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
(2). Pengadaan dan pemasangan seluruh pintu plywood rangkap lengkap
dengan kusen dan kaca mati seperti yang ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Penyedia Jasa.
2. Bahan / Material
- Bahan : Bahan Daun Pintu dari kayu meranti yang telah
dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan
kelas awet III
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering
dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk
seluruh bahan kayu kusen yang digunakan, dan 12
% untuk Daun Pintu
- Mutu : Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai
dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKKI 1961), PUBI
82 pasal 37 dan memenuhi SII 0458-81
- Bentuk Profil : sesuai shop drawing yang disetujui oleh Direksi
Teknis.
- Ukuran Profil : sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Warna : finishing cat atau shanding, warna sesuai dengan
contoh yang telah disetujui Direksi Teknis.
3. Pelaksanaan.
a) Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan agar ukuran kusen, pintu yang dipasang
sesuai dengan gambar rencana, kemudian dilanjutkan dengan

Bagian 1
SYARAT UMUM 17
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

membuat shop drawing dan diajukan kepada Direksi Teknis untuk


mendapatkan persetujuan.
b) Bahan yang digunakan adalah lapis Teakwood 4mm yang sudah
dikeringkan atau diopen dengan kadar air seminimal mungkin,
bila diperlukan Direksi Teknis dapat mengajukan pengujian
sample bahan di laboratorium dengan beban biaya di tanggung
oleh Penyedia Jasa ( Kontraktor )
c) Bahan yang cacat, bernoda maupun mata kayu tidak boleh
digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai dengan contoh bahan
yang sudah disetujui Direksi Teknis.
d) Sambungan panel kayu daun pintu menggunakan pen kayu dengan
perekat lem putih/ lem rakol.
e) Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar
tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus
dan siku-siku satu sama lain sisi sisinya ukuran rangka kayu
merupakan ukuran jadi.
g) Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen
dengan paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang
bermutu baik produk dalam negeri dari merk seperti yang telah
disyaratkan dan disetujui Direksi Pengawas. Pekerjaan daun
pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan
dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di
pabrik.
h) Pemasangan pintu pada dinding dan beton harus di angkur dengan
panjang angkur yang tertanam di dinding minimal 20 cm dan
diameter 12“
i) Setelah terpasang, pada bagian atas dan bagian bawah daun pintu
harus di cat dengan cat supergloss agar tidak lembab dan
menghisap air
j) Hasil pemasangan daun pintu pada kusen harus rapi, dengan celah
antara daun pintu dan kusen maksimal 2.5 mm, dan dipastikan
pintu mudah dibuka, dan ditutup dengan baik.
k) Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan
pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain
l) Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen
pintu) dibuat neud tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC :
2 pasir beton : 3 koral.
m) Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat
pada permukaan kayu yang tampak.

Bagian 1
SYARAT UMUM 18
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

n) Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,


tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan sempurna.

4. PEKERJAAN LISPLANK
1. Lingkup pekerjaan
(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
(2). Pengadaan dan pemasangan lisplang kasiplang lengkap dengan
kusen dan kaca serta accessorisnya seperti yang ditunjukkan
dalam gambar serta shop drawing dari Penyedia Jasa
(Kontraktor).
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor).
(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan agar ukuran kusen, pintu dan jendela
yang dipasang sesuai dengan gambar rencana, kemudian
dilanjutkan dengan membuat shop drawing dan diajukan kepada
Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
(2). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus mengajukan contoh-contoh
bahan yang digunakan pada proyek ini dan membuat mock-up.
(3). Bahan yang cacat dan bernoda tidak boleh digunakan, bahan
yang dipasang harus sesuai dengan contoh bahan dan mock-up
yang sudah disetujui Direksi Teknis.
(4). Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pengerjaan,
pemasangan, alat-alat bantu, alat-alat angkut dari gudang ke
lokasi proyek dan peralatan lainnya.
(5). finishing di proyek untuk diperiksa dan disetujui lebih
dahulu oleh Direksi Teknis.
(6). Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat
pada permukaan kayu yang tampak.
(7). lisplang setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik dan sempurna.

