Kelompok 9
Kelompok 9
PENDAHULUAN
2.1 Gandum
2.1.1 Morfologi Gandum
2.1.1.1 Akar
Sebagaimana tanaman serealia lainnya, sistem perakaran gandum adalah
perakaran serabut. Terdapat dua tipe perakaran gandum, yaitu akar primer
(seminal root) dan akar skunder (nodal root). Akar primer terdiri atas radikula
(radicle) dan akar seminal lateral (lateral seminal roots) (Gambar 2). Akar primer
berkembang dari primordial akar yang tumbuh pada saat biji gandum
berkecambah, pada saat masih embrio, setidaknya terdapat enam akar primordial,
yang terdiri atas satu akar radikula (radical) dan dua pasang akar seminal lateral.
Pada saat perkecambahan akar primordial (radikula dan seminal) menembus
koleoriza dan akan tumbuh memanjang hingga kurang lebih 2 m, akar kemudian
digantikan oleh akar skunder (crown/adventitious) (Percival 1921, Kirby 2002).
Akar sekunder berkembang pada saat tanaman mulai membentuk anakan
atau telah memiliki empat daun. Akar skunder tumbuh pada buku mahkota (crown
nodes) yang terletak pada buku ke-3-7 paling bawah dari tunas utama dan anakan.
Pada buku yang lebih atas, setiap buku terdapat 5-6 akar (Kirby 2002). Akar akan
memanjang hingga kedalaman 2 m, bergantung pada jenis tanah (Kirby 2002,
Australian Government 2008). Pada musim dingin (winter wheat), perakaran
gandum bisa mencapai 2,2 m, namun pada musim semi (spring wheat) hanya
sekitar 1,1 m (Kirby 2002, Thorup-Kristensen et al. 2009). Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh umur gandum musim dingin lebih lambat, yaitu 280-350 hari,
sedangkan gandum musim panas 120-145 hari (FAO 2013). Kepadatan perakaran
gandum dalam tanah kurang dari 0,5 cm3 pada setiap 1cm3 tanah (Atta et al.
2013). Jaringan meristem pada akar gandum terletak pada 2-10 mm di setiap
ujung akar (Anderson and Garlinge 2000). Jumlah akar skunder akan terus
bertambah seiring dengan pertambahan jumlah anakan. Laju pertumbuhan akar
1,0-1,5 cm/hari (Anderson and Garlinge 2000). Anakan akan membentuk akar
sendiri pada saat memiliki setidaknya tiga daun (Australian Government 2008).
2.1.1.2 Batang
Batang gandum berupa jerami yang tegak, berbentuk silinder dan memiliki
permukaan yang halus, tersusun atas beberapa buku dan ruas (Gambar 4). Ruas
dan buku pada tanaman gandum berkisar antara 8-16. Buku batang gandum
umumnya keras, berfungsi sebagai tempat tumbuhnya daun, akar, anakan dan
malai, juga sebagai perantara keluar masuknya hara tanaman dan fotosintat. Jarak
antara dua buku disebut ruas. Sebagaimana ruas-ruas jerami pada batang padi,
ruas pada batang gandum juga berlubang di tengahnya, namun pada beberapa
varietas ada yang berisi empulur yang lembut.
Batang gandum terbungkus oleh pelepah daun guna menunjang batang
agar tetap tegak sehingga tidak mudah rebah. Ruas pada batang bawah umumnya
lebih pendek dari ruas yang ada di ujung tanaman, bahkan berhimpitan satu sama
lain, membentuk mahkota (crown). Mahkota ini tersusun atas 8-14 buku dan ruas,
ruas pada mahkota hanya berukuran beberapa millimeter, sedangkan 4-7 ruas
terakhir akan tumbuh lebih panjang. Ruas paling panjang pada batang gandum
adalah ruas terakhir (peduncle), yang berfungsi menopang malai. Pemanjangan
ruas terakhir berhenti pada saat anthesis. Ukuran batang bergantung pada varietas
dan lingkungan tumbuh. Pemanjangan ruas dimulai pada saat tanaman mulai
dewasa. Batang juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan fotosintat
untuk pengisian biji. Pada saat malai mulai muncul, kandungan karbohidrat pada
batang gandum mencapai 25-40% dari bahan kering total (Percival 1921,
Anderson and Garlinge 2000, Kirby 2002, Australian Government 2008).