Pasal 21.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
a. Beton Lantai Kerja
b. Beton Footplat + Bekisting
c. Sloof Beton Bertulang
d. Kolom Beton Bertulang
e. Balok Beton Bertulang

Bagian 1
SYARAT UMUM 19
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

f. Plat Beton Bertulang


g. Kolom penguat beton bertulang (11x11) cm
h. Ring balok beton bertulang (11x15) cm
i. Sloof beton bertulang (11 x 15) cm
2. Bahan-bahan
b. Semen Portland (PC)
Semen portland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut Peraturan
semen portland Indonesia 1972 ( SNI 8 ) dengan persetujuan tertulis
dari Direksi.

c. Agregat halus (Pasir)


Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu asal memenuhi SK SNI 03
( Peraturan Beton Bertulang Indonesia). Pada prinsipnya agregat halus
terdiri dari butir – butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal,
agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5
% (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik. Pasir
laut tidak boleh dipergunakan.

d. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami,
maupun buatan yang dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu asal
memenuhi SK SNI 2002 Peraturan Beton Bertulang Indonesia.

e. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton – beton harus air bersih
(yang dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkohol, garam – garam dan bahan – bahan lain yang dapat merusak
beton/tulangan baja.

f. Baja Tulangan
 Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U24 untuk baja
tulangan polos dan U39 untuk baja tulangan ulir menurut SK SNI 03
( Peraturan Beton Bertulang Indonesia), apabila baja tulangan
kwalitasnya diragukan oleh Direksi maka Kontraktor harus
memeriksakan ke lembaga penerbitan bahan yang diakui atas biaya
Kontraktor.
 Ukuran baja tulang harus seperti dalam gambar, penggantian dengan
diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh
Direksi. Bila penggantian dapat disetujui maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut
dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh
pengganti tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan
gambar adalah tanggung jawab Kontraktor.
 Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan

Bagian 1
SYARAT UMUM 20
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta


sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.
g. Bekisting
 Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu sengon yang cukup
kering dengan tebal minimum 2 cm atau panil – panil multipleks
dengan tebal minimum 9 mm.
 Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung
tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai proses
pengikatan.
 Penyangga struktur lantai (balok, lantai, dll) dapat digunakan
scafolding atau kayu dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak
maksimum 50 cm dengan dialasi dengan papan kayu sengon antara
tanah dan penyangga. Pemasangan penyangga setelah tanah
dipadatkan.

3. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan


A. TULANGAN
1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan polos, dengan mutu
baja rencana fy = 240 MPa, dan baja tulangan ulir dengan mutu baja
fy = 390 MPa.
2. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan,
pemasangan tulangan lewatan, dll) harus memenuhi standar yang telah
disyaratkan dalam SNI 03-2847-2002.
3. Sebelum pengecoran, rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi
dengan beton decking yang jumlah, penempatan dan mutunya harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilaksanakan
pengecoran harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta
kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat antara
campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
5. Pada bagian lantai pondasi untuk mesin, dibuat angker-angker yang
akan dipergunakan untuk jangkar mesin sesuai ukuran mesin nantinya.
Informasi ini apabila tidak terdapat dalam gambar, harus diminta
kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebelum dilakukan tahap
pengecoran.

B. ADUKAN BETON
1. Semua beton yang digunakan untuk struktural dengan mutu fc’ = 19,3
MPa (K225).

Bagian 1
SYARAT UMUM 21
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

2. Untuk semua pekerjaan beton struktural dengan mutu diatas, harus


digunakan beton ready mix. Pemilihan supplier beton Ready Mix harus
disetujui oleh pengawas. Sedangkan pengecoran yang harus dilakukan
tanpa beton ready mix, kontraktor harus menyediakan mix desain
beton terlebih dahulu serta membuat takaran yang sesuai dengan
hasil mix desain.
3. Untuk pekerjaan lantai kerja dengan ketebalan 5 cm, menggunakan 1
pc ; 3 ps ; 5 kr.
4. Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang seragam maka
harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok persegi yang dapat
diikat terhadap baja tulangan dengan mutu perekat yang sama dengan
suatu batas yang dicor.
5. Kontraktor juga harus menyediakan beton molen dengan kapasitas
memadai dan dalam kondisi baik serta harus dijamin dapat berfungsi
dengan baik selama masa pelaksanaan pekerjaan.
6. Penggunaan beton molen dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Penggunaan molen adalah apabila
volume yang akan dicor terlalu sedikit dan bukan untuk pekerjaan
struktural.