2.1.1.3 Daun
Daun gandum berbentuk pita sejajar tulang daun, tersusun atas helai daun
(leaf blade), pelepah daun (leaf seath), ligula (ligule) dan aurikel (auricle) . Bagian
dasar pelepah daun melekat pada buku dan menyelimuti batang. Pelepah daun
berfungsi melindungi batang dari cuaca ekstrim dan menopang batang agar tidak
mudah rebah. Batang gandum bagian bawah tertutup oleh pelepah yang saling
tumpang tindih, sehingga batang tidak terlihat. Namun pada ruas terakhir, pelepah
daun akan menutupi bakal malai sebelum malai pecah. Setelah malai
pecah/muncul dan ruas terakhir memanjang, hanya sebagian batang yang akan
tertutup oleh pelepah (Percival 1921, Anderson and Garlinge 2000, Kirby 2002).
Pada ujung pelepah daun terdapat helai daun. Helai daun gandum memiliki
permukaan yang licin, kadang terdapat sedikit bulu tipis. Pada beberapa varietas,
tepi daun juga berambut. Bagian bawah daun umumnya lebih halus dari sisi
bagian atas. Ukuran daun beragam, semakin ke atas semakin lebar, namun akan
memendek pada lima daun terakhir. Rata-rata daun gandum berukuran 5-10 cm.
Daun yang terakhir muncul adalah daun bendera. Pada pertemuan antara daun dan
pelepah terdapat aurikel. Aurikel berbentuk kurva yang melekat pada dasar setiap
helai daun, berwarna hijau muda atau merah muda, dengan bagian tepi berumbai
atau juga berambut, aurikel melekat pelepah dengan batang. Pada daun yang lebih
atas, aurikel melekat lebih kuat dari padadaun bagian bawah. Ligula pada daun
gandum merupakan struktur membrane tipis yang melekat pada batang, berfungsi
mencegah air hujan, debu dan serangga masuk ke dalam pelepah dan batang
gandum. Ligula umumnya tidak berwarna, dengan pinggir yang tidak rata dan
sedikit berjumbai. Ukuran ligula berkisar antara 3-4 mm, semakin ke bawah letak
daun semakin pendek ukuran ligula. (Percival 1921, Anderson and Garlinge 2000,
Kirby 2002, Australian Government 2008).
2.1.1.4 Biji
2.1.1.5 Bunga
2.1.2 Budidaya
2.2 Sorgum
2.2.3 Budidaya
2.3.1 Morfologi
D. Bunga
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman.Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk.Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apikal di ujung tanaman.Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga
tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia
ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan.Serbuk
sari (pollen) adalah trinukleat.Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan
mengandung butiran-butiran pati.Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan,
exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga
pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan (AAK,
2006).
1. Persiapan lahan
Penyiapan mulsa jerami langkah persiapan yang diperlukan adalah
pembersihan lahan. Bersihkan jerami sisa panen padi dari lahan dengan cara
merajang atau mencacahnya. Kemudian taburkan secara merata di atas permukaan
lahan.Jerami ini berguna sebagai mulsa penutup tanah.Siapkan drainase di lahan
yang akan digunakan. Drainase dibuat berbentuk garis lurus dengan jarak antar
ruas sekitar 2 meter.Tujuan pembuatan drainase ini untuk membuang kelebihan
air, karena tidak ada pengolahan tanah, seperti peninggian bedeng tanam.Jangan
sampai lahan terendam air.Gulma menjadi faktor yang cukup mengganggu dalam
metode tanpa olah lahan.Bila laha yang kita gunakan ditumbuhi gulma sebaiknya
terapkan pembersihan gulma secara manual atau dengan kimia.
Bila bekas lahan yang digunakan kurang subur, bisa ditambahkan
penambahan pupuk organik.Boleh pupuk kompos atau pupuk kandang.Pupuk
ditaburkan dalam bentul larik, sesuai dengan baris lubang tanam. Dosis pupuk
organik untuk tanaman jagung sekitar 1,5-2 ton per hektar. Bila perlu bisa lakukan
pengapuran, cara menebarkan kapur sama dengan pupuk dalam bentuk larikan.
Dosis pengapuran sekitar 300-400 kg per hektar.
2. Tahapan penanaman
Pemilihan benih unggul yang memiliki tingkat keberhasilan tumbuh lebih
dari 95%.Penyiapan benih sebaiknya mengikuti anjuran produsen benih tersebut.