C. PENGECORAN BETON
1) Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran
beton, maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi dan Konsultan pengawas kapan pengecoran dilaksanakan.
2) Pengecoran boleh dilaksanakan bila :
a.Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
b.Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga
serta dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
c. Kontraktor telah membuat Schedule Rencana Pengecoran dan strategi
pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arh pengecoran.
d.Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a,
b,c di atas telah mendapatkan pembenaran dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
3) Selama pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
a.Pengujian kekuatan setiap kali penuangan campuran beton dari truck
beton molen. Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan
yang disyaratkan dalam SNI 03--2847-2002 serta harus sesuai
dengan rekomendasi dari laboratorium yang telah ditunjuk.

Bagian 1
SYARAT UMUM 22
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

b.Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan


rasio sesuai yang diatur dalam SNI 03--2847-2002, maka rsio benda
uji akan ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah
pencapaian umur yang cukup, benda-benda uji ini harus diteskan ke
laboratorium dengan biaya kontraktor. Bila hasil dari
laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak
memenuhi syarat maka dilakukan tes-tes selanjutnya di lapangan
sesuai prosedur yang telah diatur di dalam SNI 03--2847-2002.
Bila tes-tes di lapangan ini masih mendapatkan hasil mutu beton
dibawah Fc’ 35 MPa maka kontraktor berkewajiban membongkar
pekerjaan ini dan melaksanakan kembali tanpa mendapat ganti rugi
apapun.
c. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus
dilakukan secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus
diusahakan tegak lurus, secar perlahan-lahan, demikian juga
penarikan vibrator. Kontraktor pelaksana harus menyediakan
sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan selama pekerjaan
pengecoran berlangsung.
d.Dalam hal mengunakan ready mix, maka harus mematuhi ‘retention
time’ yang telah ditentukan.
4) Bila kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di
atas, Konsultan Pengawas/Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini
dan semua resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
D. PEMELIHARAAN BETON
1.Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor
terhadap sinar matahari langsung, angin dan hujan sampai beton
sempat mengeras secara wajar.
2.Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang
terlalu cepat dengan cara-cara sebagai berikut :
a.Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi
secara teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting
(misalnya permukaan pelat lantai) harus ditutup dengan karung goni
basah selama perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya
digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3.Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7
hari.
4. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut
Direksi/Konsultan Pengawas bahwa beton tersebut belum cukup
umur/cukup mengeras.

Bagian 1
SYARAT UMUM 23
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

E. PEMBONGKARAN BEKISTING
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
a.Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai SNI 03--2847-2002.
b.Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung
beban kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilaksanakan, atau
bangunan akan difungsikan.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, kontraktor harus meminta ijin
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas. Pembongkaran boleh dilakukan
setelah Direksi/Konsultan Pengawas mengijinkan pembongkaran secara
tertulis (melalui buku direksi).
3.Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati
sedemikian rupa sehingga :
a.Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri
maupun konstruksi lainnya.
b.Tidak membahayakan pekerja lain.
4.Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus
segera diisi dengan mortar beton sesuai campuran asal.
5.Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan di suatu
tempat atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas sehingga tidak
menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
6.Akibat-akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.
PASL 22.
PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pasang Atap Baja Ringan untuk Penutup Atap Genteng
b. Pasang Atap Baja Ringan untuk Penutup Atap Zeng
c. Pasang pagar besi hollow
d. Pasang pintu pagar besi hollow
2. Bahan – Bahan
a. Besi Hollow
b. Paku sumbat segala ukuran
c. Elektroda
d. Baja ringan
e. Besi strip
f. Baut segala ukuran
g. Angker Bar/ Dynabolt
3. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pasang atap baja ringan
a. Untuk rangka semua pakai baja ringan dengan ketebalan sesuai
gambar rancangan pekerjaan,
b. jarak antar kuda-kuda tidak lebih dari 1.1 cm dengan kemiringan
sesuai gambar rancangan pekerjaan,

Bagian 1
SYARAT UMUM 24
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

c. setiap sambungan rangka harus dibaut dengan benar dan di


rangkai sesuai gambar rancangan pelaksanaan.
d. Pemasangan atap baja ringan harus dilakukan oleh aplikator
profesional, disertai dengan jaminan kekuatan dengan
menunjukkan perhitungan kekuatan struktur rangka baja ringan.
2. Pasang Pagar dan Rangka Atap Besi Hollow
a. Menggunakan besi profil untuk membuat pintu.
b. Langsung di las menggunakan las listrik.