Bagi benih jagung yang bukan dari pabrikan, benih bisa disiapkan terlebih dahulu
dengan cara merendam terlebih dahulu dengan insektisida. Gunannya agar benih
terlindung dari serangan penyakit saat.Bagi benih yang diproduksi pabrik
biasanya sudah dicampur dengan insektisida, penampakan benih biasanya
berwarna merah, sehingga tidak perlu perendaman dengan insektisida.Jarak tanam
untuk tanaman jagung dalam satu baris sekitar 20 cm, sedangkan jarak antar baris
70-75 cm. Bila bedengan yang dibuat selebar 2 meter, akan terdapat setidaknya 3
baris tanaman jagung dalam satu bedeng.
Penanaman benih bisa dilakukan maksimal seminggu setelah pemberian
pupuk organik dan pengapuran.Lubang tanam dibuat dengan tugal atau mesin
planter.Kedalaman lubang tanam sekitar 3-5 cm. Masukkan 2 benih jagung dalam
satu lubang tanam.Kemudian tutup dengan dengan tanah, jangat dipadatkan.
Siapkan juga tempat penyemaian benih secara terpisah, gunanya untuk menyulam
tanaman jagung yang gagal tumbuh. Agar tanaman hasil sulaman memiliki umur
yang sama dengan tanaman yang telah ditanam di lahan.Periksa pertumbuhan
benih setelah satu minggu.Kemudian sulam benih yang gagal tumbuh dengan
bibit yang telah disemaikan di tempat terpisah. Usahakan penyulaman dilakukan
dengan tanaman yang seumur (Amir, MP dan Farida Arief,2012).
3. Pemupukan
Pemupukan tambahan dilakukan sebanyak 2- 3 kali dalam satu masa
tanam tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan jenis benih yang
digunakan.Jagung hibrida biasanya membutuhkan pemupukan yang lebih banyak
dibanding jagung biasa.Jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman jagung harus
memenuhi unsur N, P dan K. Unsur N bisa didapatkan dari urea, unsur P dari SP-
36 dan unsur K dari KCl. Takaran pupuk untuk budidaya jagung berdasarkan
anjuran Balitbangtan per hektarnya adalah 350 kg Urea + 200 kg SP-36 + 100 kg
KCl.Pengairan yang paling mudah digunakan untuk penanaman jagung di lahan
sawah adalah dengan sistem penggenangan. Bagian yang digenangi air hanya
bagian parit drainase saja bukan seluruh lahan.Caranya alirkan air ke saluran
drainase yang telah dibuat.Biarkan air meresap pada tanah bedengan.Setelah tanah
tampak basah, keluarkan kembali air dari saluran drainase.Ada 5 fase
pertumbuhan tanaman jagung yang memerlukan pengairan, yakni fase
pertumbuhan awal, fase pertumbuhan vegetatif, fase pembungaan, fase pengisian
biji dan fase pematangan.Panen dan pasca panen, untuk panen jagung harus
dikeringkan terlebih dahulu. Cara pengeringan yang paling umum adalah dengan
menjemurnya di ladang bersama-sama dengan klobotnya.Atau bisa juga dikupas
kelobotnya kemudian jagung dijemur di lantai atau di atas terpal.Kerusakan masih
bisa terjadi saat proses pengeringan terutama bila panen dilakukan di musim
hujan. Jagung yang masih basah sangat rentan dengan serangan jamur atau
cendawan.Jamur bisa merusak hasil panen hingga lebih dari 50%.
2.3 Kesimpulan
Amir, MP dan Farida Arief.2012. Teknologi Budidaya Jagung (Zea maiz) Tanpa
Olah Tanah (TOT).Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Selatan.
Anderson, P.M., E.A. Oelke, and S.R. Simmons. 2013. Growth and development
guide for spring barley. University of Minnesota Agricultural Extension.
Diunduh 5 Agustus 2014
http://www.extension.umn.edu/agriculture/small grains/growthand-
development/spring-barley/.
Anderson, W.K and J. Garlinge. 2000. The wheat book: principles and practice.
The Grains Research and Development Corporation. Department of
Agriculture. Western Australia.
FAO. 2013. Crop water information: wheat. FAO WATER. Diunduh 20 Juli
2015. http:// www.fao.org/nr/water/cropinfo_wheat.html
Kirby, E.J.M. 2002. Botany of the wheat plant. In: Bread wheat: Improvement and
production. (Eds.): Curtis B.C, Rajaram. S, MacPherson G.H. FAO.
Throup-Kristensen, K., M.S. Cortasa, and R. Loges. 2009. Winter wheat roots
grow twice as deep as spring wheat roots, is this important for N uptake
and N leaching loses?. Plant Soil 322:101-114.