Pasal 23.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pasang atap genteng karangpilang ex. Malang
b. Pasang bubung genteng karangpilang ex. Malang
c. Pasang atap seng galvalum
2. Bahan-bahan
1. Genteng
Genteng yang digunakan adalah genteng karangpilang ex. Malang
Bubungan yang digunakan adalah genteng karangpilang ex. Malang
2. Atap seng galvalum

3. Syarat-syarat pelaksanaan
(1). Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh dari material yang akan
digunakan sebelum dimulainya pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
(2). Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman
atau standard bagi Direksi untuk memeriksa atau menerima bahan-
bahan yang akan dikirim oleh Penyedia Jasa ke lapangan.
(3). Genteng akan dipasang setelah pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan demikian juga pemasangan usuk dan reng telah lengkap
terpasang.
(4). Pemasangan genteng harus bersih, lurus dan rapi, demikian pula
pemasangan nok sehingga tidak menimbulkan kebocoran terutama pada
sambungan.
(5). Genteng maupun bubungan yang cacat tidak boleh dipasang dan harus
segera diganti.
(6). Pemasangan genteng maupun bubungan serta kelengkapan lainnya
harus mengikuti prosedur yang dipersyaratkan oleh pabrik dan
gambar detail untuk pekerjaan ini
4. Sistim Pemasangan
(7). Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang
harus dicek /ditimbang (elevasi) rata dan tidak bergelombang pada
permukaan.

Bagian 1
SYARAT UMUM 25
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

(8). Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai


dengan petunjuk teknis pemasangan jenis atap yang digunakan
5. Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas - bekas guntingan
telah dibersihkan.

Pasal 24.
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Langit-langit Kalsiboard 4,5 mm + rangka hollow galvalum
2. Bahan-bahan
1. Bahan rangka plafound adalah besi hollow galvalum 4x4 dan 2x4.
2. Rangka hollow galvalum menggunakan modul 60 x 60 cm.
3. Plafound menggunakan kalsiboard ukuran 120 cm x 240 cm dengan tebal
4,5 mm.
4. Penentuan ketinggian plafound dan model plafound sesuai dengan
gambar rencana.
3. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
1. Penggantung Plafound
Penggantung plafound menggunakan besi hollow galvalum.
a. Pemasangan penggantung plafound pada luasan maksimum 9 m2.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang rata, maka permukaan penggantung
plafound yang berhubungan dengan plafound harus rata dan kuat.
c. Hubungan antar rangka plafound harus merupakan garis yang lurus
dan saling tegak lurus.
d. Plafound dipasang setelah kerataan permukaan rangka plafound
diperiksa.
e. Langit-langit dipasang pada semua ruangan dalam maupun emperan
(overstek) diluar gedung, dan siar-siar yang terjadi antara
langit-langit berantara 0,5 cm pengerjaannya harus rata dan
antara nat-natnya ditutup dengan plamir tembok dan di cat.
2. Pamasangan plafound
a. Setelah permukaan yang akan dipasang plafound diperiksa, maka
pemasangan penutup plafound dapat dilaksanakan.
b. Pemasangan plafound tanpa nat.
c. Langit-langit (plafound) harus dipasang rapi lurus dan saling
tegak lurus.

Pasal 25.
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Pasangan keramik lantai 40 x 40 cm putih
2. Pasangan keramik lantai 40 x 40 cm warna/motif
3. Pasangan keramik lantai 25 x 25 cm warna/motif

Bagian 1
SYARAT UMUM 26
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

4. Pasangan Keramik dinding 25 x 40 cm


5. Pasangan Roster
6. Pasangan Batu tempel hitam
7. Pasangan Batu Palimanan hitam
2. Bahan-bahan
a. Keramik lantai 40x40 putih (setara dengan keramik IKAD/KIA)
b. Keramik lantai 40x40 warna/motif (setara dengan keramik IKAD/KIA)
c. Keramik lantai 25x25 warna/motif (setara dengan keramik IKAD/KIA)
d. Keramik Dinding 20x40 (setara dengan keramik IKAD/KIA)
e. Pasir Pasang
f. Portland Cement (PC)
g. PC putih
3. Spesifikasi Bahan
* Untuk Keramik dinding dan Lantai (ukuran 30 x 30 cm)
Technical Requirement Ceramic
Standard ISO
Characteristic Tile
1. Side Dimensions ISO 10545-2 ± 0,6 %
2. Side Straightness ISO 10545-2 ± 0,5 %
3. Rectangularity ISO 10545-2 ± 0,6 %
4. Flatness ISO 10545-2 ± 0,5 %
5. Thickness ISO 10545-2 ± 5 %
6. Water Absorption ISO 10545-3 0,5 % < E < 3 %
7. Bending Strength ISO 10545-4  35 N/mm2
8. Frost Resistance ISO 10545-12 Required
9. Crazing ISO 10545-11 Autoclave test 5
Resistance bar/cm2 & lasts 2
ISO 10545-14 hour
10. Stain Resistance ISO 10545-13 Resistant
11. Chemical ISO 10545-7 Resistant
Resistance Required
12. Abrasion
Resistance
(1). Warna & Motif : ditentukan kemudian
(2). Merk : Roman sekualitas
(3). Kekuatan tekan : sesuai dengan PUBI 1982
a. Semen / Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan harus sama dengan semen (PC) yang digunakan
untuk konstruksi beton.
Semen yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu pemakaian harus
disimpan dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi
dari permukaan tanah / lantai sekitarnya.
Bilamana setiap pembukaan kantong ternyata semennya sudah membatu
maka semen tersebut harus disingkirkan dari lokasi proyek dan tidak
boleh dipergunakan.

Bagian 1
SYARAT UMUM 27
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

Supplier yang mengirimkan ke lokasi proyek hendaknya dapat


menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
Semen yang sudah lembab atau menunjukkan gejala membatu akan
ditolak. Semua semen yang ditolak, secepatnya harus dikeluarkan dari
lapangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Pasir
Kualitasnya harus sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi
beton.
Pasir yang dimaksudkan harus bersih, pasir asli dan bebas dari
segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut
diatas, Direksi Teknis dapat memerintahkan untuk mencuci pasirnya,
melihat hasilnya sampai mendapat persetujuan
4. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan :
A. Keramik Lantai
a. Sebelum dipasang bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk diperiksa dan
mendapat persetujuan.
b. Penyedia Jasa (Kontraktor) harus menyerahkan 2 (dua) copy
ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai
informasi bagi Direksi Teknis.
c. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini harus baru dan jenis dari kualitas terbaik serta
disetujui oleh Direksi Teknis.
d. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk (beton
rabat) dengan ketebalan 5 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
Secara detail pelaksanaan pemasangan lantai keramik dapat
dilihat pada gambar detail pemasangan lantai keramik.
e. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Ps ditambah bahan
perekat atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
f. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata
dengan memperhatikan kemiringan lantai sesuai gambar untuk
memudahkan pengaliran.
g. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 3 mm
membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi Teknis.
Siar-siar harus diisi bahan pengisi berwarna (grout semen
berwarna) yang sesuai dengan warna keramik.
h. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan pada
tiap-tiap ruangan terpasang plint atau sesuai petunjuk Direksi
Teknis.
i. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik.

Bagian 1
SYARAT UMUM 28
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

j. Sebelum keramik dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam


air hingga jenuh.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda yang melekat sehingga benar-benar bersih dan warna
keramik tidak kusam / buram.
l. Penyedia Jasa (Kontraktor) harus memperhatikan serta menjaga
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya maka Penyedia Jasa (Kontraktor)
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 26.
PEKERJAAN KACA DAN KUNCI
A. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan :
(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
(2). Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detil yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Standard
(1). ANSI : American National Standard Institute 297.1-1975 –
Safety Materials Used in Building.
(2). ASTM : American Society for Testing and Materials E6 – P3
Proposed Specification for Sealed Insulating Glass
Units.
3. Persyaratan Bahan
(1). Jenis : Float glass dan panasap
(2). Warna : Ditentukan kemudian atau sesuai gambar
(3). Tebal : 5 mm atau sesuai gambar, untuk frameless memakai
kaca tempered tebal 12 mm atau sesuai dengan gambar
rencana.
(4). Persyaratan lain :
- Kaca tidak bergelombang, retak dan baur
- Memiliki bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang,
tidak menunjukkan efek lensa.
- Untuk cermin harus mempunyai lapisan perak cukup tebal
dan mempunyai lapisan penahan kelembaban.
- Tidak menunjukkan ada cacat, gelembung dan sebagainya.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
- Kesikuan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus,
toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5
mm per meter.

Bagian 1
SYARAT UMUM 29
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

- Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah dipasang


harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis.
- Sisi kaca yang nampak maupun yang tidak nampak akibat
pemotongan, harus dihaluskan sampai membentuk permukaan
kaca yang halus.
4. Persyaratan Pelaksanaan
(1). Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
(2). Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
(3). Semua bahan yang akan dipasang harus melalui persetujuan
Direksi Pekerjaan.
(4). Penyedia Jasa (Kontraktor) bila diperlukan menyertakan
perhitungan kekuatan kaca terhadap tekanan angin 120 kg/m2,
dengan ukuran-ukuran dan jenis kaca sesuai gambar rancangan.
(5). Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus
dan rata tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant /
tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
(6). Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat pemotong kaca.
(7). Pemotongan ukuran harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10
mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.
(8). Hubungan kaca dengan rangka / frame harus diisi dengan lem
silikone warna transparant. Cara pemasangan dan persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik produk tersebut.
(9). Pembersih akhir untuk membersihkan permukaan kaca menggunakan
kain katun yang lunak dengan cairan khusus pembersih kaca.
(10). Kaca-kaca yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan serta harus diberi tanda agar dapat terlihat
bahwa pada area tersebut telah dipasang kaca.
B. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
(1). Pekerjaan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan -
bahan, perlengkapan daun pintu/ daun jendela dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
(2). Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu panil kayu, pintu frame
stainless steel, daun pintu aluminium, daun jendela aluminium
seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
2. Bahan / Material
(1). Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
- Semua pintu menggunakan peralatan kunci yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis.

Bagian 1
SYARAT UMUM 30
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

- Untuk beberapa pintu dengan penggunaan peralatan kunci


yang sejenis maka Penyedia Jasa (Kontraktor) harus
menyediakan master key yang digandakan sebanyak 3 buah
- Semua pintu menggunakan pegangan pintu (handle) yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis.
(2). Pekerjaan Engsel
- Untuk pintu-pintu pada umumnya (kecuali pintu besi)
menggunakan engsel pintu stainless steel dipasang
sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan
warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20
kg.
- Pekerjaan perlengkapan yang berhubungan dengan pintu dan
jendela mulai engsel, kunci, kail angin, grendel adalah
eks Solid atau setara.
3. Pelaksanaan
(1). Engsel Pintu Kayu
Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu
enkel dan 2 x 3 buah untuk pintu double.
Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup
kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin
stainless steel atau satin stainless steel
- Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas
pintu.
- Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
- Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
(2). Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari
permukaan lantai.
(3). Pemasangan lockcase, handle harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi
Teknis.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Penyedia Jasa
(Kontraktor) wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
(4). Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
(5). Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
(6). Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib membuat shop drawing (gambar
detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Bagian 1
SYARAT UMUM 31
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang


diperlukan termasuk keterangan produk cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standar
spesifikasi pabrik.
(7). Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Direksi Teknis

Pasal 27.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini meliputi :
a. Pengecatan kayu baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar,2 lapis cat
penutup)
b. Politur kayu dengan woodstain water base
c. Pengecatan tembok baru eksterior dan interior (1 lapis plamir, 1
lapis cat dasar,2 lapis cat penutup)
d. Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar,2 lapis cat
penutup)

2. Bahan-bahan
a. Cat dinding eksterior dan interior (setara dengan Cat Catylax)
b. Cat plafon (setara dengan Cat Catylax)
c. Cat Kayu (setara dengan Cat Catylax)
d. Plamir tembok
e. Kertas gosok
f. Waterproofing (setara Aquaproof)
3. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan :
a. Pekerjaan pengecatan dinding :
1. Bagian dinding luar menggunakan cat dinding eksterior, sedangkan
dinding bagian dalam menggunakan cat dinding interior.
2. Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah
kering. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilaksanakan dalam
kondisi hujan atau gerimis.
3. Sebelum pengecatan pada dinding di selasar luar gedung, terlebih
dahulu bidang-bidang tersebut dibersihkan dari kotoran yang
melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan
menggunakan kertas gosok.
4. Semua celah atau lubang yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu
hingga benar-benar rata dan dibiarkan sampai benar-benar kering.
5. Semua hasil pengecatan harus utuh, rat dan tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara, serta dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.

Bagian 1
SYARAT UMUM 32
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

6. Permukaan dinding diplamuur, untuk menutup pori-pori, sehingga


mengurangi jumlah cat yang diserap dinding.
7. Setelah plamuur kering, maka permukaan dinding diampelas dan
dibersihkan dari debu dan kotoran.
8. Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat
diplamuur dengan bahan plamuur, campuran antara 1 lem plamuur: 2
bungkus semen putih : 3 mill air
9. Setelah plamuur benar-benar kering oekerjaan dilanjutkan dengan
menggosok plamuur hingga permukaan bidang yang akan dicat benar-
benar rata dan halus.
10. Pekerjaan akhir adalah pengecatan pada bagian permukaan hingga
pekat dan rata.
11. Beri lapisan alkali resisting primer secara merata sebanyak 1
lapis pada seluruh permukaan yang akan dicat.
12. Untuk pengecatan menggunakan roll atau kuas, campurkan 10 bagian
cat dengan 1 bagian air bersih
a. Bila menggunakan penyemprot konvensional, campurkan 3 bagian
cat dengan 1 bagian air bersih.
b. Untuk pengecatan semprot dengan airless spray tidak perlu
campuran tambahan.
13. Pengecatan akhir harus dilakukan sebanyak minimal 3 lapis atau
hingga benar-benar pekat dan rata dengan interval 2 - 3 jam.

Pasal 28.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup pekerjaan :
a. Penerangan dan instalasi
 Pemasangan titik lampu LED 5 Watt
 Pemasangan titik lampu LED 23 Watt
b. Saklar dan Stop kontak
 Pemasangan stop kontak (ex. Broco / setara warna putih)
 Pasang saklar tunggal(ex. Broco / setara warna putih)
 Pasang saklar ganda(ex. Broco / setara warna putih)
2. Bahan dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan :
A. Sakelar dan Kotak Kontak
1. Sakelar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (in bouw) rata dengan permukaan plesteran dinding.
2. Stop kontak dipasang setinggi 30 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam atau in-bouw rata dengan permukaan plester dinding
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Untuk kotak kontak yang dipasang pada daerah basah dan lantai
harus memakai tipe tertutup (water proof type).
B. Fitting PLafon
1. Persyaratan umum

Bagian 1
SYARAT UMUM 33
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

a. Fitting Plafon harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian


rupa agar dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian
komponen yang berada di dalamnya. Fitting Plafon harus
dilengkapi dengan sekrup agar dapat dilepas pada waktu
memerlukan perbaikan. Seluruh rumah harus dilapisi dengan cat
dasar, serta diberi lapisan akhir berwarna putih.
b. Fitting harus lengkap dengan rangka dudukan/ gantungan.
c. Fitting menggunakan ex broco/ setara warna putih.
2. Bahan
Lamp holder dari material White plastic polycarbonate dengan
proteksi : anti korosif dan louchproof. Lamp holder anti vibrator
contact.
C. Lampu
Bahan Lampu sekualitas Philips.
D. Bahan dan Instalasi Listrik harus sesuai dengan PUIL Tahun 2011
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011)

Pasal 29.
PEKERJAAN SANITASI
1. Umum
Pekerjaan Sanitair dapat dilakukan apabila seluruh instalasi air
bersih dan instalasi air kotor telah selesai dikerjakan dan telah
dilakukan pengetesan serta pekerjaan finishing pada ruang - ruang
toilet selesai dipasang.

Lingkup pekerjaan sanitair meliputi :


1. Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya /
operasinya.
2. Pengadaan dan pemasangan peralatan sanitasi dan perlengkapannya
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada spesifikasi
teknik.

2. Bahan/ Material
1. Semua bahan yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang telah
disetujui oleh Direksi.
2. Bahan - bahan dan peralatan sanitasi dapat dipasang apabila telah
mendapat ijin dari Direksi.
3. Bahan-bahan dan peralatan sanitasi harus dicheck ulang sebelum
dipasang. Bila terdapat cacat/ rusak harus dikeluarkan dari
lokasi proyek dan diganti dengan yang baru.
4. Peralatan sanitasi yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara
lain :
- Kloset jongkok porselin kw. A

Bagian 1
SYARAT UMUM 34
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

- Pipa PVC tipe AW, diameter 3/4"


- Pipa PVC tipe D, diameter 3"
- Pipa PVC tipe D, diameter 4"
- Kran diameter 1/2"
- Afor Plastik
3. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar -
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa
harus segera melaporkannya kepada Direksi.
3. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada perbedaan ditempat itu sebelum perbedaan tersebut
diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Penyedia Jasa, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Kloset
 Kloset berikut segala kelengkapannya telah disetujui oleh
Direksi Teknis.
 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak
atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Direksi.
 Model / Type yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
a. Kloset Jongkok
b. Kloset Duduk peserta perlengkapannya (Jet Spray)
 Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian
sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran -
kebocoran.
 Kloset yang dipakai adalah merk American Standart atau TOTO.
7. Pekerjaan Wastafel
 Wastafel berikut segala kelengkapannya telah disetujui oleh
Direksi Teknis.
 Wastafel beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Direksi.
 Model / Type yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
a. Wastafel Keramik

Bagian 1
SYARAT UMUM 35
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

Wastafel harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian


sesuai gambar, waterpass. Semua noda - noda harus
dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran - kebocoran.
Wastafel yang dipakai adalah merk American Standart atau TOTO
8. Pekerjaan Kran
(1). Semua kran yang dipakai disertai dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing - masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat - alat sanitair. Kran - kran tembok
dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding. Kran - kran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink, di ruang saji
dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extention).
(2). Stop kran yang dapat digunakan telah disetujui oleh Direksi
Teknis.
(3). Kran - kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar - gambar
untuk itu.
9. Afor Plastik
(1). Afor yang digunakan adalah plastik.
(2). Afor dipasang ditempat - tempat sesuai gambar untuk itu.
(3). Afor yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan
disetujui Direksi.
(4). Pada tempat - tempat yang akan dipasang Afor, penutup lantai
harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan
bentuk dan ukuran sesuai ukuran Afor tersebut.
(5). Hubungan pipa metal dengan beton/ lantai menggunakan perakat
beton kedap air dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi
dengan lem epoxy.
(6). Afor/Floor drain memakai merk alinco atau setara.

Pasal 30.
PEKERJAAN KEBERSIHAN LOKASI PROYEK
1. Kontraktor wajib menjaga kebersihan proyek
2. Kebersihan harus benar - benar diperhatikan terutama terhadap sisa
material yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan bahaya yang
dapat mencelakakan manusia.
3. Semua kotoran hasil pekerjaan tersebut harus dibuang keluar lokasi
oleh pemborongan yang bersangkutan dengan biaya ditanggung pihak
kontraktor.

Pasal 31.
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Bagian 1
SYARAT UMUM 36
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN
GEDUNG KANTOR SDN MADYOPURO 02

1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang
tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
2. Meskipun telah ada konsultan pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab
Kontraktor pelaksana.
3. Selam masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

Pasal 32.
PENUTUP
1. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang
terlebih dahulu harus diajukan contohnya untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas
pada saat didatangkan di lapangan.
3. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lama adalah 2 x 24 jam. Bila kontraktor tidak
mengindahkan, Konsultan Pengawas berhak menyelenggarakan atas biaya
kontraktor.
4. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak
disebutkan di dalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh
kontraktor.
5. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak
disebutkan di dalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh
kontraktor dan pelaksanaannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Konsultan Pengawas.

Bagian 1
SYARAT UMUM 37

Anda mungkin juga menyukai